Anda di halaman 1dari 6

Tumor pancreas ekitar 95% tumor yang bersifat kanker (malignant ) pada pankreas adalahadenocarcinoma .

Adenocarcinoma biasanya berasal dari sel kelenjar yang melapisi saluran pankreas. Kebanyakanadenocarcinomaterjadi di dalam kepala pankreas, bagian yang paling dekat bagian pertama ususkecil (duodenum).Kanker pancreas tetap merupakan sumber utama mortalitas di Negara maju.Insidennya meningkat, dan kini sebesar 9/100.000. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada pria(1,3-1) dan Afrika-Karibia (50% lebih tinggi).(1) Di Indonesia, karsinoma pancreas tidak jarang ditemukan dan merupakan tumor ganas ketigaterbanyak pada pria setelah tumor paru dan tumor kolon. Insiden tertinggi pada usia 50-60 tahun.Faktor yang telah terbukti meningkatkan risiko, yaitu merokok berat, diet daging terutama daginggoreng, yang tebal, dan banyak kalori, diabetes melitus, dan pernah gastrektomi dalam kurunwaktu 20 tahun terakhir, sedangkan factor minum the, kopi, dan alcohol, tidak konsisten.(2) Gejala dan Tanda Karsinoma caput pancreas tidak menimbulkan keluhan atau tanda sampai ada tekanan pada atauinfiltrasi ke duktus pankreastikus, duktus koledokus, dan duodenum, atau vena porta. Tipe Obtruksi . Biasanya,adenokarsinoma caput pancreas sama sekali tidak bergejala atau bertanda sampai terjadi ikterus obstruksi. Tanda lambat lainnya ialah menurunnya berat badan,nyeri epigastrium, dan massa diepigastium. Kehilanngan berat badan dapat sampai 10 kg. Nyerihebat dipunggung terdapat pada 25% penderita.Kandung empedu yang teraba tidak nyeri, dansering ditemukan ikterus obtruktif karena sumbatan diduktus koledokus. Bila terdapat ikterus,hampir selalu disertai pruritus. Tipe NonObstruktif . Adenokarsinoma pancreas pada korpus dan ekor jarang disertai ikterus.Gejala yang menonjo adalah kehilangan berat badan, nyeri epigastrikum dan pinggang, danhepatomegali bila terdapat metastasis ke hati.(2) Diagnosa Diagnosa awal pada tumor di dalam tubuh atau ujung pankreas adalah sulit karena gejala-gejalalambat terjadi dan pengamatan fisik dan hasil tes darah seringkali normal. Ketika adenocarcinoma pada pankreas diduga, pemeriksaan diagnosa yang paling tepat adalah computed tomography(CT).Pemeriksaan lain yang umumnya digunakan adalah pemindai 'ultrasonik', endoscopic retrogradecholangiopancreatography dan magnetic resonance imaging (MRI). (3) ERCP

adalah pemerikasaan penunjang lini pertama pada ikterus obstruktif tanpa nyeri.Memungkinkan pemasangan stent endobilier bila striktur duktus biliaris CT Abdomen bermanfaat dalam menentukan stadium tumor dan apakah mungkindilakukan reseksi kuratif (tidak ada invasi ke struktur local yang penting atau metastasis).(1) Penatalaksanaan dan Prognosis Karena adenocarcinoma pada pankreas biasanya menyebar ke bagian yang lain pada tubuhsebelum ditemukan, prognosisinya sangat rendah. Kurang dari 2 % orang yang menderita adenocarcinoma pada pankreas bertahan hidup untuk 5 tahun setelah diagnosa. Harapan satu-satunya kesembuhan adalah operasi, yang dilakukan pada 10 sampai 20 % orang yang percaya bahwa kanker tersebut tidak menyebar. Salah satu dari pankreas tunggal atau pankreas danduodenum diangkat. Setelah beberapa operasi, hanya 15 sampai 20 % orang hidup sampai 5 tahun.Kemoterapi tambahan dan terapi radiasi biasanya diberikan tetapi tidak mungkin memperbaikiwaktu atau tingkat bertahan hidup secara mendasar.(3) Rasa sakit ringan kemungkinan dihilangkan dengan aspirin atau asetaminofen. Seringkali, pembunuh rasa sakit yang kuat sekali, seperti codeine atau morphine digunakan lewat mulut,diperlukan. Untuk 70 sampai 80% orang dengan rasa sakit yang hebat, suntikan ke dalam saraf untuk menghambat rasa sakit bisa menghasilkan keringanan. Kebocoran pada enzim pencernaan pankreas bisa diobati dengan persiapan enzim oral. Jika diabetes terbentuk, pengobatan insulinkemungkinan diperlukan.(3) ERCP atau PTC disertai pemasangan Stent : mengurangi obtruksi bilier merupakan priorotas utama pada pasien ikterus. Pembedahan : pada sebagian kasus pankreotiko-duodenektomi (prosedur whipple),menawarkan kesembuhan dengan pembedahan. Pembedahan juga bisa bermanfaat pada pasien dengan penyakit stadium lanjut dalam memberikan kombinasi bypass bilier dangastroduodenum. Terapi Paliatif :mengurangi iktrerus dan mengendalikan nyeri adalah tujuan utama pada stadium lanjut,dan banyak pasien membutuhkan analgetik opiate. Anoreksia dan penurunan berat badantetap menjadi masalah utama. (1) DAFTAR PUSTAKA 1. Davey Patrick. 2006. At a Glance Medicine . Jakarta. Erlangga 2. Sjamsuhidajat R, de Jong Wim. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah . Jakarta. EGC3.www.medicastore.com/kanker_pankreas.html

"Saya tidak tega melihat ibu yang memiliki anak gizi buruk namun tak bisa berbuat apa-apa," tutur Pudji. Nah, dengan kapsul albumin dari ikan gabus seharga Rp3.000 per buahnya, bila pemberiannya 2 kapsul sekali minum sehari 3 kali selama 10 hari, makatotal biaya yang harus dikeluarkan hanya Rp180.000. Tentu biaya ini jauh lebihterjangkau, sementara kemampuan menaikkan kadar albuminnya pun sama. Terbukti,dari penelitian yang dilakukan Pudji, pemberian kapsul dapat meningkatkan BB anak sebanyak 1 kg setiap bulan.Keresahan Pudji akan banyaknya kasus gizi buruk pada anak pun terobati. Sebab, kinimereka tak perlu membayar mahal bila ingin memperbaiki masalah gizi anak. Mereka bisa menggunakan kapsul atau biskuit albumin ikan gabus. Atau, mereka bisamemberikan lauk ikan gabus pada anak-anak mereka.source;http://www.fishyforum.com/fishysalt/fishyronment/7275-cepatsembuh-berkat-ikan-gabus.html JUAL ABON IKAN GABUS (IWAK BARABUK HARUAN)IWAK RABUK BANJAR Kami menjual abon Ikan Gabus atau Iwak Barabuk HaruanIwak Rabuk Banjar dibuat dari ikan gabus atau haruan yang berasal dari alam,bukan hasil budidaya di kolam sehingga dijamin ASLI Kandungan Proteinnya. Tampilan abon ikanharuan kami adalah kuning keemasan.aseli dari daging ikan haruan/gabus, tanpacampuran dan TANPA PENGAWET.Pengolahannyapun dilakukan secara manual tradisional menggunakan kompor dengan proses 6-9 jam.Harga per ons Rp. 23.000,- atau Rp. 230.000,-/per kiloDapatkan discount untuk pembelian minimal 1 kiloSegera Hubungi KamiAlamat Jl. S.Adam Gg Limau Bali BanjarmasinTelp 0511 7300056Harga Belum termasuk Ongkos kirim (untuk luar Kota Banjarmasin)Posted by moneymaker at 1:39 AM 0 commentsLabels: abon ikan gabus, abon iwak haruan, makanan khas banjar Tuesday, October 27, 2009Prologue Abon Ikan GabusIkan Gabus atau dikenal dengan haruan (bahasa banjar) atau Channa striatus atau yangdikenal dengan nama lain Ophiocephalus striatus banyak hidup di perairan air tawar khususnya rawa seperti di Kalimantan.Banyaknya jumlah haruan yang ada dibanjarmasin, menjadikan sejak dahulu kalamasyarakat kota Banjarmasin membuat haruan atau gabus sebagai abon. Abon ikan gabusatau haruan sangat enak sebagaimana abon daging sapi. abon ikan gabus atau haruan banyak sekali mempunyai manfaat yang terkandung didalamnya.Abon ikan gabus atau di Banjarmasin biasa disebut iwak barabuk haruan, merupakanmasakan/makanan khas dan populer di Banjarmasin Kalimantan Selatan.Menurut penelitian, Ikan gabus atau iwak haruan mengandung kadar protein tinggi dansangat bagus bagi : 1. Penderita Kurang Protein Dalam Darah atau dikenal dengan istilah hipoalbuminemia2. Penderita HIV/ AIDS3. Dikonsumsi untuk memenuhi Gizi bagi Balita utk mendukung pertumbuhan4. Penyembuhan Penderita Luka5. Penderita Post Operatif atau bagi orang yang selesai menjalani operasi6. Status Gizi penderita tuberkulosis7. Proses penyembuhan pada stroke8. Kadar albumin, hemoglobin dan status gizi lansia9. Serta Proses penyembuhan pada penderita luka bakar Asam amino dan lemak yang diketahui dapat menyembuhkan luka dalam perut serta amat baik untuk mengobati penyakit gastrik, terdapat pada ikan haruan atau gabus. Adapunharuan tersebut harus haruan hidup di alam yang hidup secara liar dan bukan haruan yangditambak atau dibudidayakan.Posted by moneymaker at 5:28 PM 0 commentsLabels: abon ikan gabus, abon iwak haruan, iwak barabuk haruan, makanan khas banjar,masakan khas banjar

KANKER PANKREAS Kanker pankreas merupakan tumor yang relatif sering terjadi. Lokasitimbulnya tersering pada daerah kaput pankreas, yaitu 60 % kemudian disusul kanker kaudal 30 % dan kanker seluruh pankreas yaitu 10%. Ada banyak faktor resiko yang dapat menyebabkan kanker pankreas, diantaranya merokok, obesitas,kronik pancreatitis, dan mutasi gen.(1,2) Kanker pankreas ini merupakan penyebab kematian keempat akibat kanker (selain kanker paru, colon dan payudara), baik pada pria maupun wanita di Amerika Serikat. Menifestasi klinik dari karsinoma kaput pankreas yang paling sering di jumpai adalah sakit perut, berat badan turun dan ikterus. Diagnosis sulit ditegakkan, sehingga tumor biasanya tidak ditemukan kecuali bila telah menyebar terlalu luas sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal.(3,4,5,13) Saat ini pencitraan yang digunakan untuk mendiagnosa kanker pankreasdiantaranya Ultrasonografi (USG), Computed Tomography (CT) Scan Abdomen,Magnetic Resonance Imaging (MRI), endoscopic Retrograde Cholangio- pancreaticography (ERCP), dan ultrasonografi endoskopik.(4) II.INSIDENS DAN EPIDEMIOLOGI American Cancer Society memperkirakan bahwa di Amerika Serikat padatahun 2010 ada sekitar 43.140 kasus baru kanker pankreas, (21.370 pria dan21.770 wanita) yang terdiagnosis dan 36.800 kasus (18.770 pria dan 18.030wanita) meninggal karena kanker tersebut. Data kepustakaan kanker pancreas diIndonesia masih sangat sedikit. Data terbaru di RSUP Dr. Kariadi semarang padatahun 1997-2004 (8 tahun) terdapat 53 kasus kanker pankreas.(4,13) Insidensi kanker pankreas sedikit lebih tinggi laki-laki daripada perempuan,dan 2/3 dari kasus baru terjadi pada orang > 65 tahun, dan pada perokok dua kali 1 lebih tinggi dibanding dengan bukan perokok. Sebagian besar, pasien meninggal dalam waktu 1 tahun setelah diagnosis penyakit. Secara keseluruhan, angka kelangsungan hidup 1 tahun sekitar 12 % dan 5 tahun sekitar 0,4%-4% . (2,4,5,12)

DAFTAR PUSTAKA 1.Japaries, Willie. Karsinoma Pankreas. Dalam Buku Ajar Onkologi Klinis.Edisi Kedua. Jakarta. Balai Penerbit FK UI. 2008: hal 442-9 2.Mayer, J Robert. Pancreatic Cancer. In: Kasper L, Denis et all. HarrisonsPrinciples of Internal Medicine .16thEdition. United States of America:McGraww Hill Companies, Inc. 2005; Chapter 79 3.Castillo, Carlos Fernandez-del., Jimenez, Ramon E. Pancreatic cancer. In:Feldman, M., Friedman, L S., Brandt, L J. Sleisenger & FordtransGastrointestinal and Liver Disease. 8thedition. Philadelphia. Elsevier, Inc.2006. Chapter 58 4.Padmomarono, F Soemanto. Kanker Pankreas. In: Sudoyo, Aru W dkk.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Keempat. Jakarta: Interna Publishing.2006; hal 492-6 5.Lindseth, N Glenda . Gangguan hati, Kandung Empedu, dan Pankreas. In:Price, Sylvia A., Wilson, Lorraine M. Patofisiologi Edisi 6 Volume 1. Jakarta.Penerbit EGC. 2003; hal 507-8 6.Debas, Haile T. Pancreas. In Gastrointestinal surgery pathophysiology andmanagement. USA. Springer. 2003:p. 90,927.Brand, Randall E. Tumors Of The Pancreas. In: Friedman, Scott L.;McQuaid, Kenneth R.; Grendell, James H. Current Medical Diagnosis andTreatment in Gastroenterology. Edisi Kedua. California. McGraw Hill. 2003; p. 511-8 8.Murfitt, Janet. The pancreas. In: Sutton, David. Textbook of Radiologyand Imaging volume 1. 7thedition. China. Churchill Livingstone. 1998: 789 9.Bates, Jane. Abdominal Ultrasound How, Why, When. second edition.China. Churchill Livingstone. 2004. p.107,130 10.Boer, Aswar. Ultrasonografi Pankreas. In: Ekayuda, Iwan. RadiologiDiagnostik. Edisi Kedua. Jakarta. Balai Penerbit FK UI. 2009: hal 483-8 11.Bowles, Matthew J., Benjamin, Irving S. Cancer of the stomach and pancreas. In: Logan, Robert P. H. ABC of the upper Gastrointestinal Tract.Spain. BMJ books. 2002: p. 4316 12.Benson, Al B., Myerson, Robert J., Sasson, Aaron R. Pancreatic,neuroendocrine GI, and Adrenal cancer. Available fromwww.CancerNetwork.comupdated March 25, 2011 13.Hariharan, D; Saied, A.; Kocher, H. Analysis of mortality rates for pancreatic cancer across the world. The Official Journal of the InternationalHepato Pancreato Biliary Association. Blackwell Publishing.Available fromwww.ncbi.nlm.nih.gov, updated december 20, 2007 14.Freelove, R.; Walling, Anne D. Pancreatic Cancer: Diagnosis andManagement. American Family Physician. Available fromwww.aafp.org Updated Februari 1, 2006 15.Ahuja, A.T., Antonio, G.F., Yuen H.Y. Case Studies in Medical Imaging. NewYork. Cambridge University Press. 2006: p.371, 391, 393

16. Nishiharu, Taiji, et al. Local Extension of pancreatic carcinoma:Assessment with thin-section helical CT versus with breath-hold fast MR imaging-ROC Analysis. August 1999:p. 449 17.Varadarajulu, Shyam; Wallace ,Michael B. Application of endoscopicUltrasonography in Pancreatic Cancer. Cancer control: Journal of the MoffittCancer center. Available from www.medscape.comupdated September, 2004 18.Hua, Yun-Peng, et al. Pancreatic head carcinoma: clinical analysis of 189cases. Guangzhou, china. Hepatobiliary Pancreat Dis IntVol 8 No 1 February 152009. Available fromwww.hbpdint.com 19.Iljas, Mohammad. Ultrasonografi Traktus Biliaris dan Hati. Dalam:Ekayuda, Iwan. Radiologi Diagnostik. Edisi Kedua. Jakarta. Balai Penerbit FK UI. 2009: hal 458-72 20.Sanityoso, Andri. Hepatitis virus akut. In: Sudoyo, Aru W dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi Keempat. Jakarta: Interna Publishing. 2006; hal427

Anda mungkin juga menyukai