Anda di halaman 1dari 8

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi dan penyatuan dari spermatozoa dan ovum dilanjutka dengan nidasi atau inplantasi. Dihitung dihitung dari saat fertilisasi hingga l;ahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan dibagi menjadi 3 Trimester. Yaitu trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester 15 minggu (minggu ke 13-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28-40). Namun berdasarkan jumlah kunjungan ibu hamil pada K1, tidak semua melakuan pemeriksaan antenatal care difasilitas kesehatan, tujuan utama dari asuhan antenatal adalah untuk membantu komplikasi- komplikasi secara dini yang dapat mengancam jiwa ibu dan kelangsungan hidup janin. Oleh karena itu asuhan antenatal care dibagi menjadi 3 kali yaitu 1 kali pada trimester I pada usia kehamilan 0-13 minggu, pada trimester II pada usia kehamilan 1427 minggu, pada trimester III pada usia kehamilan 28-40 minggu. Pada pelayanan ante natal care juga diberi pelayanan standar 7T yaitu, timbang tinggi berat badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT lengkap, pemberian tablet besi (FE) minimal 90 tablet selama kehamilan dengan dosis satu tablet setiap harinya, lakukan tes penyakit

menular seksual (PMS), temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. (Ari Sulistyawati, 2009). Di Indonesia target cakupan ANC sebesar 84%. Presentase cakupan kunjungan ibu hamil K1 dan K4 dari tahun 2004-2009 terus meningkat. Pada tahun 2009 K4 tertinggi adalah DKI Jakarta (96,53%) dan yang terendah adalah Papua Barat (10,55%). Sejak tahun 2004-2009 kesenjangan anatara K1 dan K4 cenderung menyempit, artinya ibu hamil yang melakukan pemeriksaan pertama (K1) terus melanjutkan kunjungan ke-4 (K4)

Peranan penting bidan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian maternal dan perinatal melalui pendekatan kepada dukun beranak dengan membcrikan bimbingan pada kasus yang memerlukan rujukan medis. Kerja sama dengan masyarakat melalui posyandu, bersama Program Kesehatan Keluarga (PKK) penting artinya dalam menapis kehamilan risiko tinggi, sehingga mampu menekan angka kesakitan dan kematian maternal dan perinatal

Asuhan persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kuatan sendiri). Dalam proses persalinan peran petugas dan pendamping sangatlah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu agar seluruh rangkaian persalinan dapat berjalan dengan lancar bagi ibu dan bayinya yang dilahirkan. (Ari Sulistyawati, 2009). Angka Kematian Ibu (AKI) secara nasional pada tahun 2010, adalah 214 per 100.000 kelahiran hidup. Sementara target MDG-5 adalah menurunkan angka kematian Ibu hingga pada tahun 2015 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup. Ada tiga

faktor utama penyebab kematian ibu di Indonesia adalah yang pertama Faktor medis (langsung dan tidak langsung), kedua Faktor sistem pelayanan (sistem pelayanan antenatal, sistem pelayanan persalinan dan sistem pelayanan pasca persalinan dan pelayanan kesehatan anak), ketiga Faktor ekonomi, sosial budaya dan peran serta masyarakat (kurangnya pengenalan masalah, terlambatnya proses pengambilan keputusan, kurangnya akses terhadap pelayanan kesehatan, pengarusutamaan gender, dan peran masyarakat dalam kesehatan ibu dan anak). Asuhan pada nifas bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir juga dapat mencegah mendeteksi, serta menangani masalah-masalah yang terjadi. Jadwal kunjungan pada ibu nifas pada saat kunjungan pertama 6-8 setelah persalinan, kunjungan kedua 6 hari setelah persalinan, kunjungan ketiga 2 minggu setelah persalinan, dan 6 minggu setelah persalinan. (Sitti Saleha, 2009). Jumlah ibu yang DiIndonesia yang melakukan kunjungan nifas 3 kali adalah 3.788.889 (77,65%), sedangkan Di wilayah DKI Jakarta jumlah ibu nifas yang melakukan kunjungan nifas 3 kali adalah 128.508 (85,25%), dan di Provinsi banten jumlah ibu yang melakukan kunjungan nifas 3 kali adalah 131,288 (56,41%). Namun berdasarkan jumlah kunjungan ibu nifas tidak semuanya melakukan kunjungan noenatus difasilitas kesehatan.

Asuhan pada bayi baru lahir ( neonatus) adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang di berikan kepada neonatus sedikitnya 3 kali. Tujuan Asuhan pada neonatus yaitu untuk meningkatkan akses neonatus terhadap

pelayanan kesehatan dasar, dan mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan atau masalah kesehatan pada neonatus. Pelayanan kebidanan yang di berikan antara lain yaitu klem dan potong tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, memberikan kontak dini dengan ibu, pemberian saleb mata, pemeriksaan fisik, dan pemberian Vitamin K (vivian nanny lia dewi,2010). Jumlah nonatus pada tahun 2011 di Indonesia yang melakukan kunjungan pertama atau KN1 4.253.760 (90,51%), sedangkan DiWilayah DKI Jakarta jumlah neonatus yang melakukan KN1 adalah 147.042 (97,52%),dan diProvinsi banten jumlah neonatus yang melakukan KN1 adalah 204.479 (92,96%),dan jumlah yang melakukan kunjungan neonatus lengkap

diIndonesia adalah 3.956.097 (84,18%), sedangkan di wilayah DKI Jakarta jumlah neonatus yang melakukan kunjungan lengkap adalah 136.523 (90,54%), dan di provinsi banten jumlah neonatus yang melakukan kunjungan lengkap adalah 191.623 (87,12%). Setalah melalui masa kehamilan,persalinan,nifas, seorang ibu perlu memikirkan kontrasepsi apa yang akan digunakan pada saat setelah bersalin, di indonesia digunakan 4 metode kontrasepsi yaitu metode mini-pil, suntikan 3 bulan dan 1 bulan, implant, serta IUD. Penggunaan alat-alat kontrasepsi yang tepat dapat menjadi salah satu bukti kesadaran masyarakat untuk memberdayakan KB secara mandiri, sehingga dapat menciptakan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera, untuk itu pemerintah menyarankan bagi setiap ibu yang bersalin yang mengunakan jampersal wajib menggunakan

kontrasepsi IUD karena sangat efektif dalam jangka panjang, dan tidak menimbulkan dampak- dampak tertentu bagi aseptor.

Jumlah ibu yang menggunakan kontrasepsi aktif di Indonesia adalah 1.271.193 (67,61%), jumlah ibu yang menggunakan kontrasepsi IUD adalah 115.283 (9,07%), jumlah ibu yang menggunakan kontrasepsi MOW adalah 24.621 (1,94%), jumlah ibu yang menggunakan kontrasepsi MOP adalah 16,253 (1,28%), jumlah ibu yang menggunakan kontrasepsi implan adalah 139,301 (10,96%), jumlah ibu yang menggunakan kontrasepsi kondom adalah 39,070 (307%), jumlah ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik adalah 628.281 (49,42 %), jumlah ibu yang menggunakan kontrasepsi pil adalah 308.384 (24,26 %),

Angka kematian ibu dan bayi merupakan tolak ukur dalam menilai derajat kesehatan suatu bangsa, oleh karena itu pemerintah sangat menekankan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi melalui program- program kesehatan. Dalam pelaksaan program kesehatan sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten, sehingga apa yang menjadi tujuan dapat tercapai. Bidan salah satu sumber daya manusia bidang kesehatan merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan wanita sebagai sasaran program. Dengan peran yang cukup besar ini maka sangat penting kiranya bagi bidan untuk senantiasa kebidanan kompetensinya

melalui pemahaman mengenai asuhan kebidanan mulai dari wanita hamil sampai nifas serta kesehatan bayi (sulistyawati 2009).

Dengan uraian diatas

sebagai mahasiswa AKBID Sentra Bina

Yudhistira, yang merupakan generasi tenaga kesehatan berikutnya, ingin lebih meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu di Indonesia khususnya masalah kesehatan ibu dan bayi dengan pengembangan diri dalam asuhan kebidanan komprehensif yang mengikuti status perkembangan ibu mulai dari hamil, bersalin, nifas,bayi baru lahir sampai KB pada Ny. L umur 31 tahun.

1.1 Tujuan 1.1.1 Tujuan Umun Mampu memahami dan menerapkan manajemen asuhan

kebidanan komprehensif dengan pendekatan 7 langkah Varney pada ibu hamil, bersalin, nifas, Bayi Baru Lahir (BBL) dan KB di Puskesmas Kecamatan Cipondoh.

1.1.2 Tujuan Khusus 1. Mampu melakukan pengkajian pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir serta KB.

2.

Mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir serta KB.

3.

Mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial yang dapat terjadi pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir serta KB.

4.

Mampu melakukan tindakan segera pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas bayi baru lahir serta KB.

5.

Mampu melakukan perencanaan tindakan yang diberikan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir serta KB.

6.

Mampu melakukan implementasi dari rencana tindakan yang akan dilakukan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir serta KB.

7.

Mampu mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir serta KB.

1.2 Ruang Lingkup

Dalam penulisan laporan studi kasus ini, penulis membahas tentang Manajemen asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. G2 P0 A1 sejak hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan dilakukan Di BPS dari tanggal 17 Mei 2013 sampai tanggal 7 Junli febuari 2013 Dengan metode Manajemen 7 Langkah Varney dan Pendokumentasian SOAP.

1.3 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang, tujuan (umum dan khusus), ruang lingkup, sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN TEORI Berisi tentang teori yang mendukung kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir serta teori manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas ,bayi baru lahir serta KB BAB III TINJAUAN KASUS Berisi tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir dengan menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas,bayi baru lahir serta KB BAB IV PEMBAHASAN Membahas tentang kesenjangan antara asuhan yang telah dilakukan dilahan praktek dengan teori yang mendukung. BAB V PENUTUP Terdiri dari kesimpulan dan saran

Anda mungkin juga menyukai