Anda di halaman 1dari 24

SALAM TKI

Edisi 06>> 11 Agustus - 24 Agustus 2006

Pemimpin Redaksi: Joy Gravin Harmoni. Redaktur Eksekutif: Stanis S. Herin. Staf Redaksi: Sopian, Andrizar Putra Kontributor Dalam Negeri: Ferdinand S (Jabotabek), Yayan (Jabar), Haris (Jatim), Wawan (Mataram), Edy D (Kupang), M. Lein (Lembata), M. Gunadi (Lampung), M. Lajela (Batam). Kontributor Luar Negeri: Antony (Singapura), Mahesa (Hongkong), Viktor (Kinabalu), Strike TS (Bahrain), Abdullah (Riyadh), Karim Ahmad (Abu-Dhabi). Sekretaris Redaksi: Erwin Junaidi. Produksi & Artistik: Raka Jalu P. Mahesa, Luthfy Syahban, Antok, Gibran. Illustrator: Sihnyoto Pimpinan Perusahaan/Manajer Keuangan: Stefan Jorgie Hasiholan. Manajer Sirkulasi: Adam Ramadhan. Manajer Iklan: Christian. Diterbitkan: PT Magnakemilau Lapan Lapan. Penasehat Hukum: Law Firm PWF & Partners (Poltak, Wilman, Frans & Partners) Alamat Redaksi/Pemasaran/Iklan: Jl. Margonda Raya No. 510 Depok 16424 Tel (021) 93091740, (021) 93088286. Fax (021)7874145 . Website : www.duniatki.com email: dunia_tki@yahoo.com. Rekening Bank: BCA Cabang Wisma 46 No Rek 3191938028 Redaksi menerima kiriman tulisan yang selaras dengan misi penerbitan Tabloid Dunia TKI.

Pahlawan Devisa, Masih Ironi Bagi TKI


seorang pahlawan di kampung halamannya. Namun sebagai pahlawan devisa, sebutan tersebut ditujukan untuk seluruh TKI yang jumlahnya jutaan orang tersebar di dua puluhan negara. Mereka layaknya para pemberani yang pergi ke berbagai negera yang mungkin tak pernah mereka kenal sebelumnya, tanpa sanak saudara, demi mencari penghidupan untuk mereka sendiri dan terutama keluarga yang berada di tanah air. Banyak juga TKI yang gagal dan bermasalah yang tak layak disebut sebagai pahlawan devisa. Mereka yang berangkat karena tidak disertai ketrampilan dan niat luhur. Mereka yang melakukan kejahatan dan mencemarkan negara Indonesia, bahkan mencemarkan perusahaan yang memberangkatkan mereka. Dalam konteks di atas, maka istilah pahlawan devisa adalah pahlawan gabungan, bukan pahlawan secara individu orang per orang. Isitilah pahlawan devisa cocok untuk menyebut profesi TKI. Sama halnya sebutan untuk profesi guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Oleh sebab itu, maka penghargaan yang diberikan kepada para TKI ini juga harus dilakukan secara umum, yaitu penghargaan terhadap profesi TKI. Penghargaan ini bisa dilakukan dengan cara memperbaiki sistem penanganan pra pemberangkatan, perlindungan saat bekerja di luar negeri, dan pemberdayaan setelah mereka pulang ke tanah air. Penghargaan kepada para pahlawan TKI ini harus lebih nyata dilaksanakan oleh pemerintah. Mengapa? Karena devisa yang mereka kumpulkan -- jumlahnya mencapai Rp 30 triliun setiap tahun -- bermanfaat dalam menggerakan perekonomian pedesaan yang secara agregat menggerakkan perekonomian Indonesia. Menggunakan atribut pahlawan devisa bagi para pejuang keluarga dalam mencari penghidupan yang layak di luar negeri memang tidaklah salah. Namun proses kematian yang menyertai Maemunah di Lebanon, belum tentu dapat diterapkan kepada pahlawanpahlawan devisa yang lain yang pulang kembali ke tanah air dalam keadaan sehat walaat. Padahal, banyak hal terjadi bagi pahlawan devisa yang pulang ke tanah air tidak diperlakukan layaknya sebagai pahlawan. Mereka diperas oleh banyak pihak mulai dari keberangkatan hingga sampai kembali ke kampung halamannya mereka. Apakah kita baru mengakui kepahlawan itu hanya dari kematian? Kalau ini yang terjadi, maka pengakuan kita terhadap TKI sebagai pahlawan devisa belumlah dalam arti yang sebenarnya. Tak heran, ada TKI pulang dalam keadaan hidup, menyewa ambulans untuk pulang ke kampung halamannya supaya terhindar dari para pemeras dan perampok karena yakin TKI membawa banyak dollar ke kampung halamannya.(aen)

Wartawan Dunia TKI tidak diperkenankan menerima dana atau meminta imbalan dalam bentuk apapun dari narasumber. Dalam menjalankan tugas, wartawan Dunia TKI dilengkapi kartu pengenal atau surat keterangan tugas. Apabila ada pihak yang mencurigakan sehubungan dengan aktivitas kewartawanan Dunia TKI hubungi Tel (021) 93091740.

PERHATIAN!

ahlawan devisa, sebutan yang sudah lama dikenal di kalangan tenaga kerja Indonesia (TKI), layaknya pahlawan tanpa tanda jasa untuk menyebut profesi guru. Pahlawan, sesuai dengan maknanya dari kamus bahasa Indonesia adalah: mereka yang berjasa dalam berjuang, mereka yang gugur ketika berperang, mereka yang bertempur dengan gagah berani, orang yang berjasa. Sebagai orang yang berjasa, maka sudah layak dan sepantasnya mereka diberikan imbalan yang setimpal entah itu berupa status sosial, pemberian materi atau perlakuan yang lebih baik dibandingkan mereka yang bukan pahlawan. Istilah pahlawan devisa kemarin mencuat pada spanduk yang menyelimuti mobil jenazah TKI asal Sukabumi Siti Maemunah (24) yang meninggal akibat perang di Lebanon. Siti tewas 13 Juli 2006 terkena serangan bom Israel saat tengah berlibur bersama keluarga majikannya Tahir Toher Jalal yang tinggal di Dasman Kuwait beserta sembilan orang lainnya. Sebagai orang Timur, kematian kadangkala sudah dianggap takdir. Orang tak suka mengungkitnya lagi, bahkan cerita keburukan pun kita lupakan agar arwah yang telah meninggal dapat tenang di alam baka. Tentu saja kita tidak berdebat soal layak atau tidak Maemunah disebut sebagai pahlawan devisa. Yang sudah terang adalah, almarhumah adalah pahlawan bagi keluarganya. Pahlawan bagi kampungnya dan ini dibuktikan dengan sambutan yang luar biasa di kampung halamannya. Ribuan orang menanti dan mengiring kepergiannya ke tempat pemakaman Genteng Astana yang berjarak hanya 500 dari kediaman keluarga di Desa Gentongpasir, 3 Agustus 2006. Sambutan ini juga tak lepas dari sorotan media dari seluruh dunia perihal cara kematiannya. Mana mungkin kematian biasa di kampung tempat tinggalnya bisa mendapatkan sorotan dan perhatian luar biasa, misalnya ketika diakibatkan oleh penyakit semata. Maka sudah sepantasnya dia mendapatkan sambutan bak

Bung Teka
Menakertrans mengatakan, TKI sebagai Ujung Tombak Perekonomian Negara Ujung Tombak Sering Terkena Cipratan Darah Dokter dan Perawat Indonesia minati Jadi TKI Lowongan kerja di Indonesia makin sempit atau penghasilan di Indonesia sudah tidak memadai? Sembilan puluh persen Balai Latihan Kerja milik pemerintah tidak layak Kok baru ketahuan sekarang ya? 23 TKI memilih tetap tinggal dengan majikan di Lebanon Pasrah atau ingin menjadi Pahlawan Devisa? Daerah Puncak Kini Diramaikan Papan Reklame Aksara Arab Peluang atau Ancaman tergantung dari sisi mana melihatnya

Tarif Iklan Dunia TKI


Jenis Item Display Full Color Kuping Hal 1 (70 mm x 70 mm) Banner Hal 1 (4 kolom x 60 mm) 1 halaman (4 kolom x 350 mm) 1/2 halaman (4 kolom x 175 mm) 1/4 halaman (2 kolom x 175 mm) Cover Belakang Permintaan Khusus Surcharge 20% Disolav Hitam Putih 1 halaman (4 kolom x 350 mm) 1/2 halaman (4 kolom x 175 mm) 1/4 halaman (4 kolom x 175 mm) Iklan Kolom 1 kolom x 100 mm 2 kolom x 100 mm 3 kolom x 100 mm Iklan Baris Harga per baris (45 karakter Harga dalam Rupiah 2,500,000.00 3,500,000.00 9,000,000.00 5,000,000.00 3,000,000.00 12,000,000.00

7,500,000.00 4,000,000.00 2,500,000.00 250,000.00 400,000.00 750,000.00 5,000.00

Edisi 06>> 11 Agustus - 24 Agustus 2006


Dari bekerja di Malaysia saya bisa membangun rumah baru yang lebih besar selain membantu kedua adik saya untuk pendidikan mereka (uang sekolah dan beli buku). Semoga cerita ini bisa dibaca juga keluarga saya di semoga keluarga dalam keadaan sehat. Ika -- Cianjur (08563469xxx)

TALI SILATURAHMI

TALI SILATURAHMI
dan bekerja selama tiga tahun di Korea. Anak-anak saya tinggal sama neneknya di kampung. Memang agak dilema, seharusnya saya yang mengurus beliau malah sebaliknya beliau malah mengurus anak-anak saya. Saya merasa berdosa kalau sudah berpikir seperti itu, tapi apa boleh buat, kehidupan saya serba kekurangan memaksa saya harus pergi ke negara orang mencari kerja. Lewat jalan ini, rasanya saya dapat membantu kehidupan keluarga terutama sekolah dan masa depan anakanak saya. Sebelum berangkat menjadi TKI ini, saya bingung gimana cara memberikan uang gaji saya dari Korea bisa langsung diterima anak-anak saya yang masih kecil di kampung. Taufik --- Lampung (08126523xxx) Catatan Redaksi: Semoga sekarang sudah tidak bingung lagi, silakan baca tips yang sering dimuat di tabloid kesayangan Anda ini termasuk cara mengirimkan uang ke Indones ia.

Kirimkan berita dan salam Anda ke sanak famili dan handaitaulan yang ada di kampung halaman ataupun yang berada di luar negeri. Redaksi akan memuat surat-surat yang dikirim melalui surat ke Redaksi Dunia TKI atau email ke dunia_tki@yahoo.com dapat juga dengan sms ke: 02193091740

TABLOID DUNIA TKI SANGAT MEMBANTU KAMI


Saya mengucapkan selamat atas terbitkannya tabloid dwi mingguan Dunia TKI, yang khusus mengangkat dan membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan dunia ketenagakerjaan di Indonesia baik di dalam negeri maupun manca negara. Saya sangat berterima kasih kepada Pimpinan dan staf Dunia TKI karena dengan adanya tabloid dwi mingguan ini secara langsung sangat membantu kami sebagai sebuah lembaga LSM yang juga bergerak di bidang ketenagakerjaan, dalam hal informasi-informasi terkini mengenai masalah ketenagakerjaan. Sayangnya, saya baru mengetahui keberadaan tabloid ini pada edisi ke 5, tanggal 28 Juli 10 Agustus. Untuk itu, saya berharap dapat kami dikirim Edisi ke 1 s/d edisi ke 4 tentunya disertai dengan anggaran biaya yang harus kami kirimkan dan kepada siapa biaya tersebut ditujukan. Demikianlah surat ini dibuat atas

perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih. M. Abrar Ali Jl Alumunium Raya Gg Mushola No 42 Tanjung Mulia Medan

NYAMAN DI NEGERI ORANG


Saya sudah bekerja di negeri Malaysia, selama delapan tahun lamanya. Saya merasa nyaman di negeri orang, karena bisa menerima fasilitas dan gaji yang cukup lumayan dari majikan saya. Dengan bekerja sebagai TKI juga, saya dapat mengirim uang kepada orang tua di kampung yang semakin tua dan lumpuh. Sudah beberapa kali saya pulang libur, termasuk kali ini. Tapi dengan membaca Tabloid Dunia TKI saya ingin menceritakan sedikit pengalaman saya sebagai seorang TKI. Kalau membaca surat ini, mungkin saya sudah kembali berada di Malaysia. Saya terpaksa berangkat lagi ke negeri Malaysia karena di negara Indonesia ternyata sangat sulit mencari pekerjaan.

Dengan hormat! Saya sudah beberapa kali mengikuti perkembangan berita yang diturunkan Tabloid Dunia TKI. Saya merasa penting karena banyak keluarga saya menjadi TKI di luar negeri, baik di Timur Tengah, Malaysia maupun Korea serta Hongkong. Kalau boleh usul, biar media ini lebih maju, kalau bisa beritanya berisikan orang-orang TKI yang sukses dalam bekerja di luar negeri, sehingga orang-orang TKI semakin semangat untuk bekerja di negeri orang. Terima kasih. Dian -- Sukabumi (08154067xxx) Catatan Redaksi: Terima kasih atas masukannya, kami selalu menampilkan profil TKI yang sukses dalam halaman TKI Purna untuk mendorong semangat bagi mereka yang tengah berusaha akan bekerja ke luar negeri.

BERITA TKI SUKSES

JUSTRU NENEK SAYA YANG MENGURUS


Saya akan berangkat menjadi TKI

IKLAN HUBUNGI : 021-93091740, Fax . 021-7874145

Ikl. Barter

LAPORAN UTAMA

Edisi 06>> 11 Agustus - 24 Agustus 2006

yang Terjebak Jerat Mafia TKI

Kisah Pilu TKW

Selain kisah sukses para TKW di luar negeri yang membanggakan dalam meraup rezeki, cerita tentang TKW menampilkan pula sisi buram seperti terjadi kasus pelanggaran HAM dan sebagainya. Banyak alasan membuat citra TKW menjadi sangat menakutkan bahkan trauma bagi sementara orang. Salah satunya adalah jerat maa TKW yang sering bergentayangan di lahan pengerah jasa tenaga kerja yang menjanjikan keuntungan menggiurkan itu. Berikut DUNIA TKI menurunkan tiga kisah dari para korban dari jerat maa TKI ini. Dua kisah tentang TKW Ilegal yang dipulangkan dari Malaysia dan satu TKW yang terjebak dalam jerat jaringan prostitusi di Arab Saudi. Hanya demi perlindungan terhadap korban, mereka lalu meminta sendiri agar foto diri mereka tidak diekspos. Berikut petikannya:
ist.

JERAT CALO TKI ILEGAL DI MALAYSIA


Amat, 17 tahun. TKW asal Mataram, NTB Di kampung saya nganggur. Beberapa tahun lalu, saya ketemu dengan seseorang yang bercerita bahwa kalau bekerja di Malaysia gajinya besar dan bisa punya banyak uang. Karena cerita itu, saya pun ingin bekerja ke Malaysia. Pikir-pikir daripada tinggal di kampung harus terus menganggur dan tidak punya uang. Biar bisa kerja, kan bisa bantu orangtua dan keluarga. Saya akhirnya memberanikan diri untuk ikut berangkat. Untuk membiayai perjalanan ke Malaysia, saya pinjam Rp 2 juta pada orang di kampung yang punya uang. Itu dihitung sebagai utang yang harus dikembalikan tambah bunga setelah bekerja di Malaysia. Setelah menyerahkan uang itu pada Tekong (sebutan untuk pengurusa jasa TKI), dengan bis Damri kami menuju Surabaya. Di tempat ini kami ditampung selama tiga hari. Dari Surabaya, dengan kapal laut kami menuju Tanjung Priuk, Jakarta. Dari sini kami naik kapal lagi dan tiba di Tanjung Pinang yang dijemput oleh Tekong disana. Di tempat ini kami ditampung selama dua minggu. Dalama penampungan ini, saya kehabisan uang keperluan sehari-hari sehingga hanya bisa makan kelapa muda. Untung tidak lama kami diberangkatkan ke Malaysia dengan peharu (boat). Lama perjalanan laut ini sekitar satu jam. Hanya sampai di pinggir pantai Malaysia, oleh Tekong, saya disuruh berenang. Ini sebagai upaya menghindar dari pihak ke-

amanan Malaysia. Sampai di darat ternyata sudah ada lagi Tekong. Kami lalu naik kereta (mobil) sampai di tempat kerja. Di sana ternyata tenaga saya dijual lagi dengan harga Rp 300 ribu. Saya akhirnya tahu kalau dipekerjakan di tempat ini dengan gaji 16 ringgit sehari. Waktu kerja sangat padat yaitu 10 jam sehari. Pagi-pagi jam 07.00 harus sudah berangkat kerja. Kalau telat akan dipotong gaji. Setelah bekerja selama tiga tahun, akhirnya saya ditangkap RELA (aparat tenaga kerja Malaysia) di tahan di Nanas. Sewaktu memasuki tahanan, saya diperiksa seluruhnya. Disuruh buka baju sampai celana. Selain itu kami juga diperintahkan untuk push up. Kalau tidak ikut akan dipukul sehingga saya ikut saja, daripada harus dipukul. Di pejara saya diberikan sabun setengah dan tinggal bersama orang lain yang besarbesar. Makan pagi diberi roti tawar dan teh yang diterima secara bergilir dengan berbaris secara teratur. Saat makan siang, pukul satu siang, juga kami harus kembali berbaris. Dua bulan kemudian saya dikirim ke Indonesia. Dibelikan tiket, naik fery di Pasir Gudang. Dari sana kami dikirim lagi ke Tanjung Priuk. *** Kerymurnol, 17 tahun, TKW asal Mataram NTB: Saat pertama kali, saya tertarik ke Malaysia karena dijanjikan kerja di kilang (bengkel) dengan gaji yang cukup besar. Karena janji itu, tanpa pikir panjang, saya langsung mau. Saya berangkat menggunakan jasa Tekong dengan biaya Rp 3 juta. Dari Lombok dengan Fery, kami menuju Bali lalu dengan bis ke Surabaya. Sehari menunggu kami diberikan tiket menuju

Merak selanjutnya ke Dumai lalu ke Malaysia tepatnya di Selangor. Ternyata sampai disana, saya dipekerjakan di perkebunan kelapa sawit. Di tempat kerja ini saya hanya bertahan 8 bulan. Saya akhirnya pindah ke Johor dan bekerja selama dua bulan sebelum ditangkap dan dimasukan di kamp Pekan Nanas. Di tahanan ini, kami sering dipukul. Sedikit saja ada kesalahan atau tidak nurut pasti dipukul. Saya pernah dipukul di perut dan telinga. Saat itu saya hampir saja pingsan. Masalahnya sederhana. Kebetulan ada tahanan yang teriak botak, kebetulan ada polisi disitu yang botak. Polisi itu marah, akhirnya kami semua dipukul termasuk saya. Di tahanan ini saya harus menunggu selama empat bulan sebelum dikirim kembali ke Indonesia dan tiga di pelabuhan Tanjung Priuk beberapa hari lalu. Saya hanya berharap dengan pengalaman kami ini, semoga teman-teman lain tidak mengalami kejadian seperti saya.***

JERAT PROSTITUSI DI ARAB SAUDI


Juminem, 27 tahun, TKW di Arab Saudi Sebut saya nama saya Juminem, 27 tahun, TKW di Arab Saudi asal Solo, Jawa Tengah. Sebelum berangkat ke Arab Saudi, saya tidak menyangka akan terperangkap dalam jaringan sindikat prostitusi di Arab Saudi. Untuk bisa berangkat tidak sedikit dana sudah saya keluarkan untuk bisa menjadi TKW. Saya juga harus meninggalkan suami dan anak di kampung halaman. Tiba di Arab Saudi, saya sempat bekerja di salah satu majikan. Hanya selama bekerja di tempat ini, majikan lelaki sering

merayu dan memperlakukan saya sebagai pemuas nafsunya. Saya selalu menolak kalau dia mulai mendekati dan merayu tapi dia sangat kasar dan sering memukul kalau saya menolak. Karena mendapat perlakuan itu, saya akhirnya memutuskan untuk lari dari tampat kerja di majikan itu. Saya pernah melapor kasus ini pada kedutaan Indonesia (KBRI) di sana. Namun respon KBRI lamban. Daripada terus menunggu saya akhirnya kabur dari rumah majikan itu. Sebetulnya saya ingin pulang saja ke kampung di Jawa Tengah, namun saya teringat besarnya hutang yang harus dibayar ketika mengurus keberangkatan. Masalahnya, saat meminjam uang itu saya berjanji akan mengembalikan uang dan bunganya setelah pulang dari Arab Saudi. Dalam keadaan tidak menentu selama kabur dari majikan ini akhirnya saya bertemu dengan seorang sopir taksi asal Indonesia yang membawanya ke suatu tempat penampungan ilegal yang dikelola oleh orang-orang Indonesia. Ternyata di tempat inilah menjadi awal yang memiluhkan bagi nasib saya selanjutnya sebagai seorang pekerja seks komersil di Arab Saudi. Dari pengamatan sekilas, tampaknya praktek ini dikoordinir sebuah jaringan rahasia yang bekerjasama dengan pihak keamanan setempat. Harus saya akui, saya terjerat dalam sindikat prostitusi ini. Jujur, semua ini saya lakukan bukan atas kemauan saya secara pribadi, tapi hanya karena situasi dan kondisi yang memaksa. Saya terpaksa yang menerima kenyataan pahit ini demi memperoleh uang agar bisa bayar utang dan dapat kembali ke tanah air. Ian, nis***

Edisi 06>> 11 Agustus - 24 Agustus 2006

LAPORAN UTAMA
salah satu penyebab kenapa TKW/PRT cenderung rentan dalam menghadapi beraneka permasalahan ketika bekerja. Meskip sudah ada konvensi ILO tentang pekerjaan PRT yang diadopsi PBB pada tahun 1991, di banyak negara termasuk Indonesia, jenis pekerjaan ini masih dianggap teralienasi dari cakupan undang-undang sistem perlindungan ketenagakerjaan. Begitu pula dengan UU No. 13 dan UU No. No. 39. Bahkan nota kesepahaman (MoU) tentang Perekrutan dan Penempatan PLRT yang ditandatangani Menakertrans RI dan Menteri Hal Ikhwal Dalam Negeri Malaysia belum lama ini justeru lebih menekankan masalah prosedural semata. Artinya belum signikan mengenai perlindungan dan hak-hak asasi para PTLRT Indonesia yang bekerja di Malaysia. Padahal menyoal nasib para PTLRT Indonesia tidak saja diperlakukan secara eksploitatif tapi juga harus mengalami berbagai tindak kekerasan dari para majikannya. Menurut Komisi Hak Asasi Manusia Nasional Malaysia (SUHAKAM) dalam laporan tahunannya (2003), menyebut, perempuan atau gadis-gadis asal Indonesia biasanya di bawa sebagai PRT namun kemudian dijual oleh agen mereka untuk bekerja di diskotik dan tempat-tempat hiburan, termasuk dipaksa memberikan pelayanan seksual. Dato Siva Subramanian dari SUHAKAM tidak menampik adanya kenyataan memprihatinkan ini. Hanya menurut pengakuannya kepada Dunia TKI di Jakarta baru-baru ini, tidak sedikit pula PRT perempuan asal Indonesia yang bekerja di Malaysia malah dianggap seperti anak atau keluarga sendiri oleh majikannya. Banyak juga majikan yang menyayangi para peremapuan PRT dari Indonesia seperti anak atau keluarga sendiri. Walau begitu kami tetap akan terus memperjuangkan hak-hak asasi mereka, katanya. Kasus-kasus yang menimpa TKW di Malaysia seperti dilaporkan SUHAKAM pada dasarnya memiliki persamaan dengan nasib banyak para TKW di negara lainnya. Terutama para TKW yang bekerja sebagai tata laksana rumah tangga seperti di Korea, Singapura, Arab Saudi, Jepang, dan lainnya. Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Migran Prof Dr Jorge Bustamante merasa prihatin melihat kenyataan ini. Ia juga kecewa dengan penanganan pemerintah Indonesia dalam mengatasi permasalahan tersebut. Kekecewaan Bustamante secara tegas dengan menunjukan beberapa regulasi pemerintah RI di bidang ketenagakerjaan. Dia menilai masih regulasi di bidang ini belum mengakomodir hak-hak asasi para pekerja terutama para PRT dan PTLRT lainnya. Termasuk kesepakatan nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dengan Malaysia tentang Perekrutan

Foto-foto : ILO Jakarta

Kasus yang Menimpa TKW di Luar Negeri Meningkat


P
ersoalan buruh migran Indonesia yang biasa dikenal dengan sebutan TKI masih menjadi soal yang akut. Soalnya, walau punya jasa besar dalam memasukan devisa negara, berbagai kasus masih terus terjadi atas mereka tanpa ada penyelesaian memadai. Sudah banyak organisasi atau lembaga dibentuk khusus untuk menjawab kebutuhan para TKI ini, hanya saja, efektivitas fungsinya boleh dikatakan masih jauh panggang dari api. Tidak hanya itu, sejumlah kebijakan di tingkat negara terus diperbaharui baik regulasi maupun struktur birokrasi. Tapi semuanya dirasakan masih kurang memihak kepentingan para TKI. Sejumlah data di lapangan menunjukan penerapan dan penanganan atau perlindungan dan hak-hak asasi para TKI/TKW masih belum bisa diurai tuntas. Lebih dari satu dekade belakangan ini, Indonesia telah menjadi negara pemasok pekerja migran terbesar kedua di dunia setelah Pilipina. Menurut data Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) hingga Juni 2005, jumlah TKI yang bekerja di luar negeri mencapai 3.808.741 orang. Dari jumlah tersebut 72,5 persen di antaranya tenaga kerja wanita (TKW). Umumnya mereka bekerja di sektor informal yaitu sebagai pekerja rumah tangga (PRT). Data ini memang cukup variatif. Sementara dari sejumlah LSM menenggarai total TKW Indonesia mencapai 82% dari keseluruhan TKI di luar negeri. Ironisnya dari berbagai kasus yang terjadi pada para TKI, nasib para TKW ternyata jauh lebih rentan dibanding TKI yang laki-laki. Kasus yang menimpah mereka, para TKW ini di luar negeri justeru dalam problematika pelanggaran HAM yang pelik yang jarang bisa dituntaskan. Umumnya mereka yang bekerja di sektor informal seperti PRT atau pekerja tata

Tahun 1967-1974 1974-1979 1979-1984 1984-1989 1989-1994 1994-1998 1999-2002

Perempuan d.t.t. 3.817 55.000 198.735 422.210 699.946 1.206.103

Laki-laki d.t.t 12.235 41.410 93.527 208.962 349.681 446.120

Jumlah 5.624 15.052 96.410 292.362 650.172 1.049.627 1.652.223

Sumber: Departemen Tenaga Kerja RI, Dit. Jasa TKLN 1998 dan Depnakertrans RI, Dit. Jenderal Pembinaan dan Penempatan TKLN tahun 2002

laksana rumah tangga (PTLRT) lainnya. Padahal setiap tahunnya jumlah TKW yang ke luar negeri, umumnya adalah mereka yang bekerja di bidang informal ini. Berikut data di bawah ini menjadi gambaran meningkatnya jumlah TKW yang bekerja di luar negeri selama 25 tahun terakhir: Data di atas memperlihatkan, selama periode 20 tahun (1974-1994), jumlah TKW ke luar negeri mencapai 116 kali lipat. Jumlah ini jauh lebih tinggi jauh lebih tinggi dibandingkan peningkatan jumlah tenaga kerja laki-laki yang ke luar negeri yaitu sebanyak 17 kali lipat. Meningkatnya jumlah TKW -- dalam hal ini PRT -- ke luar negeri menurut beberapa pelaku PJTKI disebabkan beberapa faktor antara lain banyaknya kebutuhan terhadap jasa para pekerja informal ini di luar negeri. Selain TKW dari Indonesia lebih kooperatif dan mudah menyesuaikan diri, upah mereka juga relatif lebih murah dibanding merekrut PRT dari negara lain. Di samping itu faktor lainnya adalah pengerahan jasa tenaga kerja ini dalam dua dekade terakhir mulai tampil sebagai lahan bisnis yang menggiurkan. Tidak heran dalam kurun waktu ini, banyak agen-agen pengerah tenaga kerja

bermunculan mengingat keuntungan dari bisnis ini sangat menjanjikan.

PRT, Lahan Kerja di Wilayah Privat Masalahnya, sampai saat ini PRT masih diidentikkan sebagai lahan kerja kaum perempuan semata. Akibatnya, seperti disinyalir beberapa aktivis buruh dan (HAM), baik jenis pekerjaannya maupun para pekerjanya sering luput bahkan diabaikan. Tidak heran mereka kurang mendapat perhatian publik yang selayaknya untuk mendapatkan hak-hak Jenis Kasus Jumlah Total % dasarnya. Para Gaji tidak dibayar 371 34 PRT ini seakan tersembunyi di Putus komunikasi 253 23 balik tembokPHK 140 13 tembok rumah Sakit 124 11 keluarga atau Penganiayaan 88 8 dalam konsep Gagal berangkat 45 4 dunia privat. Karenanya jauh Pelecehan seksual 29 3 dari perhatian Kecelakaan kerja 29 3 publik untuk bisa Kriminal 12 1 ditelusuri jika Total 1.091 100 terjadi persoalan yang menimpah Sumber: Komnas Perempuan dari Dijen Bina Penta Depnakermereka. Inilah trans, 2006

LAPORAN UTAMA
Tabel 3

Edisi 06>> 11 Agustus - 24 Agustus 2006


Sedangkan kasus yang dialami para TKI/TKW pada tahun 2006 ini yang sempat ditangani, Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) pernah menyebut sedikitnya terdapat 2.000 kasus. Mulai dari kasus deportasi sampai kasus kematian. Untuk kasus deportasi buruh migran (TKI yang bekerja di luar negeri), rata-rata setiap pekannya terdapat 150 orang yang dipulangkan dari Malaysia. Masalahnya, mereka tidak mendapatkan hak-hak dasarnya sebagai pekerja. Sedang kasus penganiayaan, sebagaimana dilaporkan SBMI ada 50-an, diantaranya masuk kategori perdagangan manusia (trafcking). Kasus penganiayaan hingga meninggal dunia sepanjang 2006, SBMI menerima 3 laporan. Padahal seperti pernah dikemukakan Dirjen Multilateral Deplu Mochamad Slamet Hidayat, hingga 2006 ini terdapat lebih dari 300 kasus kematian pekerja migran asal Indonesia. Dia tidak memerinci angka itu, hanya dikatakan kasus-kasus kematian buruh migran Indonesia terjadi di Malaysia, Hongkong, Singapura, dan Arab Saudi. Dari sekian banyak kasus tersebut kemungkinan besar menimpa para TKW terutama yang bekerja di sektor PTLRT. Ketua DPN SBMI M. Miftah Farid menjelaskan, pemerintah belum serius dalam menangani perlindungan terhadap buruh migran. Ini terbukti dari peraturan hukum yakni Undang-undang No.39 tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI yang tidak mengakomodir kepentingan buruh migran. Bahkan secara substansi, kara Miftah, undang-undang

Laporan Perwakilan RI KBRI Riyadh KBRI Jeddah KBRI Kualalumpur KBRI Johor

Kasus Kekerasan Kematian akibat kekerasan Kekerasan Kekerasan, sakit, stress, dan pelanggaran normatif Kematian, kekerasan, sakit, stress, dan pelanggaran normatif

Tahun 2003-2005 2003-2005 2005 2005-Maret 2006

Jumlah 166 3 34 433

KBRI Hongkong Total

2005

381 1017

Sumber: Laporan-laporan Perwakilan RI

Tabel 4

Jenis Kasus Perdagangan Perempuan Kekerasan terhadap buruh migran perempuan (TKW) Konik perburuhan (gaji tidak dibayar, dll) Hilang kontak Deportasi Perdagangan anak perempuan Kematian di tempat kerja
Sumber: Komnas Perempuan

Jumlah 739 300 54 53 13 4 2

Dalam % 63,4 26,3 4,5 4,5 1,1 0,2 0,1

buruh migran hanya Rp 100 juta. Padahal menurut data di Depnakertrans, buruh migran memberikan sumbangan pemasukan APBN terbesar kedua setelah minyak dan gas bumi. Guna mengatasi penyelesaian berbagai kasus yang di alami para TKI di luar negeri terutama para TKW yang bekerja di sektor PTLRT, sejumlah organisasi yang concern pada masalah ini mendesak agar Indonesia segera meratikasi Optional Protocol CEDAW (Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan). Organisasi itu antara lain SBMI, Konsorsium Pembela Buruh Migran Indonesia (Kopbumi) dan Komnas Perempuan. Mereka mendesak Menteri Hukum dan HAM serta Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan agarm segera memproses ratifikasi Konvensi Perlindungan Buruh Migran dan Keluarganya. Dengan meratikasi konvensi tersebut, berarti Indonesia ikut mendorong pelaksanaan kesepakatan KTT Dunia 2005, Deklarasi Lima 2006, dan pelaksanaan Rencana Aksi Nasional HAM RI (RANHAM) 2004-2009 yang mengupayakan perlindungan hak-hak pekerja migran dan keluarganya. Hanya pakar hukum internasional Hikmahanto Juwana beberapa waktu lalu mengatakan, Indonesia sebenarnya tidak perlu meratikasi konvensi pekerja migran, tetapi cukup dengan mengadopsi saja. Dari 34 negara yang telah meratikasi konvensi itu, sebagian besar adalah negara-negara pengirim buruh migran. Menurutnya, sebagai state of origin,

Tabel 5 dan Penempatan Penata Laksana Rumah Tangga. Ragam Kasus TKW Berbagai kasus pelanggaran HAM terhadap TKW yang bekerja di luar negeri, terimplisit dari data Depnakertrans tahun 2005 berikut: Angka-anak terjadinya kasus tersebut banyak di alami para TKW termasuk PRTnya. Data ini akan tampak lebih menonjol lagi jika disertai laporan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di sejumlah negara tujuan TKI seperti dalam tabel 3 Di sisi lain, tidak sedikit pula pengaduan tindak kekerasan dan pelanggaran HAM lainnya dari para TKI/TKW seperti yang diterima oleh 24 lembaga layanan advokasi Hak Buruh Migran (2005) seperti terlihat dalam tabel 4 : Sementara itu berdasarkan data dari Konsorsium Pembela Buruh Migran Indonesia (Kopbumi), berbagai masalah yang menimpa para TKI/TKW di delapan negara tujuan utama TKI pada tahun 2005 lalu, seperti tertera dalam tabel 5: Pelanggaran HAM Meningkat Menurut laporan dari Kopbumi, kasus pemerkosaan yang dialami para TKW selama tahun 2005 mencapai 1.128 kasus. Dari kasus tersebut, 763 kasus dapat diidentikasi para pelakunya. Sedangkan sisanya, 365 kasus tidak bisa diidentikasi. Para pelaku yang teridentikasi melakukan tindak pemerkosaan diantaranya: muncikari, agen, dan majikan. Sedangkan tempat kejadiannya antara lain di rumah majikan, tempat penampungan, hotel, dan tempat lainnya. Dalam kasus yang lebih umum menurut catatan Komnas Perempuan data dari RS. Dr Sukamto (2000-2005), menyebutkan dari 560 TKW yang dirawat di rumah sakit ini, 80% di antaranya korban akibat tindak

No
1 2 3 4 5 6 7 8

Negara
Singapura Jepang Arab Saudi Uni Emirat Arab Malaysia Yordania Kuwait Taiwan Jumlah

Kasus yang Diadukan Trafking


5 18 4 4 2 29 (41%)

Konik Buruh
11 5 4 1 1 1 23 (33%)

Kekerasan
9 5 1 1 1 1 18 (26%)

Total
25 18 14 5 4 2 1 1 70

%
36 26 20 7 6 3 1 1 100%

Sumber: Kopbumi, 2005/www.komnasperempuan.or.id kekerasan sik dan psikis. Korban tindak kekerasan sik meliputi; patah tulang (109 kasus), luka bakar (7 kasus), luka-luka di kepala (5 kasus), trauma karena benda tumpul (5 kasus), luka menganga (5 kasus), dan dislokasi (3 kasus). Sedangkan pengidap masalah psikologis sebanyak 159 kasus dan 158 kasus depresi. Laporan ini belum termasuk data dari rumah sakit atau institusi lainnya. Tidak heran Kemala Chandra Kirana, Ketua Komnas Perempuan mensinyalir makin meningkat pelanggaran HAM terhadap buruh migrant perempuan. Pelanggaran HAM terutama bagi buruh migran perempuan kian meningkat. Pelanggaran ini sudah termasuk serius dan membutuhkan komitmen kita bersama, tegasnya. itu tidak memasukan poin-poin terpenting dari Konvensi ILO No. 29 dan 105 tentang Penghentian Kerja Paksa dan Penyiksaan Secara Fisik. Sistem pemerintah kita belum jelas keberpihakannya. Kemudian pemerintah juga mengabaikan keterlibatan masyarakat yang peduli pada kepentingan buruh, kata Miftah. Masalah Payung Hukum Di samping masalah regulasi dan sistem penanganan yang masih lemah terhadap nasib yang menimpa para TKI/TKW di luar negeri, aktivis Migrant Care Wahyu Susilo mengatakan, pemerintah juga tidak mengalokasikan anggaran yang cukup bagi program perlindungan buruh migran. Dalam APBN tahun 2006, anggaran perlindungan apabila Indonesia meratifikasi konvensi pekerja migran berarti Indonesia harus mentransformasikan kewajiban-kewajiban yang diatur dalam konvensi. Sementara banyak sekali kewajiban yang ada di dalam konvensi yang tidak mungkin diterapkan ( unable to implement ) oleh pemerintah maupun berbagai komponen bangsa. Di sisi lain, lanjut Hikmahanto, negara-negara yang menjadi tujuan pekerja migran asal Indonesia, seperti Malaysia, Singapura, Korea, Jepang, Saudi Arabia, dan Amerika Serikat ternyata belum meratikasi konvensi pekerja migran. Karena itu Indonesia akan kesulitan sendiri melaksaknakan ratikasi konvensi itu tanpa ada kemampuan untuk melindungi pekerja migran dan keluarga mereka. ian

Edisi 06>> 11 Agustus - 24 Agustus 2006

LAPORAN UTAMA

Indonesia Perlu Belajar


dari Filipina
Indonesia adalah pengirim buruh migran terbesar kedua setelah Filipina. Walau begitu, besarnya jumlah pekerja negara itu yang dikirim ke luar negeri ternyata tidak mendatangkan banyak persoalan seperti di Indonesia. .

Foto-foto: ILO Jakarta

ndonesia tampaknya harus banyak belajar dari Filipina dalam masalah perlindungan para buruh migran ini. Negara tetangga ini menempatkan produk UU Ketenagakerjaan Migran yang didukung oleh ratikasi Konvensi Internasional mengenai Perlindungan Hak Asasi Pekerja dan Anggota Keluarganya. Apalagi substansi dari konvensi tersebut sangat sensitif gender (keberpihakan pada perempuan). Dengan payung hukum seperti itu menuntut pemerintah Filipina juga harus menempatkan adanya atase perburuhan dan mendirikan crisis center di negara-negara tujuan bekerja bagi para buruh migran Filipina Masalahan Budaya dan Upaya Perlindungan Sebagaimana mafhum, TKI yang bekerja ke luar negeri umumnya adalah para TKW yang bekerja di sektor informal dan masuk dalam wilayah privat seperti PRT. Umumnya mereka adalah perempuan yang memasuki dunia kerja yang paling rentan terhadap tindakan eksploitasi, kekerasan, pelecehan seksual dan pelanggaran HAM lainnya. Untuk itu menjadi tanggungjawab para pengusaha jasa pengerah tenaga kerja dan institusi yang berkompeten mengeluar-

kan sertikasi bagi para perempuan yang bekerja di bidang PTLRT sebelum TKW itu diberangkatkan. Menurut Redho Shahab dari Himpunan Pengusaha Tenaga Kerja Indonesia (Himsataki), tindak kekerasan atau pelanggaran HAM terhadap PTLRT yang bekerja di luar negeri di antaranya sering disebabkan kesalahpahaman. Soal ini umumnya dipicu oleh perbedaan budaya atau adat kebiasaan antara perempuan Indonesia (PTLRT) dengan para majikannya di luar negeri. Menurutnya, dari pengaduan sejumlah TKW setelah bekerja di luar negeri, perbedaan ini acapkali mengarah pada kesalahpahaman yang berujung tindak kekerasan. Jadi, para majikan di sana, juga perlu di training untuk bisa memahami budaya atau adat istiadat para perempuan Indonesia yang bekerja di rumah mereka, kata Redho yang juga seorang pengusaha jasa pengerah tenaga kerja ini. Sementara itu Djoko Mulyono, dari Lembaga Sertikasi Profesi Tata Laksana Rumah Tangga (LSP-TLRT) menegaskan, institusinya tetap memberikan pemahaman atau pelatihan agar para PRT ini dapat menyesuaikan diri dengan budaya atau adat istiadat keluarga calon majikan mereka di

Apa itu TRAFIKING?


raking adalah bila seseorang atau sekelompok orang dari suatu tempat; direkrut, dikirim, dipindahkan atau ditampung. Pebuatan yang dikategorikan sebagai traking adalah yang dilakukan dengan cara: diancam, dipaksa, diculik, ditakut-takuti, ditipu atau dibohongi, menggunakan kekerasan, atau dengan menyalahgunakan kekuasaan atau dengan jeratan hutang. Kemudian dipaksa bekerja tidak sesuai yang dijanjikan: dijual/disewakan, prostitusi (dilacurkan), pornogra, kekerasan/eksplorasi seksual, kerja paksa, perbudakan/praktik serupa perbudakan. Siapa saja korban traking? Traking bisa terjadi pada siapa saja, tidak mengenal umur dan jenis kelamin. Namun, pada umumnya yang sering menjadi korban adalah perempuan dan anak-anak karena posisinya yang rentan (rawan terhadap tindakan eksploitasi). ne g a r a t u j u a n . D i a n t a r a n y a m e l a l u i pemberian informasi yang menyeluruh seperti pengenalan kondisi kerja, syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban dan lain sebagainya, ungkap Joko. Ap a p u n p e n y e b a b n y a , p e r l i n d u n gan bagi para TKI/TKW yang bekerja di luar negeri memang harus terus d i u p a y a k a n . M e n u r u t D i r e k tu r L e m baga Perlindungan TKI (LPTKI) Ir. Bambang Pranoto, hampir semua kasus yang terjadi pada TKI/TKW s e b e n a r n y a t e r l e t a k p a d a k e ti d a k ta huan atau ketidakberdayaan mereka sendiri. Kita sedang mengusahakan sebuah sistem informasi yang komp r e h e n s i f m e n g e n a i TKI . S e s u a i u n dang-undang, setiap TKI/TKW akan ditangani oleh lembaga yang mengirim hingga saat pemulangan oleh lembaga yang sama. Masalahnya t i d a k s e m u a b e r j a l a n s e s ua i a m a n a t undang-undang itu. Banyak kasus T K I / T K W y a n g p i n d a h t a n pa s e p e n getahuan PJTKI atau institusinya sendiri sudah bubar dan lain sebagainya, ungkapnya. Seperti dikatakan Bambang, lembaga yang dipimpinnya akan turut m e n g e l o l a s e b u a h s i s t e m d a ta b a s e TKI/TKW sehingga institusi ini dapat memonitor mereka mulai dari proses penyeliaan, rekrutmen, pendidikan dan pelatihan, pengiriman, ketika berada di tempat kerja negara tuj u a n , h i n g g a p e m u l a n g a n . In i i d e a l sekali. Masalahnya sistem semacam ini harus didukung oleh semua stakeholders. Selama ini memang terkesan diurus sendiri-sendiri, kata Bambang. Berkenaan dengan banyaknya kasus memilukan yang dialami TKI teruta m a p a r a T K W - n y a , B a m b a n g m e nyatakan sangat prihatin. Soalnya, akan berdampak pada berkurangnya m i n a t m a s y a r a k a t u n tu k b e k e r j a k e luar negeri. Padahal pengiriman TKI/ TKW ke luar negeri sangat membantu mengurangi jumlah pengangguran, membantu ekonomi masyarakat, sekaligus menjadi sumber devisa negara. Apalagi permintaan TKI/TKW dari luar negeri pun sangat banyak. Tapi kami memang melihat banyak hal yang perlu dibenahi dalam urusan T K I/T K W . B u k a n h a n y a o p e r a s i o n a l saja, tapi bagaimana menciptakan iklim yang kondusif sehingga mereka bisa merasa aman dan punya prosp e k k e ti k a b e k e r j a , ta n d a s n y a . ia n

CARA MIGRASI ATAU MENJADI TKI YANG AMAN:


1. Mencari info yang benar ke Dinas Tenaga Kerja setempat jika ingin mencari kerja di luar negeri atau luar daerah. 2. Memberitahukan aparat setempat (Ketua RT/RW?Keucik/Polisi), tokoh masyarakat dan tokoh agama, tentang tawaran pekerjaan yang anda terima atau jika anda telah kehilangan kontak dengan teman/kerabat yang kerja di luar negeri. 3. Meminta surat kontak kerja dan meneliti serta memahami isinya. Dalam surat ini harus berisi hak-hak kita seperti besarnya gaji atau tunjungan lain, libur, persyaratan dan kewajiban, jenis pekerjaan (pelayan, pekerja rumah tangga atau buruh pabrik). 4. tetap menjalin hubungan dengan kerabat yang bekerja di luar daerah atau di luar negeri dan meneliti kebenarannya, untuk mencegah agar mereka tidak menjadi korban.
Sumber: Serikat Buruh Migram Indonesia

INFO

Edisi 06>> 11 Agustus - 24 Agustus 2006

INFO KEDUTAAN BESAR RI


Malaysia Alamat : Embassy of The Republic of Indonesia, No. 233 Jalan Tun Razak 50400 Kuala Lumpur Po Box 10889 Telp : (603) 214-52011, 214-21151, 214-21354, 214-11421 Fax : (603) 214-17908, 214-23878 Konsulat Jenderal Rebublik Indonesia (KJRI) Malaysia: 1. Johor Bahru Alamat : KJRI 723, Jl Anyer Molek 80000, Johor Bahru Telp : (607) 221-2000 ext. 114 Fax : (607) 224-8309. Hari kerja : Senin-Jumat, 08.30-16.30 2. Kinibalu, Sabah Alamat : KJRI 723, Lorong Kemajuan, Kramunsing, Kota Kinibalu, Sabah Telp : (60-088) 218-600, 218-258, 258-518, 219-110 Fax : (60-088) 215-170. Hari kerja : Senin-Kamis, 08.30-13.00 dan 14.00-16.00 Jumat 08.00-12.00 dan 14.00-16.00 3. Penang Alamat : KJRI 467, Jl Buma 10350 Penang Telp : (604) 227-4686, 226-7412, 227-6281,227-6279 Fax : (604) 227-5887 Hari kerja : Senin-Kamis, 08.30-16.30 dan Jumat, 09.30-16.30 Alamat Kedutaan Besar Republik Indonesia (Timur-Tengah) Abu Dhabi, Uni Emirat Arab

Alamat : Embassy of The Republik Of Indonesia, Zone 2 Sector 79 Villa No.474, W-25, Plot No.5 Sultan Bin Zayed Street (Str. No.32) Al Bateen Area P.O. Box 7256 Abu Dhabi, United Arab Emirates (UAE) Telp. : (971-2)4454-448 Fax. : (971-2)4455-453 Telex : (0893) 22253INDON EM E-mail : indoemb@emirates.net.ae Hari Kerja : Sabtu - Rabu (08.00 -16.00) Perbedaan waktu dengan WIB (Jakarta) : - 3 Jam Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Timur-Tengah: Jeddah, Kerajaan Saudi Arabia : Indonesian Consulate General Al - Mualin Street, Al - Rehab, District Alamat / 5 Kingdom of Saudi Arabia Telp. : (966-2) 671-1271 (Hunting) Fax. : (966-2) 673-0205, 673-0957 Telex : (405) 600081 INJED SJ E-mail : komjed@naseej.co.sa Hari Kerja : Senin - Rabu (09.00 - 16.00) Perbedaan waktu dengan WIB (Jakarta): - 4 Jam Dubai, UAE Alamat : Indonesian Consulate General Villa No. 1 Community 322/2A Al Hubaida - Dubai UAE P.O. Box 73759 Telp. : (971 -4) 398 5666, 398 5103 Fax. : (357.2)3980804 Hari Kerja : Hari Kera : Sabtu - Rabu (08,00 - 16.00)

DIMANA BISA MENDAPATKAN TABLOID


No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76

Nama

Kota

Alamat

? HUBUNGI AGEN KAMI


Telepon
Denpasar - Bali (0361)226936/0816572048 DENPASAR BALI - TLP. 0813388784153 Samarinda (0541) 205063 Bandung Telp (022) 2043090 BANDUNG Banjarmasin (0511) 65475 Depan Apotik Hasannudin, belakang BCA Banjarmasin (0511) 269072 Batam (0778) 400 137,400 137,F 400 237,0813 644 77775 Bekasi (021) 880 7578 BENGKULU, TELP 0736-24291 BLITAR 0342-7700313/816245/HP. 08125290900 Bogor (0251) 323863, 0816 1808607 Taman Topi Bogor (0251) 331461 Cianjur (0263) 260471, 0818 217907 CILACAP , 081327376737 No. 2 C (0254) 7020236 Cilegon-Banten 0819 32094755 Jakarta Selatan Cirebon Tlp (0231) 203376, 232052 Cirebon Tlp (0231) 202462 Garut (0262) 231479, Indramyu Tlp (0234) 272840 Jakarta Barat (021-5685836) Jakarta Barat (0813-10155621) Jakarta Pusat (021-9214576) Jakarta Pusat (021-9119176) Jakarta Selatan (021-7220004) Jakarta Selatan (021) 737 0284 Jak Sel (021) 737 9618, 910 6201, Hp 0852 1729 9007 Jakarta Selatan (021-8318158,0815-1639780) JAKARTA TIMUR Jakarta Timur 0811 188497 Jakarta Timur (021-8196410) Jambi (0741) 24173,Fax (0741) 26879 Jogjakarta (0274) 587921 Kota Gede (0274) 589266 Joyakarta Yogjakarta (0274)555312/0818261557 Palangkaraya (0536) 322 4379, 322 5247 (Fax) Kudus Telp (0291) 440663, 440665 Lampumg Tlp. (0721) 261839 Mesat, Taba Pingin Lubuk Linggau Sumsel Madiun Telp (0351) 453891 Magelang (0293) 366638 90111, (04110 324 856,312 077, 312 771 F,(508 6232) Makassar (0411) 321795 MANADO TELP. 0431-858391 Telp. (0370) 637749 MEDAN. (061) 4562816/HP. 0816304987 Medan Tlp. (061) 4158828 MEDAN - 061-4568757 Padang (0751) 21757 Padang 25124 (0751) 37815, 893034 Palu (0451) 423805 PANGKAL PINANG, 0717-424547/0811717062 Pekalongan (0285) 431 465,423 254,0813 26877676 Pekan Baru, 0815 3749 0556 PEMALANG, 0284-320177/O8156515101 Ponorogo Telp (0352) 82531 PONTIANAK Pontianak (0561) 760589 PURWOKERTO - TLP. 0281-624502 Semarang (024) 7610503, 7616389 No. 5 Cimanggung-Serang (0254) 202292 Solo Telp (0271) 6337514 Solo Surabaya Telp (031) 5618853, 5636334 Surabya (031) 5622768 Surabaya (031) 3556256 Surakarta, (0271) 737052 Cimone-Tangerang tlp.5582536/5587670 Tangerang (021) 55793648, 08161629791 TANJUNG PINANG 0771 - 313655 Tasikmalaya TEGAL (0283) 343 641 Tulung Agung Tlp. (0355) 333716

Swasti Ag Toko Buku Suar Mas Margoyudho Ag Maju Terus Ag TB Indra Naprin Budi Ag Tunas Harapan Ag Cholas Media Ag Purba Bekasi Ag TB Zaldi Veteran Ag Joint Ag Lasian Ag Amir Ag Cilacap Ag Cikoba Ag Rizky ag Cirebon Ag PB Ekuator Monita Ag Wira Lodra Ag H. Sarkah Paramukti Ag H Parasian Sihite Kedarton Ag Dona Sihite Ferdian Ag Sumber Makmur Ag Mitra Media Ag Nasional Ag Pioma Ag Timbul Ag Gloria Ag Hidup Ag Personal Mandiri Quint Magazine Anang Sukri Ag Siahaan Ag Tohoma Ag Akcord Ag Bpk Rudiyanto Ria Ag Pattimura Ag Telly Ag Intermedia Ag UD. Alva Omega Ag Damai Ag Duta Media Ag Surya Ag Budi Ag Deddy Ag MB Ag Sriwijaya Putra Ag M Ishak Ag Hadi Brother Ag Fadjar Ag Dedet Ag Pemalang AG TB Trijaya Ag TB Angkasa Jaya Violetta Ag Satria AG Mahkota Bersama Ag Estika AG Shuinta Ag Wiwik Ag Go Publick Terbit Ag Usaha Bersama Ag Opini Ag Andalia Ag Dianata Ag Bintan Ag Sarisa Ag Anby Ag Barokah Ag

BALI BALI BALIKPAPAN BANDUNG BANDUNG BANJARMASIN BANJARMASIN BATAM BEKASI BENGKULU BLITAR BOGOR BOGOR CIANJUR CILACAP Cilegon CIPUTAT CIREBON CIREBON GARUT INDRAMAYU JAK BAR JAK BAR JAK PUS JAK PUS JAK SEL JAK SEL JAK SEL JAK TIM JAK TIM JAK TIM JAK TIM JAMBI JOGJA JOGJA JOGJA KALTENG KUDUS LAMPUNG LUBUKLINGGAU MADIUN MAGELANG MAKASAR MAKASAR MANADO MATARAM MEDAN MEDAN MEDAN Padang Padang PALEMBANG PALEMBANG PALU PANGKAL PINANG PEKALONGAN PEKANBARU PEMALANG PONORAGO PONTIANAK PONTIANAK PURWOKERTO SEMARANG SERANG SOLO SOLO SURABAYA SURABAYA SURABAYA Surakarta TANGERANG TANGERANG TANJUNG PINANG TASIKMALAYA TEGAL TULUNG AGUNG

Jl. Kepundung No. 31 JL. RAYA RAI MADRA MENGUWI- BADUNG Jl. Cendana Rt 18 No. 19 Jl. Sukagalih No. 42, Sukajati BANDUNG Jl. Hasanuddin No. 48-C Bursa Koran, Jl. Hasannudin HM Bursa Majalah DC MALL Lt. Basement Harapan Indah JL. HATTA NO 148 JL VETERAN NO 109 Jl. Lodaya No. 1 Bogor Baru Jl. Dewi Sartika Depan Pintu Jl. Muwardi Gg. Wakaf I No.974 JL. PEPAYA NO 9, SOEKARNO - HATTA Jl. Stasiun Ruko Anugrah Mandiri Jl. Ciputat Raya Jl. Lemah Wungkuk No. 108 Jl. Syarif Abd. Rahman No. 81 JL. BANK 30 B Toko Segar Celeng /Jl Bima Basuki 38 Jl. Tanjung Duren Kompleks Citra Garden Bursa Budi Utomo Bursa Stasiun Senen Jl. Falatehan Blok M Jl. Bimo Bintaro Bursa Koran Blok M JL MANGGIS Kelapa Gading Pasar Cililitan Pasar Jatinegara Jl. Raden Mattaher No. 16 Jl. Dagen No. 70-A Sambirejo RT 01/01 KG-2/11 Jl. Babadan No 3 A Jl. Halmahera No. 8 Jl. Kramat Rejo 383 Jl. Raden Intan No. 124 A Jl. Yos Sudarso No. 50 Simpang Jl. Sidomurni No. 7 Pertokoan Rejo Mulyo No. G-12 Jl. Pattimura No. 9 Makassar Jl. Latimojong 155 JL POGIDON RAYA NO 54 Jl. Trisula No. 5, Mataram 83121 JL. MISTAR GG. GITAR NO 5 Jl. Pemuda 7 Prisai Plaza L I/9 Jl RIAU NO 86 Jl. Auduri Indah No. 1 Jl. Air Camar I no. 15 Jl. Letjen Suprapto 14 Palu JL. AIRPORT KM 5 NO. 114 Jl. Nusantara No. 4, Jawa Tengah Jl. H. Iklas No. 2E Nangka JLN. SUDIRMAN TIMUR NO. 57 Jl. Urip Somoharjo 41 JL. TANJUNG PURA NO 36 Jl. Rajawali No. 89 JL. A. YANI NO 12 Jl. Pusponjolo Tengah I No. 42-A Komp. Griya Gemilang Sakti Blk. F Jl. Pasar Besar Wetan Utara Terminal Tertonadi, Kantor Polisi Gilingan Jl. Kembang Kuning No. 91 Jl. Diponegoro No. 127-E Jl. Jemb. Merah Plaza Lt. Dasar Jl. Parang Baris No. 44, Dpn UNISBA JL. RAYA GATOT SUBROTO KM 2( Depan STIMIK Masa Depan ) Perumahan Jaya Permai Blok I/40 JL. BANTAN NO 1 TANJUNG PINANG Tasikmalaya JL. JATI SARI RT 04/IV No. 120 Jl. MT Haryono III No. 59

Edisi 06>> 11 Agustus - 24 Agustus 2006


sekarang sangat dominan. Orang India sekarang menjadi suku terbesar kedua setelah Arab yang berada di Qatar. Hal di atas dikemukakan Presiden Direktur PT Lansima, H Prasetyo J Subroto, sebuah perusahaan pengerah tenaga kerja yang banyak mengirimkan tenaga profesional ke Timur Tengah dan Asia Pasic dengan tabloid Dunia TKI di ruang kerjanya pekan lalu. Dia didampingi dua staffnya Harry Juliandy Daulay dan Iskandar. Kebutuhan tenaga ahli tersebut terutama di bidang konstruksi, dan perminyakan, di samping kebutuhan hotel, tenaga medis, dan juga penatalaksana rumah tangga. Tak heran setiap hari puluhan pelamar mendatangi perusahaan yang berkantor pusat di Mampang Jakarta ini. Ini merupakan peluang besar bagi pekerja dari Indonesia yang berhasil bekerja ke luar negeri karena untuk posisi yang sama atau posisi jabatan yang lebih rendah mereka bisa mendapatkan imbalan yang lebih besar. Gaji yang nyaman. Kami hanya perantara dan user lah yang melakukan wawancara sendiri apakah memenuhi persyaratan atau tidak, jelas alumnus Universitas Padjadjaran ini. Alhamdullilah sejauh ini mereka puas lanjutnya. Sampai dengan saat ini PT Lansima sudah memberangkatkan ribuan pekerja dari Indonesia, mereka bekerja dalam satu project yang besar, semisal pembangunan gedung bertingkat, jalan toll atau lapangan terbang. Bahkan di satu projek bisa mempekerjakan ratusan pekerja yang disuplay oleh Lansima. Semula, perusahaan Qatar Petrolium telah mempekerjakan pekerja dari Indonesia dan mereka cukup puas sehingga terbuka lagi peluang di perusahaan minyak

PROFIL
sejenis untuk merekrut tenaga kerja dari Indonesia. Keadaan di atas tentu saja cukup membanggakan di tengah kesulitan mendapatkan pekerjaan di dalam negeri. Pihaknya yakin bahwa peluang tersebut semakin berkembang di masa mendatang asalkan kita bisa memenuhinya dengan standar kualitas yang baik. Sayangnya, para sarjana yang baru lulus (fresh graduate) tidak bisa diberangkatkan ke sana karena Qatar memang memerlukan mereka yang sudah berpengalaman. Bila sudah berpengalaman, walaupun sudah usia pensiun masih bisa diberangkatkan, kata Pujo yang beristrikan boru Pane ini (aen)

BIO DATA
Nama Pendidikan : H Prasetyo Judono Subroto : Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung Pengalaman Kerja : Trainee, Klocher, Humbold und Deutz, 1970 Engineer, Siemens Cologne Jerman, 1972 Managing Director Eurasia Flugreisen. Consultant Engineering Protekindo Dinamika Consultant PT Sukun, Cigarette Company Manager di PT Lansima, 1989 President Director PT Lansima 1994 - sekarang

Kebutuhan Tenaga Ahli Indonesia di Qatar Terus Meningkat


Di tengah persaingan global dewasa ini ternyata secara diamdiam Indonesia masih memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan bangsa lain khususnya untuk bekerja di kawasan Timur Tengah yang dewasa ini tengah menggeliat pembangunannya.
rang Indonesia dinilai memiliki keunggulan yaitu: tidak suka mabuk, memiliki keterampilan yang tingi, satu keyakinan Muslim -- dan tidak ingin menetap di negeri asing di mana mereka bekerja. Mereka pasti akan pulang kembali ke tanah air setelah menyelesaikan kontraknya paling lama enam tahun. Ini yang membuat mereka disenangi berbagai negara khususnya Qatar yang dewasa ini tengah membutuhkan banyak tenaga kerja dari Indonesia. Sebaliknya tenaga kerja dari India umumnya betah berlama-lama tinggal di negara Qatar sehingga populasinya berkisar antara 1.800 USD sampai dengan 10.000 USD, bandingkan dengan gaji di Indonesia walaupun dengan pekerjaan yang sama. Kami banyak mendapatkan tenaga kerja yang ahli namun jabatannya mentok karena keterbatasan posisi di perusahaan yang mereka jalani. Permintaan tenaga kerja asal Indonesia ini memang besar karena Qatar merupakan negara penghasil minyak yang saat ini memiliki pendapatan perkapita terbesar di dunia yaitu 27.400 USD, bandingkan dengan Indonesia yang baru 1.500 USD. Bagi Lansima hal ini merupakan tantangan untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli di kawasan Timur Tengah sesuai dengan keinginan dengan tepat waktu, katanya. User atau perusahaan yang membutuhkan TKI secara periodik datang sendiri ke Indonesia (Jakarta) untuk melakukan wawancara kepada pelamar. Para pelamar hotel, lanjut Prasetyo, biasanya kita kumpulkan dan dilakukan wawancara di hotel, sedangkan pekerja profesional selain menyerahkan dokumen yang telah diterjemahkan juga dilakukan wawancara langsung di satu tempat

Dulu Saya Dibilang Menjual Orang

Prol PT. Lansima:


Alamat Alamat Website Didirikan Pengalaman Usaha : Jl Tegal Parang Utara No 41, Mampang Prapatan Jakarta : www.lansima.com : 1983 : 1982 mengirimkan tenaga kerja wanita (TKW) ke Arab Saudi Perintis pengiriman TKW ke Singapura, Hongkong dan Taiwan Divisi : Domestic Helpers Division (Hongkong, Singapura, Taiwan, dan Malaysia) Security Division Professional Skill Division (Oil & Gas Industry, Construction Company, Factory, Hospitality Industry, Hotels & Resort Industry Pengguna Jasa : Pyramids Wa City, Shangri La Hotel, Lakas Tao International, Ching Hung Manpower Sources, Technic Employment Ser v c ie Ltd, Further Creation Ltd, Madinat Jumeirah, InterContinental, Hilton, Talam Bhd, Job Plus Employment Agency, HAZ Sdn Bhd, Sri Nadin Bhs, dll. Jumlah Pekerja yang telah ditempatkan: Lebih dari 5.000 mulai dari pekerja terampil, semi terampil di Asia Pasic, Timur Tengah, Eropa dan Negara Padang Pasir.

ni pengalaman pertama ketika Prasetyo J Subroto menerjuni pekerjaan sebagai penyalur tenaga kerja ke luar negeri. Ketika itu teman saya mengatakan: Kamu sekolah jauh-jauh ke Jerman kok menjual orang,! katanya menirukan seorang teman dekatnya. Saya sempat terhenyak memikirkan hal itu, sampai saya mendapatkan keyakinan bahwa pekerjaan ini sangat mulia yaitu membantu memberikan pekerjaan kepada orang lain di tengah kesulitan mencari pekerjaan yang menjanjikan. Tidak jelek bisa memberikan kesempatan bekerja dan mereka dapat menyekolahkan anaknya. Menolong orang miskin mengatasi pengangguran, dimana pemerintah kurang memberi perhatian. Bukan hanya yang tenaga kerja wanita (TKW) tapi juga laki-laki bekerja di perkebunan, dan pabrik elektronik, katanya mengenang awal-awal bekerja di bidang yang tak ada hubungan dengan pengalamannya bekerja sebagai engineering di Jerman. Waktu itu pemerintah belum memberikan banyak perhatian pada masalah pengangguran ini, jadi saya pikir ini adalah sarana memberikan kesempatan kepada mereka yang miskin untuk bekerja dan memberikan nafkah bagi keluarga. Sampai saat ini yang menjadi pegangan Lansima sehingga dapat dipercaya oleh klientnya di luar negeri adalah menyediakan tenaga kerja yang sesuai dengan permintaan. Mereka yang bekerja harus benar-benar ingin bekerja dan mencari uang, tidak hanya sekadar ingin jalan-jalan ke luar negeri. Untuk itu, katanya, dalam setiap keberangkatan mereka diwajibkan menyertakan uang pribadi atau modal sendiri. Ini supaya mereka lebih serius bekerja, tandasnya. Di samping menyalurkan tenaga kerja non formal sebagai penatalaksana rumah tangga, Lansima juga sudah menyalurkan banyak tenaga profesional di bidang perhotelan, konstruksi, perminyakan, dan konstruksi. Jumlahnya sudah mencapai 80%:20%. Artinya di bidang formal/profesional 80% sedangkan non formal (domestic helpers) 20%. Kita tidak akan meninggalkan pekerja non formal bukan semata-mata atas pertimbangan bisnis, tapi ada kesenangan tersendiri bisa membantu mereka yang benar-benar miskin dan dapat bekerja dan menghidupi keluarganya, katanya. Untuk mempertahankan kualitas SDM itu sendiri, Lansima melatih mereka di dua Balai Latihan Kerja (BLK) yaitu di Manggarai, Jakarta dan BLK Bogor. BLK Bogor untuk mereka yang akan diberangkatkan ke Taiwan dan Hongkong, sedangkan untuk Singapura dan Malaysia dilatih di Manggarai. Kita beri mereka pelatihan yang sesuai dan kita minta mereka menjaga nama baik Lansima. Pertama-tama mereka harus menjaga nama perusahaan ketika bekerja di luar negeri, setelah itu baruslah mereka kita ingatkan agar juga menjaga nama negara Indonesia supaya tidak cemar. Kita ingin benar-benar menempatkan mereka untuk bekerja dan bukan menjual mereka. Falsafah ini penting sehingga kita tidak berorientasi pada jumlah semata, tapi lebih pada kualitas tenaga kerja yang akan ditempatkan, kata pria ramah ini dan menjadikan pekerjaan ini sebagai ibadah untuk bekal di akhirat. (aen)

PROFIL
Prol Negara Qatar
: Dawlat Qatar atau State of Qatar : 3 September 1971 dari jajahan Inggris : Doha : Timur Tengah berbatasan dengan Arab Saudi dan Teluk Persia : 11.437 km persegi : Ad Dawhah, Al Ghuwayriyah, Al Jumayliyah, Al Khawr, Al Wakrah, Ar Rayyan, Jarayan al Batinah, Madinat ash Shamal, Umm Said, Umm Salal Bahasa : Arab dan Inggris GDP : 28.01 miliar USD Jumlah Penduduk : 885.359 orang Usia Harapan Hidup : Laki-laki (71 tahun), Perempuan (76 tahun) Etnis : Arab (40%), India (18%), Pakistan (18%), Iran (10%), Lain-lain (14%) Ekonomi Negara : Minyak dan gas berperan lebih dari 60% dari GDP. Cadangan minyak 16 miliar barrell menjamin ketersediaan produksi minyak dengan jumlah yang sama untuk 23 tahun ke depan. Cadangan gas alam lebih dari 25 trilliun meter kubik, atau lebih dari 5% total produksi dunia/ketiga terbesar di dunia. Qatar telah menarik investasi asing untuk mengembangkan industri minyak dan akan menjadi eksportir terbesar gas alam cair tahun 2007. Tahun belakangan ini Qatar menjadi negara yang sangat makmur akibat kenaikan harga minyak dan menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan perkapita tercepat di dunia. Agama : 95% Muslim GDP per Capita : 27.400 USD Produksi Minyak : 790.500 bbl/hari Produksi Gas : 30.8 miliar cum Komoditi Eksport : gas alam cair, minyak, pupuk, dan logam Nama Negara Hari Kemerdekaan Ibukota Lokasi Luas daratan Propinsi/Baladiyah

Edisi 06>> 11 Agustus - 24 Agustus 2006

10

Kota Doha Ibukota Qatar di waktu malam hari

Peta tambang minyak Qatar yang saat ini tengah dieksplorasi

Bank Berhad atau bank lainny. Setelah itu mintalah formulir formulir transfer/kiriman uang, dan isilah dengan seksama antara lain pada kolom nama yang dituju, nomor rekening, dan alamat pengirim. KIRIMAN UANG KE INDONESIA Pertanyaan: Saya tinggal di Belanda dan sangat ingin dapat mengirimkan uang ke Indonesia dengan biaya yang murah? Monica Sudewo Rotterdam - Belanda Jawaban: Seperti sudah pernah kami jelaskan pada edisi sebelumnya, pengiriman uang (transfer) ke suatu negara dapat dilakukan melalui berbagai sarana antara lain: 1. Telegraphic Transfer (TT): Kiriman uang akan diproses dengan sarana teletransmisi seperti teleks atau SWIFT. Transfer dapat dilakukan dengan lebih cepat dan aman tetapi dibebankan biaya yang lebih mahal. 2. Demand Draft (DD): Bank akan menerbitkan bankdraft (wesel bank) dan anda dapat mengirimkannya sendiri kepada pihak penerima. Transfer dengan cara ini membutuhkan waktu yang lebih lama, relatif kurang aman karena bankdraft mungkin hilang dalam perjalanan tetapi dibebankan biaya yang lebih murah dibandingkan TT. Supaya kiriman uang sampai ke pihak penerima tanpa hambatan, pastikan Anda mencantumkan nama penerima, nomor rekening penerima, nama bank penerima dan jumlah yang dikirim dengan lengkap dan benar. Apabila penerima mempunyai rekening rupiah pada bank di indonesaa, konversi dari Euro ke rupiah menggunakan kurs beli TT yang berlaku pada saat peng-

kreditan rekening. MENGIRIM UANG KE LUAR NEGERI Pertanyaan: Saya punya rencana untuk berbisnis dengan orang di luar negeri dengan cara mengirim kerajian ukir-ukiran dari Jepara. Bagaimana cara pengiriman yang paling baik karena saya juga berencana membeli beberapa produk dari luar negeri. Robert, Jepara Jawaban: Pak Robert, bank-bank nasional di Indonesia menjalin hubungan dengan bank-bank di negara lain, umumnya bank nasional tersebut mempunyai fasilitas jaringan koresponden dengan bankbank lain yang tersebar luas dipelbagai negara dan cabang. Bank-bank yang bekerjasama dalam Jaringan koresponden tersebut sudah mempunyai beberapa metode transfer di antara mereka, antara lain, Telegraphic Transfer (TT), Mail Transfer (MT), Demand Draft (DD) atau International Money Order (IMO). Semakin banyak bank yang tergabung dalam SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication) semakin mudah kita kirim uang ke pelbagai negara. Metode transfer mana yang akan dipilih, tergantung keperluan kecepatan pengiriman uang tersebut dibutuhkan, dan ini akan berpengaruh pada biaya transfer. Metode TT (Telegraphic Transfer) lebih cepat sampai dan lebih mahal dari metode DD (Demand Draft). Umumnya prosedur transfer sederhana, cukup mengisi formulir Permohonan Pengiriman Uang yang tersedia di cabang dan menyerahkannya. Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi bank di dalam negeri.

STOP TRAFIKING!
Kemana Melaporkan Traking? Presiden RI: Layanan sms Presiden RI: 9949 Layanan surat Presiden RI ke PO BOX 9949 Jakarta 1000 Layanan email Presiden: info@presidensby.info Komisi Perlindungan Anak Indonesia Jl Medan Merdeka 15 Jakarta Pusat 10110 Telepon: 021- 352 4734 Fax: 352 4734 Kementerian Pemberdayaan Perempuan PO Box 10000 Kepolisian Republik Indonesia. Identitas pelapor akan dirahasiakan dan pelapor akan dilindungi. Layanan email POLRI: polri@polri.go.id Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Cc Dirjen Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri

KIRIM UANG KE TABUNGAN SENDIRI DI INDONESIA

Pertanyaan: Saya mempunyai Saudara yang bekerja di salah satu perusahaan di Kualalunmpur Malaysia. Setriap bulan dia mempunyaipenghasilan lebih, dan ingin mengisi tabungannya di Indonesia. Bagaimana caranya? Terimakasih atas bantuan Bapak. Gogon Partino Metro, Lampung Selatan Jawaban: Pak Gogon, di Malaysia terdapat beberapa bank yang mempunyai hubungan dengan bank di Indonesia dan mempunyai rekening rupiah atau dalam istilah perbankan, mereka mempunya rekening vostro. Untuk itu pekerja Indonesia di Kuarlalumpur bisa menghubungi bank yang ada di sana misalnya Public Bank Berhad, Afn Bank, Hong Leong Bank Berhad, RHB

Kirimkan Pertanyaan dan masalah anda yang berkaitan dengan transaksi keuangan dan perbankan TKI melalui surat atau Email : dunia_tki@yahoo.com

11

Edisi 06>> 11 Agustus - 24 Agustus 2006

TKI PURNA

Dedi Arafah

Mantan Pelaut

Punya Rental Mobil, Studio Foto, Hingga Toko


Walau awalnya hanya sekedar mengisi waktu, akhirnya bisa sukses punya usaha sendiri. Berikut penuturan Dedi Arafah, seorang TKI Purna, anak asli Betawi yang kini mulai menapaki sukses dengan usaha sendiri

Biayai Ortu Naik Haji,


membuatku sangat betah untuk terus menekuni pekerjaan ini. Belum lagi gaji yang kuterima cukup besar. Sebulan gajiku mencapai U$ 1400 atau mencapai Rp 13 - 14 juta sebulan. Belum lagi yang lainnya. Bandingkan saja kalau bekerja di tanah air dengan ijasah sekedar diploma satu seperti aku. Setiap bulan, habis menerima gaji, sedapat mungkin kusimpan di bank. Aku hanya belanja untuk kebutuhan rutinku tiap bulan. Dengan menyimpan gaji setiap bulan aku bisa mengumpul begitu lama. Sering kami harus terus berada di atas kapal tanpa pernah berhenti selama berbulan-bulan. Tapi semua itu bisa teratasi dengan iklim kerja di kapal pesiar yang menyenangkan. Aku jadi betah menjadi pelaut karena semua rekanrekan kerja sangat bersahabat walau kami dari berbagai negara dengan latar belakang budaya dan tradisi yang berbeda. Mungkin juga karena semua kami merasa senasib sebagai perantau mencari rezeki dan untuk

ebuah anggapan yang agak umum kalau orang Betawi hanya bisa betah bekerja di sekitar wilayahnya sendiri. Pandangan demikian juga aku rasakan sebagai orang Betawi ketika tumbuh menjadi remaja. Tapi anggapan itu telah memacuh semangatku untuk membuktikan sebaliknya. Usai menamatkan pendidikan, aku memilih menjadi pelaut untuk membuktikan bahwa anak Betawi pun mampu berkiprah dan bekerja di luar daerah, jauh dari sanak saudara. Dengan tekad itu selepas SMA, tahun 1993, aku sempat meneruskan pendidikan setahun di Akademi Perhotelan, swasta di Jakarta jur u s a n Ta t a B o g a . Ta h u n 1 9 9 5 a k u mendapatkan tawaran kerja di sebuah kapal pesiar Amerika sebagai house k e e p i n g . Ta w a r a n i t u d a t a n g d a r i seorang teman semasa SMA. Tanpa pikir panjang aku langsung terima dan menyiapkan segala persyaratan yang dibutuhkan. Sebenarnya aku sendiri ngga pernah kepikiran untuk menjadi seorang pelaut. Aku sebenarnya justru ingin berwiraswasta. Gaji Rp 13-14 Juta Aku bangga sebagai salah satu orang yang bisa bekerja di perusahaan asing dan mengunjungi berbagai negara. Banyak pengalaman bisa kuperoleh sebagai pelaut. yang jelas, bekerja di kapal pesiar membuatku tahu tentang beragam pribadi manusia dari berbagai suku bangsa dan negara. Apalagi kapal tempatku bekerja tidak hanya berlayar di Amerika tapi juga keliling Eropa. Pengalaman bekerja di kapal pesiar itu

modal usaha. Aku ingin membuka u s a h a . I t u s u d a h t e k a d k u . To h a k u pikir, tidak selamanya aku bekerja jadi pelaut. Suatu saat pasti aku akan berhenti berlayar. Kalau saat itu tiba, setidaknya aku sudah punya usaha sendiri. Pada awal tahun 1997, aku berlibur. Sekaligus melepas rasa rindu dengan sanak saudaraku yang aku t i n g g a l k a n . Wa k t u c u t i k u h a n y a 3 bulan. Setelah itu aku berangkat lagi untuk kembali mengais rejeki di kapal p e s i a r t e m p a t k u b e k e r j a . Te r p a k s a aku tinggalkan lagi keluarga besarku di tanah air. Sekali lagi, itu kulakukan hanya demi masa depan. Hanya kali ini memakan waktu yang cukup. Memang ada rasa suntuk dengan waktu berlayar

sebuah masa depan yang lebih baik d i n e g a r a o r a n g . Ti d a k h e r a n b i l a sedang merapat di sebuah tempat, biasanya sesama pelaut dari Indonesia kerap mengadakan pertemuan di suatu tempat. Pada saat itu umumnya kami saling sharing dan bercerita mengenai pengalaman selagi berada di kapal. Buka Berbagai Jenis Usaha Pada tahun 1999 aku memperoleh kesempatan unutk kembali cuti. Aku bawa serta uang gajiku yang selalu kusimpatn selama berbulan-bulan bekerja di laut. Sampai di rumah aku langsung membuka usaha selain membantu orangtua dan keluarga. Pertama uang simpanan itu kugunakan untuk

membangun beberapa kios diatas tanah milik orang tuaku. Sebagian lagi tanahnya kubangun rumah untuk dikontrakan. Sisa dari uang gunakan untuk usaha lain yaitu membuka Studio Photo Digital dengan perlengkapan yang cukup modern. Usaha ini diinspirasi oleh kebiasaanku saat berlayar dimana pada waktu senggang kugunakan untuk memotret berbagai obyek pemandangan di daerah atau negara yang kami singgahi. Aku sempat belajar beberapa teknik fotografi dari kenalanku di kapal pesiar sehingga sedikit banyak aku bisa memotret dengan baik. Selain studio foto, aku juga buka 15 buah rental play stasion serta toko kelontong untuk kebutuhan sehari-hari . Semuanya terletak di dekat stasiun UI Depok. Tidak hanya usaha itu saja, akupun membeli beberapa kendaraan sepeda motor keluaran terbaru. Motor ini aku sewa untuk ojek yang dioperasikan oleh para tetanggaku. Ya, hitung-hitung bisa membuka lapangan kerja baru bagi mereka. Aku juga membeli dua buah mobil jenis sedan dan kijang. Kedua jenis kendaraan ini kugunakan untuk rental mobil. Namun yang paling membahagiakan, hasil gajiku selama bekerja dikapal pesiar sempat kuberikan kedua orang tuaku untuk naik haji. Dengan beberapa usaha yang aku dibangun, tahun 2000, aku putuskan untuk resign (mengundurkan diri) dari a g e n k u d i k a p a l p e s i a r. A k u i n g i n berkonsentrasi dalam usaha dan bisnisku yang ada sekarang ini. Bagiku bekerja menjadi pelaut hanya untuk membuka masa depanku dan keluarga. Lagi pula bekerja di kapal komersil baik dalam negeri maupun luar negeri sama baiknya dalam memperoleh penghasilan. Asal, penghasilan yang kita terima setiap bulan bisa disimpan dengan baik dan telaten. Mungkin ceritaku ini bisa menjadi pelajaran bagi rekan-rekan anak muda lainnya yang ingin mengadu nasib sebagai pelaut. Semoga kalau ada kesempatan harus bisa dipergunakan sebaik-baiknya. (zar)

ist.

LAPSUS

Edisi 06>> 11 Agustus - 24 Agustus 2006

12

anaknya, dia juga menanyakan keadaan keluarganya semua. Mae lalu minta tolonga supaya saat anaknya Adit genap satu tahun, supaya dibuatkan nasi uduk. Mamanya sendiri sempat bertanya saat itu, kenapa lama tidak menelepon. Hanya Mae bilang, buku teleponnya dirampas agen disana, sementara di tengah kesibukannya, dia sendiri lupa nomor telepon rumah. Baru kemudian dia ingat lagi sehingga baru bisa menelepon hari itu. Pada akhir telepon, Mae minta segera dibikin rekening bank agar dia mudah mengirim uang untuk keluarganya. Sayang, seperti diakui, Ibu Rohana, dia sendiri sampai ajal menjemput Mae, belum sempat membuka rekening bank seperti diminta anaknya.

K e n a n g a n T K I y a n g Te w a s d i L e b a n o n

Sempat Minta Dibukakan Rekening Bank


Pahlawan Devisa itu telah pergi ke tempat dimana dia tidak akan kembali lagi. Semoga dia dapat beristirahat dengan damai di alam sana dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan lahir dan bathin.

Ibu Tolong Titip Adit Siti Maemunah adalah anak dari Ibun Rohana, 46 tahun. Sedangkan ayahnya sudah meninggal karena lever sekitar tiga bulan sebelum dia berangkat menjadi TKW. Suaminya, Aris Widodo, awal Nganjuk, Jawa Timur. Hanya saja suaminya ini sudah pergi meninggalkan keluarganya ketika anaknya baru berusia 40 hari, tanpa ada alasan yang jelas. Saat itu sekitar pukul 2.00 pagi. Katanya seperti dituturkan Ibu Rohana, mau cari kerja lain yang lebih baik di daerah Bekasi. Dia bekerja sebagai sopir di sebuah perusahaan ekspedisi. Penghasilannya memang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Pada awal kepergiannya, masih sempat beberapa kali menelpon isterinya. Hanya setelah istrinya jadi TKW hilang kontak. Pernah waktu Lebaran Ari mengirim baju

KCM

erutama putranya Adit, yang kini baru berusia setahun, suatu ketika kelak menjadi dewasa dapat belajar dari perjuangan dan rasa tanggung jawab ibunya ini. Bahwa pada hari Kamis, 3/8, banyak pejabat bahkan Menteri Kabinet di negara ini datang menjemput serta mengantar jenazah ibunya ke liang lahat. Dia seorang anak bangsa biasa saja tapi oleh posisi dan perannya, telah berhasil mencuri perhatian publik dan elit negeri ini. Siti Maemunah, begitu namanya dikenal. Perjuangan mengais rezeki bagi diri dan keluarga telah menuntun langkah hidupnya menyeberangi benua dan samudra ke Timur Tengah. Pendidikan tidak seberapa, skill untuk lapangan kerja lain yang lebih menjanjikan hampir tidak punya. Di salah satu negeri seribu satu malam itu, seperti kebanyakan warga Indonesia lainnya, dia hanya bisa bekerja menjadi pembantu rumah tangga. Sayang, atas nama konik dan amuk peperangan, dia terpaksa harus menjadi korban tanpa dia sendiri kehendaki. Tapi kematiannya, saat ini dan semoga untuk seterusnya telah membuka mata warga bangsa terutama para pentinggi

Jenazah Siti Maemunah (24), tenaga kerja wanita asal Sukabumi, Jawa Barat, korban serangan bom Israel ke Libanon, Kamis (3/8) siang tiba di bandara Seoekarno Hatta Jakarta. Jenazah dibawa dengan menggunakan pesawat Boeing 777 milik perusahaan penerbangan Syria Ijhad langsung dari Abu Dhabi dan pada hari yang sama dimakamkan di kampung halamannya.
KCM

negara ini. Bahwa begitu penting nyawa seorang anak bangsa yang harus hengkang ke luar negeri untuk bekerja agar dapat hidup dengan layak. Masih terlalu banyak peristiwa kematian yang harus dialami para pahlawan devisa ini di luar negeri, hanya sering tidak diperhatikan, diabaikan. Warga Langensari Siti Maemunah adalah warga kampung Gentong Pasir, RT 02/RW 01, Desa Langensari, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Mae demikian biasa disapa baru delapan bulan bekerja di Kuwait sebagai pembantu rumah tangga. Siti menjadi TKI setelah ditinggal pergi suaminya. TKW kelahiran 1984 ini

meninggalkan seorang anak berusia 13 bulan. Siti berangkat ke Kuwait via PJTKI PT Binhasan Maju Sejahtera (BMS). Dia mendapatkan kontrak selama dua tahun, dan baru bekerja selama delapan bulan. Maemunah baru delapan bulan dia bekerja dan baru sekali melakukan komunikasi via telepon pada keluarganya di tanah air. Kepergiannya tidak banyak meninggalkan pesan apalagi harta peninggalan. Kalau toh ada, mungkin sekedar hak-hak dasar yang harus diterima sebagai seorang TKI. Seperti dituturkan ibunya, Rohana, Jumat, 12 Mei yang lalu, saat tengah malam, Mae, demikian biasa disapa, menelpon ke rumah. Selain menanyakan khabar tentang

dan susu untuk anaknya via temannya. Anak Aditya Fadillah, 13 bulan. Saat berangkat menjadi TKW anaknya baru berusia 5 bulan dan masih menyusui dari ibunya. Aditya dititipkan pada ibu dan adiknya Mariam. Boleh jadi, Mae adalah sosok seorang wanita seutuhnya. Tanpa berpangku tangan usai ayahnya meninggal karena lever -- sebuah penyakit yang mematikan -- perlu perawatan intensif dan untuk itu sudah pasti membutuhkan biaya besar. Sementara menghadapi situasi itu, suaminya pun pergi tanpa ada kejelasan. Pukulan beruntun harus diterima sebagai kenyataan hidup yang tak terelakan. Seperti dikisahkan kembali Ibu Rohana

13

Edisi 06>> 11 Agustus - 24 Agustus 2006

LAPSUS

23 TKI di Lebanon Memilih Bertahan


onik yang sarat aroma perang di negara ini masih terus berlanjut. Hal ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat Indonesia terhadap para TKI lainnya di negara itu. Juru Bicara Departemen Luar Negeri Desra Percaya menyatakan, sebanyak 23 TKI yang saat ini bekerja di Libanon. Semua mereka sudah melakukan kontak dengan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beirut. Hanya menurut Desra, mereka dilaporkan dalam keadaan selamat dan aman. Walau perang masih berlanjut, ke-23 TKI tersebut dalam pernyataan mereka memilih tetap tinggal dengan majikannya. Kata mereka pilihan ini lebih aman dan tidak ada masalah. Karena umumnya mereka bekerja di wilayah bagian utara Libanon, sebuah wilayah yang dianggap relatif aman dari serangan Israel.*/ian

di kediamannya, sebelum berangkat ke yang memutus jalur lintas perbatasan itu. Sehingga perjalana dari Beirut ke perbaArab, Mae berpamitan dengan seluruh keltasan memakan waktu yang cukup lama uarga dan kenalannya. Dia bahkan menandari seharusnya. Jenazah akhirnya tiba di gis saat harus melapas Adit pada ibu dan Araida, perbatasan utara Lebanon dengan adiknya. Ibu Tolong jaga Adit, demikian Suriah, pukul kata Mae pada 18.88 waktu seperti dituMae minta segera dibikin setempat atau turkan Ibunya rekening bank agar dia mudah pkl. 22.00 wib. Rohana. mengirim uang untuk keluargDi tempat itu anya. Sayang, seperti diakui, Ibu jenazah disDiterjang Rohana, dia sendiri sampai ajal erahterimakan Bom Israel menjemput Mae, belum sempat Anindita keSiti tewas, membuka rekening bank seperti pada Dubes RI 13/7, terkena diminta anaknya. untuk Lebanon, serangan bom Abdullah SyarIsrael dalam wani, setelah konflik dan menunggu sekitar lima jam. Tidak ada kenpeperangan dengan para pejuang Hizuldala berarti dalam proses serahterima ini. lah. Saat itu dia tengah berlibur bersama keluarga majikannya Tahir Toher Jalal yang tinggal di Dasman Kuwait. Saat itu Maemunah bersama delapan orang rombongan majikannya berlibur dan berada di wilayah Ba Saleh Qodo Sur, Lebanon. Hanya saat kejadian itu dari sembilan korban, dua orang termasuk Siti belum bisa ditemukan segera. Di tengah amuk peperangan antara pasukan Hizbula dan Israel, jenazah Siti baru ditemukan pada Rabu, 26/7 di sebuah rumah sakit di Kota Tyre, Lebanon Selatan yang merupakan basis gerilyawan Hizbullah. Hanya saja jenazah Siti baru berhasil dievakuasi Senin, 31/7, keluar dari Kota Tyre ke Damaskus. Sebelumnya jenasah harus lewat Kota Saidah. Jenasa tiba di Beirut tepat pukul 06.00 (10.00 wib). Sampai di Beirut, jenazah di rapikan, dimandikan dan dimasukan dalam peti mati, sebelum di bawah ke luar perbatasan menuju Damaskus. Evakuasi ini bisa dilaksanakan atas kerjasama pihak KBRI dengan pasukan Garnisun dari Dephankam Lebanon memanfaatkan waktu vakum yang diberikan Israel usai membombardir Kota Qana. Saat ditemukan kondisi jenazah sendiri seperti dikatakan Kuasa Usaha KBRI Lebanon Anindita, sudah sulit dikenali akibat terkena bom. Walau begitu, pihak rumah sakit Tyre memberikan bukti yang kuat yang menyataakan jenazah itu memang Siti Maemunah. Proses evakuasi pengantaran jenazah menggunakan jalur utara karena jalur timur sudah ditutup akibat serangan udara Israel

KCM

PROFIL NEGARA LEBANON <<


Daerah terendah Daeah tertingga Sumber Alam Jumlah Penduduk Harapan Hidup Suku Agama : Laut Mediterania 0 m : Qurnat as Sawda 3,088 m : besi, garam, batu kapur : 3,874,050 : 70 tahun (laki-laki), 75 (wanita) : Arab 95%, Armeni 4%, Lain-lain 1% : Muslim 59.7% (Shia, Sunni, Druze, Ismailite, Alawite atau Nusayri), Kristen 39% (Maronite Catholic, Greek Orthodox, Melkite Catholic, Armenian Orthodox, Syrian Catholic, Armenian Catholic, Syrian Orthodox, Roman Catholic, Chaldean, Assyrian, Copt, Protestant). Lain-lain 1.3% Bahasa Nama negara : Arabic (resmi), Perancis, Inggris , Armenian : Republik Lebanese, Lebanon, Al Jumhuriyah al Lubnaniyah, Lubnan Ibukota Negara Lokasi Koordinat Geogras Luas Area Jarak ke Perbatasan : Timur Tengah, berbatasan dengan Laut Mediterania antara Israel dan Syria : 33 50 Utara, 35 50 Timur : 10,400 sq km (daratan: 10,230 km2, lautan 170 km2) : Israel (79 km), Syria (375 km) GDP GDP - per capita Hari Kemerdekaan Propinsi mohafazah : Beirut : 22 November 1943 : Aakkar, Baalbek-Hermel, Beyrouth, Beqaa, Liban-Nord, Liban-Sud, Mont-Liban, Nabatiye : 23.69 miliar USD : 6,200 USD

Pertumbuhan Penduduk : 1.23%

WACANA

Edisi 06>> 11 Agustus - 24 Agustus 2006

14

Franky dan Nini Karlina Suarakan Para TKI


Musisi Franky Sahilatua dan penyanyi dangdut Nini Carlina baru-baru ini ditunjuk sebagai Duta Buruh Migran Indonesia oleh organisasi perburuhan internasional (ILO) dan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI).
erpilihnya kedua penyanyi tersebut sebagai duta buruh karena selama ini mereka dinilai terlibat dalam membela kepentingan serta hak para pekerja terutama TKI yang bekerja di luar negeri. Dalam mengemban tugas barunya menjadi wakil para TKI, Franky dan Nini harus bisa menyuarakan perlindungan hakhak asasi para TKI yang akan atau sudah bekerja di luar negeri. Dari mulai proses perekrutan, penampungan, pelatihan, pemberangkatan, ketika di tempat kerja (negara tujuan), hingga proses pemulangan kembali ke tempat asal. Termasuk mengkritisi atau memberi masukan mengenai segala regulasi atau kebijakan pemerintah yang dinilai tidak memihak para TKI. Secara fungsional, Franky dan Nini berperan dalam menjembatani kepentingan para TKI dengan berbagai pihak. Baik dengan institusi yang terkait dengan ketenagakerjaan, pemerintah, serta masyarakat umum. Targetnya agar segala permasalahan yang dihadapi para TKI khususnya yang bekerja di luar negeri dapat segera terselesaikan. Lebih dari satu dekade belakangan ini, Indonesia telah menjadi negara pemasok pekerja migran terbesar kedua di dunia setelah Filipina. Menurut data Departe-

men Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) hingga Juni 2005, jumlah pekerja atau buruh migran Indonesia (TKI) mencapai 3.808.741 orang. Dari jumlah tersebut 72,5 persen diantaranya perempuan (TKW). Sayangnya, besarnya jumlah TKI/TKW yang bekerja di luar negeri seringkali diwarnai tindak kekerasan serta beraneka pelanggaran HAM lainnya yang menimpa mereka. Khususnya para TKW yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga (PRT) serta pekerja tata laksana rumah tangga (PTLRT) lainnya. Karena itulah perlindungan bagi para TKI khususnya para TKW di luar negeri harus terus diperjuangkan. Terpilih dan dideklarasikannya barubaru ini, diharapkan turut membawa hasil dalam mengkampanyekan perlunya perlindungan bagi para TKI. Tidak saja bagi para TKI yang sudah bekerja di luar negeri tetapi juga para TKI yang akan bekerja ke luar negeri. Terutama perlindungan bagi perempuan PTLTR yang cenderung rentan terhadap tindakan ekspolitasi dan kekerasan.

Kata-kata Bung Karno


Menurut Franky, tantangan saat ini adalah bagaimana memberikan perlindungan dan dukungan yang tepat bagi

TKI yang bekerja di luar negeri. Franky menambahkan para TKI ini belum memperoleh hak-haknya secara penuh. Bahkan diantara mereka masih banyak yang diperlakukan seperti budak. Janganlah kata-kata Bung Karno menjadi kenyataan, bahwa bangsa kita menjadi bangsa kuli. Harus ada yang memperjuangkan mereka (TKI-red), kata Franky. Franky menjelaskan, hingga saat ini masih banyak TKI yang bekerja di luar negeri yang mengalami berbagai bentuk ketertindasan. Karena itu dirinya akan memberi perhatian khusus terhadap nasib yang menimpa mereka. Sedangkan dalam tugas khususnya, musisi balada dan country ini menangani bidang advokasi dalam perlindungan buruh migran. Kita tidak ingin dalam fase-fase pendaftaran hingga pemulangan, para buruh migran ini dimanfaatkan oleh para birokrasi, penyelenggara, ataupun pengguna jasa buruh. Mereka harus dilindungi karena para TKI ini adalah pahlawan devisa negara, imbuhnya.

Ninik Karlina
Duta buruh migran yang satu ini juga mengaku sangat prihatin dengan kondisi buruh migran Indonesia. Termasuk ketika ia menyaksikan sendiri para TKI di Korea yang hidup di penampungan dengan fasilitas yang seadanya. Bagi saya berkunjung ke shelter buruh migran di Korea saat itu menjadi pengalaman tersendiri. Saya senang dapat menghibur mereka, karena keadaan mereka jauh sekali dari yang saya bayangkan, ungkap pedangdut ini. Dengan menjadi duta buruh, Nini akan merasa leluasa untuk langsung terlibat dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh para TKI maupun calon TKI guna menghindari kondisi buruk yang mungkin mereka alami. Dalam agenda kerjanya sebagai duta buruh migran Indonesia, baik Nini maupun Franky berkomitmen untuk membangun jejaring nasional, regional dan internasional untuk melakukan kampanye secara global dalam perlindungan TKI ini. Selamat bekerja untuk Nini dan Franky (ian)

Ditelanjangi di Yordania
eorang tenaga kerja wanita (TKW), Wasidah, mengaku disiksa majikannya saat bekerja di Yordania. TKW asal Desa Kaplongan Lor, Karangampel, Indramayu, Jawa Barat, ini mengaku disekap dan ditelanjangi oleh majikannya selama sepekan sebelum akhirnya dipulangkan dalam keadaan lumpuh total. Wasidah disalurkan melalui Perusahaan Pengerah Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) Mahabrata Abadi, Jakarta. Di Jordania, tepatnya di Aman, Wasidah dipekerjakan di kediaman Rias Mahmud. Menurut ibu empat anak ini ia kerap mendapat perlakuan kasar seperti disiran air panas, dipukul atau disetrikan bagian kepalanya. Semua itu tanpa sebab yang jelas. Perlakuan kasar majikannya ini membuat Wasidah mengalami tekanan mental hingga lumpuh total. Wasidah akhirnya berhasil pulang ke Indonesia setelah majikannya mengembalikannya

ke PJTKI. Pintarnya orang Jordan itu, alasan yang diberikan karena Wasidah sakit. Setiba di Jakarta, Wasidah yang masih dalam keadaan lemah sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit Polri, Jakarta. Peristiwa penyiksaan terhadap TKW Indonesia seperti ini bukan yang pertama kali terjadi. Sebelumnya telah banyak korban penyiksaan TKW maupun tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Pada 13 Mei lalu, Indonesia menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Malaysia sehubungan dengan perlindungan pembantu rumah tangga asal Indonesia. Beberapa elemen yang disepakati antara lain kewajiban membuat kontrak kerja yang harus jelas memuat hak dan kewajiban termasuk gaji yang diterima. Sayangnya MoU seperti ini belum diikuti Negara-negara penyerap TKW lainnya. (**/amr)

enantian keluarga Sulastri akhirnya berakhir. Jenazah tenaga kerja wanita (TKW) yang bekerja di Riyadh, Arab Saudi, ini akhirnya tiba di kampung halamannya di Kecamatan Pagel, Malang, Jawa Timur. Terlambatnya pemulangan jenazah Sulastri binti Salama ini karena majikan Sulastri lalai memberitahukan kepada agen tenaga kerja yang mengirim Sulastri. Jasad Sulastri sempat dita- Prosesi penguburan jenazah Sulastri han oleh polisi Arab Saudi di Riyadh karena meninggal, pihak Bumen Jaya hanya memmajikan almarhum belum membayar gaji beri uang sebesar dua juta rupiah. Alasanbekerja sebesar Rp 128 juta. Tidak lama nya, Sulastri berangkat tanpa asuransi. setelah datang, jenazah Sulastri langsung Padahal yang seharusnya mengurus dimakamkan oleh keluarganya. asuransi ya perusahaan itu juga. Lebih Sulastri diberangkatkan ke Arab Saudi tragis lagi, Sulastri dikabarkan meninggal oleh penyalur jasa tenaga kerja Indonesia dunia karena digigit serangga. Kasus yang (PJTKI) Bumen Jaya pada 1997. Sampai mirip dengan Sulastri ini sudah tiga kali Sulastri dipulangkan dalam keadaan sudah terjadi di Kecamatan Pagel. (dtc/amr)

Mayat Tertahan Satu Tahun Gaji Tertahan Rp. 128 Juta

Metro TV

15

Edisi 06>> 11 Agustus - 24 Agustus 2006

INFO
sehari dalam sepekan atau empat hari dalam sebulan. Tidak salah bila perjanjian kontrak baru bagi buruh migran ini sangat sarat dengan adanya diskriminasi yang dominan, sehingga masih banyak sekali kelemahan dalam aturan ketenaga kerjaan yang akhirnya justru menimbulkan celah bagi para agen penyalur yang menjadi calo untuk mengutip uang dari pekerja buruh migran. Memang masalah dalam pekerja buruh migran ini bukan lagi hal yang baru bahkan sudah menjadi rahasia umum yang terus berkembang yang sulit untuk dihapuskan praktek semacam ini, pekerja buruh migran rela untuk membayar ongkos rekrutmen, transportasi, pelatihan, dan penemptan kerja. Mereka yang biasanya diterima bekerja dinegara yang sudah ditunjuk oleh agen harus rela pula upahnya diambil selama satu sampai sepuluh bulan dari pertamanya, padahal mereka pekerja buruh migran dikontrak hanya sekitar dua tahun dan tentu saja para pekerja hanya menikmati hasil upah selama satu tahun terakhir dari kontrak pekerjaannya sebagai buruh rumah tangga. Tentunya keadaan ini sangat menyedihkan bagi pekerja buruh migran yang selalu bekerja berada dibawah tekanan yang dilematis.Sedangkan catatan data yang diperoleh HRW negara Singapura memiliki 600 agen penyalur tenaga kerja.Apa bila aturan sistem kontrak kerja seperti ini maka akan menjadi beban yang berat bagi pekerja buruh migran itu sendiri sebab para pekerja buruh migran inilah yang sebenarnya menggaji agen mereka, kan seharusnya majikanlah yang membayar keagen,ungkap Nisha dengan sengit. Dalam Kontrak kerja baru ini hanya ada kemajuan sedikit mengenai keharusan majikan untuk memberikan makan bagi pekerja buruh migran sebanyak tiga kali sehari dengan makanan standar empat sehat lima sempurna.(zar/ Sumber HRW)

emerintah Singapura baru-baru ini mengeluarkan ketentuan perjanjian kontrak kerja baru bagi tenaga kerja asing. Hanya peraturan itu dinilai banyak kekurangannya sehingga terkesan diskriminatif. Misalnya, kebijakan soal upah dan pengembalian upah oleh majikan selain tidak adanya penjelasan mengenai hari libur yang harus diperoleh bagi tenaga kerja asing atau buruh migran. Menurut Lembaga Pemantau HAM (Human Rights Watch) peraturan itu justru tidak akan memberi perubahan yang signikan bagi nasib pekerja asing. Karenanya peraturan itu dinilai diskriminatif. Padahal para tenaga kerja asing membutuhkan perjanjian kontrak yang bisa memberikan perlindungan serta kenyamanan bagi haknya. Menurut Nisha Varia peneliti senior Human Rights Watch (HRW), hak pekerja buruh migran (tenaga kerja asing) dalam memperoleh pembelaan masih sangat lemah. Peraturan kontrak yang dibuat berat sebelah dam hanya menguntungkan majikan dan agen penyalur mereka, ujarnya. Menurut data yang diperoleh HRW sedikitnya pekerja buruh migran di Singapura saat ini sebanyak 160 ribu orang. Mereka sebagian besar berasal dari Indonesia, Filipina, Srilangka dan India. Dalam masalah jatah libur, para pekerja tidak

Singapura Keluarkan Kontrak Baru yang Diskriminatif

Anthony

Lucky Plaza menjadi tempat utama para pekerja migran melepas penat di Singapura

memperolehnya dengan baik, karena dalam perjanjian kontrak kerja yang baru ini seperti sengaja tidak dicantumkan pemerintah Singapura. Misalnya pekerja rumah tangga tidak akan mendapatkan izin berlibur dari majikannya satu atau empat hari dalam sebulan atau majikan diwajibkan memberikan upah lembur bagi pekerja rumah tangga yang tidak dapat libur. Hanya soal ini tidak dibahas oleh pemerintah Singapura. Padahal seharusnya

pekerja rumah tangga perlu mendapatkan jatah libur. Ini penting bagi keseimbangan jiwa raganya serta dapat membebaskan mereka dari rutinitas pekerjannya, tegas Nisha lagi. Peraturan ini terkesan ironis mengingat Singapura sebagai sebuah negara maju tapi tidak bisa memberikan jaminan bagi pekerja asing yang berada di negaranya untuk menikmati jatah berliburnya,

asib buruh migran Indonesia yang bekerja di negara Kuwait sebentar lagi merasa lega karena Pemerintah Indonesia dan Kuwait akan menandatangani nota kesepakatan (MoU) tentang perlindungan tenaga kerja Indonesia di Kuwait. Menurut duta besar Kuwait untuk Indonesia Mohammad Fadel Khalaf menjelaskan kesepakatan Mou mengenai kesepakatan perlindungan kerja untuk buruh Indonesia ini dibuat agar nasib mereka lebih dapat terjamin hidupnya dinegara Kuwait. Nota kesepkatan MoU itu akan ditandatangani September mendatang, ujarnya usai bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, selasa kemarin.Nota kesepakatan itu, berisi mengenai aturan perlindungan TKI, hari libur, dan gaji minimal TKI. Pemerintah Kuwait menetapkan gaji minimal TKI sebesar US$ 200 atau sekitar Rp 2 juta, Pemerintah Kuwait juga akan mengatur mengenai pemberian hari libur bagi TKI.yang rencananya nota kesepakatan ini akan ditandatangani Menteri Ketenagakerjaan Indonesia dan Kuwait. Tanda tangan nota kesepakatan perlindungan untuk TKI ini akan dilaku-

Indonesia dan Kuwait akan Tandatangani MoU Perlindungan TKI N


kan di Jakarta. Namun, kata Khalaf, Pemerintah Kuwait meminta proses rekrutmen TKI dilakukan sesuai aturan. Indonesia juga harus memperketat proses rekrutmen TKI, ujarnya. Saat ini buruh migran Indonesia yang bekerja di Kuwait telah mencapai 400 orang yang bermasalah, sementara mereka ditampung di kedutaan Indonesia yang ada dinegara Kuwait. Kesepakatan kerja perlindungan bagi

Depnaker Siapkan Uji Bakat TKI Gratis

Pemerintah Kuwait menetapkan gaji minimal TKI sebesar US$ 200 atau sekitar Rp 2 juta, Pemerintah Kuwait juga akan mengatur mengenai pemberian hari libur bagi TKI.
TKI ini sengaja dibuat guna untuk meminimalkan masalah buruh migran Indonesia, karena menurut fadel Pemerintah Kuwait tidak ingin para TKI yang berkerja dinegaranya mempunyai masalah yang berdampak pada kesengsaran para TKI itu sendiri, seperti tidak memiliki surat izin

kerja yang sah. Makanya saya tekankan sekali lagi kepada pihak agen TKI yang berada di Indonesia untuk benar-benar dapat menyleksi para calon TKI yang akan bekerja di Kuwait harus benarbenar sesuai standar yang telah ditentukan oleh isi kesepakatan perlindungan kerja ini. Tegasnya. Pemerintah Indonesia dan Kuwait tidak ingin nasib para TKI yang bekerja di Kuwait nanti bernasib sama dengan apa yang terjadi dengan TKI yang bekerja di Malaysia yang barubaru ini mereka dipulangkan oleh Pemerintah Malaysia karena para TKI tersebut memang terbukti tidak memiliki surat izin kerja yang menjadi sarat utama. Senada dengan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, wakil Presiden Yusuf Kalla juga mengimabau pada seluruh institusi yang terkait dalam masalah TKI ini agar dapat memberikan kemudahan dalam memberikan pelayanan yang benar-benar memadai untuk para TKI, agar para TKI negara kita dapat bekerja memenuhi standar.(zar)

emerintah terus berupaya mengasah kemampuan Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Depnakertrans akan mengeluarkan Standarisasi Minimal Uji Kompetensi (Sertikat Bakat TKI). Peraturan mengenai ujian bagi TKI ini akan termaktub dalam Peraturan Menakertrans (Permen). Untuk mengikuti ujian ini, TKI tidak dipungut biaya. Hal tersebut disampaikan Menakertrans Erman Suparno usai dialog bersama PPTKIS (Penempatan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Swasta) di kantor Depnakertrans, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, belum lama ini. Menurutnya jika ujian berlangsung di daerah maka harus ditanggung oleh masing-masing pemda melalui APBD. Namun untuk mempermudah para TKI, ujian tidak melulu dipusatkan di daerah. Hal ini untuk mempercepat proses pelaksanaan ujian. Saya akan buat surat edaran supaya uji kompetensi tidak dipusatkan di daerah saja. Supaya lebih gampang, sederhana dan cepat, janji Erman. (*/dtc)

LAPSUS

Edisi 06>> 11 Agustus - 24 Agustus 2006

16

Tips Siti Nurjanah, TKW di Saudi Arabia

Enam Tahun Hilang Kontak


Maksud hati mencari rezeki lewat TKI atau TKW untuk memperbaiki nasib, ternyata alur hidup sering bergulir tak menentu. Tidak sedikit TKI atau TKW harus mengalami nasib tragis seperti dialami Siti Nurjanah, yang hingga kini, sudah enam tahun hilang kontak dengan keluarganya sendiri.
agi menjelang dari Saudi. Nota itu ditulis siang, Senin, 1/8, di sebuah kertas rokok. Dunia TKI mendapat Isinya, dia minta didoakan informasi dari aktivis buruh karena majikannya agak migran dari SBMI DKI, galak. Ali Machsun. Isinya ada Untuk itu Ade Sanusi, keluarga TKI (TKW) dari atas nama keluarga hari Jawa Barat yang datang itu mendatangi PT. Trisula ke Jakarta untuk mencari Bintang Mandiri. Dia ingin tahu keberadaan anggota menanyakan keberadaan keluarganya yang sudah Siti yang hingga saat ini enam tahun menjadi TKW tidak khabar beritanya. Hal di Saudi Arabiah. Hingga yang sama sebenarnya, saat ini tidak pernah pulang, kata adik misan Siti ini tidak ada kabar beritanya. Ade Sanusi kakak korban bahwa pernah dilakukan Akhirnya siang itu, Dutahun 2003 lalu. Saat itu nia TKI menemui Ade Sanusi di daerah ceritanya, pihak PT. Trisula meminta dirinya Manggarai, Jakarta. Siang itu Ade Sanusi untuk telepon langsung ke pihak agency di ditemani Ali Muchsin, Ketua Serikat Buruh Saudi Arabiah. Hanya saat itu dirinya tidak Migran Indonesia dari DPW Jadebotabek. membawa uang cukup. Dia lalu meminta Keduanya baru kembali dari PT. Trisula telepon kantor PT. Trisula untuk menelpon Bintang Mandiri, perusahaan yang mem- tapi tidak diijinkan. Pihak perusahaan lalu berangkatkan Siti ke Saudi Arabia, tahun menyarankan dirinya untuk mengecek lagi 2000 yang lalu. Diceritakan, Siti bekerja seminggu mendatang. Setelah seminggu, sebagai pembantu rumah tangga di Saudi informasi yang pasti belum bisa diperoleh. Arabiah. Jangankan pulang atau mengirim Keberadaan Siti ternyata tetap tidak pasti uang hasil kerjanya, surat pun tidak pernah hingga saat ini. Karena itu dengan adanya dikirim. Bahkan teman-teman sesama TKW berita kematian TKI yang dirudal Israel di sekampung yang pulang dari Saudi pun Libanon dia lalu mengambil inisiatif lagi untuk tidak pernah tahu dimana keberadaannya, mengecek informasi keberadaan anggota ujarnya. keluarganya itu. Diakui Sanusi, keluarga mengalami Majikannya Galak, Minta Dido- kesulitan untuk menghubungi Siti di tempat akan kerjanya di Saudi. Pasalnya, mereka sendiri Selain tidak ada kabar dimana ke- tidak tahu, alamat dan nomor kontak Siti yang beradaan Siti, sampai saat ini juga, sudah bisa dihubungi segera. Kesulitan lain yang enam tahun ini, Siti juga tidak pernah men- dihadapi antara lain pihak calo atau sponsor girim uang bagi keluarganya sendiri. Kata yang memberangkatkan Siti atas nama H. Sanusi, tahun 2003, Siti sempat kirim nota Salahudi saat ini sudah meninggal. tapi dititip atau diselipkan via surat temannya

Sulit Mengecek

Karena itu pihak keluarga dalam surat pengaduannya menuntut agar segera memulangkan TKW atas nama Siti Nurjanah dan membayar gaji yang bersangkutan sesuai dengan perjanjian kontrak kerja atau selama bekerja selama enam tahun. Surat tuntutan itu ditujukan sebagai tembusan kepada Dirjen PPTKLN, I Gusti Made Arka. Hanya seperti dituturkan Sanusi, pihak PT. Trisula Bintang Mandiri tidak bisa memastikan keberadaan Siti. Pihak PT. Trisula Bintang Mandiri hanya meminta waktu seminggu untuk mengecek lagi administrasinya. Soalnya, kata mereka sudah enam tahun sehingga ada kesulitan mengecek lebih cepat dan pasti, urai Sanusi. Untuk lewat pemberitaan ini juga Sanusi berharap kalau ada sesama TKI atau TKW di Saudi Arabiah yang kenal dan atau tahu keberadaan Siti dapat menghubungi pihak keluarga, atas nama: Ade Sanusi. Alamat : Cikadu, Desa Bunder RT 24/ RW 06, Jatiluhur, Purwakarta. Telp. 0264-204074 atau HP: 081317263589

Dok. Pri.

Penyebab TKI Hilang Kontak:


Menurut Ali Muchsin, pihak yang mendampingi kaluarga dalam mengurus persoalan ini, sesuai pengalamnya mengurus kasus serupa, umumnya TKI yang kehilangan kontak, disebabkan oleh bebara factor. Antara lain:
TKI (TKW) kabur dari majikan pertama dengan berbagai alasan pindah ke majikan lain tanpa melapor ke pihak agency atau KBRI. Karena bermasalah dengan majikan atau kontrak lalu ditampung di KBRI negara tujuan lalu disalurkan lagi ke majkan lainnya sehingga pihak agency atau PJTKI pengirim kehilangan jejak untuk melacak keberadaan seorang TKI/TKW. Akses informasi tidak diberikan oleh majikan. Akibatnya, bertahun-tahun bekerja, seorang TKI/TKW tidak pernah bisa berkomunikasi dengan pihak lain termasuk keluarga di tanah air atau agency dan PJTKI pengirim. Seorang TKI (TKW) kawin dengan orang lain sehingga tidak bisa dilacak keberadaannya. Seorang TKI (TKW) dengan berbagai alasan terjebak dalam jaringan prostitusi atau perdagangan perempuan di negara tujuan. Seorang TKI (TKW) yang bersangkutan sudah meninggal dunia. Hanya karena berbagai alasan, pihak KBRI si negara tujuan tidak tahu tentang kasus kematian sehingga pihak keluarga pun tidak tahu atau tidak diberitahu.***

17

Edisi 06>> 11 Agustus - 24 Agustus 2006

REGULASI
Belakangan ini wajah kawasan wisata Puncak sedikit berubah. Di sepanjang jalan Cisarua bermunculan berbagai papan reklame bertuliskan aksara Arab. Banyak yang tidak disertai dengan terjemahan bahasa Indonesia, namun sebagian lainnya disertai dengan terjemahan dalam bahasa Indonesia.

Rp 5 juta. Namun uang itu masih harus dibagi pula dengan dua perantara, yakni H Achmad dan Ibu Haji Uwan. Ternyata H Achmad dan Ibu Haji Uwan juga terlibat dalam kawin kontrak yang lain. Keduanya menjadi perantara kawin kontrak antara Erni Kurniawati dengan Abdul Rahman Awad A Alshamrani. Keduanya kawin kontrak pada 28 Juli 2006 di rumah Ibu Haji Uwan, dengan wali kakak Erni, yakni Kadi. Mas kawinnya sebesar Rp 4 juta. Dideportasi Selain keenam warga Arab dan pasangannya itu, petugas juga mencokok sebelas pasangan kawin kontrak lainnya. Mereka dibawa ke Polsek Cisarua. Cewek yang dicokok antara lain Mumun, Aida, Ani, Yanti, Rina, Sel, Sarah. Namun pasangan mereka yang juga warga Arab tidak ditahan petugas. Belakangan, dua perempuan, yakni Aida dan Sarah, mengaku bahwa mereka adalah mahasiswi PTS di Jakarta. Operasi terhadap praktik kawin kontrak ini diduga bocor karena beberapa tukang ojek di sekitar Warung Kaleng sempat memberitahu pemilik penginapan bahwa ada razia oleh petugas gabungan. Dalam operasi itu, polisi juga membongkar jaringan penjualan anak baru gede (ABG). Petugas mengamankan lima ABG yang akan dijual dan seorang mucikari bernama Maria. Kepala Imigrasi Bogor, Yeyet P Oking, mengatakan bahwa keenam warga negara Arab Saudi yang tertangkap kawin kontrak di Cisarua bakal dideportasi jika terbukti menikahi WNI secara ilegal. Mereka juga melanggar UU No 9/1992 tentang Keimigrasian karena menyalahgunakan visa turis untuk menikahi warga pribumi. Mereka pun dituduh mengganggu ketertiban umum. Mereka akan dideportasi. Dan jika terbukti (melanggar UU) akan dikenai hukuman enam tahun penjara di Indonesia, kata Yeyet di kantornya, Jalan Ahmad Yani, Tanah Sareal. Sementara Kapolwil Bogor Kombes Sukrawadi Dahlan mengatakan, jaringan bisnis kawin kontrak sudah sangat kuat mengakar di masyarakat dan melibatkan beberapa oknum. Karena itu sudah menjadi ladang mencari nafkah kebutuhan sebagian warga. Akibatnya kami sempat dihalang-halangi pada saat melakukan operasi ini, katanya di Mapolwil Bogor, Jalan Kapten Muslihat, Bogor Tengah. Bisnis kawin kontrak di Indonesia pernah dilansir surat kabar di Arab Saudi Gulf News, 16 Juni 2006 lalu. Dalam surat kabar itu disebutkan, sejumlah warga muda Arab menikmati liburan musim panas ke sejumlah negara termasuk Indonesia. Antara lain ditulis bahwa saat di Indonesia, pria-pria itu menerima kabar dari mulut ke mulut tentang adanya kawin kontrak dengan gadis muda dan cantik di bawah usia 18 tahun. Dikisahkan, salah seorang WN Arab yang datang ke restoran Arab di Jakarta, tadinya tidak tertarik dengan tawaran itu. Namun karena berkali-kali ditawari, ia pun akhirnya mencobanya. Oleh seseorang yang mengenalkan diri bernama Haider, WN Arab yang tak disebutkan namanya itu disodori lima wanita muda yang bisa dipilih. Setelah setuju, pria Arab itu diminta membayar uang -- semacam mas kawin -- sebesar Rp 4 juta . Namun setelah dibayar, wanita yang dipilihnya minta izin pergi membeli obat. Ternyata cewek itu tak kembali lagi. Jadi, bisnis ini pun tak luput dari aksi tipu-tipu. (aen/akn/wk)

P. Napitu

Bermunculan Papan Reklame Aksara Arab di Puncak

Kawin Kontrak Jadi Aksi Tipu-tipu


senang bernyanyi dan berkaraoke dengan lagu-lagu irama gambus (padang pasir). Lagu-lagu rap biasanya mereka putar menggunakan pengeras suara seadaanya sambil berpesta makanan ringan. Teman wanita mereka umumnya mereka yang sudah pernah bekerja sebagai TKI di Arab karena memiliki kemampuan yang memadai kosa kata yang sederhana. Tak mengherankan, penjaga toko yang banyak menjual barangbarang made in Arab atau made in Pakistan biasa melayani dalam bahasa Arab. Kawin Kontrak Sayangnya keberhasilan pasangan campuran tadi dalam ikatan perkawinan yang resmi dan direstui agama saat ini telah melenceng. Aparat kepolisian wilayah Bogor, Selasa pekan lalu menangkat 17 pasangan kawin kontrak. Dari pasangan-pasangan itu, sebagian besar pelaku pria berasal dari Arab. Sedangkan perempuan lokal yang menjadi pasangannya punya latar belakang beragam. Bahkan ada dua perempuan yang berstatus mahasiswi perguruan tinggi swasta (PTS) di Jakarta. Operasi terhadap praktik kawin kontrak itu dilakukan oleh petugas gabungan dari Polres Bogor, Polsek Cisarua, juga Polwil Bogor. Tujuan dari operasi yang juga melibatkan pihak Imigrasi Bogor ini adalah mencegah semakin maraknya kawin kontrak yang sudah berlangsung bertahun-tahun di kawasan Cisarua. Petugas melancarkan operasi dengan sasaran utama sejumlah vila dan hotel di wilayah tersebut. Sasaran pertama adalah Vila Cokro di Ciburial. Petugas bermaksud melakukan operasi terhadap warga asing yang ada di sana. Tetapi petugas harus gigit jari karena tidak ditemukan orang asing bersama pasangan kawin kontrak. Petugas lalu bergerak ke Vila Aldita di Warung Kaleng, Desa Tugu. Ternyata di vila tersebut ada empat pasangan kawin kontrak,

ntinya, tersedia banyak fasilitas yang mendukung kenyamanan para pendatang dari kawasan Timur Tengah untuk menikmati kawasan wisata. Mulai dari tiket penerbangan dengan maskapai Uni Emirate Airlines, Kuwait Airlines maupun Garuda Indonesia dengan penerbangan ke negara-negara Timur Tengah. Ada juga makanan-makanan khas seperti korma, madu Arab, roti, sampai makanan kecil dan manisan asli dari Arab Saudi, bahkan koran berbahasa Arab dapat diperoleh di toko di sini. Berdasarkan pengamatan Tabloid Dunia TKI pekan lalu, kisah kawin kontrak memang sudah dikenal di kawasan Puncak beberapa tahun terakhir. Asal muasalnya berasal dari sejumlah TKI yang pernah bekerja di Timur Tengah dan kembali ke tanah air mereka. Beberapa di antara mereka masih menjalin asmara dengan para pemuda asal kawasan gurun pasir ini. Menurut pengakuan sebuah sumber sebutlah Wawan -- di Cianjur, dia sendiri pernah menikahkan seorang pendatang dengan gadis di kampungnya. Mereka bisa hidup rukun dan menghasilkan keturunan campuran Indonesia Arab. Kisah sukses ini, lanjutnya, berkembang ke mana-mana sehingga mengundang banyak lajang dari Arab Saudi datang ke sini meminang gadis asal Jawa Barat untuk dijadikan istri resmi dan diboyong ke negeri si pria nun jauh di sana. Ada yang ke Arab Saudi, ada yang ke Iran, bahkan ke Kuwait. Tapi jangan lupa, banyak pula yang melakukan hubungan ini tidak untuk sehidup semati sampai kakek nenek. Mereka hanya bersenang-senang saja selama di sini dan setelah masa hura-hura selesai, maka selesai pula hubungan di antara manusia berlainan jenis ini. Salah satu kawasan yang sudah menjadi langganan pria-pria yang umumnya berperawakan besar dan berhidung mancung ini adalah Hotel Jayakarta. Mereka umumnya

yaitu Diana binti Udin (20)-Mohammad Almuhana, Riyani binti M Yunus (20)-Sulaeman Saud A Altraigi, Nina Lestari (18)-Ali Dhafer M Aldosari, Yuli Astuti (19)-Abdullah Shuraie M Alhrarshah. Mohammad Almuhana merupakan warga negara Arab Saudi. Dia kawin kontrak dengan Diana pada 31 Agustus 2005, dengan mas kawin sebesar Rp 3 juta. Wali nikahnya Salim. Mereka dikawinkan dengan perantara Ratna yang mendapatkan uang jasa sebesar Rp 1,5 juta. Sedangkan Diana mendapatkan uang Rp 1,5 juta. Riyani binti M Yunus menjadi istri kontrak Sulaeman Saud A Altraigi setelah dikawini pada 15 Agustus 2003 di sebuah hotel di kawasan Senen, Jakarta Pusat. Ibunda Riyani, yakni Rosillah, bertindak sebagai saksi. Sedangkan pamannya Husen bertindak sebagai wali. Mas kawinnya berupa uang tunai sebesar Rp 10 juta. Ali Dhafer M Aldosari kawin kontrak dengan Nina Lestari pada 30 Juli 2006 di Vila Aldita. Dalam kesepakatan kawin kontrak tersebut, setiap hari Ali harus memberi uang kepada Nina sebesar Rp 500.000. Tetapi Nina mengaku, hingga kemarin Ali belum pernah membayar sesuai kesepakatan. Yuli Lestari dikawin kontrak oleh Abdullah Shuraie M Alhrarshah pada 30 Juli 2006. Sama dengan Nina Lestari, dalam kesepakatan antara Yuli dengan Abdullah juga ada kewajiban Abdullah membayar Rp 500.000 setiap hari. Namun hingga kemarin Yuli juga belum menerima pembayaran itu. Sasaran ketiga dari operasi petugas adalah Vila GBI. Di tempat itu petugas mengamankan dua pasangan kawin kontrak, yaitu Marini binti Tjetjep (19)-Saad Mousa A Alshamrani dan Erni Kurniawati (18)-Abdul Rahman Awad A Alshamrani. Saad mengawin kontrak Marini pada 26 Juli 2006 di rumah Ibu Haji Uwan, Kampung Nagrak, Desa Warung Menteng, Kecamatan Cijeruk. Ayah Marini bertindak sebagai wali dengan mas kawin

TIPS
WAKTU
BAHASA INDONESIA Waktu Hari ini Kemarin Besok Besok Lusa
Foto-foto : Repro Fem

Edisi 06>> 11 Agustus - 24 Agustus 2006

18

BAHASA CANTONESE Sikan Kam Yad Gam Yad Ding Yad Hau Yad Jhin Yad Ha Ko Seng-gei Siong Ko Seng-gei Ciu An Cau Em Tak Ha Cau Ye Man Pun Ye Ho Yuit Nin Tim Fen Miu

BAHASA INGGRIS Time Today Yesterday Tomorrow The day after tomorrow The day before yesterday Next week Last week Morning Afternoon Can Not Evening Night Midnight Date Month Year Hour Minute Second

BAHASA MANDARIN She Cien Cin Thien Cuo Thien Ming Thien Ho Thien Chien Thien Sia Sing Chi Sang Sung Chi Cao Sang Cao U Pu Ghe I Sia U Wan Sang Sen Ye/Pan Ye Hau/Je Zhi Yue Nien She Cien/Tien Fen Miau

BAHASA HOKKIAN Kui Tien Ki Na Lik Ca Lik Mi Na Lik Au Lik Co Lik Au E Li Pai Lik Teng E Li Pai Lik Ca Tiong Tau Be Sai E Po Am Si Pua Mi Kue Ho Wek Ni Si Kan Kui Hun Cing Kui Miao

Kemarin Dulu

PENGASUH ANAK PRA SEKOLAH


I. Pertumbuhan Perkembangan Anak Pra Sekolah 1. Usia 12 15 bulan Dapat berjalan sendiri, meng gucapkan katakata pendek dan mencoret diatas kertas 2. Usia 15 18 bulan a. mengucapkan kata lebih banyak/ bisa berbicara lebih kurang sepuluh kata b. meniru pekerjaan orang dewasa (seperti menyapu, lap meja) 3. Usia 18 24 bulan a. mengucapkan lebih banyak lagi kata-kata b. bisa naik turun tangga sendiri 4. Usia 30 36 bulan a. menggabungkan lebih banyak lagi kata-kata b. Bisa membuka kancing baju sendiri dan melepaskan baju sendiri. II. Macam-Macam dan Jenis Mainan Anak Pra Sekolah a. Umur 1 3 tahun: Berikan anak boneka sehingga anak akan bicara dengan boneka/ alat musik, alat masak, buku cerita bergambar kertas as dan pensil warna untuk merangsanganak menulis b. Umur 3 5 tahun: B e r i anak buku gambar, mobil, boneka, menghitung Yang harus diperhatikan dalam memilih mainan: a. Tidak berujung runcing, beracun, atau zat cairan yang membahayakan kesehatan misalnya: obat-obatan, api, minyak tanah, minyak sayur dll) b. Mainan harus sesuai umur.

Minggu Depan Minggu lalu Pagi Siang Tidak boleh Sore Malam Tengah Malam Tanggal Bulan Tahun Jam Menit Detik

MUSIM
BAHASA INDONESIA Semi Panas Gugur Dingin
No 1). 2). 3). 4). 5). 6). 7). 8). 9). 10). 11). 12). 13). 14). BP2TKI BP2TKI PROP. NANGRO ACEH DARUSSALAM BP2TKI PROP.SUMATERA UTARA BP2TKI PROP.RIAU BP2TKI PROP.SUMATERA SELATAN BP2TKI JAKARTA BP2TKI PROP.JAWA BARAT BP2TKI PROP.JAWA TENGAH BP2TKI PROP. D.I. YOGYAKARTA BP2TKI PROP.JAWA TIMUR BP2TKI PROP.KALIMANTAN BARAT BP2TKI PROP.KALIMANTAN SELATAN BP2TKI PROP.KALIMANTAN TIMUR (NUNUKAN) BP2TKI PROP.SULAWESI SELATAN BP2TKI PROP.NUSA TENGGARA BARAT

BAHASA CANTONESE Jun Din Ha Din Jau Din Tung Din

BAHASA INGGRIS Spring Summer Autumn Winter

BAHASA MANDARIN Zhuen Tien Sia Tien Jiu Tien Thung Tien
Alamat

BAHASA HOKKIAN Chun Kwai Ha Kwai Chau Kwai Dung Kwai

Jl. TWK. Daud Mahmudsyah No. 118 Jl.Asrama No. 143 Jl. DR. Soetomo 65, Pekan Baru Jl.Kapten A. Rivai No. 259 Jl.Pengantin Ali No. 1, Ciracas, Jakarta Timur Jl.Soekarno Hatta 30, Bandung Jl. Perintis Kemerdekaan No. 42 A Jl.Lingkar Utara, Maguwoharjo, Depok, Sleman Jl.Jagir Wonokromo No. 358 Jl.Urai Bawadi No. 82B Jl.Rosela I Simpang Empat Sungai Ulin Jl.Tien Soeharto No. 21 Nunukan Jl.Taman Pahlawan No. 48 (Komp. BLKI) Makasar Jl.Majapahit 70A,Mataram-83231

Ketika memutuskan bekerja di luar negeri, buatlah perencanaan bersama keluarga mengenai penggunaan uang dari hasil bekerja. Pikirkan perlunya membangun usaha produktif setelah kembali ke tanah air

19

Edisi 06>> 11 Agustus - 24 Agustus 2006

FILE TKI

Keluarga TKI Asal Polman Gugat Departemen Luar Negeri


MAMUJU: Keluarga Nur Aeni binti Tamrin, tenaga kerja Indonesia asal Desa Ugi Baru, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polman, Sulawesi Barat, menggugat Departemen Luar Negeri dan Penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia PT Al Baroqah. Nur Aeni meninggal di Kuwait dua tahun lalu tanpa ada kejelasan penyebabnya kepada pihak keluarga. Kami baru menerima kabar duka setelah dua tahun meninggal. Kami menduga ada yang tidak wajar dengan kematiannya, ujar Sahirah, kakak kandung korban, di Polman, Kamis pagi ini. Sahirah menuturkan, informasi kematian adiknya diterima sebulan lalu dari surat yang dikirim Departemen Luar Negeri. Surat tertanggal 20 Maret 2006 itu Departemen Luar Negeri mengabarkan Nur Aeni binti Tamrin meningggal di Kuwait pada 27 April 2004. Departemen Luar Negeri memberikan dua opsi pemakaman almarhumah di Kuwait atau dikirim ke ke Indonesia. Jenazah Nur Aeni hingga kini belum dimakamkan. Kami butuh penjelasan dan minta jenazah almarhumah dikirim ke Indonesia, ujar Sahirah. Kantor Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Tenaga Kerja Kabupaten Polman mengaku tidak memiliki data Nur Aeni sebagai TKI. Saat ia berangkat ke Kuwait, dinas kami belum terbentuk, kata Kepala Bidang Tenaga Kerja Kabupaten Polman, Amir Maricar.(TI/*)

Dokter dan Perawat Minati Jadi TKI


khir-akhir ini banyak tenaga kesehatan seperti dokter dan perawat yang berminat menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) untuk dikirim ke sejumlah negara di Timur Tengah. Saya terus terang heran. Kok banyak tenaga dokter dan perawat mau menjadi TKI di luar negeri, padahal di dalam negeri kita justru membutuhkan banyak tenaga kesehatan, ujar Dirjen Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi Djoko Sidik Pramono belum lama ini. Mungkin para dokter dan perawat merasa kurang nyaman untuk ditempatkan didaerah pemukiman transmigrasi yang

mereka anggap masih sepi dan gersang, sehinga mereka lebih memilih untuk bekerja di luar negeri dengan menjadi TKI yang lokasi dan penghasilannya lebih menjanjikan ketimbang bekerja di negeri sendiri. Inilah yang akhirnya menjadi dilema bagi pemerintah dalam pengaturan dan penempatan kerja bagi seseorang, karena memang tidak adanya Undang-undang ketenagakerjan yang dibuat oleh Pemerintah Indonesia mengenai penempatan kerja dan batas ketentuannya. Di samping pula ini merupakan hak dan wewenang seseorang dalam mencari kerja dimana saja guna untuk meningkatkan

kesejahteraannya, apabila seseorang yang mempunyai pendidikan tinggi serta mempunyai skill yang akhirnya justru menyumbangkan keahliannya untuk negara lain maka pemerintah merasa cemas. Beda dengan mereka yang menjadi TKI dengan pendidikan rendah yang bekerja di sektor informal, justru mereka tidak mendapatkan perhatian yang maksimal dari pemerintah bahkan hak asasinyapun hilang.Semestinya, para tenaga dokter dan perawat yang dihasilkan di dalam negeri itu mengabdi kepada masyarakat di sini. Bukannya malah ramairamai menjadi TKI.kata Djoko risau.(zar)

Deplu Tak Punya Dana Tetap untuk Bela TKI


ekitar 85 persen permasalahan TKI yang muncul di luar negeri bermuara atau limbah dari penanganan dalam negeri yang kurang tepat. Menlu Hasaan Wirayudha pada presentasinya di Rakornas Reformasi Sistem Penempatan dan Perlindungan TKI berbasis UU No.39/2004 di Jakarta, Kamis, mengatakan, Deplu masih belum memiliki dana tetap dari APBN untuk membela TKI. Terlepas dari permasalahan itu, kata Hassan, para TKI adalah pahlawan yang mencoba mengubah nasibnya di luar negeri, apapun risikonya. Hassan mencatat, masih ada pembauran fungsi dari pelaksana dan regulator, termasuk di lingkungan Depnakertrans. Karena itu pentingnya merealisasi mandat UU untuk membentuk Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI. Mengenai perlindungan dan peran perwakilan RI untuk melindungi warganya di luar negeri, Menlu mengatakan, hal itu dilakukan dengan tetap mengacu pada konvensi Wina dimana mitra perwakilan RI adalah mitranya (badan pemerintah) setempat. Dengan demikian perwakilan TKI tidak bisa melakukan intervensi langsung terhadap suatu kasus seperti yang diingini sebagian kalangan, katanya. Begitu juga dengan peran lembaga hukum. Ada keterbatasan pengacara Indonesia untuk beracara di negara tujuan penempatan, karena yang boleh beracara

TKI Asal Madura Divonis Tujuh Tahun Penjara


Selangor: Mahkamah Tinggi Shah Alam, Selangor, Malaysia, baru-baru ini memvonis tujuh tahun penjara terhadap Tosan Asfar. Tenaga kerja Indonesia itu didakwa membunuh majikannya. Vonis dibacakan hakim Dato Zahara Bt. Ibrahim. Lelaki 38 tahun asal Sampang, M a d u r a , J a w a Ti m u r, s e b e l u m n y a bekerja sebagai buruh bangunan. Dia pembunuhan Lee Yam Sun, majikan tempat Asfar bekerja, karena cemburu. Menurut Koordinator Aliansi Buruh M i gran Jawa Timur, Saiful Aiman, pembunuhan terjadi di daerah Petaling Jaya, Selangor pada 19 Oktober 2004 silam. Asfar di depan hakim mengaku membunuh karena tidak tahan melihat perilaku Lee Yam Sun menjalin hubungan asmara dengan Munamah, sepupunya. Selama sidang Asfar didampingi kuasa hukum Salim Bacik dan Jag Rachandar. Menurut Salim Bacik, pembunuhan itu dilakukan oleh empat orang. Tiga pelaku lainnya pulang ke Indonesia. Mereka berasal dari Madura yakni Sariman, Mat Nor, Zul Bakri dan termasuk Munamah. Salim Bacik menambahkan, pada mulanya Asfar diancam dengan Pasal 302 dengan ganjaran hukuma mati. Jaksa Saiful Edris bin Zainuddin akhirnya menuntut Asfar berdasarkan Pasal 304 dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara. (TI/*)

adalah pengacara lokal. Menlu menilai suatu pemborosan menyewa pengacara di Indonesia dengan biaya tinggi sementara tidak boleh beracara di negara tujuan penempatan. Deplu memperkirakan dari 1,4 juta TKI di Malaysia, separo di antaranya ilegal. Deplu sering kali kesulitan untuk melindungi TKI ilegal karena tidak jelas keberadaanya. Bagi yang resmi pun, dengan tidak adanya kewajiban melapor pada setiap kedatangan TKI sehingga menyulitkan untuk mengetahui jati diri dan keberadaan TKI, apa lagi memberikan perlindungan. Hassan mencontohkan peliknya masalah yang dihadapi Deplu ketika muncul kasus penyanderaan dua TKW Irak dengan sistem administrasi yang ada. Kedua TKW itu adalah Casingkem dan Istiqomah, Deplu tidak memiliki nama, alamat kedua TKWtersebut. Untuk mendapatkannya itu petugas Deplu harus pergi ke Malang, Banyuwangi dan Cianjur. Hal itu terjadi akibat penggunaan dokumen yang tidak benar dan paspor yang asli tapi palsu. Sebagian besar masalah yang dihadapi TKI adalah gaji yang tidak dibayar, perlakuan kasar, pelecehan dan sebagainya. Di Singapura sejumlah TKW diancam hukuman mati, sementara di dalam negeri muncul harapan agar mereka dibebaskan dari hukuman mati, sementara di dalam negeri saja warga yang bermasalah juga dihukum mati. Singapura menunjuk lawyer terbaik untuk

membela WNI. Pengacara itu membela sehingga terbebas dari hukuman mati jadi tahanan 10 tahun. Capaian itu kurang muncul. Yang ada kecaman dari berbagai kalangan termasuk dari NGO, kata Hassan. Deplu melihat ada dua kondisi negara penerima TKI, yakni negara yang memilik sistem hukum yang baik dan yang tidak. Singapura, Hong Kong dan Jordan memiliki sistem hukum yang baik. Sementara yang tidak di antaranya Malaysia dan Saudi Arabia, di negara seperti itu perlindungan TKI sulit bisa dilakukan secara maksimal. Deplu juga mencatat beberapa negara tujuan yang belum ada perwakilan tetap RI di sana, seperti di Bahrain, Oman dan Qatar. Hassan juga mengungkapkan perwakilan RI tidak memiliki dana tetap dari APBN untuk pelayanan dan perlindungan TKI. Selama ini dana tersebut berasal dari Depnakertrans yang berasal dari Dana Perlindungan TKI 15 dolar AS/TKI yang menjadi pendapatan negara bukan pajak (PNBP). Dana itu, kata Hassan, kadang ada kadang tidak, dan jika ada susah keluarnya. Kini sering tidaknya, kata Hassan. Dana lain berasal dari Depsos yang merupakan dana orang terlantar yang keluarnya harus dipersekot dahulu, lalu baru diklaim. (*)

ank Indonesia merekomendasikan pembiayaan tenaga kerja Indonesia (TKI) sebagai kredit yang cocok dan dikembangkan bank perkreditan rakyat (BPR). Menurut Direktur Pengawasan BPR BI Irman Djaja Dalimi, karakter kebutuhan kredit calon TKI dan faktor teknis sangat sesuai dengan kebiasaan BPR dalam memberikan pelauanan kredit skala kecil dengan nilai sekitar Rp 5 juta per nasabah. Program layanan kredit kepada TKI ini merupakan upaya untuk mendorong sektor yang produktif, ujarnya di sela-

BPR Cocok Biayai Kredit TKI B

sela Semiloka Pembiayaan TKI di Semarang baru-baru ini. Kegiatan yang digelar BI Semarang itu diikuti oleh 227 direksi BPR di Jateng, Lembaga donor dan sejumlah bank yang berpengalaman menyalurkan kredit TKI. Menurut dia pembiayaan dari BPR tersebut akan memberikan kemudahan bagi TKI yang tidak mampu untuk merealisasikan kesempatan kerja ke luar negeri. Sedangkan pola kredit dibangun akan menjadikan BPR lebih produktif dengan risiko yang minimal. Irman mengemukakan pengalaman satu BPR di Kulon Progo Yogyakarta telah menyalurkan kredit TKI untuk 1.500 calon

TKI. Kredit tersebut digunakan untuk membiayai pengurusan paspor, pelatihan kerja, dan tiket keberangkatan ke negara tujuan. Pembayarannya bagus, dari kredit TKI BPR Kulon Progo itu sampai saat ini yang macet hampir tidak ada alias nol persen, tuturnya. Akhir tahun lalu, Bank Mandiri menggandeng bank sing di Malaysia, Singapura, Taiwan, Hongkong, Yordania dan beberapa negara Timur Tengah untuk membentuk jaringan micro remitance terkait pembiayaan TKI. (bi/*).

FILE TKI
Erman :

Edisi 06>> 11 Agustus - 24 Agustus 2006

20

Kisruh di Jamsostek Agar Diselesaikan


enakertrans Erman Suparno meminta agar kisruh antara karyawan melalui Serikat Pekerja Jamsostek (SPJ) dengan Dirut PT Jamsostek segera diselesaikan agar tidak berlarut-larut. Erman seusai pembukaan Rakornas Reformasi Penempatan dan Perlindungan TKI di Jakarta, Kamis, mengatakan PT Jamsostek terlalu strategis untuk dibiarkan menjadi berlarut-larut. Sebelumnya, SPJ meminta Menneg BUMN untuk memberhentikan Iwan P Pontjowinoto dari jabatannya sebagai Dirut PT Jamsostek. SPJ, atas nama 3000 karyawan PT Jamsostek, membeberkan sejumlah `dosa` Iwan. Menurut Erman, PT Jamsostek merupakan lembaga yang memenuhi hak normatif dan dana pekerja dalam jumlah yang besar. Ketika ditanya, tentang usulan SPJ, Erman menyatakan akan membicarakannya dengan Menneg BUMN.(*)

Pemerintah Belum Maksimal Melindungi WNI


emerintah Indonesia yang diwakili oleh Departemen Luar Negeri (Deplu) dan perwakilan di luar negeri belum maksimal menjalankan kewajibannya dalam memberi perlindungan kepada WNI. Masih ada kesan pada masyarakat Indonesia di luar negeri para pejabat di perwakilan adalah raja yang harus disembah dan dilayani. Bahkan masih ada kesan bila berhubungan dengan perwakilan RI dan para diplomatnya justru membuat masalah baru, kata Guru Besar dan Dekan Fakultas Hukum Universitas Indonesia Hikmahanto Juwono, Kamis. Kendati demikian, ketika berbicara pada seminar mengenai telaah UU No.37/1999 di Gedung Deplu di Jakarta, Hikmahanto menambahkan bahwa beberapa tahun terakhir ini memang terlihat banyak perubahan. Terhadap WNI yang diculik dan beberapa dituduh melakukan terorisme, pemerintah Indonesia telah memberikan perlindungan. Pemerintah juga berhasil melakukan lobi agar terjadi penurunan hukuman terhadap para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dijatuhi hukuman mati di Arab Saudi. Kalaupun ada yang perlu mendapat catatan secara umum adalah masih ada kesan perlindungan bersifat diskriminatif. Ada dua faktor yang menyebabkan diskriminatif, pertama bila disorot media massa dan kedua tergantung status sosial dari WNI yang menghadapi masalah, katanya. Banyaknya WNI bermasalah di malaysia ataupun Arab Saudi, kata dia, belum mendapat perhatian, bahkan pembuatan perjanjian Transfer of Sentenced Persons (TSP) didahulukan dengan Perancis dan Australia daripada pemerintah berinisiatif untuk mengadakannya dengan Malaysia dan Arab Saudi. Ini mengingat di dua negara terakhir banyak sekali WNI yang dijatuhi hukuman yang ingin menjalani masa hukuman di Indonesia, katanya.

Di samping itu, kata dia, perlindungan bagi WNI tidak dapat dilakukan secara efektif karena posisi tawar Pemerintah Indonesia, justru bila negara besar dan maju yang menghendaki perlindungan bagi warganya, Indonesia tidak berkutik. Hikmahanto juga menyoroti penunjukan beberapa pejabat perwakilan RI di luar negeri yang dilakukan atas dasar berbagai alasan kecuali menempatkan the right man on the right place (orang yang tepat di tempat yang tepat). Misalnya saja penunjukan dilakukan pada mantan pejabat tinggi sekedar untuk memperpanjang nafas jabatan bagi seseorang, sebagai tanda terima kasih atau bahkan untuk memperkecil sindrom pasca kekuasaan, katanya. Padahal, menurut dia, aspek penting yang perlu diingat adalah apa yang dapat dieksploitasi dari negara yang dituju, termasuk peluang ekonominya sehingga calon kepala perwakilan harus dapat memiliki kreativitas untuk memanfaatkan. Sementara itu Menteri Luar Negeri (Menlu) Hassan Wirajuda ketika diminta pendapatnya mengenai perlindungan yang diberikan Deplu pada para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang memiliki masalah di luar negeri mengatakan bahwa Deplu selalu mengupayakan perlindungan semaksimal mungkin. Kalau kita tidak hati-hati dalam perlindungan WNI, akuntabilitas ke dalam juga tidak bagus. Deplu selama ini seakan menerima limbah permasalahan dari proses di dalam negeri yang tidak tertangani dengan baik, katanya. Menurut Menlu, ribuan TKI dikirim ke luar negeri setiap tahunnya namun perwakilan RI di luar negeri tidak memiliki data secara detil karena tidak dilibatkan dari awal. Menurut saya memang proses untuk TKI itu hendaknya dilakukan oleh badan tersendiri seperti di Philipina, mulai dari pendataan, pembuatan paspor, penempatan dan lain-lain, katanya.(*)

TKI di Malaysia Dirazia dan Dirampok

e j u m l a h Te n a g a K e r j a I n d o n e s i a ( T K I ) di Malaysia jadi korban razia, uang dan barang mereka diambil paksa oleh oknum petugas setempat yang melakukan operasi penertiban, demikian informasi yang diterima A N TA R A N e w s d a r i K u a l a L u m p u r, M i n g g u . Sungguh malang nasib Suniyah (37) dan kawan-kawan, maksud hati ingin mencari rezeki di negeri seberang, Malaysia, apa daya uang dan barang berharga lain hasil jerih payah mereka terpaksa hilang. Bukan karena diambil pencuri biasa, tapi justru digasak pencuri luar biasa, yakni oknum petugas setempat yang merazia mereka. Kisah pahit ini terjadi pada Jumat (28/4) lalu, sekitar pukul 03.00-04.00 pagi, di perumahan kontrakan di sekitar Kampung Baru, K u a l a L u m p u r. Di tempat yang agak kumuh itulah memang Suniyah beserta sekitar 50-an kawannya s e s a m a Te n a g a K e r j a I n d o n e s i a ( T K I ) a s a l Sampang bermukim. Sebagian besar pekerja bangunan, berstatus penduduk tetap dan memiliki paspor resmi. Mereka para TKI legal, walau terdapat beberapa di antaranya yang berstatus ilegal --punya paspor tapi visanya sudah mati (over stay). Pada pagi buta itu, ketika mereka tengah asyik terlelap tidur setelah lelah bekerja, tiba-tiba terdengar pintu-pintu rumah mereka diketuk oleh orang dengan t e r i a k a n - t e r i a k a n y a n g a g a k k a s a r.

Mereka kemudian menyuruh Suniyah dan kawan-kawan untuk keluar dari rumah sambil membawa dan memperlihatkan paspor masingmasing. Sambil mengusap-ngusap mata dan dengan pakaian tidur seadanya, saya ke luar rumah. Saya sangat takut. Di luar saya melihat sekitar 20-an petugas Imigrasi Malaysia dan Relawan Rakyat Malaysia (RELA) sudah mengepung rumah-rumah kami. Dari situlah saya baru sadar bahwa sedang ada operasi atau razia, tutur Suniyah dengan suara a g a k g e m e t a r. Rafek Bin Hasan (40), tetangga Suniyah, juga tak terkecuali terkena operasi. Menurut TKI asal Sampang yang sudah 23 tahun tinggal di Malaysia itu, suasana ketika itu begitu hiruk-pikuk. Setelah keluar rumah, mereka disuruh berkumpul di sebuah tempat parkir sekitar 25 meter dari lokasi kontrakan. Di tempat itulah dokumen dan identitas diri kami diperiksa satu persatu oleh petugas Imigrasi Malaysia yang berseragam biru tua, ujarnya. Sambil menunggu diperiksa, lanjut Rafek, dia dan kawan-kawan mengetahui juga bahwa masih ada petugas Imigrasi dan RELA lainnya di sekitar rumah. Suniyah sendiri menyaksikan seorang petugas Imigrasi wanita sedang membongkar kamarnya beserta isinya, termasuk tasnya. Hasil pemeriksaan petugas Imigrasi pagi itu memang mendapatkan bahwa ada sekitar 12 TKI ilegal. Mereka dimasukkan ke dalam truk dan kemudian dibawa ke Kantor Imigrasi di Putrajaya. Anehnya, Rafek, Suniya

dan beberapa kawannya yang legal juga ikut dibawa ke sana sambil tangan mereka diborgol pula. Barulah pada sekitar pukul 06.00 pagi mereka bisa kembali ke Kuala Lumpur karena surat-surat mereka terbukti lengkap dan tidak palsu. S e s a m p a i d i r u m a h , S u n i y a d a n k a w a nkawan bukan malah tenang. Mereka menyadari banyak uang dan barang-barang berharga mereka yang hilang. Suniya kehilangan perhiasan, dua buah telpon genggam dan uang 470 Ringgit Malaysia (RM). Rafek kehilangan emas seberat 23 gram, yang disimpannya di dalam tas yang diletakkan di dalam lemari dan dikunci. Kawan-kawan Rafek lainnya ada yang kehilangan uang 900 RM, 500 RM, 250 RM, sedangkan yang kehilangan telpon genggam sekitar 15-an orang. Kami tidak menuduh para petugas itu yang m e n g a m b i l . Ta p i d e n g a n f a k t a b a h w a b a r a n g barang itu hilang setelah ada operasi, jadi siapa lagi? Kita bukan kesal d e n g a n a d a n y a o p e r a s i . I n i b i a s a d i s i n i . Ta p i kalau sampai mereka mengambil uang dan barang-barang berharga, ini sudah keterlaluan. Kami ini orang kecil. Masak petugas sendiri melakukan perbuatan yang biadab itu,tegas salah seorang kawan Rafek. Atas peristiwa ini, beberapa di antara mereka sudah membuat laporan ke polisi setempat dan juga ke Kedutaan Besar Republik Indonesia ( K B R I ) d i K u a l a L u m p u r. ( * )

21

Edisi 06>> 11 Agustus - 24 Agustus 2006

FILE TKI

TKI Asal Blitar Ditemukan Jadi Tulang Belulang


amsuri (32), TKI asal Blitar, Jatim ditemukan tewas di pinggiran kota Johor Baharu, Malaysia, awal Juli lalu dan kini keluarganya sedang berupaya memulangkan jenazah laki-laki yang bekerja di negeri Jiran itu sejak 16 Nopember 2003. Keluarga korban telah memberikan kuasa kepada Aliansi Buruh Migran (ABM) Jatim untuk memulangkan jenazah Samsuri yang kini berada di Rumah Sakit Besar Malaka, demikian Sekjen ABM Jatim, Ja`far Shodiq kepada ANTARA di Surabaya, Rabu. Ia menjelaskan, jenazah korban yang kini tinggal tulang belulangnya itu ditemukan oleh tentara Malaysia yang sedang mengadakan latihan pada 4 Juli 2006 di suatu parit di Johor Baharu. Jenazah itu diyakini sebagai Samsuri berdasarkan kesaksian temannya, Samsiadi, asal Banyuwangi yang mengetahui terakhir kali korban berada. Saat itu, 24 Juni malam korban dijemput oleh dua orang yang mengaku sebagai polisi, katanya. Karena curiga, Samsiadi sempat mengintip dan mencatat nomor kendaraan yang digunakan untuk menjemput korban. Setelah itu Samsiadi dan temannya yang bekerja pada perusahaan kontraktor GAJ Construction SDN BHD itu tidak bertemu lagi dengan Samsuri. Sampai akhirnya ada penemuan kerangka tulang itu. Dari ciri-ciri pakaian yang melekat pada kerangka tulang itu sama dengan yang dipakai korban saat dijemput dua orang tersebut. Karena itu Samsiadi di depan polisi bersaksi bahwa mayat itu

adalah Samsuri, katanya. Menurut Ja`far, Samsuri yang diberangkatkan oleh PT Lia Central Utama, Jl Brigjen Katamso 144 Tanjung Pinang, Riau itu berasal dari Dusun Jari RT 02/RW 07, Desa Bajang, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar. Ia adalah anak dari pasangan Abdul Manan dengan Musarofah.

Namun demikian, katanya, pihaknya kini kesulitan membawa jenazah korban karena pihak rumah sakit belum yakin bahwa itu adalah Samsuri. Ja`far menyayangkan sikap PJTKI yang tidak responsif terhadap masalah ini. Malah PJTKI itu tahu berita kematian TKI yang dikirimnya dari ABM Jatim. Padahal PJTKI itu wajib memberikan informasi paling lambat 3 x 24 jam kepada keluarganya setelah adanya peristiwa. Kewajiban lain dari PJTKI adalah harus mengurus proses administrasi, asuransi dan pemulangan hingga penguburan jenazah, katanya. Menurut dia, kalau hingga Kamis (27/7) belum ada kejelasan dari Rumah Sakit Besar Malaka mengenai jenazah itu, Ja`far bersama Disnaker dan DPRD Blitar akan berangkat ke Tanjung Pinang untuk mengajak pimpinan PJTKI itu mengurusnya ke Malaysia. Saya akan menekan PJTKI itu untuk mengurusi langsung ke Malaysia agar jenazah Samsuri bisa segera dibawa pu lang, katanya.(*)

Malaysia Kewalahan Hadapi TKI Ilegal


parat kepolisian di Malaysia belakangan ini cukup kewalahan dalam menghadapi arus Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang datang ke negeri tetangga itu secara ilegal. Kita memang cukup kewalahan, tapi terus diupayakan agar bentuk-bentuk pelanggaran yang mungkin mereka lakukan dapat ditekan bahkan dihindarkan, kata Sac II Dato Nur Hasim bin Muhammed, pejabat Polisi Di Raja Malaysia (PDRM), kepada pers di Kuta, belum lama ini. Usai pembukaan Rapat Tim Perancang Operasi Kepolisian (TPOK) Polri-PDRM, Dato Nur Hasim yang ketua delegasi PDRM dalam rapat tersebut, mengatakan, dalam menekan jumlah TKI ilegal yang masuk ke Malaysia, pihaknya bekerja sama dengan jajaran Polri. Namun demikian, kehadiran TKI ilegal belakangan ini masih menjadi perhatian tersendiri baik oleh aparat kepolisian maupun pemerintah Malaysia, ucapnya. Senada dengan Dato Nur Hasim, Deops Kapolri Irjen Pol Drs Adang Firman membenarkan kalau pihak terkait di Malaysia cukup dibuat kewalahan oleh masuknya TKI ilegal ke negeri itu. Jangankan aparat di Malaysia, Duta Besar kita sendiri juga kewalahan akibat ulah para TKI yang masuk ke negeri orang dengan cara yang tidak sesuai aturan, ucapnya, menandaskan. Menurut Irjen Adang, itu semua terjadi sebagai akibat munculnya para penyalur tenaga kerja ilegal yang ingin meraup untung secara pribadi. Mereka main `telikung` begitu saja. Dan ini yang sekarang menjadi perhatian kita bersama, ujar Deops Kapolri. Terlepas dari itu, lanjut dia, upaya kerja sama yang selama ini dibina antara Polri dengan PDRM, telah banyak mampu memecahkan dan menangani berbagai persoalan terutama yang menyangkut wilayah perbatasan kedua negara. Irjen Adang menyebutkan, baik di wilayah perbatasan darat di bagian utara Kalimantan maupun di laut, yakni Selat Malaka, sejauh ini telah dapat diciptakan situasi Kamtibmas

Lompat dari Apartemen Lantai Dua


BAHRAIN -- Tidak tahan atas perlakuan yang diterima dari majikannya, seorang TKW berusaha bunuh diri dengan melompat dari lantai 2 sebuah apartemen di Bahrain. Seperti dilansir Gulf Daily News Minggu, TKW berusia 23 tahun yang tidak dijelaskan identitasnya ini mengalami luka-luka dan pendarahan di bagian dalam. Dia ditemukan polisi tergeletak di halaman apartemen di Manama, Bahrain. Petugas kemudian melarikannya ke Salmaniya Medical Complex. Belum ada penjelasan mengenai komdisi terakhir TKW tersebut. Diduga TKW malang ini hendak melarikan diri dari majikannya di Muharraq. Hingga kini belum ada keterangan resmi dari pihak berwenang. Polisi masih terus melakukan penyelidikan atas kasus tersebut. Kasus percobaan bunuh diri ini merupakan kejadian kesekian kali yang terjadi di Bahrain yang dilaporkan dalam beberapa minggu terakhir. Minggu lalu, seorang pembantu rumah tangga asal Ethiopia diketahui melompat dari lantai 3 sebuah apartemen di Sanad, sementara beberapa hari sebelumnya seorang lagi berusaha bunuh diri dengan meminum cairan clorox. Pada waktu yang bersamaan dilaporkan juga usaha percobaan bunuh diri yang dilakukan 2 wanita berusia 27 dan 29 tahun asal India dengan cara menelan tablet anti cacing dalam jumlah yang banyak.(dtc/*)

yang cukup kondusif lewat kerja sama Polri-PDRM. Mengingat itu, bentuk kerja sama antar-kepolisian bertetangga ini, dipandang sangat perlu untuk dapat terus ditingkatkan, ujarnya. Untuk kegiatan rapat TPOK kali ini yang diikuti 26 delegasi Polri dan 12 PDRM, merupakan yang ke-19 setelah setahun sebelumnya dilakukan di Malaysia. Rapat bertujuan merumuskan langkah kerja operasi kepolisian yang harus kita lakukan bersama, terutama di seputar daerah berbatasan kedua negara, ujar Adang. Hadir pada pembukaan rapat yang akan berlangsung selama dua hari itu, Kapolda Bali Irjen Pol Drs Sunarko DA dan sejumlah pejabat teras dari Mabes Polri serta unsur Interpol kedua negara.(*)

UNGKAPAN RASA

Edisi 06>> 11 Agustus - 24 Agustus 2006

22

Kisah yang dipaparkannya adalah gambaran dari tindak kekerasan dan eksploitasi yang dialami PRT di negeri ini. Termasuk permainan agen penyalur yang cenderung memikirkan keuntungan materi tanpa mempedulikan nasib para PRT ini.
aya biasa dipanggil Asma. Usia 16 tahun tinggal di Medan. Ketika saya meninggalkan rumah di Medan untuk bekerja sebagai PRT, usia saya 15 tahun. Sebelumnya seorang agen mengatakan kalau saya akan dikirim ke Malaysia. Tetapi kenyataannya saya malah ditempatkan di sebuah keluarga di Tanjung Pinang . Selama bekerja di tempat itu setiap hari saya harus bangun sekitar jam 4:15 pagi. Kerja saya mulai dari menyapu lantai, membersihkan debu, memandikan anak-anak, dan mengantar seorang anak berusia 13 tahun ke sekolah. Setelah itu saya memasak untuk seluruh keluarga majikan: suami -istri dan dua orang anak. Saya juga kerja di kebun dan pekerjaan rumah lainnya hingga sore bahkan malam hari. Majikan sering memaksa saya untuk membersihkan seluruh rumah dua kali sehari. Saya baru tidur menjelang jam 10 malam. Biasanya saat itu kondisi saya sudah amat lelah. Selama di tempat itu saya pun tidak mendapat hari libur sama sekali. Banyak perlakuan tidak semestinya harus saya terima. Majikan perempuan sering berteriak bahkan memukul saya. Suatu kali ketika majikan laki-laki mencoba membela saya, majikan perempuan berteriak kepada suaminya itu, Kenapa kamu membela dia? Apa kamu tidur sama dia? Saya sangat sedih. Diam-diam saya sering menangis. Saya mencoba melarikan diri. Kebetulan salah satu tetangga majikan tahu kondisi yang saya alami, dia lalu mengatakan kalau ada pekerjaan lain. Dia bersedia membantu saya melarikan diri. Bahkan dia berbohong kepada majikan saya bahwa dirinya membutuhkan saya untuk bekerja di rumahnya. Padahal saya akan dipekerjakan untuk sebuah keluarga di Batam. Majikan saya mengijinkannya tetapi gaji

Saya Jadi Korban


Kamu harus tahu posisimu, kamu di sini untuk bekerja. Selain itu dia juga sering memukul saya kalau sedang marah. Pernah satu kali dia menampar kemudian menendang pinggang kanan saya hingga bengkak. Dia hanya tertawa waktu saya katakan bahwa saya ingin berobat ke dokter. Saya tidak diperbolehkan keluar rumah. Saat itu saya juga sangat kangen untuk bisa bertemu keluarga sebab semenjak meninggalkan rumah saya belum pernah bertemu lagi dengan keluarga. Setiap kali saya meminta gaji untuk pulang, Sujatmi, majikan saya itu selalu berkata, [Asma], saya simpan uang kamu Rp.300.000 dan saya akan mengantarkan kamu pulang ke

Penyalur dan Majikan


keluargamu. Ternyata dia berbohong. Dia tidak pernah membawa saya pulang. Saya berkata pada Sujatmi, Saya tidak mau lagi bekerja disini jadi berikan gaji saya selama tiga bulan. Tapi dia berkata, Tidak ada perjanjian. Saya akan kembalikan kamu ke agen di Tanjung Pinang. Saya tidak mau kembali ke agen. Saya merasa tak berdaya. Akhirnya ketika Sujatmi sedang keluar rumah bersama anak-anaknya, saya pergi dari rumah itu. Saya cuma membawa Rp.20.000 di tangan. Itulah sekelumit nasib yang saya alami ketika menjadi PRT di dua rumah. Diadaptasi dari laporan HRW - ian

ILO Jakarta

saya selama bekerja lima bulan tidak diberikan seluruhnya. Hanya cukup untuk ongkos saja. Ketika di Batam saya bekerja pada seorang yang bernama Sujatmi. Sujatmi berkata bahwa saya harus mengurus anak-anaknya dan akan dibayar Rp.300.000 per bulan. Saya bekerja di rumahnya selama tiga bulan. Ternyata disana pun saya tertekan dan tersiksa. Bahkan terkadang saya tidak mendapatkan makanan sama sekali. Setiap pagi saya harus bangun jam 4:30 pagi dan tidur jam 10:00 malam. Saya harus menyapu lantai, mencuci pakaian, dan mengurus anak. Sujatmi selalu berteriak, Kamu itu orang miskin.

enyaluran tenaga PRT sudah tumbuh menjadi lahan bisnis yang menguntungkan serta menggiurkan. Pihak yang menekuni bisnis penyaluran PRT menuai keuntungan materi yang lumayan. Bisnis ini prospektif di tengah sulitnya lapangan kerja dan meningkatnya jumlah keluarga miskin. Dari sebuah survey terhadap penyalur PRT di Jakarta, pihaknya menerima uang sebesar Rp.350.000 per orang dari setiap majikan. Menurut pekerja di agen itu, per harinya mereka biasa menampung hingga seratus calon PRT yang sedang menunggu penempatan. Bisa dikalikan saja dengan Rp 3.50.000 per orang. Bisnis ini juga tergolong kurang berisiko karena para biro penyalur tidak mengeluarkan biaya yang berarti ketika calon PRT ini berada dalam penampungan. Kecuali makan dan tempat tidur seadanya. Itu pun

Penyalur PRT, Bisnis yang Menggiurkan


tidak semua calon PRT di tampung di tempat tersebut. Sebagian malah banyak yang masih di kampungnya masing-masing (terutama yang tidak begitu jauh dengan lokasi kantor agen atau penampungan). Baru ketika ada atau banyak permintaan, para calon PRT ini dijemput atau diminta datang ke tempat agen atau lokasi penampungan. Di samping itu, biro penyalur PRT biasa mempekerjakan para perekrut calon PRT dari desa tertentu. Mereka akan mendapatkan upah yang lumayan apabila calon PRT yang direkrutnya diterima. Nah melalui jasa para perekrut lokal inilah pihak petugas di lapangan diminta untuk membawa para calon PRT tadi ke tempat penampungan apabila ada permintaan dari keluarga yang membutuhkan jasa mereka. Hanya dalam proses perekrutan seringkali muncul masalah berkenaan dengan ketidakjelasan aturan kerja dan upah yang bakal diterima para calon PRT. Dari suatu survey di lapangan, seorang petugas di sebuah agen penyalur PRT mengatakan bahwa PRT yang ditempatkan oleh agen tersebut menerima bayaran antara Rp.250.000 sampai 300.000 per bulan dan bekerja empat belas jam per hari. Padahal menurut petugas/ agen tenaga kerja lain di tempat itu, calon PRT ini dijanjikan upah sampai dengan Rp.400.000. Hanya sering para agen penyalur calon PRT mengabaikan hak-hak c a l o n P R T. P a d a h a l k e b e r a d a a n mereka adalah investasi yang akan menguntungkan secara materi. Masalahnya, regulasi dan sistem penanganan hukum yang ada masih jauh guna bisa mengatasi masalah ini. Alhasil nasib PRT cenderunga selalu sama. Tertindas. ian

NASIONAL
Tenaga Kerja Indonesia selama ini sering dipandang sebelah mata oleh sebagian kalangan bahkan sering dianggap sebagai program sampingan. Tak sedikit yang menutup mata terhadap kekuatan sektor ini.

Edisi 06>> 11 Agustus - 24 Agustus 2006

23

adahal TKI menyimpan kekuatan yang luar biasa dahsyat dalam menopang perekonomian nasional. Dari sisi devisa misalnya TKI memberikan andil yang sangat besar. Tahun lalu saja remitansi TKI mencapai 3,5 miliar USD atau Rp 30 triliun lebih. Pada tahun 2009 ditargetkan tembus angka 4,3 triliun lebih atau Rp 40 triliun lebih yang diperoleh dari empat juta, kata Menteri Tenaga Kerja, Erman Suparno, dalam Seminar dengan tema Quo Vadis Kebijakan Ketenagakerjaan di saat penurunan Investasi di Indonesia, di Jakarta, pekan lalu. Ia mengatakan, pada tahun 2004 hanya terdapat 1,4 juta tenaga kerja yang bekerja di luar negeri dan dengan jumlah tersebut hanya sedikit jumlah devisa yang mereka hasilkan. Jadi Alternatif Dalam kondisi perekonomian nasional yang belum sepenuhnya pulih seperti sekarang, kata

Erman, tentu saja keberadaan TKI sangat dibutuhkan. Faktanya, realisasi investasi asing langsung masih rendah sehingga tingginya angkatan kerja tak terimbangi oleh penyediaan lapangan kerja. Alhasil, angka pengangguran sulit ditekan. Apalagi investasi domestik belum bisa diandalkan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2005, angkatan kerja mencapai 105,80 juta orang (68,02%). Dari jumlah itu yang bekerja 94,95 juta orang (89,74%), sedangkan sisanya sebanyak 10,80 juta orang (10,21%) mengganggur. Lantas, bagaimana caranya agar penempatan TKI

TKI Ujung Tombak Perekonomian Negara


di luar negeri terus meningkat, baik secara kuantitas maupun kualitas. Ditambahkan Menakertrans, pengiriman, penempatan dan pemulangan TKI kerap menimbulkan masalah kendati dari waktu ke waktu angkanya terus menurun dengan prosesntase relatif kecil dibandingkan TKI yang berhasil (tidak bermasalah). 90% BLK tak Layak Sementara itu dalam kesempatan terpisah,Erman Suparno mengatakan, sekitar 90% dari 162 Balai Latihan Kerja (BLK) di seluruh Indonesia rusak dan tidak layak menyelenggarakan latihan kerja. Untuk itu, sedikitnya 89 BLK telah mengajukan biaya revitalisasi kepada pemerintah Rp. 730 miliar. Berdasarkan pemetaan dan inventarisasi yang dilakukan Depnakertrans hingga Juli ini, hasil inventarisasi Depnakertrans menunjukkan hampir semua fasilitas bangunan dan laboratorium BLK rusak, peralatan pelatihan sudah usang, tidak relavan dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar kerja. Selain itu, sebagian BLK sudah beralih fungsi, kualitas dan kuantitas instruktur tidak memadai, dan materi pelatihan tidak sesuai lagi dengan kebutuhan pasar kerja. Erman menambahkan saat ini ada 11 BLK yang dikelola oleh pemerintah pusat dan 151 BLK yang berada di bawah pengelolaan provinsi atau kabupaten/kota. Revitalisasi BLK itu akan didukung dana APBN-P 2006 dan APBN 2007. Pemberdayaan sektor tenaga kerja kedepannya akan kami dorong melalui pelatihan di BLK, karena lebih dari 47% pengangguran adalah lulusan SD dan SLTP. Harus ada percepatan revitalisasi BLK, ujarnya dalam forum Pertemuan Nasional Eksekutif dan Legislatif Partai Kebangkitan Bangsa, akhir pekan Dia mengatakan percepatan itu juga diperlukan mengingat belum terciptanya sistem perencanaan tenaga kerja nasional secara terpadu terhadap potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber manusia (SDM) berdasarkan daerah dam sektor. Kompetensi tenaga kerja juga masih rendah, kebijakan sistem pendidikan nasional belum sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, dan belum tumbuhnya komitmen nasional dalam inovasi dan kreativitas untuk penciptaan lapangan kerja. Hingga 1 juni 2006, menurut data Biro Pusat Statistik, jumlah pengangguran pada pertengahan tahun ini tercatat 11.1 juta orang, meningkat dibandingkan awal 2006 sebanyak 10,8. juta orang.(*/aen)

Anda mungkin juga menyukai