Anda di halaman 1dari 24

.1.

Latar Belakang Kemasaman tanah adalah sifat tanah yang perlu diketahui, sebab menunjukkan adanya hubungan pH dengan ketersediaan unsure hara dan juga hubungna antara pH dengan sifat-sifat tanah. Terdapatnya beberapa hubungan komponen dalam tanah mempengaruhi konsentrasi H+ dalam tanah, dimana keadaannya dipersulit oleh bahan-bahan tanah yang lain. Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan pH menunjukkan bahwa banyaknya konsentrasi ion hydrogen (H+) didalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah maka semakin masam tanah tersebut sedangkan jika didalam tanah ditemukan ion OH- yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+ maka tanah tersebut tergolong alkalis (OH- lebih banyak daripada H+). Pentingnya pH adalah untuk menentukan mudah tidaknya unsure-unsur hara diserap tanaman. Pada tanaman yang sekitar pH netral, disebakan karena pH tersebut kebanyakan unsur hara larut dalam air. Ditinjau dari berbagai segi, tanah yang mempunyai pH antara 6-7 merupakan pH yang terbaik (netral), pada pH dibawah 7 merupakan tanah yang masam sehingga unsur P tidak dapat diserap tanamankarena diikat (difiksasi) oleh Al sedangkan pada tanah alkalis pHnya berkisar antara 8-14 sehingga unsure P juga tidak dapat diserap oleh tanaman karena difikasi atau diikat oleh Ca. penanggullangan tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan dengan menambah kapur pada tanah itu, sedankan tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan pHnya dengan cara penambahan belerang. Keasaman tanah dapat ditentukan oleh dinamika H+ di dalam tanah, ion H+ yang terdapat dalam tanah (suspensi tanah) yang berada dalam keseimbangan ion H + yang terjerap. Kemasaman dikenal ada dua yaitu kemasaman aktif dan kemasaman potensial. Kemasaman aktif disebabkan oleh H+ dalam larutan, sedangkan kemasaman potensial disebabkan oleh ion H+ dan Al yang terjerap pada permukaan kompleks jerapan. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu melakukan percobaan reaksi tanah (pH) untuk mengetahui jenis reaksi dan nilai pH tanah Alfisol pada berbagai lapisan tanah. I.2. Tujuan dan Kegunaan I.2.1. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pH yang terkandung dalam tiap lapisan tanah dan mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi pH. I.2.2. Kegunaan Kegunaan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh tentang cara mengukur pH tanah dan tingkat pH yang baik dalam tanah untuk usaha pertanian.

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Reaksi Tanah Reaksi yang penting adalah masam, netral dan alkalis. Pernyataan ini dinyatakan pada jumlah ion H+ dan OH- dalam larutan tanah. Bila dalam tanah ditemukan lebih banyak ion OH- maka tanah itu masam dan bila tanah H+ maka tanah itu alkalis. Untuk menyeragamkan pengertian sifat reaksi tanah tersebut dinilai berdasarkan konsentrasi ion H+ dan dinyatakan dengan pH. Salah satu sifat kimia tanah yang penting adalah reaksi atau pH tanah. Reaksi atau pH tanah menunjukkan konsentrasi ion H+ didalam larutan tanah. Nilai pH didefinisikan sebagai negatif konsentrasi ion H+ dalam larutan. Untuk menyeragamkan pengertian, sifat reaksi dinilai berdasarkan konsentrasi ion H dan dinyatakan dengan pH. Dengan kata lain, pH tanah = - log [H] tanah. Bila konsentrasi ion H bertambah maka pH turun, sebaliknya bila konsentrasi ion OH bertambah pH naik. Distribusi ion H dalam tanah tidak homogen. Ion H lebih banyak dijerap daripada ion OH, maka ion H lebih pekat di dekat permukaan koloid, sedangkan OH sebaliknya. Dengan demikian pH lebih rendah di dekat koloid daripada tempat yang jauh dari koloid (Hakim, dkk. 1986). Larutan mempunyai pH 7 disebut netral, lebih kecil dari 7 masam, dan lebih besar dari 7 basis atau alkalis. Pada keadaan netral konsentrasi ion H + sama besar dengan konsentrasi ion OH- dan pada keadaan alkalis sebaliknya. Reaksi tanah menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah. Status kimia tanah mempengaruhi proses-proses biologik, seperti pertumbuhan tanaman. Reaksi atau pH yang ekstrim menunjukkan keadaan kimia tanah yang dapat mengganggu proses biologik. Kelas kemasaman tanah ada 6 macam, yaitu < 4,5 sangat masam, 4,5 - 5,5 masam, 5,6 - 6,5 agak masam, 6,6 - 7,5 netral, 7,6 - 8,5 agak alkalis, dan < 8,5 alkalis (Pairunan, dkk. 1985). Pentingnya pH tanah adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman, menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun, dan

mempengaruhi perkembangan mikro organisme. Tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan pH-nya dengan menambahkan kapur ke dalam tanah, sedang tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan pH-nya dengan penambahan

belerang (Hardjowigeno, 2003). II.2. Faktor yang mempengaruhi Reaksi Tanah

Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah kejenuhan basa, sifat misel, dan macam kation yang terserap. Didaerah basah pencucian dengan mudah melenyapkan Na karena daya ikatannya pada tanah pertukaran tidak kuat. Adanya pengaruh garam-garam terlarut didalam tanah yang mengendap secar alami dalam tanah didaerah-daerah kering, atau sebagai akibat penambahan irigasi.

(Notohadiprawiro, 1998). Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat yang penting. Sebab terdapat hubungan pH dengan ketersediaan usr hara; juga terdapat beberapa hubungan antara ph dan semua pembentukan serta sifat-sifat tanah. Pada umumnya pH tanah ditentukan oleh : 1. Pencampuran satu bagian tanah dengan dua bagian air suling (bahan lain yang sesuai seperti larutan garam netral), 2. Campurkanlah mereka untuk mendapatkan tanah dan air sampai mendekati kesetimbangan, dan kemudian, 3. Ukurlah pH suspensi air tanah. Tedapat beberapa komponen dalam tanah yang mempengaruhi konsentrasi H2 larutan tanah. Keadaan dipersukar oleh bahan-bahan tanah besar perubahannya diantaranya interaksi. Bagian ini dimulai dengan suatu pH tertentu dan faktor faktor yang mengendalikan pH pada sebagian besar tanah, yang umumnya berkisar 4 10, pH kurang dari 4, biasanya dikaitkan dengan hadirnya asam kuat seperti asam sulfat.(Foth.H.D, 1999) Faktor-faktor lain yang kadangkala mempengaruhi pH tanah terutama didaerah industri, antara lain adalah sulfur yang merupakan hasil sampingan dari industri gas, yang jika bereaksi dengan air akan menghasilkan asam sulfur, dan asam nitrit yang secara alami merupakan komponen renik dari air hujan. Hujan asam juga terjadi sebagai akibat meningkatnya penggunaan dan pembakaran fosil-fosil padat yang menimbulkan gas-gas sulfur dan nitrogen, yang kemudian bereaksi dengan air hujan.( Hanafiah K. A, 2004). II.3. Hubungan reaksi tanah dengan kesuburan tanah pH tanah sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung berupa ion Hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu tersedianya unsur-unsur hara tertentu dan adanya unsur beracun. Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5-10 atau lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH lebih dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran

pada yang ekstrim rendah atau tinggi, asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang cukup bagi pertumbuhan suatu tanaman (Hakim dkk, 1986). Komponen kimia tanah sangat berperan dalam menentukan sifat dan ciri tanah pada umumnya dan kesuburan tanah pada khususnya. Uraian kimia tanah banyak menjelaskan tentang reaksi-reaksi kimia yang menyangkut masalah-masalah ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Hal-hal yang banyak berkaitan dengan masalah tersebut di atas adalah penyerapan dan pertukaran kation, sifat dari tanah, reaksi tanah, dan pengelolaannya. (Foth, 1994). Pentingnya pH tanah adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman, menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun, dan

mempengaruhi perkembangan mikro organisme. Tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan pH-nya dengan menambahkan kapur ke dalam tanah, sedang tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan pH-nya dengan penambahan

belerang. (Hardjowigeno, 2003). Reaksi tanah atau pH tanah dapat memberikan petunjuk beberapa sifat tanah. Makin tinggi pH makin banyak basa-basa terdapat dalam tanah. Tanah-tanah yang terus menerus tercuci oleh air hujan cenderung mempunyai pH yang rendah dan miskin basa-basa. Pada tanah masam, aktivitas (kelarutan) Al mungkin tinggi dan dapat meracuni tanaman, sedangkan pada tanah-tanah yang mempunyai pH tinggi unsur-unsur tertentu mungkin kurang tersedia untuk tanaman karena mengendap. Reaksi tanah mempengaruhi kegiatan mikroorganisme dalam tanah. Pada pH sekitar netral, bakteri aktif melapuk bahan organik, sedang pada tanah masam pelapukan lebih banyak dilakukan oleh cendawan. Pada pH yang terlalu rendah aktivitas memfiksasi nitrogen oleh bakteri Rhizobium tertekan. Umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada keadaan pH netral karena pada pH tersebut kebanyakan unsur hara dapat larut dalam air. Mengingat besarnya pengaruh pH terhadap pertumbuhan tanaman, maka para ahli melakukan penyelidikan guna memperoleh pengetahuan tentang pH dan bagaimana cara yang dapat dilakukan bila mengetahui keadaan suatu pH di lapangan yang cocok untuk keperluan budidaya tanaman.Pertumbuhan tanaman juga berkontribusi dalam pengasaman tanah, proses penyerapan hara utama (kalium, kalsium dan magnesium) disertai pertukaran dengan ion hidrogen sehingga menyebabkan terjadinya pengasaman tanah. Jenis Tanaman tertentu juga mempengaruhi pengasaman tanah. Semakin rendah tingkat keasaman dalam tanah maka semakin banyak kandungan

organik didalam tanah. Penilaian mengenai produktivitas atau kesuburan tanah dapat dilihat pada tiga aspek, yaitu sifat fisik tanah, sifat kimia dan biologis tanah. Ketiga aspek ini dapat diketahui sama penting peranannya dalam

menentukan kesuburan tanah. Apabila dari salah satu dari ketiga aspek ini rendah, sementara yang lainnya tinggi maka produktivitas tanah yang maksimum belum dapat tercapai. (Anonim, 2010).

III. METODOLOGI

III.1. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 03 November 2011 pukul 15.20 WITA di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah dan Laboratorium Fisika Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin. III.2. Alat dan Bahan Alat alat yang digunakan dalam praktikum yaitu tempat 3 buah roll film, 2 buah gelas ukur, dan pH meter. Bahan yang digunakan adalah sampel tanah profil lapisan 1,2 dan 3, aquades, tissu. III.3. Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja dalam praktikum ini yaitu (1) 10 gram tanah halus dimasukkan ke dalam tabung reaksi atau tempat roll film dan tambahkan air suling 10 ml (rasio 1 : 1). (2) Kocok selama 30 menit dengan menggunakan mesin pengocok, kemudian diamkan selama 1 menit.(3) Ukur dengan pH meter. (4) jika diinginkan bisa dibuat perbandingan air dan tanah dengan perbandingan 1:2:3:4:5:7:10 dan melihat grafiknya. (5) jika diinginkan Ph KCl 1 N atau pH CaCl2 0,01 M maka air suling diganti dengan larutan tersebut.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh data sebagai berikut : Tabel. Hasil Pengamatan Reaksi Tanah (pH Tanah) pada Profil lapisan I,II dan III Lapisan I II III pH Tanah 4,44 3,33 2,37 Keterangan Agak Masam Agak Masam Masam

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2011 IV.2. Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh pada saat praktikum, tanah dalam lapisan I diperoleh pH tanah sebesar 4,44 dengan kriteria tanah agak masam, pada lapisan II pH tanahnya adalah 3,33 dengan kriteria tanah agak masam dan pada lapisan III pH tanahnya adalah 2,37 dengan kriteria tanah masam. Dari tiga lapisan tersebut pH tanahnya bersifat sangat masam, kemasaman tanah disebabkan oleh bahan organik yang terdapat dalam tanah tersebut sehingga daya ikat sangat besar. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno (1985) yang menyatakan bahwa kemasaman tanah sangat dipengaruhi oleh bahan organik. Dari ketiga lapisan tersebut, yang memiliki nilai pH tertinggi adalah lapisan I yaitu 4,44. Hal ini terjadi karena bahan organik yang dikandung oleh lapisan I lebih banyak daripada lapisan II dan III. Lapisan yang memiliki nilai pH yang paling rendah yaitu lapisan III yaitu 2,37. Hardjowigeno (1985) yang menyatakan bahwa bahan organik pada lapisan I terdekomposisi kemudian masuk kedalam lapisan dibawahnya. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan ditunjukkan bahwa pH suatu tanah berbeda-beda menurut perbandingan tanah dan airnya, hal ini sesuai dengan pendapat Harjowigeno (1987) yang menyatakan bahwa pemberian air yang berbeda-beda pada suatu jenis tanah akan memberikan pengaruh yang besar terhadap nilai pH tanah.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan praktikum, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa reaksi tanah (pH) pada setiap lapisan tanah itu berbeda - beda. Dari percobaan terbukti bahwa lapisan I memiliki pH 4,44 paling tinggi dibanding dengan lapisan II dengan jumlah pH 3,33 dan lapisan III dengan jumlah pH 2,37, karena itu semua dipengaruhi oleh banyaknya bahan organik pada setiap lapisan tanah. Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah kejenuhan basa, sifat misel, dan macam kation yang terserap. Didaerah basa pencucian dengan mudah melenyapkan Na karena daya ikatannya pada tanah pertukaran tidak kuat. Adanya pengaruh garam-garam terlarut didalam tanah yang mengendap secara alami dalam tanah didaerah-daerah kering, atau sebagai akibat penambahan irigasi. V.2. Saran Saran untuk laboratorium bahwa sebaiknya alat-alat yang tersedia dalam laboratorium labih di perhatikan kebersihan dan mengikuti semua prosedur yang ada, sehingga hasil yang kita capai menjadi maksimal. Adapun saran untuk pengamat, bahwa sebaiknya praktikan harus lebih teliti dalam menimbang tanah dan mengukur tanah.

DAFTAR PUSTAKA
Pairunan A.K, .L. Nanere, Arifin, Solo S.R. Samosir, R. Tangkaisari, J. L. Lalopua, B. Ibrahim dan H. Asmadi, 1997. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Bagian Timur, Makassar. Foth, H.D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadja Mada University Press, Yogyakarta. Anonim 2, 2011. Faktor-faktor yang mempengaruhi Bulk Density. Diakses dari http://strukturtanah.blogspot.com/ pada 19 Mei 2011. Makassar Hakim, Nurhayati, M. Yusuf Nyapka, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha, G.B.Hong, H.H. Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung. Hardjowigeno. S, 2003. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo, Jakarta. Anonim, 2007. Penuntun Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Anonim 2, 2010. Reaksi tanah dengan kesuburan tanah. Diakses dari http://reaksitanah.blogspot.com/ pada 19 Mei 2010. Makassar

Penyebab Tanah Masam (pH rendah) Ditulis oleh Web Master Sunday, 11 January 2009 Tanah bereaksi masam (pH rendah) adalah karena tanah kekurangan Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO), ini disebabkan oleh:

Curah hujan tinggi, pada daerah dengan iklim tropika basah, dengan curah hujan yang tinggi, secara alami tanah akan menjadi masam akibat pencucian unsur hara yang ada. Pupuk pembentuk asam, Pupuk nitrogen seperti Urea, ZA, Amonium Sulfat, Kcl, ZK adalah pupuk yang mempunyai pengaruh mengasamkan tanah. Drainase, Drainase yang kurang baik, genangan air yang terus menerus pada tanah yang berawa, tanah pada keadaan yang demikian selalu asam. Adanya unsur berlebihan, Al (Alumunium), Fe (Besi) dan Cu (Tembaga) dalam kadar yang berlebih, seperti disekitar pegunungan verbek atau daerah tambang nikel, besi dan tembaga selalu di jumpai tanah asam. Proses dekomposisi bahan organik, Pada tanah berbahan organik tinggi seperti pada tanah gambut selalu dijumpai tanah asam dengan pH rendah, hal itu karena proses dekomposisi bahan organik yang dalam prosesnya akan mengusir dan mengeluarkan unsur (Kalsium) CaO dari dalam tanah.

Jumlah Pengunjung
670838

About Me
Dr. Ir. Abdul Madjid, MS Dosen Jurusan Tanah, Fak. Pertanian, Univ. Sriwijaya. Kampus Unsri Indralaya, Propinsi Sumatera Selatan Lihat profil lengkapku

Categories

Analisis P Tanah (6) Bahan Organik Tanah (1) Bakteri (1) Bakteri Pelarut Fosfat (4) Biologi Tanah (23) Cacing Tanah 0112 (10)

Cacing Tanah 1320 (2) Citra Satelit (8) Citra Satelit Geo Eyes (1) Citra Satelit Lahat (1) Definisi Tanah (2) Fisika Tanah (7) Foto Udara (6) Foto Udara Kayu Agung (1) Foto Udara Lahat (1) Fungi Aspergillus 0110 (10) Fungi Aspergillus 1120 (10) Fungi Aspergillus 2130 (11) Fungi Aspergillus 3140 (10) Fungi Aspergillus 4150 (10) Fungi Aspergillus 5160 (10) Fungi Aspergillus 6168 (8) Fungi Mucor 0110 (9) Fungi Mucor 1115 (5) Fungi Penicillium (14) Fungi Penicillium 0110 (10) Fungi Penicillium 1120 (10) Fungi Rhizopus 0110 (10) Fungi Rhizopus 1120 (10) Fungi Rhizopus 2130 (10) Fungi Rhizopus 3137 (7) Fungi Rhizopus 3842 (5) Fungi Tanah (4) Ilmu Tanah (20) Kesesuaian Lahan (2) Kesuburan Tanah (21) Kimia Tanah (16) Kimia Tanah S2 (3) Klasifikasi Tanah (3) Kunci Jawaban Ujian (2) Mikoriza (1) Mikoriza 001010 (10) Mikoriza File (1) Model 3 Dimensi (1) Nilai Mata Kuliah (4) Nilai MK PUPUK (1) Peta (24) Peta Aceh Barat (1) Peta Belitang (1) Peta Cianjur (1) Peta Dunia (2) Peta Indonesia (1) Peta Indralaya (2) Peta Insert Banyuasin (1) Peta Insert Empat Lawang (1) Peta Insert Lahat (1)

Peta Insert Linggau (1) Peta Insert Muara Enim (1) Peta Insert Muba (1) Peta Insert Musi Rawas (1) Peta Insert OI (1) Peta Insert OKI (1) Peta Insert OKU Induk (1) Peta Insert OKU Selatan (1) Peta Insert OKU Timur (1) Peta Insert Pagar Alam (1) Peta Insert Prabumulih (1) Peta Jabar Banten (1) Peta Jawa Tengah (1) Peta Jawa Timur (1) Peta Kab Lahat (3) Peta Kab Lebong (1) Peta Kab OI (3) Peta Kayu Agung (1) Peta Kudus (1) Peta Musi Rawas (1) Peta OKI (1) Peta OKU (1) Peta OKU Selatan (1) Peta OKU Timur (1) Peta Pagar Alam (1) Peta Papua (1) Peta Pulau Jawa (1) Peta Sumatera (1) Peta Sumsel (2) Peta Tabalong (1) Soal Kuis (2) Soal Ujian Mid Semester (3) Soal Ujian Semester (2) TOR (2) Tugas (1)

Blog Archive

2013 (2) 2012 (4) 2011 (4) 2010 (320) o Desember (179) o November (137) o Oktober (3) o Agustus (1) Kemasaman Tanah

2009 (61) 2008 (8) 2007 (19)

Followers Tanggal Hari Ini: Fasilitas Pencari Isi Blog ini:


06.59

Kemasaman Tanah
Posted by Dr. Ir. Abdul Madjid, MS Bab ini akan menyajikan bahasan tentang: 1. Pengaruh Negatif dari Kemasaman Tanah terhadap Pertumbuhan Tanama, 2. Konsep Kemasaman Tanah, 3. Faktor Penyebab Terjadinya Pengasaman Tanah, 4. Pengukuran pH tanah, dan 5. Upaya Perbaikan Terhadap Kemasaman Tanah.

Kemasaman Tanah Pada daerah iklim Tropis Basah, pengasaman tanah adalah proses alamiah (natural). Kemasaman tanah merupakan salah satu masalah utama bagi pertumbuhan tanaman. Pada tanah bereaksi atau pH sangat masam, yaitu pH lebih rendah dari 4,5, maka dalam sistem tanah akan terjadi perubahan kimia sebagai berikut: (a) Aluminium menjadi lebih larut dan beracun untuk tanaman. (b) Sebagian besar hara tanaman menjadi kurang tersedia bagi tanaman, sedangkan beberapa hara mikro menjadi lebih larut dan beracun. Masalah-masalah ini tersebar luas di daerah tropis basah yang telah mengalami pelapukan lanjut. Menurut Sanchez dan Logan (1992), bahwa sepertiga dari daerah tropis, atau 1,7miliar hektar, adalah tanah bereaksi asam dengan tingkat kelarutan aluminium cukup tinggi sehingga menjadi racun bagi tanaman.

Kita akan mengkaji beberapa penyebab pengasaman tanah dan mengetahui teknologi pengapuran untuk menetralisasi asam.

Ad 1. Pengaruh Negatif dari Kemasaman Tanah terhadap Tanaman Kemasaman tanah dapat menyebabkan permasalahan sbb: 1. penurunan ketersediaan unsur hara bagi tanaman; 2. meningkatkan dampak unsur beracun; 3. penurunan hasil tanaman; 4. mempengaruhi fungsi penting biota tanah yang bersimbiosis dengan tanaman seperti fiksasi nitrogen oleh Rhizobium.

Konsep Kemasaman Tanah Konsep Kemasaman Tanah adalah salah satu prinsip dasar kimia tanah yang mengindikasikan reaksi tanah. Tanah bereaksi netral jika ber pH 7,0. Jika pH tanah > 7,0 merupakan tanah bereaksi basa atau disebut tanah alkali. jika pH tanah lebih rendah dari 7,0 disebut tanah masam.

Kedua kondisi ekstrem, yaitu: terlalu asam dan terlalu basa merupakan kondisi yang sangat merugikan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Akan tetapi, ada beberapa reaksi kimia di alam yang terjadi dalam kondisi pH netral.

Kriteria Kemasaman Tanah (pH)

Pengelompokan kemasaman tanah berbeda dengan pengelompokkan terhadap sifat kimia tanah lain, karena untuk kemasaman tanah (pH) dikelompokkan dalam enam kategori berikut: 1. Sangat Masam untuk pH tanah lebih rendah dari 4,5 2. Masam untuk pH tanah berkisar antara 4,5 s/d 5,5 3. Agak Masam untuk pH tanah berkisar antara 5,6 s/d 6,5 4. Netral untuk pH tanah berkisar antara 6,6 s/d 7,5 5. Agak Alkalis untuk pH tanah berkisar antara 7,6 s/d 8,5 6. Alkalis untuk pH tanah lebih besar dari 8,5.

Ad 2. Faktor Penyebab Terjadinya Kemasaman Tanah Air Hujan Ada kekhawatiran tentang hujan asam, tetapi hampir semua hujan adalah ber pH rendah (asam). Air Hujan murni yang tidak mengandung bahan pencemar pada dasarnya adalah air distilasi. Air hujan ini yang dalam kesetimbangan dengan atmosfer akan memiliki pH sekitar 5,6 karena pelarutan karbon dioksida di dalam air.

Ketika air hujan murni berada dalam kesetimbangan dengan karbon dioksida, maka konsentrasi ion hidrogen yang dihasilkan menyebabkan pH 5,6.

Respirasi Akar Tanaman juga menghasilkan karbon dioksida karena proses respirasi akar, dan selama periode pertumbuhan aktif akar dapat menyebabkan karbon dioksida di tanah yang konsentrasinya lebih tinggi beberapa kali dari di atmosfer, sehingga terjadi peningkatan jumlah karbon dioksida terlarut dalam air tanah dan menyebabkan peningkatan keasaman tanah atau pH menjadi lebih rendah.

Pupuk

Karbon dioksida bukan satu-satunya sumber ion hidrogen dalam tanah, namun. Pada tanah yang dikelola, pupuk dapat menjadi sumber utama ion hidrogen.

Faktor Pupuk (Pupuk Amonium dan Pupuk Mono Kalsium Fosfat). Pupuk Amonium pupuk modern biasanya menggunakan amonium sebagai sumber nitrogen, akan tetapi oksidasi ammonium dihasilkan ion nitrat dan ion hidrogen sehingga menyebabkan pengasaman tanah.

Dengan kata lain, dua atom hidrogen dihasilkan setiap molekul ammonium teroksidasi.

Pupuk Mono Kalsium Fosfat Monocalcium fosfat yang sering digunakan sebagai salah satu komponen pupuk juga menjadi faktor penyebab terjadinya proses pengasaman tanah (meskipun lebih rendah daripada amonium). Senyawa ini akan terhidrolisis dalam air membentuk fosfat bikalsium dan Asam

fosfat

Asam fosfat terdisosiasi sangat cepat seiring dengan peningkatan pH dari 3,0 menjadi lebih dari 7.0.

Secara umum ion hidrogen (H+) ketiga tersebut akan terlarut pada pH di atas netral, sehingga tidak termasuk faktor penyebab pengasaman tanah. Akan tetapi, kedua ion hidrogen ( H+) yang sudah terlarut dalam kisaran pH tanah asam, termasuk faktor penyebab kemasaman tanah. Ketika pupuk fosfor diberikan dalam lubang tugal, maka H3PO4 terdisosiasi dalam tanah sehingga terjadi nilai pH yang sangat rendah didekat pupuk tersebut. Tingkat keasaman ini akan secara bertahap menyebar ke dalam tanah sekitar lokasi pupuk. Menurut Lindsay dan Stephenson (1959), nilai pH 1,5 dapat ditemukan segera di zona sekitar pupuk tersebut.

Faktor Reaksi Oksidasi yang Menghasilkan Ion Hidrogen Semua reaksi oksidasi dalam tanah yang menghasilkan ion hidrogen dapat menyebabkan terjadinya pengasaman tanah. Salah satu reaksi pengasaman paling efektif adalah oksidasi sulfur anorganik. Belerang biasanya digunakan jika tanah memiliki pH lebih tinggi dari yang diinginkan, sehingga diperlukan upaya penurunan pH tanah. Misalnya, Reaksi oksidasi pirit yang terjadi pada tanah rawa yang diangkat sehingga terjadi reaksi oksidasi dari pirit tanah tersebut.

Setiap ion S dihasilkan 2 ion Hidrogen

Bahan Organik Berbagai macam Bahan Organik juga dapat menyebabkan pengasamkan tanah. Kemampuan pengasamannya tergantung pada jenis tanaman sebagai sumber bahan organik tersebut.

Beberapa tanaman mengandung asam organik dalam jumlah yang sangat berbeda dengan tanaman lainnya. Asam organik hasil dekomposisi bahan organik menyebabkan pengasaman tanah. Bahan organik yang berasal dari tanaman dengan kandungan basa-basa rendah juga menyebabkan terjadinya sedikit pengasaman tanah. Bahan organik yang berasal dari tanaman dengan kandungan basa-basa kurang mencukupi kebutuhan mikrobia pendekomposernya, menyebabkan mikrobia tersebut menyerap basa-basa keperluannya dari sistem tanah, sehingga basa-basa tanah seperti kalsium dan magnesium terkuras dari tanah maka menyebabkan terjadinya pengasaman tanah.

Tanaman Pertumbuhan tanaman juga berkontribusi dalam pengasaman tanah, proses penyerapan hara utama (kalium, kalsium dan magnesium) disertai pertukaran dengan ion hidrogen sehingga menyebabkan terjadinya pengasaman tanah. Jenis Tanaman tertentu juga mempengaruhi pengasaman tanah. Contohnya adalah tanaman Legumninosa. Selama masa pertumbuhan tanaman Leguminosa terjadi penyerapan anion dan kation dengan perbandingan yang tidak seimbang, sehingga lebih mengasamkan tanah. Tanaman leguminosa menyerap hara nitrogen dari hasil fiksasi mikrobia yang bersimbiosis dengannya. Tanaman non-leguminosa menyerap nitrogen dari sistem tanah dan penyerapan ini dalam kondisi yang seimbang dengan penyerapan kation-kation basa, sehingga lebih

sedikit pertukaran dengan ion hidrogen, maka sedikit menyebabkan pengasaman tanah.

Hujan Asam Hujan asam juga memberikan kontribusi dalam proses pengasaman tanah. Dalam sistem tanah kontribusi dari hujan asam relatif rendah dibandingkan dengan pengaruh dari pasir sesquioxida yang bersifat sangat asam yang kapasitas tukar kation sangat rendah. Akan tetapi banyak tanaman sangat peka terhadap pengaruh dari hujan asam.

Ad 3. Pengukuran pH Tanah

Reaksi tanah atau pH tanah merupakan ukuran kemasaman tanah atau kebasaan tanah. Tanah ber pH 7 adalah tanah bereaksi netral, tanah ber pH > 7 adalah tanah bereaksi basa dan tanah ber pH lebih rendah dari 7 merupakan tanah bereaksi asam atau yang dikenal sebagai tanah masam (acid soils). Reaksi tanah atau pH tanah dapat diukur baik dengan menggunakan pelarut air (pHw) atau bisa juga dengan menggunakan pelarut kalsium klorida (pHCa), sehingga pH hasil pengukuran akan bervariasi tergantung dari metode pelarut yang digunakan. Sebagai aturan umum, Nilai pH yang diukur dengan pelarut kalsium klorida adalah lebih rendah 0,7 satuan unit pH daripada nilai pH yang diukur dengan pelarut air (Gambar 2).

Ketika laboratorium mengukur pH tanah Anda, maka sangatlah penting diketahui bahwa mereka menetapkan dengan menggunakan metode pelarut air atau pelarut kalsium klorida karena hasil penetapan pH dari kedua metode tersebut akan berbeda.

. Untuk tanah yang bereaksi asam, pilihan pengelolaan yang paling praktis adalah menambahkan kapur untuk mempertahankan status pH tanah saat ini atau meningkatkan pH tanah lapisan atas (top soil)..

NAMA- NAMA ILMIAH HEWAN


1. Ubur ubur Aurelia aurita 2. Badak Rhinoceros sondaicus 3. Harimau loreng Panthera tigris 4. Banteng Bos sondaicus 5. Gajah Elephas maximus 6. Penyu hijau Chelonia mydas 7. Komodo Varanus komodoensis 8. Cendrawasih Paradisaea minor 9. Bunglon Gonyochepalus novaeguinae 10. Buaya muara Crocodylus porosus read more 11. Tarsius Tarsius bancanus 12. Orang utan Pongo pygaeus-abelii 13. Tapir Tapirus indicus 14. Kanguru pohon Dendrolagus ursinus 15. Kakaktua raja Probosciger aterrimus 16. Kucing rumah Felis domestica 17. Bekicot Achatina fulica 18. Udang galah Macrobanchium rosenbergi 19. Kepiting Portunus sexdentalus 20. Udang air tawar Cambarus virilis 21. Rajungan Neptunus pelagicus 22. Jangkrik Acheta domestica 23. Walang sangit Leptocorisa acuta 24. Kutu kepala Pediculus humanus 25. Lebah madu Apix cerana 26. Anjing Canis lupus-familiaris 27. Kucing Felis catus 28. Serigala Canis lupus

29. Kanguru Ptanaurus breviceps 30. Kecoa Periplaneta americana 31. Kepik Diconocoris hewetti 32. Tonggeret Tibicen pruinosa 33. Belalang sembah Montis religiosa 34. Kumbang kelapa Oryctes rhinoceros 35. Lalat buah Drosophilla melanogaster 36. Anoa pegunungan Anoa quarlesi 37. Beruang madu Helarctos malayanus 38. Landak Hystrix brachyura 39. Monyet Sulawesi Macaca brunnescens 40. Trenggiling Manis javanica 41. Paus bongkok Megaptera novaeangliae 42. Kelinci Nesolagus netscheri 43. Lumba-lumba air tawar Orcaella brevirostris 44. Musang congkok Prionodon linsang 45. Landak Prochidna bruijni 46. Jelarang Ratufa bicolor 47. Simpei Mentawai Simias concolor 48. Tapir Tapirus indicus 49. Jantingan gunung Aethopyga exima 50. Burung madu Sangihe Aethopyga duyvenbodei 51. Brencet wergan Alcippe pyrrhoptera 52. Mandar Sulawesi Aramidopsis plateni 53. Bangau putih Bubulcus ibis 54. Rangkong Bucerotidae Julang 55. Kakatua putih Cacatua galerita 56. Kakatua gofin Cacatua goffini 57. Kakatua Seram Cacatua moluccensis 58. Itik liar Cairina scutulata 59. Burung mas Caloenas nicobarica 60. Kasuari kecil Casuarius bennetti 61. Kasuari Casuarius casuarius 62. Bangau hitam Ciconia episcopus

63. Burung sohabe coklat Colluricincla megarhyncha 64. Burung matahari Crocias albonotatus 65. Kuntul karang Egretta sacra 66. Alap-alap putih Elanus caerulleus 67. Nuri Sangir Eos histrio 68. Bebek laut Esacus magnirostris 69. Beo Flores Gracula religiosa-mertensi 70. Beo Nias Gracula religiosa-robusta 71. Bayan Lorius roratus 72. Bangau tongtong Leptoptilos javanicus 73. Jalak Bali Leucopsar rothschildi 74. Blekek Asia Limnodromus semipalmatus 75. Beleang ekor putih Lophura bulweri 76. Serindit Sangihe Loriculus catamene 77. Nori merah kepala hitam Lorius domicellus 78. Burung maleo Macrocephalon maleo 79. Burung gosong Megapodius reintwardtii 80. Burung kipas biru Musciscapa ruecki 81. Bangau putih susu Mycteria cinerea 82. Kowak merah Nycticorax caledonicus 83. Burung hantu Biak Otus migicus-beccarii 84. Burung merak Pavo muticus 85. Ibis hitam Plegadis falcinellus 86. Merak kerdil Polyplectron malacense 87. Kakatua raja Probosciger aterrimus 88. Glatik kecil Psaltria exilis 89. Ibis hitam punggung putih Pseudibis davisoni 90. Kasturi raja Psittrichas fulgidus 91. Burung kipas perut putih Rhipidura euryura 92. Burung kipas Rhipidura javanica 93. Burung kipas ekor merah Rhipidura phoenicura 94. Burung tepus dada putih Satchyris grammiceps 95. Burung tepus pipi perak Satchyris melanothorax 96. Dara laut berjambul Sterna zimmermanni

97. Jalak putih Sturnus melanopterus 98. Nuri Sulawesi Tanygnathus sumatranus 99. Lemur ekor cincin Lemur cattta 100. Jerapah Giraffa camelopardalis

Nama Latin Untuk Serangga

1. 2. 3. 4. 5.

Belalang = Dissosteira carolina Capung = Neurothemis sp Cengcorang = Ischnobelalang mantis gigas Jangkrik = Gryllus assimilis Kalajengking = Heterometrus spinifer. Jenis lain: Androctonus crassicauda (species mematikan), Androctonus australis (species mematikan) 6. Kecoa = Periplaneta americana. Jenis lain: Blabarus giganteus 7. Kumbang = Leptinotarsa decemlineata 8. Kunang-kunang = Photuris lucicrescens 9. Kupu kupu = Appias libythea 10. Lebah madu = Apis andreniformis. Jenis lain: Apis cerana 11. Lalat abu-abu = Sarcophaga sp 12. Lalat biru = Protocalliphora sp 13. Lalat buah = Drosophila melanogaster 14. Lalat mata hijau = Tabanus sp 15. Nyamuk = Aedes albopictus. Jenis lain: Aedes aegypti 16. Rayap kayu kering = Cryptotermes spp 17. Rayap kayu lembab = Glyptotermes spp 18. Rayap pohon jati = Neotermes tectonae 19. Rayap pohon pinus = Coptotermes curvignathus 20. Rayap tanah = Macrotermes gilvus

21. Semut rangrang = Oecophylla smaragdina 22. Tarantula = Brachypelma smithi 23. Ulat sutra = Bombyx mori 24. Ulat sutra kaku = Bombyx batryticatus

Anda mungkin juga menyukai