PENDAHULUAN
ISPA 4,5 juta kematian /tahun, 70%pneumonia USA 3-4 kasus / 100 anak/th Ina NTB 87/88 27,8% bayi dan 30,5% balita. SKRT 1992 : bayi 36% dan balita 13% Pneumonia bakterial mortalitas 50 x lebih tinggi dari Pneumonia virus.
KLASIFIKASI
ANATOMI P. lobaris P. interstisialis Bronkopneumoni Pleuropneumonia ETIOLOGI Bakteri virus Jamur Aspirasi
Drug
Infeksi lain
ETIOLOGI
Penyebab tersering : S. pneumoniae & H.
influenzae S. pneumoniae
Mycoplasma pneumoniae
pada anak besar Struktur sangat primitif, bentuk bulat atau filamen halus, tidak mempunyai dinding sel, tidak mampu bergerak aktif Satu-satunya infeksi sal. Napas manusia
PNEUMONIA BAKTERIAL
Patologi & Patogenesis
Bakteri
paru Std. hepatisasi merah
LABORATORIUM
Lekositosis predominan pmn Lekopenia prog.buruk Anemia ringan-sedang Cairan pleura eksudat sel pmn 300-100.000/mm3 Protein >2,5 gram/dl Antistreptolisin meningkat Px imunologik Ag & Ab
RADIOLOGI
Infiltrat ringan sampai bercak konsolidasi merata (bronkopneumonia) kedua lap. Paru atau konsolidasi pada 1 lobus (P. lobaris) Gambaran konsolidasi lobus jarang pada anak Pneumonia stafilokokus menunjukkan bronkopneumani difus atau infiiltrat interstiasialis, infiltrat mula-mula berupa bercak, kemudian memadat dan menganai keseluruhan lobus.
DIAGNOSIS
Kriteria WHO : Pneumonia sangat berat (sianosis sentral, tidak sanggup minum) Rawat RS + AB Pneumonia berat (retraksi, sianosis(-), sanggup minum) Rawat RS + AB Pneumonia (retraksi (-), napas cepat :
> 60/menit untuk bayi < 2 bulan > 50/menit ntuk bayi 2 bulan-1 tahun >40/menit pada 1-5 tahun - tidak perlu rawat + AB
Bukan pneumonia (napas cepat (-), tidak perlu rawat, tidakperlu AB namun dilakukan pemeriksaan lain dan pengobatan yang sesuai.
Indikasi merujuk :
Bila terdapat 1 atau lebih Faktor risiko :
Usia < 1 tahun Demam tinggi Komplikasi gagal jantung kongestif Nyeri dada pleura Abnormalitas tanda vital (hipotensi, takikardi) Hipoperfusi (oliguri) Perubahan status mental (letragi, stupor,koma) Hipoksemia arteri Etiologi risiko tinggi (stafilikokus, aspirasi, post obstruksi) Neoplasma atau kondisi akut yang membutuhkan perawatan
PNEUMONIA VIRUS
ETIOLOGI
Paling sering Respiratory Syncitial Virus (RSV),parainfluenzae, influenzae, adenovirus Pada bayi RSV FR umur, jenis kelamin,musim, kepadatan penduduk.
MANIFESTASI KLINIS
Didahului gejala rhinitis dan batuk Demam Takipnea disertai retraksi Pernapasan cuping hidung Auskultasi : ronki, mengi Kadang sukar dibedakan dengan pneumonia bakteri
DIAGNOSIS
Ro infiltrat difus, hiperinflasi AL cenderung normal atau sedikit naik (< 20.000/mm3), dominasi limfosit LED atau CRP normal atau sedikit naik Dx pasti isolasi virus
TERAPI
Amantadin oral dan ribavirin aerosol efektif bila diberi 48 jam mulai terinfeksi Suportif : Oksigenasi, cairan intravena, ventilasi