Anda di halaman 1dari 69

Disusun Oleh : AJENG NURJANAH ALISA SOFIA ISNAWATI RISNAWATI SULTANAH ASPRILIANTI SILVIA ANGGRAENI YUSUF

Menurut World Health Organization (WHO) bahwa setiap tahunnya wanita yang bersalin meninggal dunia mencapai lebih dari 500. 000 orang. Sebagian besar kematian ibu terjadi di negara berkembang karena kurang mendapat akses pelayanan kesehatan, kekurangan fasilitas, terlambatnya pertolongan, persalinan dukun disertai keadaan sosial ekonomi dan pendidikan masyarakat yang masih tergolong rendah.

Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Barat tahun 2009 AKI mencapai 708 kasus dari 553.909 kelahiran hidup, data AKB 2009 mencapai 4083 kasus (Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Jabar).

Atonia uteri merupakan penyebab terbanyak perdarahan pospartum dini (50%), dan merupakan alasan paling sering untuk melakukan histerektomi postpartum. Oleh karena itu pada studi kasus ini penulis mengambil judul Asuhan Kebidanan Pada Ny. F Dengan G1P0A0 Resiko Tinggi (Atonia Uteri )Di Puskesmas Garuda Kota Bandung

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau kira-kira 280 hari atau sembilan bulan menurut kalender internasional.

Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke40). (Prawirohardjo, 2010).

Lama kehamilan diperkirakan kurang lebih 280 hari, atau 40 minggu, atau 10 bulan (berdasarkan perputaran bulan atau lunar), atau sembilan bulan sejak HPHT. (Varney, 2007).

Amenorea (berhentinya menstruasi) Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi.Lamanya amenorea dapat dikonfirmasi dengan memastikan hari pertama haid terakhir (HPHT), dan digunakan untuk memperkirakan usia kehamilan dan taksiran persalinan.

Mual (nausea)dan muntah (emesis) Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada pagi hari yang disebut morning sickness.Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis

Syncope (pingsan)
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau pingsan. Kelelahan Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan kecepatan basal metabolisme (basal metabolisme rate-BMR) pada kehamilan,

Payudara tegang Estrogen meningkatkan perkembangan system duktus pada payudara, sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan system alveolar payudara. Miksi sering Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi.

Konstipasi atau obstipasi Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus (tonus otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB. Pigmentasi kulit Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang

Epulis Hipertropi papilla ginggivae/gusi, sering terjadi pada triwulan pertama. Varises atau penampakan pembuluh darah vena

Pembesaran perut Tanda hegar Tanda goodel Tanda chadwicks Tanda piscaseck Braxton hicks Teraba ballottement Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif

Gerakan janin dalam rahim Denyut jantung janin Bagian-bagian janin Kerangka janin

a.Trimester 1

Trimester pertama sering dikatakan sebagai penentuan.Penentuan untuk membuktikan bahwa wanita dalam keadaan hamil. b. Trimester II Trimester kedua sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan saat ibu merasa sehat, ini disebabkan selama trimester ini umumya wanita sudah merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan kehamilan.

Trimester ketiga sering disebut sebagai periode penantian.Pada periode ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya, dia menjadi tidak sabar untuk melihat bayinya

c. Trimester III

Sistem reproduksi

a. Uterus b. Serviks Uteri c. Ovarium d. Vagina dan vulva e. Kulit f. Payudara g. Perubahan Metabolik

h. Sistem Kardiovaskular i. Sistem Respirasi j. Traktus Digestivus k. Traktus Urinarius l. Sistem Muskuloskeletal m. Sistem Endokrin

Perdarahan Preeklampsia Nyeri hebat di daerah abdominopelvikum Muntah berlebihan yang berlangsung selama kehamilan Disuria Menggigil atau demam Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang sesungguhnya. (Prawirohardjo, 2010).

Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progesif pada serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta (Varney, 2007).

Pengertian

Tahapan persalinan, terdiri dari : Kala I (Pembukaan) Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).persalinan kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif.

Kala II (Lahirnya janin) Kala dua adalah saat keluarnya janin.Dimulai saat serviks sudah berdilatasi penuh dan ibu merasakan dorongan untuk mengejan untuk mengeluarkan bayinya.Kala ini berakhir saat bayi lahir (Myles, 2009). Tanda dan gejala kala II :
His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan / atau vagina. Perineum terlihat menonjol. Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.

(Rohani, 2011)

Kala III (Lahirnya plasenta)

Kala tiga adalah pemisahan dan keluarnya plasentan dan membrane, pada kala tiga ini juga dilakukan pengendalian perdarahan.Kala III ini berlangsung dari lahirnya bayi sampai plasenta dan membrane dikeluarkan (Myles, 2009).

Kala IV (Observasi)

Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah proses tersebut. Observasi yang dilakukan, meliputi tingkat kesadaran, tanda tanda vital, kontraksi uterus, dan perdarahan.Dimana dianggap perdarahan jika jumlahnya melebihi 400 500 cc (Rohani, 2011).

Keregangan otot-otot Penurunan Progesteron Teori Oksitosin Internal Teori Prostaglandin Pengaruh janin

Lightening (2 minggu sebelum persalinan) Perubahan Serviks Persalinan Palsu Ketuban Pecah Dini Bloody Show

Faktor esensial persalinan terdiri dari 5 atau disebut dengan 5P, yakni : 1. Passenger (Penumpang)

Presentasi janin Letak janin Sikap janin Posisi janin

2. Passage (Jalan lahir)

Jalan lahir keras (Tulang panggul) Jalan lahir lunak


3. Power (Tenaga / kekuatan)

His (Kontraksi uterus) Kekuatan mengedan ibu Penolong

Engagement Fleksi Ekstensi


Rotasi luar

Ekspulsi

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik.

Perineum adalah daerah yang terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm (Wiknjosastro, 2007). Adapun faktor yang mempengaruhi laserasi a. Faktor maternal :

Partus presipitatus Mengejan terlalu kuat Edema dan kerapuhan pada perineum Kesempitan panggul Adanya jaringan parut

b. Faktor neonatal : Lingkar kepala bayi Berat badan bayi Presentasi defleksi Letak sunsang

c. Faktor penolong persalinan : Cara komunikasi dengan ibu Cara memimpin mengejan dan dorongan fundus uteri Anjuran posisi meneran Ketrampilan menahan perineum pada saat ekspulsi kepala Episiotomi

d. Derajat laserasi perineum, yaitu : Derajat satu : robekan terjadi pada selaput lender (mukosa) vagina, komisura posterior, dengan atau tanpa mengenai kulit perineum 1-1,5 cm. Derajat dua : robekan terjadi pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot perineum

Derajat tiga : robekan terjadi pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot perineum dan otot sfinger ani. Derajat empat: robekan terjadi pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot perineum, otot sfingter ani,dan dinding depan rektum.

1. Pengertian Atonia uteri terjadi jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan rangsangan taktil (pemijatan) fundus uteri.Perdarahan postpartum dengan penyebab uteri tidak terlalu banyak dijumpai karena penerimaan gerakan keluarga berencana makin meningkat (Manuaba & APN).

2. Penyebaba Atonia uteri dapat terjadi pada ibu hamil dan melahirkan dengan faktor predisposisi (penunjang ) seperti : Overdistention uterus seperti: gemeli makrosomia, polihidramnion, atau paritas tinggi. Umur yang terlalu muda atau terlalu tua. Multipara dengan jarak kelahiran pendek Partus lama / partus terlantar Malnutrisi.

3. Gejala Klinis Uterus tidak berkontraksi dan lunak Perdarahan segera setelah plasenta dan janin lahir (P3).

4. Pencegahan Atonia Ateri Atonia uteri dapat dicegah dengan Managemen aktif kala III, yaitu pemberian oksitosin segera setelah bayi lahir (Oksitosin injeksi 10U IM, atau 5U IM dan 5 U Intravenous atau 10-20 U perliter Intravenous drips 100-150 cc/jam.

5. Penatalaksanaan Atonia Uteri Atonia uteri terjadi jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan rangsang taktil (massase) fundus uteri. 1. Segera lakukan kompresi bimanuan internal (KBI)

2. Kompresi Bimanual Eksterna Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 5 menit, ajarkan keluar untuk Kompresi Bimanual Eksterna (KBE) kemudian lakukan langka-langkah penatalaksanaan atonia uteri selanjutnya. Minta keluarga untuk menyiapakn rujukan

a. Ibu membutuhkan tindakan kegawatdaruratan difasilitas kesehatan b. Sambil membawa ibu ke tempat rujukan teruskan tindakan KBI dan infus cairan hingga ibu tiba di tempat rujukan. Infuse 500 ml pertama dihabiskan dalam waktu 10 menit. Berikan tambahan 500 ml/jam hingga tiba di tempat rujukan atau atau jumlah cairan yang diinfuskan mencapai 1,5 liter dan lanjutkan dalam jumlah 125cc/jam. Jika cairan infus tidak cukup. Infuskan 500ml (botol kedua) cairan infus dengan tetesan sedang dan ditambah dengan pemberian cairan secara oral untuk hidrasi

1. Pengertian Masa nifas (postpartum / peurperium) berasal dari bahasa latin, yaitu kata Puer yang artinya bayi dan Parous yang berarti melahirkan. Yaitu masa pulih kembali, mulai dari persalinan I sampai alat alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama pada masa ini berkisar 6 8 minggu (Sujiyatini, 2010).

2. Tahapan masa nifas Masa nifas ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu : Peurperium dini, yaitu masa kepulihan dimana ibu sudah diperbolehkan mobilisasi jalan. Peurperium intermedial, yaitu masa kepulihan menyeluruh alat alat genetalia yang lamanya 6 8 minggu. Remote peuperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna yang berlangsung sekitar 3 bulan. Tapi bila selama hamil maupun bersalin ibu mempunyai komplikasi masa ini bisa berlangsung lebih lama sampai tahunan.(Sujiyatini, 2010).

3. Tujuan masa nifas Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi Melaksanakan skrining secara komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana,menyusui, dan pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat Memberikan pelayanan keluarga berencana (Saifuddin,2010)

4. Perubahan pada msa nifas Involusi uterus

Perubahan serviks dan vagina Ligamen ligament Payudara Perubahan sistem perkemihan Perubahan sistem musculoskeletal Perubahan sistem endokrin

Perubahan sistem hematologi dan kardiovaskuler Gambaran klinis masa nifas

5. Proses adaptasi psikologis ibu nifas a. Talking In Yaitu terjadi fantasi, intropeksi, proyeksi dan penolakan.Perhatian ibu terutama terhadap kebutuhan dirinya, mungkin pasif dan ketergantungan.

b. Talking On

Yaitu meniru dan role play.Cirinya : Terjadi pada hari ke 3 10 setelah melahirkan. Ibu menjadi khawatir akan kemampuannya merawat bayi dan menerima tanggung jawabnya sebagai seorang ibu yang makin besar. Ibu memfokuskan dirinya dalam mengambil kembali control akan fungsi tubuhnya sendiri. Ibu mempunyai perasaan sangat sensitive sehingga mudah tersinggung dan gampang marah. Ibu mencoba keterampilan merawat bayinya.(Sujiyatini, 2010)

C. Letting Go Masa ini terjadi biasanya ibu sudah pulang dari tempatbersalin, dan melibatkan keluarga, ibu mengambil tanggung jawab dalam merawat bayinya, dia harus menyesuaikan dirinyadengan tuntutan ketergantungan, begitu pula berkurangnyaotonomi dirinya, ketergantungannya, dan khususnya interaksisosial, depresi post partum sering terjadi pada masa nifas (Bobak, 2005)

6. Tanda-tanda bahaya Tanda dan bahaya ibu nifas, (Sujiyatini, 2010) yaitu: Perdarahan hebat atau peningkatan perdarahan secara tiba-tibayang tidak hilang dengan istirahat atau menyusui. Pengeluaran cairan vaginal/ lokia dengan bau busuk yang menyengat. Nyeri panggul atau perut bagian bawah yang hebat dari kram uterus yang biasa. Sakit kepala yang terus-menerus, nyeri ulu hati, atau masahpenglihatan.

Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan atau terasakit. Demam, muntah, rasa sakit watu buang air kemih, atau jika tidak merasa enak badan. Ketidakmampuan merawat diri sendiri atau bayi, depresi yangmempengaruhi aktivitas hidup sehari-sehari. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama. Rasa sakit, merah, lunak, dan atau pembengkakan dikaki

7. Kebutuhan masa nifas Nutrisis dan cairan Ambulasi dini Eliminasi Kebersihan diri Perawatan luka perineum Istirahat Seksual Keluarga Berencana (KB)

1. Pengertian Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterine (Vivian, 2011).

2. Ciri-ciri Bayi Normal Lahir aterm antara 37 42 minggu. Berat badan 2. 500 4. 000 gram. Panjang badan 48 52 cm. Lingkar dada 30 38 cm. Lingkar kepala 33 35 cm. Lingkar lengan 11 12 cm. Frekuensi denyut jantung 120 160 kali/menit. Pernafasan 40 60 kali/menit.

Kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna. Kuku agak panjang dan lemas. Nilai APGAR > 7. Gerak aktif. Bayi lahir langsung menangis kuat. Reflex rooting, sucking, morro, dan grasping sudah terbentuk dengan baik.

Genitalia 1)Pada laki laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum dan penis yang berlubang. 2) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang, serta adanya labia minora dan mayora.

Eliminasi yang baik ditandai denga keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama dan berwarna kecoklatan.(Vivian, 2011)

3. Asuhan pada Bayi Baru Lahir Cara memotong tali pusat Mempertahankan suhu tubuh BBL dan mencegah hipotermia. 4. Adaptasi Fisiologi bayi baru lahir Sistem pernafasan Peredaran darah

Suhu tubuh Metabolisme Ginjal Imunoglobulin

5. Tanda-Tanda Bahaya pada Bayi baru lahir Warna abnormal Pemberian ASI sulit, sulit menghisap atau hisapan lemah Kesulitan bernafas Letargi atau bayi terus menerus tidur tanpa bangun untuk makan

Suhu bayi dibawah 360C (Hipotermi) atau diatas 370C (Febris) Tangis atau perilaku abnormal atau tidak biasa Gangguan gastrointestinal Bagian yang berwarna putih pada mata, berubah menjadi kuning dan warna kulit juga tampak kuning, kecoklatan atau seperti buah persik. (Varney, 2001)

8. Imunisasi Imunisasi adalah tindakan yang efektifitasnya terbukti dalam mengurangi populasi insiden penyakit-penyakit tertentu (Henderson, 2005). a. Imunisasi yang diwajibkan BCG (Bacillus Calmette Guerin) Untuk mencegah penyakit tuberkolosis (TBC), diberikan pada bayi usia< 2 bulan. Hepatitis B Kekebalan aktif untuk mencegah infeksi yang disebabkan oleh virus hepatits B yang diberikan umur 0 11 bulan.

DPT Vaksin yang terdiri dari toksoid difteri dan tetanus yang dimurnikan serta bakteri bakteri pertusis yang diinaktivasi. Diberikan pada usia 2 11 bulan. Polio Bertujuan diharapkan anak terbebas dari penyakit poliomyelitis, reaksi yang ditimbulkan biasanya tidak ada,mungkin pada bayi akan terdapat bab ringan, pusing dan nyeri otot. Campak Tujuannya untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit campak.Biasanya tidak terdapat reaksi akibat imunisasi mungkin terdapat demam ringan dan tampak sedikit bercak merah pada pipi dibawah telinga pada hari ke 7-8 setelah penyuntikan, mungkin pula terdapat pembengkakan pada tempat suntikan.

Anda mungkin juga menyukai