Anda di halaman 1dari 11

KONSEP PEMBANGUNAN KESEHATAN DI INDONESIA

A. VISI DAN MISI INDONESIA SEHAT 1. Visi Indonesia Sehat Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia. 2. Misi Indonesia Sehat Untuk mewujudkan visi INDONESIA SEHAT 2010, ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan sebagai berikut: a. Menggerakan pembangunan nasional berwawasan kesehatan b. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat berserta lingkungannya

B. DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat, yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa

Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Selanjutnya kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa depan adalah yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa adanya hambatan, baik yang bersifat ekonomi maupun non ekonomi. Pelayanan kesehatan bermutu yang dimaksud di sini adalah pelayanan kesehatan yang memuaskan pemakai jasa pelayanan serta yang diselenggarakan sesuai dengan standar dan etika pelayanan profesi. Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku hidup sehat serta meningkatnya kemampuan masyarakat tersebut di atas, derajat kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat dapat ditingkatkan secara optimal.

C. STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN INDONESIA STRATEGI 1. Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan 2. Profesionalisme 3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat 4. Desentralisasi

D. POKOK PROGRAM 1. Pokok-pokok program pembangunan kesehatan, adalah a. Pokok Program Perilaku Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat b. Program Peningkatan Perilaku Sehat c. Program Anti Tembakau, Alkohol dan Madat

d. Program Pencegahan Kecelakaan dan Rudapaksa e. Program Pembinaan Kesehatan Jiwa Masyarakat f. Program Kesehatan Olah Raga dan Kebugaran Jasmani 2. Pokok Program Lingkunan Sehat : a. Program Wilayah/Kawasan Sehat b. Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja c. Program Higiene dan Sanitasi Tempat-Tempat Umum d. Program Pemukiman, Perumahan dan Banguna Sehat e. Program Program Penyehatan Air 3. Pokok Program Upaya Kesehatan : a. Program Pemberantasan Penyakit Menular dan Imunisasi: b. Program Pencegahan Penyakit tidak Menular c. Program Penyembuhan Penyakit dan Pemulihan Kesehatan d. Program Pelayanan Kesehatan Penunjang e. Program Pembinaan dan Pengembangan Pengobatan Tradisional f. Program Kesehatan Reproduksi g. Program Perbaikan Gizi h. Program Kesehatan Matra i. Program Pengembangan Survailans Epidemilogi j. Program Penanggulangan Bencana dan Bantuan Kemanusiaan 4. Pokok Program Sumber Daya Kesehatan : a. Program Perencanaan, Pendayagunaan serta Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan b. Program Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat. c. Program Pengembangan Sarana dan Perbekalan Kesehatan

5. Pokok Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya : a. Program Pengamanan Bahaya Penyalahgunaan dan Kesalahgunaan Obat, Narkotika, Psikotrapika, Zat Aditif lain dan Bahan Berbahaya lainnya. b. Program Pengamanan dan Pengawasan Makanan dan Bahan Tambahan Makanan (BTM) c. Program Pengawasan Obat, Obat Tradisional, Kosmetika dan Alat Kesehatan. d. Program Penggunaan Obat Rasional e. Program Obat Esensial f. Program Pembinaan dan Pengembangan Obat Asli Indonesia g. Program Pembinaan dan Pengembangan Industri Farmasi 6. Pokok Program Kebijakan & Manajemen Pembangunan Kesehatan : a. Program Pengembangan Kebijakan Kesehatan Program b. Program Pengembangan Manajemen Pembangunan Kesehatan c. Program Pengembangan Hukum Kesehatan d. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan 7. Pokok Program Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan : a. Program Penelitian dan pengembangan Peningkatan Perilaku dan Pemberdayaan Masyarakat b. Program Penelitian dan pengembangan Peningkatan Lingkungan Sehat c. Program Penelitian dan pengembangan Peningkatan Upaya Kesehatan d. Program Penelitian dan pengembangan Peningkatan Sumber Daya Kesehatan e. Program Penelitian dan pengembangan Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan f. Program Penelitian dan pengembangan Ilmu-Ilmu Dasar dan Terapan Bidang Kesehatan

E. PROGRAM KESEHATAN UNGGULAN Menyadari keterbatasan sumber daya yang tersedia serta disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan yang ditemukan dalam masyarakat dan kecendrungannya pada masa mendatang, maka ditetapkan 10 program kesehatan, sebagai berikut: 1. Program Kebijakan Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan dan Hukum Kesehatan. 2. Program Perbaikan Gizi 3. Program Pencegahan Penyakit Menular 4. Program Peningkatan Perilaku Hidup Sehat dan Kesehatan Mental 5. Program Lingkungan Pemukiman, Air dan Udara Sehat Program Kesehatan Keluarga, Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana 6. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja 7. Program Anti Tembakau, Alkohol dan Madat 8. Program Pengawasan Obat, Bahan Berbahaya Makanan, dan 9. Program Pencegahan Kecelakaan Keselamatan Lalu Lintas

F. KEBIJAKAN 1. Pemantapan kerjasama lintas sektoral 2. Peningkatan perilaku, kemandirian masyarakat dan kemitraan swasta 3. Peningkatan kesehatan lingkungan 4. Peningkatan upaya kesehatan 5. Peningkatan sumber daya kesehatan 6. Peningkatan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan 7. Peningkatan perlindungan kesehatan masyarakat terhadap penggunaan sediaan farmasi, makanan dan alat kesehatan yang tidak absah/ilegal 8. Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan

G. DASAR-DASAR PEMBANGUNAN KESEHATAN Pada hakekatnya adalah nilai kebenaran dan aturan pokok sebagai landasan untuk berfikir atau bertindak dalam pembangunan kesehatan. Dasar ini merupakan landasan dalam penyusunan visi, misi, dan strategi kesehatan secara nasional yang meliputi: 1. Perikemanusiaan 2. Pemberdayaan dan Kemandirian 3. Adil dan Merata 4. Pengutamaan dan Manfaat

H. TREN DAN ISSU PEMBANGUNAN KESEHATAN Arah pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 sesuai dengan arah pembangunan nasional selama ini, yakni: 1. Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional 2. Pelayanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun masyarakat harus

diselengarakan secara bermutu, adil dan merata dengan memberikan pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia yang terlantar, baik di perkotaan mapun di pedesaan 3. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan strategi pembangunan

profesionalisme, desentralisasi dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat dengan memperhatikan berbagai tantangan yang ada saat ini. 4. Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat dilaksanakan melalui program peningkatan perilaku hidup sehat, pemeliharaan lingkungan sehat, pelayanan kesehatan dan didukung oleh sistem pengamatan, Informasi dan manajemen yang handal.

5. Pengadaan dan peningkatan prasarana dan sarana kesehatan terus dilanjutkan. 6. Tenaga yang mempunyai sikap nasional, etis dan profesiona, juga memiliki semangat pengabdian yang tinggi kepada bangsa dan negara, berdisiplin, kreatif, berilmu dan terampil, berbudi luhur dan dapat memegang teguh etika profesi.

I. STRATEGI DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN TUJUAN Adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai penduduk yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia.

J. SASARAN 1. Kerjasama lintas sektoral 2. Kemandirian masyarakat dan kemitraan swasta 3. Perilaku hidup sehat 4. Lingkungan sehat 5. Upaya kesehatan 6. Manajemen pembangunan kesehatan 7. Derajat kesehatan

K. STRATEGI 1. Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan 2. Profesionalisme

3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat 4. Desentralisasi

L. KEBIJAKAN 1. Pemantapan kerjasama lintas sektoral 2. Peningkatan perilaku, kemandirian masyarakat dan kemitraan swasta 3. Peningkatan kesehatan lingkungan 4. Peningkatan upaya kesehatan 5. Peningkatan sumber daya kesehatan 6. Peningkatan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan 7. Peningkatan perlindungan kesehatan masyarakat terhadap penggunaan sediaan farmasi, makanan dan alat kesehatan yang tidak absah/ilegal 8. Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan

M. PENGEMBANGAN KESEHATAN MASYARAKAT DI INDONESIA Pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yang telah dijalankan selama ini masih memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara pendekatan pembangunan kesehatan masyarakat dengan tanggapan masyarakat, manfaat yang diperoleh masyarakat, dan partisipasi masyarakat yang diharapkan. Meskipun di dalam Undangundang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan telah ditegaskan bahwa tujuan pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya. Oleh karena itu pemerintah maupun pihak-pihak yang memiliki perhatian cukup besar terhadap pembangunan kesehatan masyarakat termasuk perawat spesialis komunitas perlu mencoba mencari terobosan yang kreatif agar program-program tersebut dapat dilaksanakan secara optimal dan berkesinambungan.

Salah satu intervensi keperawatan komunitas di Indonesia yang belum banyak digali adalah kemampuan perawat spesialis komunitas dalam membangun jejaring kemitraan di masyarakat. Padahal, membina hubungan dan bekerja sama dengan elemen lain dalam masyarakat merupakan salah satu pendekatan yang memiliki pengaruh signifikan pada keberhasilan program pengembangan kesehatan masyarakat (Kahan & Goodstadt, 2001). Pada bagian lain Ervin (2002) menegaskan bahwa perawat spesialis komunitas memiliki tugas yang sangat penting untuk membangun dan membina kemitraan dengan anggota masyarakat. Bahkan Ervin mengatakan bahwa kemitraan merupakan tujuan utama dalam konsep masyarakat sebagai sebuah sumber daya yang perlu dioptimalkan (community-as-resource), dimana perawat spesialis komunitas harus memiliki ketrampilan memahami dan bekerja bersama anggota masyarakat dalam menciptakan perubahan di masyarakat.

N. MODEL KEMITRAAN Terdapat lima model kemitraan yang menurut anggapan penulis cenderung dapat dipahami sebagai sebuah ideologi kemitraan, sebab model tersebut merupakan azas dan nafas kita dalam membangun kemitraan dengan anggota masyarakat lainnya. Model kemitraan tersebut antara lain: kepemimpinan (manageralism) (Rees, 2005), pluralisme baru (new-pluralism), radikalisme berorientasi pada negara (state-oriented radicalism), kewirausahaan (entrepreneurialism) dan membangun gerakan

(movement-building) (Batsler dan Randall, 1992). Berkaitan dengan praktik keperawatan komunitas di atas, maka model kemitraan yang sesuai untuk mengorganisasi elemen masyarakat dalam upaya pengembangan derajat kesehatan masyarakat dalam jangka panjang adalah model

kewirausahaan (entrepreneurialism). Model kewirausahaan memiliki dua prinsip utama, yaitu prinsip otonomi (autonomy) kemudian diterjemahkan sebagai upaya advokasi masyarakatdan prinsip penentuan nasib sendiri (self-determination) yang selanjutnya diterjemahkan sebagai prinsip kewirausahaan. Model kewirausahaan memiliki pengaruh yang strategis pada pengembangan model praktik keperawatan komunitas dan model kemitraan dalam pengorganisasian pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia. Praktik keperawatan mandiri atau kelompok hubungannya dengan anggota masyarakat dapat dipandang sebagai sebuah institusi yang memiliki dua misi sekaligus, yaitu sebagai institusi ekonomi dan institusi yang dapat memberikan pembelaan pada kepentingan masyarakat terutama berkaitan dengan azas keadilan sosial dan azas pemerataan bidang kesehatan. Oleh karenanya praktik keperawatan sebagai institusi sangat terpengaruh dengan dinamika perkembangan masyarakat (William, 2004; Korsching & Allen, 2004), dan perkembangan kemasyarakatan tentunya juga akan mempengaruhi bentuk dan konteks kemitraan yang berpeluang dikembangkan (Robinson, 2005) sesuai dengan slogan National Council for Voluntary Organizations (NCVO) yang berbunyi: New Times, New Challenges (Batsler dan Randall, 1992).

O. PARADIGMA PEMBANGUNAN KESEHATAN Pada bagian lain, saat ini mulai terlihat kecenderungan adanya perubahan pola permintaan pelayanan kesehatan pada golongan masyarakat tertentu dari pelayanan kesehatan tradisional di rumah sakit beralih ke pelayanan keperawatan di rumah disebabkan karena terjadinya peningkatan pembiayaan kesehatan yang cukup besar dibanding sebelumnya (Depkes RI, 2004a, 2004b; Sharkey, 2000; MacAdam, 2000).

Sedangkan secara filosofis, saat ini telah terjadi perubahan paradigma sakit yang menitikberatkan pada upaya kuratif ke arah paradigma sehat yang melihat penyakit dan gejala sebagai informasi dan bukan sebagai fokus pelayanan (Cohen, 1996). Sehingga situasi tersebut dapat dijadikan peluang untuk mengembangkan praktik keperawatan komunitas beserta pendekatan kemitraan yang sesuai di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai