Anda di halaman 1dari 7

TUGAS GEOLOGI MIGAS

Disusun Oleh : Budi Atmadi 1107045050

FISIKA KONSENTRASI GEOFISIKA GEOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2013

Geologi Regional Cekungan Kutai Cekungan Kutai adalah cekungan berumur tertier yang berlokasi di provinsi Kalimantan Timur. Cekungan ini berorientasi relatif barat dan timur dan mencakup area 60,000 km2. Batas utara adalah tinggian Mangkalihat, batas di sebelah barat adalah Tinggian Kuching, batas sebelah timur dan selatan adalah lepas pantai selat makassar. Cekungan Kutai merupakan cekungan Ploy Phase yang awalnya merupakan cekungan hasil gaya ekstension akibat sunda land pada masa Middle Eocene. Gaya tarik ini berasal dari subduksi Laut China Selatan di bawah SundaLand pada bagian utaranya dan di saat yang bersamaan adanya subduksi di sebelah selatan oleh lempeng samudra dari Australia. Beberapa pendapat mengatakan bahwa cekungan ini merupakan Aulacogen. Kesepahaman pandapat menyatakan bahwa antara Cekungan Kutai dan Cekungan Barito adalah merupakan satu cekungan besar dimana tidak ada batas tegas diantara keduanya.

Gambar Kalimantan Geomap

Stratigrafi Cekungan Kutai Yang dapat digaris bawahi dari stratigrafi Cekungan Kutai adalah proses pengendapan Batu serpih Pamaluan yang terjadi seiring maksimum transgresi pada masa kahir Oligocene. Di bagian atas dari Batuserpih Pamaluan terdiri dari Group Bebulu yang terdiri dari Batugamping Maruat dan klastik Pulau Balang yang terendapkan selama awal Miocene sampai lower middle miocene. Sepanjang lowermiddle Miocene sampai Plio Pliocene terendapkan endapan deltaic yang membentuk formasi Balikpapan dan Group Kampung Baru. Beberapa batugamping terbentuk pada posisi distal dari cekungan sepanjang waktu ini. Dari masa Pliocene sampai present, ditemukan endapan modern Mahakam deltaic pada bagian onshore nya dan bagian offshore ditutup oleh endapan pantai pada Formasi Attaka. Rekonstruksi paleografi menunjukkan bahwa endapan laut dalam pada lower kutai basin akan ditemukan di puncak transgresi (late oligocene) dan fase awal regresi (lower miocene). Formasi Pamuluan, Pulau Balang dan Bebulu menjadi kandidat yang paling baik untuk studi endapan laut dalam.

Gambar Kolom stratigrafi Kutai Basin

Struktur Cekungan Kutai Cekungan Kutai memberikan kesempatan ntuk mengamatu struktur yang muncul akibat kontraksi dan inversi pada saat deposisi yang cukup cepat, sekuen delta, overpressure shale. Invresi dan erosi ke arah barat dari PSC sanga-sanga dan penurunan dan pengendapan ke arah timur menghasilkan pengendapan dari cycle regresif beurmur Late Oligocene sampai saat ini. Kompresi regionak dari sequen pengendapan yang terbentuk pada arah NNE, dengan antiklin sepanjang 220 50 km dari fold belt Mahakam. Struktur yang sederhana cenderung bertambah kekompleksitasnya ke arah barat. Di bagian barat dari fold belt, struktur terisolasi, cekungan cenderung berbentuk oval dan terdiri dari endapan delta dan silisiklastik danbeberapa struktur yang terinversi (shelf slope shale pada antiklinnya).

Gambar struktur Cekungan kutai

Menurut allen chambers (1998) . cekungan kutai tersusun atas endapan endapan sedimen berumur tersier yang memperlihatkan faase transgenesi dan regresi laut yaitu :

1. Fase transgenesi palaeogen Fasa sedimentasi paleogean dimulai ketika terjadi fasa tektonik ekstensional dan pengisian rift pada kala eosin. Pada masa ini, cekungan barito, kutai, tarakan merupakan zona subsidenceyang saling terhubung ( chambers & Moss, 2000), kemudian sedimentasi paleogen mencapai puncak pada fasa pengisian pada saat cekungan tidak mengalami pergerakan yang signifikan. Sehingga mengendapkan serpih laut dalam secara regional dan batuan karbinat pada oligosen akhir.

2. Fase regresi neogen Fase ini dimulai pada miosen awal hingga sekarang, yang menghasilkan progradasi delta ( deltaic progradation ) yang masih berlanjut hingga sekarang. Sedimen regresi ini terdiri dari lapisan lapisan sedimen klastik delta hingga laut dangkal dengan progradasi dari barat kea rah timur dan banyk di jumpai lapisan batubara (lignite). Berdasarkan peta geologi lembar samarinda (supriatna dkk, 1995, stratigrafi cekungan kutai dibagi menjadi ( dari tua ke muda ) formasi pamaluan, formasi bebuluh, formasi pulau balang, formasi Balikpapan, formasi kampung baru.

Formasi Pamaluan Batu pasir kuarsa dengan sisispan batu lempung, serpih, batu gamping, batu lanau, berlapis sangat baik. Batu pasir kuarsa merupakan batuan utama, kelabu kehitam kecoklatan, berbutir halus-sedang, terpilah baik, butiran membulat-membulat tanggung, padat, karbonan dan gampingan.setempat dijumpai struktur sedimen silang siur dan perlapisan sejajar. Tebal lapisan antara 1 2 m. batu lempung dengan ketebalan rata rata 45 cm. serpih, kelabu kehitaman kelabutua, padat, dengan ketebalan sisipan antara 10 20 cm. batu gamping berwarna kelabu, pejal, berbutir sedang kasar, setempat berlapis dan mengandung foraminifera. Batu lanau berwarna kelabu tua kehitaman. Tebal formasi kurang 2000 m.

Formasi Bebuluh Batu gamping dengan terumbu dengan sisipan batu gamping pasiran dan serpih. Batu gamping berwarna kelabu, padat, mengandung foraminifera besar, berbutir sedang. Setempat batu gamping menghablur, terkekar tak beraturan. Serpih, kelabu kecoklatan bersilangan dengan batu pasir halus kelabu tua kehitaman tebal formasi sekitar 300 m di endapkan dibawah

Formasi Pulau Balang. Perselingan batu pasir greywacke dan batu pasir kuarsa sisipan batu gamping, batu batu lempung ,batubara dan tuf dasit. Batu pasir greywacke berwarna kelabu kehijauan,padat, tebal lapisan antara 50 100 cm. batu pasir kuarsa berwarna kelabu kemerahan, setempat tufan dan gamping, tebal lapisan antara 15 - 60 cm. batu gamping berwarna coklat muda kekuningan, mengandung foraminifera besar, batu gamping ini terdapat sisipan atau lensa dalam batu pasir kuarsa, ketebalan lapisan antara 10 40 cm. batu lempung, kelabukehitaman, tebal lapisan 1 2 cm. setempat beselingan dengan batubara, tebal ada yang mencapai 4 m. tufa dasit, putih merupakan sisipan dalam batu pasir.

Formasi Balikpapan Peselingan batu pasir dan batu lempung sisipan batu lanau, serpih, batu gamping dan batubara. Batu pasir kuarsa, putih kekunigan, tebal lapisan 1 3 m, disisipi lapisan batubara, tebal 5 10 cm. batu pasir gampingan, coklat, berstruktur sedimen lapisan sejajar dan silang siu, tebal lapisan aaaaa20 40 cm, mengandung foraminifera kecil disisipi lapisan tipis karbon. Batu lempung, kelabu kehitaman, setempat mengandung sisa tumbuhan, oksida besi yang mingisi rekahan rekahan, setempat mengandung lensa batu pasir gampingan. Batu lanau gampingan pasiran, mengandung foraminifera besar, moluska, menunjukan umur miosen akhir bagian bawah miosen tengah bagian atas, tebal formasi 1000 1500 m.

Formasi Kampung Baru Batu pasir kuarsa dengan sisipan batu lempung, serpih, batu lanau dan lignit, pada umunya lunak, mudah hancur, batu pasir kursa, putih setempat kemerahan atau kekuningan, tidak berlapis, mudah hancur, setempat mengandung lapisan tipis oksida besi atau kongkreksi, tuf atau lanauan, dan sisipan batu pasir konglomerat dengan komponen kuarsa, kalsedon, serpih merah dan lempung, diameter 0,5 1 cm, mudah lepas. Batu lempung, kelabu kehitaman mengandung sisa tumbuhan kepingan batubara, koral. Batu lanau, kelabu tua, menyerpih, laminasi. Lignit, tebal 1 2 m. diduga berumur miosen akhir plioplistosen lingkungan pengendapan delta-laut dangkal, tebal lebih dari 500 m. formasi ini menindih selaras dan setempat tidakselaras terhadap formasi Balikpapan.

Anda mungkin juga menyukai