Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1 Latar Belakang Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu mikros = kecil, bios = hidup, logos = kata atau ilmu, sehingga dapat dirumuskan bahwa mikrobiologi merupakan suatu istilah luas yang berarti studi tentang organisme hidup yang terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikrobiologi dapat dikatakan merupakan ilmu yang masih muda. Dunia jasad renik baru ditemukan sekitar 300 tahun yang lalu, dan makna sesungguhnya tentang mikroorganisme baru dipahami 200 tahun kemudian. Selama 40 tahun terakhir, mikrobiologi muncul sebagai kajian yang sangat berarti. Semua makhluk yang berukuran beberapa mikron atau lebih kecil lagi dapat dikatakan mikroorganisme, jadi yang termasuk golongan mikroorganisme adalah bakteri, virus, protozoa, archaea, algae, dan fungi. Protozoa merupakan hewan ber sel satu yang tersebar luas. Kemampuan adaptasi dari anggota filum ini sangat tinggi, sehingga mudah ditemukan. Hewan ini ditemukan di daratan, lautan dan khususnya di tempat yang lembab dan basah, misalnya tepi pohon, genangan air, dan bangunan yang terkena rembesan air. Berdasarkan alat gerak terdapat empat kelas filum Protozoa, yaitu Rhizopoda, Ciliata, Flagellata, dan Sporozoa. Protozoa memainkan peran baik sebagai herbivore dan konsumen di decomposer link pada rantai makanan serta dapat mengendalikan populasi bakteri. Fungi merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil dan bereproduksi dengan spora. Fungi juga dapat hidup dalam bentuk dismorfisme, yang berarti bahwa organisme tersebut dapat ada dalam bentuk uniseluler (Khamir) dan bentuk benang/filamen (Kapang). Kapang adalah mikroorganisme yang termaksud dalam anggota Kingdom Fungi yang membentuk hifa. Berkenaan dengan hal di atas maka penulis akan membahas penggolongan serta karakteristik dari jasad renik mold dan protozoa.
1.2 Tujuan 1. Mengetahui ciri-ciri serta sifat-sifat dari protozoa dan mold. 2. Mengetahui proses reproduksi dari protozoa dan mold. 3. Mengetahui mengetahui klasifikasi atau penggolongan protozoa dan mold.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Protozoa 2.1.1 Pengertian Protozoa Protozoa berasal dari kata protos yang berarti pertama dan zoo yang berarti hewan sehingga disebut sebagai hewan pertama. Merupakan filum hewan bersel satu yang dapat melakukan reproduksi seksual (generatif) maupun aseksual (vegetatif). Habitat hidupnya adalah tempat yang basah atau berair. Jika kondisi lingkungan tempat hidupnya tidak menguntungkan maka protozoa akan membentuk membran tebal dan kuat yang disebut Kista. Ilmuwan yang pertama kali mempelajari protozoa adalah Anthony van Leeuwenhoek. Sel protozoa terdiri dari protoplasma yang dibungkus membran sel (plasmolemma) yang berfungsi sebagai dinding sel. Protoplasma terdiri dari dua komponen utama yaitu inti sel (nukleus) dan isi sel atau sitoplasma. Dengan menggunakan mikroskop akan terlihat bahwa sitoplasma terdiri atas dua bagian. Bagian terluar tampak homogen dan jernih (hyalin) disebut ektoplasma, dan bagian dalam disebut endoplasma. Dalam endoplasma terlihat benda-benda seperti butir-butir kecil dan serabut benang halus yang ternyata adalah materi mengandung protein, karbohidrat, lemak, garam mineral, serta organel. Protozoa tidak memiliki organ sejati seperti alat pencernaan dan alat reproduksi sebagaimana layaknya metazoa. Akan tetapi mampu melakukan semua kegiatan biologis seperti bergerak, makan, bernapas, dan reproduksi. Proses-proses tersebut dilakukan oleh bagian di dalam sel, yang disebut vakuola kontraktil. Pernapasan atau pertukaran oksigen dan karbondioksida berlangsung secara difusi karena adanya perbedaan tekanan gas di dalam sel dan di luar sel. 2.1.2 Ciri-Ciri Protozoa Cara makan protozoa ada 3 macam; yaitu autotrof, heterotrof, dan amfitrof. Autotrof artinya dapat mensintesis makanan sendiri seperti layaknya tumbuh-tumbuhan dengan jalan fotosintesis. Protozoa yang tidak dapat
3
melakukan fotosintesis, mendapatkan makanannya dengan jalan menelan benda padat, atau memakan organisme lain seperti bakteri, jamur. Protozoa yang bersifat autotrof dan heterotrof disebut amfitrof. Protozoa yang bersifat heterotrof dan dinding selnya terdiri dari suatu membran tipis, mengambil makanannya dengan cara membungkus makanan kemudian menelannya ke dalam sitoplasma yang disebut fagositosis. Pada jenis yang berdinding tebal (petikula), cara mengambil mangsanya dengan menggunakan mulut sel yang disebut cytostome. Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit dan hidup bebas. 1. Struktur tubuh Ukuran protozoa bervariasi , yaitu mulai kurang dari 10 mikron(m) dan ada yang mencapai 6 mm, meskipun jarang. Organel organel untuk melakukan kegiatan hidup antara lain, membrane plasma, sitoplasma dan mitokondria. Beberapa jenis protozoa memiliki inti lebih dari satu. 2. Alat gerak Protozoa bergerak dengan menggunakan kaki semu (pseudopodia), cilia, atau flagella. Gerakan tersebut timbul akibat dari kontraksi protoplasma memanjang dan memendek secara lambat. Protozoa yang bergerak dengan pseudopodia adalah dari kelas Sarcodina. Cilia atau bulu getar merupakan alat gerak yang berbentuk bulu-bulu halus, biasanya banyak dan selalu bergetar. Protozoa yang bergerak dengan cilia adalah Holotrich. Flagela (bulu cambuk) merupakan alat gerak berupa protoplasma panjang seperti cambuk, berjumlah satu atau lebih tetapi umumnya dua helai. 3. Ciri-ciri protozoa : a. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof). b. Protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar (cillia) atau bulu cambuk (flagel). c. Hidup bebas, saprofit atau parasit. d. Organisme bersel tunggal. e. Eukariotik atau memiliki membran nukleus/ berinti sejati. f. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok).
4
g. Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup. sista, merupakan bentuk sel protozoa yang terdehidrasi dan berdinding tebal mirip dengan endospora yang terjadi pada bakteri. h. Protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun basah. i. Protozoa tidak mempunyai dinding sel. j. Protozoa merupakan organisme mikroskopis yang prokariot. 2.1.3 Reproduksi Protozoa Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara aseksual (vegetatif) dengan cara : pembelahan mitosis dan spora. Pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru. Pembelahan biner terjadi pada Amoeba, Paramaecium. sp, dan Euglena. sp. Paramaecium membelah secara membujur/ memanjang setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi. Euglena membelah secara membujur /memanjang (longitudinal). Spora, Perkembangbiakan aseksual pada kelas Sporozoa (Apicomplexa) dengan membentuk spora melalui proses sporulasi di dalam tubuh nyamuk Anopheles. Spora yang dihasilkan disebut sporozoid. Perkembangbiakan secara seksual pada Protozoa dengan cara : konjugasi dan sporozoa. Konjugasi, Peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat kelaminnya. Pada Paramaecium. sp mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan melebur dengan makronukleus, proses ini disebut singami. Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Peleburan gamet ini berlangsung di dalam tubuh nyamuk. 2.1.4 Klasifikasi Kelas Protozoa
Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasar alat gerak, yaitu:
1. Rhizopoda (Sarcodina). Alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu), contoh: Amoeba proteu. 2. Flagellata (Mastigophora). Alat geraknya berupa flagel (bulu
5
cambuk). Dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: a. Golongan phytonagellata Volvax globator (makhluh hidup peralihah antara protozoa dengan ganggang) Noctiluca millaris (hidup di laut dan dapat mengeluarkan cahaya bila terkena rangsangan mekanik) b. Golongan Zooflagellata, contohnya: Trichomonas vaginalis. 3. Ciliata (Ciliophora). Alat gerak berupa silia (rambut getar) , contoh: Paramaecium caudatum. 4. Sporozoa. Protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni. Contoh : Toxopinsma dan Plasmodium. Berikut ini adalah kelas utama protozoa: Kelompok Utama (Nama Umum) Cara Gerak Cara Berkembang biak Pembelahan biner membujur, pada beberapa kelompok ada reproduksi seksual Ciri-ciri Lain Nutrisinya fototrofik, heterotrofik atau keduanya Pada umumnya spesies hidup bebas,heterot rofik Pada umumnya spesies hidup bebas, heterotrofik Semua spesies
6
Mastigophora (flagelata)
Sarcodina (amoeba)
Pembelahan biner Ciliata (siliata) Silia (banyak) melintang, reproduksi seksual dengan konjugasi Sporozoa (sporozoa) Gerak dengan Pembelahan bahu rangkap, mungkin ada
meluncur atau tak bergerak, tak ada anggota lokomotor luar 2.1.5 Penyakit yang Disebabkan Protozoa Beserta Pengendaliannya Protozoa parasit pada dasarnya adalah protozoa yang telah beradaptasi untuk menyerang dan hidup dalam sel dan jaringan organisme lainnya. Protozoa mampu pergi dan bertahan hidup sendiri di lingkungan untuk mengambil manfaat dari organisme lain. Protozoa parasit tidak bisa hidup di lingkungan terbuka seperti protozoa lainnya, tetapi harus menyerang tubuh organisme lain untuk memperoleh perlindungan dan makanan. 1. Amoeba mikrogamet berflagela pada reproduksi seksual parasitik
Acanthamoeba spesies Habitat di tanag dan air tawar. Penyakit yang disebabkan oleh Acanthamoeba termasuk amebic keratitis dan ensefalitis (lebih khusus ensefalitis amuba Granulomatous). Acanthamoeba memasuki mulut dan menyebar dengan cepat ke sistem saraf pusat. Seorang pasien yang telah vonis penyakit ini biasanya menampilkan gejala subakut, semua menyebabkan kematian dalam waktu satu minggu sampai beberapa bulan. Amebic keratitis adalah infeksi kornea yang disebabkan oleh spesies Acanthamoeba. Biasanya terjadi pada orang yang memakai lensa kontak. Amebic keratitis mungkin secara progresif merusak. Kebanyakan orang ditulari memakai lensa kontak. Infeksi lebih mungkin terjadi jika lensa dipakai selama berenang
7
atau jika cairan pembersih lensa yang digunakan tidak steril. Beberapa infeksi timbul sesudah kornea terkikis. Gejala termasuk mata kemerahan, produksi air mata berlebihan, sensasi adanya benda asing, dan rasa sakit kalau mata terkena cahaya terang. Pengendalian : Awalnya, infeksi yang tidak serius bisa diobati lebih mudah. Jika luka tidak serius, dokter menggunakan alat dengan ujung kapas kapas untuk menyingkirkan sel yang terinfeksi dan rusak. Kombinasi dari dua atau lebih obat antimikroba, seperti polyhexamethylene biguanide (dulu digunakan sebagai desinfekstan kontak lensa) ditambah propamidine (digunakan secara topikal/dioleskan), yang paling baik bekerjanya. Mereka digunakan sekali sejam untuk 3 hari pertama. 2. Sporozoa
Plasmodium Spesies Plasmodium yang menyebabkan malaria pada manusia. Hal ini ditularkan oleh betina Anopheles nyamuk . parasit ini bersembunyi dan berkembang biak di dalam hati (liver) kemudian menginfeksi sel darah merah sehingga menyebabkan gejala seperti demam dan sakit kepala, yang mana pada kasus yang parah akan megarah ke koma(tidak sarkan diri) dan kematian. Pengendalian : Pencegahan malaria dapat dilakukan dengan memasang kelambu untuk menangkal gigitan nyamuk pada saat tidur. Selain itu pemakaian obat nyamuk bakar maupun semprot dapat mengusir nyamuk dari dalam ruangan, walaupun mempunyai efek jangka panjang yang kurang baik bagi kesehatan. Obat yang dapat digunakan untuk mencegah penyakit malaria, diantaranya Atovaquone/Proguanil (Malarone), dan Klorokuin, Doxycycline. 2.2 Kapang (Mold)
8
Kapang dalam bahasa Inggris yaitu mold merupakan anggota regnum Fungi (Kerajaan Jamur) yang biasanya tumbuh pada permukaan makanan yang sudah basi atau terlalu lama tidak diolah. Sebagian besar kapang merupakan anggota dari kelas Ascomycetes. Khamir, (yeast) adalah mikroorganisme uniseluler yang masuk ke dalam Kingdom Fungi. Anggota kingdom tersebut lainnya yang membentuk jaringan hifa (miselium) disebut kapang (mould). Kapang (mould/filamentous fungi) merupakan mikroorganisme anggota Kingdom Fungi yang membentuk hifa. Kapang bukan merupakan kelompok taksonomi yang resmi, sehingga anggota-anggota dari kapang tersebar ke dalam filum Glomeromycota, Ascomycota, dan Basidiomycota. Sebagian besar spesies fungi terdapat di daerah tropis disebabkan karena kondisi iklim daerah torpis yang hangat dan lembab yang mendukung pertumbuhannya. Habitat kapang sangat beragam, namun pada umumnya kapang dapat tumbuh pada substrat yang mengandung sumber karbon organik. 2.2.1 Morfologi kapang (Mold) Fungi multiseluler mempunyai miselium atau filament, dan pertumbuhannya dalam bahan makanan mudah sekali dilihat, yakni seperti kapas. Pertumbuhan fungi mula-mula berwarna putih, tetapi bila telah momproduksi spsra maka akan terbentuk brbagai warna tergantung dari jenis kapang. Sifat-sifat kapang baik penampakan mikroskopik ataupun makroskopik digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi kapang.
Morfologi Kapang Kapang dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan struktur hifa, yaitu hifa tidak bersekat atau nonseptat dan hifa bersekat atau septet yang membagi hifa dalam mangan-mangan, dimana setiap mangan mempunyai inti satu atau lebih,.dinding penyekat pada kapang disebut dengan septum yang tidak bertutup rapat sehingga sitoplasma masih dapat bebas bergerak dari satu ruang keruang lainnya. Kapang tidak berseptat intinya tersebar disepanjang septa. Kapang terdiri dari suatu thallus yang tersusun dari filamen yang bercabang yang disebut hifa. Kumpulan dari hifa membentuk suatu jalinan yang disebut miselium. Setiap hifa memiliki lebar 5-10 m. 2.2.2 Identifikasi Kapang (Mold) Kapang mempunyai kisaran pH pertumbuhan yang luas, yaitu 1.5-11. Kebusukan makanan kaleng yang disebabkan oleh kapang sangat jarang terjadi, tetapi mungkin saja terjadi. Kebanyakan kapang tidak tahan panas sehingga adanya kapang pada makanan kaleng disebabkan oleh kurangnya pemanasan (under process) atau karena terjadi kontaminasi setelah proses. Kapang
10
memerlukan oksigen untuk tumbuh sehingga pertumbuhan pada kaleng hanya mungkin terjadi apabila kaleng bocor. Kapang lebih tahan asam, sehingga kapang sering membusukkan makanan asam, seperti buah-buahan asam dan minuman asam. Kapang seperti Bysochamys fulva, Talaromyces flavus, Neosartorya fischeri dan lain-lain telah diketahui sebagai penyebab kebusukan minuman sari buah kaleng dan produkproduk yang mengandung buah. Spora kapang-kapang ini ternyata mampu bertahan pada pemanasan yang digunakan untuk mengawetkan produk tersebut. Spora kapang ini tahan terhadap pemanasan selama 1 menit pada 92 0C dalam kondisi asam atau pada makanan yang diasamkan. Akan tetapi untuk mencapai konsistensi yang seperti ini, kapang tersebut memerlukan waktu untuk membentuk spora, sehingga sanitasi sehari-hari terhadap peralatan sangat penting untuk mencegah pertumbuhan kapang ini dan pembentukan sporanya. Pada umumnya kapang yang tumbuh pada makanan yang diolah dengan panas tidak menyebabkan penyakit pada manusia. Manfaat kapang dalam produksi pangan: Produk Tempe Oncom merah Oncom hitam Kecap Tauco Ragi tape Keju biru Keju camembert Bahan dasar Kedelai Bungkil kacang tanah Ampas tahu Kedelai Kedelai Tepung beras Susu Susu Rhizopus Oryzae Aspergillus Oryzae Aspergillus Oryzae Rhizopus, Aspergillus, khamir Penicililium roqueforti P. camemberti Jenis Kapang Rhizopus Oligospora Rhizopus Oryzae Neurospora sitophia Rhizopus Oligospora
Apabila spora tersebut terhirup oleh manusia dalam jumlah tertentu akan mengakibatkan gangguan kesehatan Gangguan kesehatan yang diakibatkan spora
11
kapang terutama akan menyerang saluran pernapasan. Asma, alergi rinitis, dan sinusitis merupakan gangguan kesehatan yang paling umum dijumpai sebagai hasil kerja sistem imun tubuh yang menyerang spora yang terhirup. Penyakit lain adalah infeksi kapang pada saluran pernapasan atau disebut mikosis. Salah satu penyakit mikosis yang umum adalah Aspergillosis, yaitu tumbuhnya kapang dari genus Aspergillus pada saluran pernapasan. Selain genus Aspergillus, beberapa spesies dari genus Curvularia dan Penicillium juga dapat menginfeksi saluran pernapasan dan menunjukkan gejala mirip seperti Aspergillosis. 2.2.3 Reproduksi Kapang (Mold) Kapang bereproduksi dengan menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual. Spora aseksual memiliki ukuran yang kecil (diameter 1-10 m) dan ringan, sehingga penyebarannya umumnya secara pasif menggunakan aliran udara. Apabila spora tersebut terhirup oleh manusia dalam jumlah tertentu akan mengakibatkan gangguan kesehatan. Secara alamiah kapang berkembang biak dengan berbagai cara, baik aseksual dengan pembelahan, penguncupan, atau pembentukan spora. Dapat pula secara seksual dengan peleburan nukleus dari kedua induknya. Pada pembelahan, suatu sel membelah diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa. Pada penguncupan suatu sel anak tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inangnya. Secara aseksual spora kapang diproduksi dalam jumlah banyak, berukuran kecil dan ringan, serta tahan terhadap keadaan kering. Spora ini mudah beterbangan di udara, dan bila berada pada substrat yang cocok, maka spora tersebut tumbuh menjadi miselium baru.
12
1. Konidiospora atau konidia, yaitu spora yang dibentuk di ujung atau di sisi suatu hifa. Konidia kecil dan bersel satu disebut disebut mikrokonidia. Sedangkan konidia besar dan banyak disebut makrokonidia. 2. Sporangiospora, spora bersel satu, terbentuk di dalam kantung spora yang disebut sporangium di ujung hifa khusus yang disebut sporangiofora. 3. Oidium atau arthrospora, spora bersel satu ini terjadi karena segmentasi pada ujung-ujung hifa. Sel-sel tersebut selanjutnya membulat dan akhirnya melepaskan diri sebagai spora. 4. Klamidospora, spora ini berdinding tebal, dan sangat resisten terhadap keadaan yang buruk yang terbentuk pada sel-sel hifa vegetatif. 5. Blastospora, terbentuk dari tunas pada miselium yang kemudian tumbuh menjadi spora. Juga terjadi pada pertunasan sel-sel khamir.(Ali, 2005). Perkembangbiakan secara generatif atau seksual dilakukan dengan isogamet atau heterogamet. Pada beberapa spesies perbedaan morfologi antara jenis kelamin belum nampak sehingga semua disebut isogamet. Tapi pada beberapa spesies mempunyai perbedaan gamet besar dan kecil sehingga disebut mikrogamet (sel kelamin jantan) dan makrogamet (sel kelamin betina). Spora seksual terdiri dari: 1. Askospora. Spora bersel satu terbentuk di dalam kantung yang disebut dengan askus. Biasanya terdapat 8 askospora di dalam setiap askus. 2. Basidiospora. Spora bersel satu terbentuk gada yang dinamakan basidium. 3. Zigospora. Spora besar dan berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi dinamakan gametangia. 4. Oospora. Spora terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut oogonium. Pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan di anteridium menghasilkan oospora. Dalam setiap oogonium terdapat satu atau lebih oosfer.
Kapang dapat hidup dalam keadaan sekitar yang tidak menguntungkan bila dibandingkan dengan microbe lainnya. Adapun sifat-sofat fisiologi kapang antara lain : 1. Kebutuhan air Kebanyakan kapang membutuhkan air minimal untuk pertumbuhannya dibandingkan dengan khamir dan bakteri. Air merupakan pelarut esensil yang dibutuhkan bagi semua reaksi biokimiawi dalam sistem hidup dan sekitar 90% menyusun berat basah sel. 2. Suhu pertumbuhan Kebanyakan kapang bersifat mesofilik, yaitu mampu tumbuh baik pada suhu kamar. Suhu optimum pertumbuhan untuk kebanyakan kapang adalah sekitar 2530 0C, tetapi beberapa dapat tumbuh pada suhu 35-37 0C atau lebih. Beberapa kapang bersifat psikotrofik yakni dapat tumbuh baik pada suhu lemari es, dan beberapa bahkan masih dapat tumbuh lambat pada suhu dibawah suhu pembekuan, misal -5 sampai -10 0C, selain itu beberapa kapang bersifat termofilik yakni mampu tumbuh pada suhu tinggi. 3. Kebutuhan oksigen dan pH Semua kapang bersifat aerobik, yakni membutuhkan oksigen dalam pertumbuhannya. Kebanyakan kapang dapat tumbuh baik pada pH yang luas, yakni 2,0-8,5, tetapi biasanya pertumbuhannya akan baik bila pada kondisi asam atau pH rendah. 4. Nutrien Nutrisi sangat dibutuhkan kapang untuk kehidupan dan pertumbuhannya, yakni sebagai sumber karbon, sumber nitrogen, sumber energi, dan faktor pertumbuhan (mineral dan vitamin). Nutrien tersebut dibutuhkan untuk membentuk energi dan menyusun komponen-komponen sel. Kapang dapat menggunakan berbagai komponen sumber makanan, dari materi yang sederhana hingga materi yang kompleks. Kapang mampu memproduksi enzim hidrolitik, seperti amilase, pektinase, proteinase dan lipase. Maka dari itu kapang mampu tumbuh pada bahan yang mengandung pati, pektin, protein atau lipid. 5. Komponen penghambat
14
Beberapa kapang mengeluarkan komponen yang dapat menghambat pertumbuhan organisme lainnya. Komponen ini disebut antibiotik, misalnya penisilin yang diproduksi oleh Penicillium chrysogenum, dan clavasin yang diproduksi oleh Aspergillus clavatus. Sebaliknya, beberapa komponen lain bersifat mikostatik atau fungistatik, yaitu menghambat pertumbuhan kapang, misalnya asam sorbat, propionat dan asetat, atau bersifat fungisidal yaitu membunuh kapang. 2.2.5 Klasifikasi Kapang (Mold) 1. Rhizopus Rhizopus sering diebut kapangoti karena sering tumbuh dan menyebabkan kerusakan pada roti. Selain itu kapang ini jugatumbuh pada sayuran, dan buah-buahan. Spesies rhizopus yang umum ditemukan pada roti yaitu rhizopus stoloniferdan Rhizopus nigricans. Selain merusak makanan sebagian Rhizopus diguaka untuk beberapa makanan fermentasi tradisional seperti, Rhizopus oligosporus dan Rhzopus orizaeyang digunakan dalam pembuatan berbagai macam tempedan oncom hitam. Ciri-ciri Rhizopus adalah: Hifa nonseptat, mempunyai stolon dan rhizoid yang wananya gelap jik sudah tua, Sporangiopora tumbuh pada noda dimana terbentuk juga rhizoid sporangia, biasanya besar dan berwarna hitam, kolumela agak bulat dan apofisisberbentuk seerti cangkir, tidak mempunyai sporangiola, pertumbuhannya cepat, membentuk miselium seperti kapas, Pertumbuhannya seksual dengan membentuk Zigospora, kapang bersifat heterotalik, dimana repoduksi seksual membutuhkan dua talus yang berbeda. 2. Aspergillus Kapang ini mampu tumbuh baik pada substrat dengan konsentrasi gula dan garam tinggi. Aspergillus orizae digunakan dalam fermentasi makanan tahap pertama dalam pembuatan kecap dan tauco. Konidia kelompok ini berwarna kuning sampai hiju, atau mungkin membentuk sklerotia. Ciri-cirinya adalah : Hifa septatdan miselium bercaban, sedangkan hifa yang muncul diatas permukaan umumnya hifa fertile, koloni berkelompok,
15
konidiofora septet atau nonseptat, Konidiopora membengkak membentuk vesikel pada ujungnya, Sterigmata atau fialida biasanya sederhana, berwarna atau tidak berwarna, beberapa spesies tumbuh baik pada suhu 37 derajat celcius atau lebih, konidia membentuk rantai yang berwarna hijau, coklat atau hitam. 3. Penicillum Penicillium menyebabkan kerusakan pada bahan sayuran,buah-buahan, dan serelia. Selain itu digunkan untuk industri,misalkan memproduksi antibiotic penisilin yang diproduksi oleh Penicillium notatum dan Penicillium chysogenum. Kegunaan lain untuk pematangan keju, misalnya keju camembert oleh Penicillium camemberti yang konidianya berwarna abu-abu dll. Ciri-cirinya adalah : hifa septet, miselium bercabang biasanya berwarna, konidiopore septet dan muncul bercabang atu tidak bercabang, kepla yang membawa spora berbentuk seperti sapu, dengan sterigma atau fialidamuncul dalam kelompok, Konodia membentuk rantai karena muncul satu persatu dari sterigmata, konidia waktu masih muda berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kebiry-biruan atau kecokltan.
16
BAB III PENUTUP Kesimpulan 1. Protozoa merupakan filum hewan bersel satu yang dapat melakukan reproduksi seksual (generatif) maupun aseksual (vegetatif). Habitat hidupnya adalah tempat yang basah atau berair. Protozoa terdiri dari protoplasma yang di bungkus membran sel yang berfungsi sebagai dinding sel. Protoplasma terdiri dari dua komponen utama yaitu inti sel (nukleus) dan isi sel atau sitoplasma. 2. Berdasarkan alat geraknya, protozoa terdiri dari; Sarcodina atau Rhizopoda, Magitisphora atau Flagellata, Sporozoa, Ciliata atau Infuzoria. Cara makan protozoa ada 3 macam; yaitu autotrof, heterotrof, dan amfitrof. 3. Ciri-ciri protozoa : umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof); protozoa memiliki alat gerak yaitu ada yang berupa kaki semu, bulu getar (cillia) atau bulu cambuk (flagel); hidup bebas, saprofit atau parasite; organisme bersel tunggal; dan eukariotik atau memiliki membran nukleus/ berinti sejati. 4. Kapang (mould/filamentous fungi) merupakan mikroorganisme anggota Kingdom Fungi yang membentuk hifa. 5. Kapang bereproduksi dengan menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual. 6. Klasifikasi atau penggolongan Mold terdiri dari: Rhizopus, Aspergillus, dan Penicillum.
17