Zona rawan bencana tsunami

1. Garis pantai Zona 1 (0-5 km) : Tidak ada rumah penduduk, sebagian besar digunakan sebagai hutan bakau guna menahan terjangan ombak Zona 2 (5-35 km) : Penduduk mulai dapat bermukim namun harus tetap waspada. Terlebih lagi jika daerah tersebut termasuk dalam zona subduksi lempeng Zona 3 (35-60 km) : Pemukiman padat penduduk. Tetap harus waspada karena resiko kerusakan dan korban jiwa masih dimungkinkan pada zona ini, karena tumpukan material yang terbawa bisa merusak . Zona 4 (60-100 km) : Resiko kerusakan kecil, warga tidak terlalu cemas. Namun harus siaga terhadap side effect dari tsunami seperti banjir, dampak sosial ekonomi, dan lainlain 2. Sungai Zona 1 (0-3 km) : Tidak ada rumah penduduk, dibangun pembatas tepi sungai, terutama muara sungai. Resiko lebih besar. Harus ditanami vegetasi Zona 2 (3-10 km) : ditanami vegetasi, pemukiman warga bermunculan. Mendapat pengawasan dari BMKG setempat mengenai ketinggian sungai setiap harinya Zona 3 (10-25 km) : tidak boleh ada penyempitan sungai akibat pemukiman warga setempat. Zona 4 (25-50 km) : relatif aman, tergantung dari kekuatan tsunami itu sendiri. Warga tetap harus siaga terhadap segala kemungkinan

3. Topografi daerah Zona 1 (0-10 m) : Zona bahaya. Tidak boleh ada penduduk. Warga harus antisipasi ke tempat yang lebih tinggi ketika ada indikasi ombak besar Zona 2 (10-15 m) : Penduduk harus waspada karena ketinggian gelombang tsunami tidak dapat diperkirakan Zona 3 (15-25 m) : Hampir aman. Namun masih harus siaga, kemungkinan terkena dampak Tsunami sekitar 20%

Zona 4 (25-35 m) : Relatif aman. Harus dibangun tempat evakuasi bencana jika terjadi Tsunami

4. Ketinggian ombak Zona aman (0-2 m) : Tetap harus siaga jika ada perubahan ketinggian ombak terlebih setelah terjadi gempa > 6 SR Zona Siaga (2-7 m) : Waspada, mulai proses evakuasi warga yang masih disekitar pantai. Penduduk kota mulai diberi peringatan. Tetap mengawasi ketinggian gelombang dan mulai membuat skenario jika terjadi bahaya tsunami Zona Bahaya (> 7 m) : Evakuasi ke tempat yang lebih aman terutama dataran tinggi untuk menghindari resiko dan korban jiwa