Anda di halaman 1dari 37

NEO PSIKOANALISIS (NEO FREUDIAN) ALFRED ADLER, JUNG, ERIC FROMM, KAREN HORNEY, SULLIVAN, ERIKSON Tugas ini

disusun guna memenuhi mata kuliah Sejarah Aliran Psikologi

Disusun Oleh: 1. Masna Rahmawati 2. Satriyo Dwi A 3. Sekar Ayudya 4. Siska Putri M2A607063 M2A607094 M2A607095 M2A607097

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2010

PENDAHULUAN Langkah terobosan Sigmund Freud dengan psikoanalisisnya berkembang sesudah tahun 1906 ketika Carl Jung dan Bleuler berminat dan bergabung pada psikoanalisis. Pada tahun 1908 diadakan kongres pertama bagi masyarakat psikoanalisa di Vienna, Austria yang mengambil tempat di Salzburg dan kongres psikoanalisis internasional yang pertama di Buremberg pada tahun 1910. Terobosan mendapat status yang lebih tinggi ketika Carl Jung terpilih dan di tugaskan sebagai pimpinan tertinggi dari masyarakat psikoanalisis internasional. Pada tahun 1910 itu pulalah didirikan cabang-cabangnya di beberapa negara penting di dunia . Akan tetapi perjalanan psikoanalisa ini bukan tanpa aral dan rintangan. Banyak kritikan yang di arahkan pada psikoanalisa Freud ini. Pada umumnya Freud di kritik karena dia kurang memberikan perhatian yang seimbang terhadap faktor sosial dan kebudayaan dalam pembentukan kepribadian. Akan tetapi walau demikian, pengaruh dari psikoanalisa ini sudah terbangun kuat pada setiap pikiran manusia. Hal itu dapat kita lihat dari banyaknya psikolog dan psikiater yang menggunakan ide psikoanalitik untuk menganalisa riwayat hidup dan prilaku tokoh sejarah yang amat menonjol. Pada saat bersamaan banyak ilmuwan perilaku di kemudian hari mengembangkan Teori Neo-Freudian. Teori ini merupakan usaha dan hasil modifikasi terhadap teori psikoanalitik dasar yang diperkenalkan oleh murid-murid Freud. Neo Psikoanalisis atau biasa juga disebut sebagai neo Freudian. Aliran ini muncul karena beberapa tokoh yang tidak sependapat dengan teori yang disampaikan oleh Freud. Tokoh-tokoh tersebut antara lain Jung, Adler, Horney, Fromm, dan Sullivan.

CARL GUSTAV JUNG Carl Gustav Jung dilahirkan pada tanggal 26 Juli 1875 di Kesswyl, satu Kota disekitar Lake Constance di Canton Thurgau Swss. Ketika Asosiasi Masyarakat Psikoanalisa Internasional didirikan pada tahun 1910, Carl Jung menjadi ketuanya yang pertama. Walaupun beberapa waktu kemudian,tepatnya pada April 1914 Jung meletakkan jabatannya dan pada Agustus 1914 Jung pun menarik diri dari keanggotaan . Hal itu karena Carl Jung tidak dapat menerima pendapat Freud bahwa libido itu sepenuhnya diwarnai oleh kenikmatan sexual dan juga terhadap penekanan pada masa kanak-kanak. Akan tetapi walau demikian, pokok-pokok pikiran Carl Jung masih tetap berdasarkan atas ketidaksadaran makhluk ( manusia ). Salah satu pendapatnya yang merupakan sumbangan besar bagi dunia psikologi adalah ketidaksadaran kolektif . Jung pada mulanya seorang pengikut setia Freud, namun kemudian mempunyai beberapa pandangan penting yang berbeda. Pertama, Jung menolak pandangan Freud mengenai pentingnya seksualitas. Menurutnya, kebutuhan seks setara dengan kebutuhan manusia lainnya, seperti makan, kebutuhan spiritual dan pengalaman religious. Kedua, Jung menentang pandangan mekanistik terhadap dunia dari Freud, bagi Jung tingkah laku manusia dipicu bukan hanya oleh masa lalu, tetapi juga oleh pandangan orang mengenai masa depan, tujuan dan aspirasinya. Pandangan Jung bersifat purposive-mekanistik, even masa lalu dan antisipasi masa depan dapat mempengaruhi/membentuk tingkah laku. Freud memandang kehidupan sebagai usaha memusnahkan atau menekan kebutuhan insting yang terus menerus timbul, sedang Jung memandang kehidupan sebagai perkembangan yang kreatif. Ketiga, Jung mengemukakan teori kepribadian yang bersifat rasial atau filogenik. Filogenik adalah evolusi genetika yang berkait dengan sekelompok makhluk hidup. Asal muasal kepribadian secara filogenik berada di keturunan, melalui jejak ingatan dari pengalaman masa lalu manusia. Carl Jung terkenal sebagai Analitycal Psychology. Teori Jung terdiri dari sistem-sistem yang berbeda namun berhubungan satu sama lain.
3

Ketidaksadaran pribadi Merupakan daerah yang berdekatan dengan ego, terdiri dari

pengalaman-pengalaman yang pernah disadari, tetapi kemudian direpresi, dilupakan, atau terabaikan, juga pengalaman-pengalaman yang terlalu lemah untuk menciptakan kesan sadar pada subjek Kompleks Merupakan susunan perasaan, pikiran, persepsi dan ingatan-ingatan yang terdapat dalam ketidaksadaran pribadi, kompleks akan menarik berbagai pengalaman ke arahnya. Ketidaksadaran kolektif Berisi ingatan laten hal-hal yang diwariskan dari masa lampau leluhur seseorang. Merupakan sisa psikis perkembangan evolusi manusia, yang menumpuk akibat pengalaman yang berulang dari generasi ke generasi. Merupakan bagian yang terlepas dari segi pribadi dalam kehidupan seseorang, ketidaksadaran kolektif semua orang relatif sama. Ketidaksadaran kolektif terkait dengan struktur otak pada semua ras manusia yang relatif sama. Ketidaksadaran Dalam kolektif jika menguasai kesadaran dapat menumbuhkan kolektif terdapat beberapa aspek yang penyimpangan seperti phobia, delusi, dan irasionalitas lain. ketidaksadaran mempengaruhi kepribadian, antara lain : - arkhetip, yaitu suatu bentuk pikiran/ide universal yang mengandung emosi yang besar - persona, topeng yang dipakai sebagai respon terhadap tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat dan kebutuhan arkhetip - anima dan animus, anima adalah sisi feminin dari kepribadian pria, sedang animus adalah sisi maskulin dari kepribadian perempuan - bayang-bayang/shadow, merupakan insting binatang yang diwarisi manusia dalam evolusinya dari bentuk-bentuk kehidupan rendah - self/diri merupakan titik pusat kepribadian, pemersatu sistem-sistem yang ada, memberi kesatuan dan keseimbangan kepribadian.

Aplikasi 1. Tes asosiasi kata Tujuan tes asosiasi Jung adalah untuk mengungkap perasaan-perasaaan yang bermuatan kompleks gambaran-gambaran yang terikat dalam lingkaran kompleks mempunyai muatan emosi yang besar, dan ungkapan emosional itu dapat diukur. Jung memakai 100 kata sebagai stimulus yang dipilih, disusun untuk memancing reaksi emosi. Klien diminta untuk merespon setiap kata dengan kata pertama yang muncul dalam pikirannya. Respon kata itu dicatat dilengkapi dengan pengukuran waktu reaksi, degup jantung dan respon galvanic kulit. Dilakukan tes ulang untuk memperoleh konsistensi jawaban. Reaksi-reaksi tertentu menjadi pertanda bahwa stimulus kata itu menyentuh kompleks. 2. Psikoterapi Ketika menjalani terapi, menurut Jung kliennya akan melewati empat tahapan, yaitu : a. Konvensi (pengakuan) : mirip dengan katarsis dari Freud b. Elucidation (pencerahan) : tahap ini merupakan tahap interpretasi dan penjelasan, penyebab timbulnya tingkah laku neurosis yang tidak dikehendaki. c. Edukasi : terapis mendorong klien untuk memperlajari tingkah laku baru, agar klien dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. d. Transformasi : memberi jalan klien mencapai realisasi diri. Jung memakai pendekatan ekletik dalam teori dan praktek psikoterapinya. Perlakuannya kepada klien bervariasi, tergantung pada usia, tahap perkembangan dan jenis neurosisnya. Tujuan terapi Jung adalah membantu klien neurotic menjadi lebih sehat dan mendorong klien yang lebih sehat untuk bekerja mandiri mencapai realisasi dirinya. 3. Analisis mimpi Pandangan Jung mengenai mimpi ada yang sama dan berbeda dengan Freud. Persamaannya mimpi itu mempunyai makna yang harus dicermati secara seksama, mimpi muncul dari dalam dunia tak sadar, dan makna mimpi
5

diekspresikan dalam bentuk simbolik. Perbedaannya Freud memandang mimpi sebagai pemenuhan hasrat dan simbolisasi mimpi berhubungan dengan dorongan seksual. Sedang Jung memandang mimpi sebagai usaha spontan mengetahui hal yang tidak diketahui dalam tak sadar sebagai bagian dari pengembangan kepribadian. Kritik Teori Jung banyak menyentuh dunia religious baik memakai pandangan agama untuk memahami kehidupan jiwa manusia, atau sebaliknya memakai pendekatan fenomenologi dari psikologi untuk memahami agama. Teori Jung masih bersifat konsep-konsep yang membutuhkan banyak hipotesa dan uji eksperimen. Jung dikritik dalam pemakaian metode riset komparatif, pengabaian kontrol dalam eksperimen, dan konsepnya mengenai tak sadar kolektif bersifat spekulatif. Teorinya dikembangkan dari pengalaman-pengalaman pribadi seperti halusinasi, depresi, keinginan bunuh diri dan agresi, sukar dibuktikan secara ilmiah.

ALFRED ADLER Adler semula anggota bahkan ketua masyarakat psikoanalisis Wina yang menjadi organisasi pengembang teori Freud, namun kemudian memisahkan diri karena mengembangkan ide-idenya sendiri. Dia kemudian membentuk kelompoknya sendiri, yaitu individual psychology. Psikologi Individual adalah psikologi yang memandang individu sebagai satu kesatuan yang utuh dan tidak terbagi dalam aspek-aspek seperti id, ego dan super ego. Psikologi individual menekankan pada keunikan kepribadian individu. Adler berpendapat bahwa setiap orang merupakan konfigurasi unik dari motif-motif, sifat-sifat, minat-minat dan nilai-nilai setiap perbuatan yang dilakukan orang membawa corak khas gaya hidupnya sendiri. Perbedaan prinsip Adler dengan Freud yaitu : 1. Freud memandang komponen kehidupan yang sehat adalah kemampuan mencintai dan berkarya. Bagi Adler masalah hidup selalu bersifat sosial. Fungsi hidup sehat bukan hanya mencintai dan berkarya, tetapi juga merasakan kebersamaan dengan orang lain dan memperdulikan kesejahteraan mereka. Manusia dimotivasi oleh dorongan sosial bukan dorongan seksual. Cara orang memuaskan kebutuhan seksual ditentukan oleh gaya hidupnya, bukan sebaliknya dorongan seks yang mengatur tingkah laku. Dalam satu segi, Adler sama dengan Freud dan Jung yakni kepribadian memiliki sifat biologi, kodrat, dan inherent membentuk kepribadian manusia. Freud mementingkan seks, Jung menekankan pola pemikiran primodial, sedang Adler menekankan minat sosial. 2. Freud memandang kepribadian sebagai proses biologik mekanistik, sedang Adler termasuk pelopor ego kreatif. 3. Adler menekankan adanya keunikan pribadi. Setiap pribadi merupakan konfigurasi unik dari motif-motif, sifat, minat dan nilai-nilai. Setiap perbuatan dilakukan oleh orang secara khas gaya hidup orang itu. 4. Adler memandang kesadaran sebagai pusat kepribadian bukan ketidaksadaran. Bagi Adler manusia itu lahir dalam keadaan tubuh yang lemah, tak berdaya. Kondisi ketidakberdayaan itu menimbulkan perasaan inferioritas dan
7

ketergantungan kepada orang lain. Psikologi individual memandang individu sebagai makhluk yang saling tergantung secara sosial. Aplikasi 1. Keadaan keluarga Dalam terapi Adler hamper selalu menanyai kliennya mnegenai keadaan keluarga yakni urutan kelahiran, jenis kelamin, dan usia saudara-saudara sekandung. Bahasan mengenai keluarga dapat dijadikan pertimbangan bagi orang tua dalam mengasuh anak-anaknya. Adler mengembangkan teori urutan lahir, didasarkan pada keyakinannya pada keturunan, lingkungan dan kreativitas individual bergabung menentukan kepribadian. Dalam sebuah keluarga setiap anak lahir dengan unsure genetic yang berbeda, masuk ke dalam setting sosial yang berbeda, dan anak-anak itu menginterpretasi situasi dengan cara yang berbeda karena itu penting untuk melihat urutan kelahiran dan perbedaan cara orang menginterpretasi pengalamannya. 2. Psikoterapi Menurut Adler psikopatologi merupakan akibat dari kurangnya keberanian, perasaan inferior yang berlebihan dan minat sosial yang kurang berkembang. Jadi tujuan utama psikoterapinya adalah meningkatkan keberanian, mengurangi perasaan inferior dan mendorong berkembangnya minat sosial. Kritik Seperti Freud dan Jung, teori Adler secara empiris tidak mempunyai dukungan yang berarti. Konsep-konsep dasar teorinya, seperti dasar menjadi superiorita, kompleks inferior, dan kecenderungan pengamanan tidak disertai dengan bukti metodologis sehingga orang lain yang mencoba mengulang apa yang dilakukan Adler akan sampai pada kesimpulan yang berbeda.

KAREN HORNEY Horney pada mulanya pengikut Freud yang kemudian terpengaruh oleh Jung dan Adler. Akhirnya dia mengembangkan pendekatan kepribadian yang holistik. Manusia berada dalam satu totalitas pengalaman dan fungsinya, dan bagian-bagian kepribadian seperti fisikokimia, emosi, kognisi, sosial, cultural, spiritual hanya dapat dipelajari dalam hubungannya satu dengan yang lain sebagai satu kepribadian yang utuh. Horney menentang teori Freud dalam hal : 1. Teori Freud terlalu mekanistik dan biologic sehingga tidak bisa menggambarkan keutuhan motivasi dan tingkah laku manusia. 2. Perhatian Freud terhadap interrelasi manusia sangat kecil, sehingga berakibat penekanan yang salah pada motivasi seksual dan konflik. 3. Tingkah laku agresi dan destruksi bukan hereditas seperti yang dikemukakan Freud, seperti merupakan sarana bagaimana orang berusaha melindungi keamanannya. 4. Freud berpendapat penis envy adalah gambaran wanita yang inferior dan cemburu karena peran kelaminnya lebih rendah dari laki-laki. Sedangkan Horney berpendapat bahwa penis envy adalah simbolik wanita yang menginnginkan persamaan status dan kekuasaan seperti pria. Teori Karen Horney Kecemasan Dasar Kecemasan dasar adalah konsep fundamental dalam teori kepribadian Horney. Kecemasan dasar adalah dasar dimana neurosa terakhir berkembang, dan ini tidak dapat dipisahkan dengan perasaan permusuhan. Sebagaimana yang diindikasikan oleh definisinya, kecemasan dasar adalah meliputi keseluruhan; ini mendasari keseluruhan hubungan yang telah atau akan dibentuk oleh individu dengan individu lain. Horney menuliskan bahwa, pada kebudayaan kita, setidaknya ada empat pertahanan-diri: mendapatkan kasih sayang, menjadi patuh, memperoleh kekuatan dan penarikan diri.

Keempat mekanisme pertahanan-diri ini memiliki satu tujuan: bertahan terhadap kecemasan. Mereka berorientasi untuk mendapatkan keamanan dan penentraman hati, bukan untuk kebahagiaan atau kesenangan dengan kata lain, mereka bertahan melawan rasa sakit, bukan mencari kesejahteraan. Karakteristik umum lain dari alat perlindungan ini adalah kekuatan dan intensitasnya. Horney percaya mereka akan menjadi lebih kuat dengan memaksakan tenaga daripada kebutuhan seksual ataupun kebutuhan fisiologis lainnya. Sangat sering orang neurotis mengejar pencariannya akan keamanan dengan menggunakan lebih dari satu alat saja, dan ketidakcocokannya dapat mengarahkan pada konflik yang lebih hebat misalnya, seseorang pada waktu yang sama, mungkin akan diarahkan pada kebutuhan untuk mendominasi orang lain dan sekaligus dicintai oleh mereka. Dia mungkin ingin menjadi patuh pada orang lain sejalan dengan memiliki hasrat menguasai orang lain. Sepertinya ketidakcocokan ini tidak dapat diselesaikan. Jadi, berusaha untuk melawan kecemasan dasar dapat membentuk dasar dari konflik yang mendalam. Horney mengatakan bahwa setiap mekanisme pertahanan diri ini dapat menjadi bagian dari permanen dari kepribadian yang dapat diasumsikan bahwa karakteristik kebutuhan atau dorongan menentukan tingkah laku seseorang. Pada waktu yang sama Horney menyebutkan sepuluh kebutuhan, dimana didefinisikan sebagai neurotik karena dia berpikir bahwa kebutuhan ini bukanlah solusi irasional terhadap masalah seseorang. Sepuluh kebutuhan neurotik terdapat di bawah ini. 1. Kasih sayang dan penerimaan 2. Partner dominan dalam kehidupan 3. Batas hidup yang sempit dan terbatas 4. Kekuatan 5. Eksploitasi 6. Prestise 7. Kebanggaan personal 8. Perolehan atau ambisi personal
10

9. Kecukupan-diri dan kebebasan 10. Kesempurnaan dan ketakterbantahan Horney menambahkan bahwa setiap orang memiliki kebutuhan-kebutuhan ini pada tingkatan tertentu. Banyak dari kita menyadari bahwa pada waktu tertentu kita merasakan kebutuhan untuk memanfaatkan orang lain atau terbebas dari mereka, kebutuhan akan kasih sayang dan penerimaan dan sebagainya. Tidak satupun dari kebutuhan ini selamanya neurotik atau abnormal, tetapi tampak sementara. Apa yang membuat mereka neurotik adakah intensitas dan kompulsifitas pengejaran dari kepuasan mereka sebagaimana cara mengatasi kecemasan dasar. Dalam kasus ini, kepuasan mereka tidak dapat menolong pengamanan perolehan individu tetapi hanya dapat menolong mereka dari rasa sakit akibat kecemasan. Dan juga ketika mengejar kepuasan kebutuhan ini hanya untuk menghindari kecemasan, seseorang berusaha untuk fokus pada satu-satunya kebutuhan dan mencari kepuasannya secara kompulsif dalam berbagai situasi. Dalam pekerjaan terakhirnya, Horney menjadi tidak puas dengan sepuluh kebutuhannya, atau setidaknya menyebutkannya secara individu. Dia menyadari bahwa kebutuhan ini dapat dikelompokkan setidaknya dalam tiga kelompok, tiaptiap kelompok merepresentasikan sikap mereka terhadap diri sendiri dan orang lain. Secara khusus, dia berkata bahwa tiap-tiap kebutuhan melibatkan salah satu berikut ini: gerakan menuju orang lain, gerakan melawan orang lain, atau gerakan menjauh dari orang lain. Sebagai contoh, kebutuhan (1) dan (2)untuk kasih sayang/penerimaan dan untuk partner dominanmelibatkan gerakan menuju orang lain. Bergerak melawan orang lain termasuk kekuatan eksploitasi, prestise, pemujaan, dan ambisi akan kebutuhan. Kebutuhan akan kecukupan-diri, untuk kesempurnaan, dan untuk pembatasan hidup yang terbatas melibatkan gerakan menjauh dari orang lain. Horney menyebut tiga kategori gerakan direksional ini sebagai kecenderungan neurotik. Kecenderungan Neurotik Karena kecenderungan neurotik berkembang dari mekanisme pertahanan yang didiskusikan di atas, kita akan melihat persamaan di antaranya. Dalam sebuah pengertian dapat kita katakan bahwa kecenderungan neurotik adalah
11

perluasan dari alat perlindungan. Kecenderungan perilaku dan sikapnya adalah memaksa; yaitu, individu neurotik memaksa untuk berkelakuan sesuai dengan salah satu dari mereka. Mereka juga menunjukkan tidak pandang bulu pada sebuah dan semua situasi, termasuk interaksi dengan orang lain. Setiap kecenderungan neurotik ini menunjukkan jenis tingkah laku tertentu. Jenisnya antara lain: gerakan menuju orang (tipe mengalah); gerakan melawan orang (tipe agresif); gerakan memisah dari orang lain (tipe obyektif). Gerakan mendekati orang Kepribadian tipe mengalah dicirikan oleh kebutuhan kuat dan terus menerus akan kasih sayang dan penerimaankebutuhan untuk dicintai, dicari, dibutuhkan, dan dilindungi. Orang seperti ini menunjukkan kebutuhan untuk mendekati semua orang, tetapi mereka biasanya mempunyai kebutuhan pada seseorangseorang teman atau teman menikah, dalam hal inisiapa yang akan mengisi hidupnya dan memberi perlindungan dan bimbingan. Orang ini mengontrol orang lain, terutama seorang teman mereka, berusaha agar menerima rasa sayangnya. Dalam kontrolnya ini mereka sering melakukan cara agar orang lain tertarik dan menyayanginya. Sebagai contoh, kepribadian mengalah seringkali sangat peka dan tanggap terhadap kebutuhan orang lain, terutama kebutuhan mereka akan empati dan rasa pengertian. Karena orang seperti ini sangat perhatian kepada kehidupan agar mereka merasa ideal dan mengharapkan orang lain, mereka sering berpendapat bahwa orang lain merasa tidak mementingkan diri sendiri, termasuk menjadi baik hati, menghargai dan sangat bermurah hati. Dalam hubungannya dengan orang lain, kepribadian mengalah bersifat mendamaikan; menangguhkan hasrat mereka pada orang lain. Mereka bersedia untuk mengakui kesalahan dan patuh pada orang lain, tidak pernah bersikap tegas, kritis atau banyak permintaan. Singkatnya mereka akan melakukan situasi apapun atau yang diminta orang lain (sebagaimana mereka mengartikannya) untk memperoleh kasih sayang, pengakuan dan cinta. Kepribadian mengalah menunjukkan sikap yang konsisten ke arah mereka sendiri. Pusat dari sikap ini adalah perasaan tidak berdaya dan lemah, bahwa
12

mereka bersiap untuk mengakui diri sendiri dan orang lain apalagi mengenai daya tarik. Akibatnya mereka berkata: lihatlah padaku, aku sangat lemah dan tidak berdaya dan kamu harus melindungi dan mencintai aku. Sebagai hasil dari sikap mendekati mereka menghormati orang lain yang lebih baik dari mereka. Bahkan di situasi dimana mereka sangat cakap dibandingkan orang lain, mereka masih menghormati kelemahan dari orang lain. Karena keselamatan orang ini sangat bergantung pada orang lain, orang dengan sikap dan perilaku mendekati orang, menjadi sangat bergantung pada orang lain. Mereka secara konstan membutuhkan penerimaan dan cinta; adanya sinyal penolakannyata ataupun tidakakan sangat mengerikan, menunjukkan peningkatan usaha untuk mendapatkan kembali kasih sayang dari orang yang mereka anggap telah menolak mereka. Menghasilkan pemikiran bahwa sumber dari perilaku ini adalah orang yang tertekan oleh perselisihan. Horney menemukan bahwa orang mengalah telah tertekan (dalam pengertian freudian)perasaan kuat atau tantangan dan rasa ingin balas dendam, memiliki hasrat untuk mengontrol, memanfaatkan dan memanipulasi orang lain dan mempunyai kurang ketertarikan pada orang lain cukup berlawanan dengan ekspresi tingkah laku dan sikap mereka. Tekanan harus tetap diawasi dan orang yang mengalah menjadi tunduk dan patuh, melakukan apapun yang orang katakan, lalu berusaha menyenangkan orang lain dan tidak mengharapkan apapun. Gerakan melawan orang lain Sesuai dengan nama yang menunjukkan kepribadian agresif, orang dengan movement againts people adalah kebalikan dari tipe mengalah. Orang seperti ini hidup di dunia dimana mereka melihat bahwa setiap orang adalah musuh dan hanya yang terkuat dan yang paling liciklah yang bertahan. Dunia terlihat seperti hutan di mana keunggulan, kekuatan dan keganasan adalah keahlian yang terpenting.

13

Meskipun motivasi mereka sama dengan tipe mengalahpengurangan dari kecemasan dasar kepribadian agresif tidak pernah menunjukkan rasa takut yang sama terhadap penolakan. Untuk berhasil mengontrol dan berkuasa sangat penting bagi mereka, mereka harus secara konstan tampil pada level yang sangat tinggi. Dalam meningkatkan keunggulan dan menerima pengakuan, orang ini menemukan kepuasan dari memiliki kekuatan dan keunggulan yang ditegaskan oleh orang lain. Mereka harus melebihi orang lain dan bagaimanapun juga mereka menilai setiap orang dari keuntungan apa yang bisa didapatkan dari hubungan mereka. Tidak ada ketenangan bagi orang lain dengan adanya kepribadian agresif; mereka mendebat, kritis, banyak permintaan dan memanipulasiapapun yang diperlukan untuk menguasai perasaan unggul dan kuat. Karena mereka bisa mengendalikan dirinya untuk menjadi yang terbaik dan paling cakap, mereka sebenarnya menjadi sangat sukses dalam pekerjaannya, walaupun mereka tidak mendapat kepuasan dari pekerjaannya. Pekerjaan mereka, seperti sesuatu yang lain dalam hidupnya, sebagai arti dari tujuan, tetapi bukan tujuan itu sendiri. Orang dengan kepribadian agresif mungkin kelihatan sangat tidak memiliki keteguhan dalam mempertahankan dirinya dan rasa peraya diri dengan kemampuan mereka. Bagaimanapun juga, seperti kepribadian mengalah, mereka dikendalikan oleh rasa tidak aman, keemasan dan permusuhan. Memisahkan diri dari Orang Lain Orang-orang yang dikarakteristikkan dalam kepribadian yang memisahkan-diri mereka terdorong untuk mempertahankan jarak emosi dari orang lain. mereka pastinya tidak terlibat dengan orang lain dalam segala cara. Mereka pastinya tidak mencintai, benci ataupun kadang bekerja sama dengan orang lain. Agar mencapai sikap tidak terpengaruhnya, mereka berusaha untuk mencukupi-diri secara berlebihan dan memiliki banyak akal. Bagaimanapun juga, jika mereka berguna,
14

mereka akan menjauh dan lepas dari orang lain, mereka pasti hanya percaya kepada pikiran mereka sendiri, yang pastinya berkembang dengan baik. Kepribadian memisahkan-diri memiliki kebutuhan yang kurang terhadap privasi dirinya. Mereka perlu untuk menghabiskan banyak waktu yang memungkinkan dirinya untuk menyendiri, dan hal yang mengganggu mereka untuk berbagi bahkan dalam suatu pengalaman seperti halnya mendengarkan musik. Kebutuhan untuk bebas menyebabkan mereka menjadi sangat sensitif terhadap segala sesuatu yang mungkin mencoba untuk mempengaruhi, memaksa atau yang mewajibkan mereka melakukan sesuatu. Orang atau situasi yang mendesak mereka harus dihindari, termasuk adanya jadwal dan daftar kerja, kewajiban-kewajiban jangka lama seperti halnya hipotek ataupun pernikahan, atau bahkan hal-hal seperti halhal yang menekan seperti tekanan pada ikat pinggang atau pada saat menggunakan dasi. Orang-orang yang memisahkan diri juga mengalami kebutuhan untuk merasa superior, tapi tidak dalam bentuk yang sama, seperti halnya pada kepribadian agresif. Orang-orang yang memisahkan diri ini tidak secara aktif bersaing dengan orang lain terhadap superioritas mereka, jadi mereka merasa bahwa kehebatan seharusnya diakui secara otomatis, tanpa suatu perjuangan atau usaha dalam bagian mereka. Satu manifestasi dari perhatian terhadap superioritas ini adalah merasa bahwa seseorang ini adalah individu yang benar-benar unik, berbeda dan terpisah dari orang lain. Yang mungkin bisa anda bayangkan, orang-orang yang memisahkan diri tidak ingin terlibat dalam segala macam cara dengan orang lain., mereka menekan atau menyangkali semua perasaan terhadap orang lain, utamanya rasa cinta da rasa benci. Untuk mengembangkan kedekatan dengan orang lain akan mengantarkan seseorang untuk memperoleh suatu masalah atau konflik dengan mereka, dan hal ini harus dihindari. Karena kebutuhan ini mendesak emosi mereka, kepribadian yang terpisah ini memberikan tekanan yang kuat terhadap kemampuan membuat suatu pertimbangan, logika dan intelegensi.
15

Horney menemukan bahwa, pada seorang neurotik, satu dari tiga kecenderungan ini lebih dominan tapi dua kecenderungan lainnya juga hadir dengan tingkatan yang hampir sama. Seseorang yang utamanya agresif, contohnya, juga memiliki kebutuhan untuk pemenuhan-diri dan untuk memisahkan diri. Kecenderungan dominan, tentu saja, merupakan salah satu hal yang menetapkan perilaku seseorang dan sikapnya terhadap orang lain. Hal ini merupakan mode (cara) dari pemikiran dan tindakan terbaik yang dilakukan untuk menjaga dasar kecemasan untuk bertahan dan suatu penyimpangan dari kecenderungan diatas akan menyebabkan ancaman neurotik. Untuk alasan tersebut, dua mode lainnya pastilah secara aktif direpres atau ditekan. Tapi penekanan ini hanya dilakukan untuk membuat masalah lebih buruk; kekuatan dari penekanan neurotik cenderung sangatlah besar. Banyak indikasi bahwa satu dari cara-cara yang nondominan menekan ekspresi yang menyebabkan konflik yang berat dalam diri individu. Konflik, selanjutnya digambarkan sebagai dasar pertentangan pada tiga kecenderungan dan konflik ini, Horney mendasari bahwa hal tersebut merupakan inti dari neurosis. Horney mengatakan bahwa semua orang, baik itu neurotis maupun normal, menderita berbagai macam konflik yang sama diantara modemode yang bertentangan pada dasarnya. Perbedaan antara orang normal dan neurotik adalah dalam intensitas konfliknya; banyak sekali intensitas konflik yang terjadi pada seorang neurotik. Pada seseorang yang nonneurotik, semua tiga model mampu diekspresikan. Hal inilah, seseorang mungkin kadang agresif, kadang berkomplot, dan kadang pula memisahkan diri sesuai kebutuhan keadaan. Tiga kecenderungan bukanlah kategori khusus yang saling menguntungkan pada orang normal. Orang normal tidaklah berjuang untuk diri mereka sendiri tidak seperti orang neurotik, yang harus berperang menjaga mode nondominan yang direpres atau ditekan tadi. Cara lain untuk mengenali perbedaan antara orang normal dan neurotik adalah hubungan fleksibilitas dalam sikap dan perilaku. Orang neurotik tampak kaku (rigid); mereka menjumpai semua situasi dengan cara yang sama atau
16

kecenderungan untuk menghiraukan kesesuaiannya. Orang normal lebih fleksibel, memadukan perilaku mereka untuk beradaptasi dengan keadaan yang beraneka ragam. Aplikasi 1. Psikologi wanita Sebagai pengikut Freud, Horney berangsur-angsur menyadari bahwa pandangan psikoanalitis tradisional mengenai wanita tidak seimbang. Dia kemudian mengembangkan sendiri teori psikologi wanita mengenai perbedaan pria dan wanita, Oedipus kompleks, dan penis envy. 2. Psikoterapi Menurut Horney, neurosis berkembang dari konsep dasar yang mulai muncul pada masa anak-anak. Ketika orang berusaha mengatasi konsep dasar itu mereka umumnya memakai salah satu dari tiga kecenderungan neurotic, yakni bergerak mendekat, melawan atau menjauh. Tujuan terapi Horney adalah membantu klien secara bertahap berkembang ke arah realisasi diri, berhenti dari berfantasi diri ideal, melepaskan pencarian kemasyuran neurotic, dan mengubah benci diri menjadi diri nyata. Horney juga memakai asosiasi bebas dan analisis mimpi untuk memahami kliennya. Kritik Teori Horney tidak dikembangkan memakai data yang spesifik, lebih banyak memakai spekulasi yang sukar diuji. Seperti Freud, teorinya banyak didasarkan pada pengalaman klinik dan kontak-kontak pribadinya dengan penderita neurosis.

17

ERIC FROMM Fromm dapat digelari sebagai teoritisi kepribadian Marxian, karena pandangannya sangat dipengaruhi oleh Karl Marx. Namun dia sendiri memilih nama teorinya humanisdialektik karena yang ingin dia tunjukkan adalah perhatiannya terhadap perjuangan manusia yang tidak pernah menyerah untuk memperoleh martabat dan kebebasan, dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan orang lain. Dia mencoba menggabungkan teori Freud dengan teori Marx. Fromm yakin bahwa banyak temuan Freud seperti peran ketidaksadaran dalam tingkah laku manusia, sangat signifikan untuk memahami kepribadian manusia. Tetapi menurutnya Freud melakukan kesalahan dalam beberapa hal, khususnya mengenai penekanannya terhadap fungsi individual melebihi pentingnya interrelasi antara individu dengan lingkungan dan mengenai asal mula tingkah laku seksual. Teori Fromm Tema dasar dari dasar semua tulisan Fromm adalah individu yang merasa kesepian dan terisolir karena ia dipisahkan dari alam dan orang-orang lain. Keadaan isolasi ini tidak ditemukan dalam semua spesies binatang, itu adalah situasi khas manusia. Dalam bukunya Escape from Freedom (1941), ia mengembangkan tesis bahwa manusia menjadi semakin bebas dari abad ke abad, maka mereka juga makin merasa kesepian (being lonely). Jadi, kebebasan menjadi keadaan yang negatif dari mana manusia melarikan diri. Dan jawaban dari kebebasan yang pertama adalah semangat cinta dan kerjasama yang menghasilkan manusia yang mengembangkan masyarakat yang lebih baik, yang kedua adalah manusia merasa aman dengan tunduk pada penguasa yang kemudian dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat. Dalam buku-buku Fromm berikutnya (1947, 1955, 1964), dikatakan bahwa setiap masyarakat yang telah diciptakan manusia, entah itu berupa feodalisme, kapitalisme, fasisme, sosialisme, dan komunisme, semuanya menunjukkan usaha manusia untuk memecahkan kontradiksi dasar manusia. Kontradiksi yang dimaksud adalah seorang pribadi merupakan bagian tetapi
18

sekaligus terpisah dari alam, merupakan binatang sekaligus manusia. Sebagai binatang, orang memiliki kebutuhan-kebutuhan fisik tertentu yang harus dipuaskan. Sebagai manusia, orang memiliki kesadaran diri, pikiran dan daya khayal. Pengalaman-pengalaman khas manusia meliputi perasaan lemah lembut, cinta, perasaan kasihan, sikap-sikap perhatian, tanggung jawab, identitas, intergritas, bisa terluka, transendensi, dan kebebasan, nilai-nilai serta normanorma. Kemudian teori Erich Fromm mengenai watak masyarakat mengakui asumsi transmisi kebudayaan dalam hal membentuk kepribadian tipikal atau kepribadian kolektif. Namun Fromm juga mencoba menjelaskan fungsi-fungsi sosio-historik dari tipe kepribadian tersebut yang menghubungkan kebudayaan tipikal dari suatu kebudayaan obyektif yang dihadapi suatu masyarakat. Untuk merumuskan hubungan tersebut secara efektif, suatu masyarakat perlu menerjemahkannya ke dalam unsur-unsur watak (traits) dari individu anggotanya agar mereka bersedia melaksanakan apa yang harus dilakukan. Fromm membagi sistem struktur masyarakat menjadi tiga bagian berdasar karakter sosialnya: 1. Sistem A, yaitu masyarakat-masyarakat pecinta kehidupan. Karakter sosial masyarakat ini penuh cita-cita, menjaga kelangsungan dan perkembangan kehidupan dalam segala bentuknya. Dalam sistem masyarakat seperti ini, kedestruktifan dan kekejaman sangat jarang terjadi, tidak didapati hukuman fisik yang merusak. Upaya kerja sama dalam struktur sosial masyarakat seperti ini banyak dijumpai. 2. Sistem B, yaitu masyarakat non-destruktif-agresif. Masyarakat ini memiliki unsur dasar tidak destruktif, meski bukan hal yang utama, masyarakat ini memandang keagresifam dan kedestruktifan adalah hal biasa. Persaingan, hierarki merupakan hal yang lazim ditemui. Masyarakat ini tidak memiliki kelemah-lembutan, dan saling percaya. 3. Sistem C, yaitu masyarakat destruktif. Karakter sosialnya adalah destruktif, agresif, kebrutalan, dendam, pengkhianatan dan penuh dengan permusuhan. Biasanya pada masyarakat seperti ini sangat sering terhadi persaingan,
19

mengutamakan kekayaan, yang jika bukan dalam bentuk materi berupa mengunggulkan simbol. Fromm juga menyebutkan dan menjelaskan lima tipe karakter sosial yang ditemukan dalam masyarakat dewasa ini, yakni: 1. Tipe Reseptif (mengharapkan dukungan dari pihak luar) 2. Tipe Eksploitasi (memaksa orang lain untuk mengikuti keinginannya) 3. Tipe Penimbunan (suka mengumpulkan dan menimbun barang suatu materi) 4. Tipe Pemasaran (suka menawarkan dan menjual barang) 5. Tipe Produktif (karakter yang kreatif dan selalu berusaha untuk menggunakan barang-barang untuk suatu kemajuan) 6. Tipe Nekrofilus-biofilus (nekrofilus orang yang tertarik dengan kematian, biofilus:orang yang mencintai kehidupan) Fromm juga memngemukakan bahwa bila masyarakat berubah secara mendasar, sebagaimana terjadi ketika feodalisme berubah menjadi kapitalisme atau ketika sistem pabrik menggeser tenaga tukang, perubahan semacam itu akan mengakibatkan perubahan-perubahan dalam karakter sosial manusia. Persoalan hubungan seseorang dengan masyarakat merupakan keprihatinan besar Fromm. Menurut Fromm ada validitas proposisi-proposisi berikut : 1). Manusia mempunyai kodrat esensial bawaan, 2). Masyarakat diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kodrat esensial ini, 3). Tidak satu pun bentuk masyarakat yang pernah diciptakan berhasil memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar eksistensi manusia, dan 4). Eksistensi manusia adalah mungkin menciptakan masyarakat semacam itu. Kemudian Fromm mengemukakan tentang masyarakat yang seharusnya yaitu dimana manusia berhubungan satu sama lain dengan penuh cinta, dimana ia berakar dalam ikatan-ikatan persaudaraan dan solidaritas, suatu masyarakat yang memberinya kemungkinan untuk mengatasi kodratnya dengan menciptakannya bukan dengan membinasakannya, dimana setiap orang mencapai pengertian tentang diri dengan mengalami dirinya sebagai subjek dari kemampuan-kemampuannya bukan dengan konformitas, dimana terdapat
20

suatu sistem orientasi dan devosi tanpa orang perlu mengubah kenyataan dan memuja berhala. Bahkan Fromm mebgusulkan suatu nama untuk masyarakat yang sempurna tersebut yaitu Sosialisme Komunitarian Humanistik. Dalam masyarakat semacam itu, setiap orang akan memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi mansiawi sepenuhnya. Aplikasi 1. Sosialisme, komunitarian humanistik Sebagai seorang kritisi sosial, persoalan hubungan dengan masyarakat menjadi perhatian utama Fromm. Fromm mempunyai empat proposisi mengenai hubungan ini : a. Manusia mempunyai kodrat esensial sosial bawaan b. Masyarakat diciptakan manusia untuk memenuhi kodrat esensial bawaan ini c. Tidak satupun bentuk masyarakat yang pernah diciptakan manusia berhasil memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar eksistensi manusia d. Adalah mungkin menciptakan masyarakat semacam itu. Masyarakat yang disarankan Fromm adalah Sosialisme, komunitarian humanistic, masyarakat dimana orang-orang bergaul dengan cinta yang berakar dalam hubungan persaudaraan adlam solidaritas. 2. Karakter masyarakat Tahun 1957, Fromm melakukan penelitian di sebuah desa di Meksiko. Ada dua kesimpulan penting mengenai karakter masyarakat. Pertama, ternyata masyarakat memiliki tiga jenis karakter yaitu : a. Productif-boarding b. Nonproductif-receptive c. Productive exploitative. Kedua, dari perkembangan karakter masyarakat itu dapat disimpulkan bahwa karakter pribadi dan karakter sosial berhubungan timbal balik. 3. Psikoterapi Fromm mengembangkan sistem terapi sendiri yang dinamakannya psikoanalisis humanistik. Dibanding dengan psikoanalisis Freud, Fromm lebih
21

peduli dengan aspek interpersonal dari hubungan terapeutik. Menurutnya, tujuan klien dalam terapi adalah untuk memahami diri sendiri. Kritik Berangkat dari pikiran filsafat, kritik yang segera muncul adalah mengenai metodologi pengembangan teorinya. Cakupan ranah bahasan yang luas membuat struktur teorinya tidak konsisten. Hampir tidak ada data pendukung ketika teori itu diformulasi.

22

HENRY STACK SULLIVAN Harry Stack Sullivan, orang Amerika pertama yang membangun teori personality, percaya bahwa orang-orang mengembangkan kepribadiannya di dalam konteks sosial. Tanpa orang lain, menurut Sullivan, orang tdak akan punya kepribadian. "sebuah kepribadian tidak bisa terisolasi dair relasi interpersonal yang kompleks dimana orang itu hidup dan berada" (Sullivan, 1953a, p.10). Sullivan mengatakan bahwa pengetahuan kepribadian manusia hanya bisa didapat melalui studi ilmiah tentang relasi interpersonal. Teori interpersonalnya menekankan pentingnya bebagai tingkat perkembangan: infancy, childhood, juvenile era, preadolescence, early adolescence, late adolescence and dan adulthood. Perkembangan manusia yang sehat bergantung pada kemampuan seseorang untuk membangun keintiman dengan orang lain tapi sayangnya, anxiety bisa mengganggu sebuah relasi interpersonal pada umur berapapun. Mungkin tingkat yang paling penting dalam perkembangan adalah preadolescence - sebuah periode dimana anak-anak pertama memiliki kapasitas untuk menjalin hubungan intim tapi belum mencapai umur dimana hubungan intim mereka dikomplikasikan oleh urusan nafsu. Sullivan percaya bahwa orang mencapai perkembanganyang sehat ketika mereka bisa mengalami keintiman dan nafsu terhadap orang lain tersebut. Tensions Seperti Freud dan Jung, Sullivan (1953b) melihat kepribadian sebagai sistem energi. Energi bisa eksis sebagai Tension (secara potensial sebagai tindakan) atau sebagai tindakan itu sendiri (Energy Transformation). Energy Transformation merubah tension menjadi perilaku covert atau overt dan bertujuan memuaskan kebutuhan dan mengurangi anxiety. Tension adalah potensialitas untuk action yang mungkin atau tidak mungkin dialami dalam kesadaran. maka, tidak semua tension dirasakan secara sadar. Banyak tension, seperti anxiety, premonitions, drowsiness, kelaparan dan sexual excitement adalah setidaknya distorsi parsial dari kenyataan. Sullivan mengenali dua macam tension: need dan anxiety. Need
23

biasanya adalah hasil dari action yang produktif, dimana anxiety mengarah ke perilaku nonproduktif atau disintegratif. Needs Need adalah tension yang dibawa oleh ketidak seimbangan biologikal antara seseorang dan lingkungan physiochemical, di dalam dan diluar organisme. Kebutuhan adalah episodik - begitu dipuaskan, mereka secara sementara kehilangan kekuatan, tapi setelah beberapa waktu, mungkin muncul lagi. Walau kebutuhan-kebutuhan ini awalnya memiliki komponen biologis, banyak yang berawal dari situasi interpersonal. Interpersonal need paling dasar adalah tenderness. Seorang bayi mengembangkan kebutuhan untuk menerima tenderness dari perawat utamanya (disebut oleh Sullivan sebagai "the mothering one"). Tidak seperti beberapa kebutuhan lainnya, tenderness membutuhkan tindakan dari setidaknya dua orang. Contohnya, kebutuhan seorang bayi untuk menerima tenderness mungkin diekspresikan sebagai tangisan, senyuman, atau coo, dimana kebutuhan sang ibu untuk memberikan tenderness mungkin dirubah menjadi sentuhan, fondling, atau holding. Dalam contoh ini, kebutuhan untuk tenderness dipenuhi melalui penggunaan mulut bayi dan tangan ibunya. Anxiety Jenis kedua dari Tension, Anxiety, berbeda dari tension need dalam arti bahwa anxiety adalah disjunctive, lebih diffuse dan rancu, dan tidak membutuhkan tindakan konstan untuk memenuhi kebutuhannya. Kalau seorang bayi kekurangan makanan (sebuah need), tindakannya pun jelas; tapi kalau mereka anxious, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk membebaskan dari anxiety tersebut. Anxiety memiliki efek delesi pada orang dewasa juga. Anxiety adalah kekuatan disruptif paling utama yang menghalangi perkembangan relasi interpersonal yang sehat. Sullivan (1953b) menghubungkan anxiety yang parah dengan hantaman di kepala. Anxiety membuat orang tidak mampu belajar, menghalangi ingatan, menyempitkan persepsi dan menghasilkan amnesia lengkap. Anxiety unik
24

diantara tension dalam arti bahwa anxiety mempertahankan status quo bahkan pada keseluruhan kekurangan orang. Dimana Tension lainnya menghasilkan tindakan yang mengarah pada peredaan, anxiety menghasilkan perilaku yang (1) menghindari orang dari belajar dari kesalahan, (2) membuat orang mengejar keinginan yang kekanak-kanakan untuk perasaan aman, dan (3) secara umum menjamin bahwa orang tidak akan belajar dari pengalaman. Energy transformations Tension yang dirubah menjadi tindakan, apakah overt ataupun covert, disebut transformasi energi. Ini adalah istilah yang rancu yang mengacu pada perilaku kita yang diarahkan pada pemenuhan need dan mengurangi anxiety - dua tension utama. Tidak semua transformasi energi adalah tindakan yang jelas dan overt; banyak mengambil bentuk emosi, pikiran atau perilaku covert yang bisa disembunyikan dari orang lain. Dynamisms Transformasi energi menjadi terorganisir sebagai pola perilaku tipikal yang mengkarakteristikan seorang sepanjang hidupnya. Sullivan (1953b) menyebut perilaku ini sebagai dynamism, sebuah istilah yang berarti sama dengan sifat atau pola kebiasaan. Dynamism memiliki dua kelas utama: pertama, yang berhubungan dengan zona spesifik dalam tubuh, termasuk mulut, anus, dan alat kelamin; dan kedua, yang berhubungan dengan tension. Kelas kedua ini terdiri dari tiga kategori - Disjunctive, Isolating, Conjunctive. Dinamisme disjungtif mencakup pola perilaku yang destruktif yang berhubungan dengan konsep malevolence; Dynamisme isolating mencakup pola perilaku (seperti nafsu) yang tidak berhubungan dengan relasi interpersonal; dan dinamisme konjunctive mencakup pola perilaku yag menguntungkan, seperti keintiman dan self-sistem.

25

Malevolence Malevolence adalah dinamisme disjunktif tentang kejahatan dan kebencian, yang dikarakterisasikan oleh perasaan dari hidup diantara musuh seseorang. Malevolence berawal pada umur 2 atau 3 tahun ketika tindakan anak yang pada walanya membawa tenderness maternal dihilangkan, dihiraukan atau mendapat respon anxiety dan sakit. Ketika orang tua berupaya untuk mengendalikan perilaku anak mereka dengan memberikan rasa sakit fisik atau perkataaan yang menghentikan perilaku tersebut, beberapa anak akan belajar untuk menahan ekspresi akan kebutuhan tendernes dan melindungi diri dengan mangadopsi perilaku malevolent. Intimacy Intimacy adalah dinamisme yang mengintegrasikan yang biasanya menarik keluar reaksi saling mengasihi dari pihak yang lain, sehingga mengurangi anxiety dan kesepian, dua pengalaman yang sangat menyakitkan. Karena intimacy membantu menghindari anxiety dan kesepian, intimacy adalah pengalaman yang rewarding yang diinginkan oleh kebanyakan orang yang sehat. (Sullivan, 1953b). Lust Di pihak lain, lust adalah tendensi yang mengisolasi, tidak membutuhkan orang lain untuk memuaskan lust. Lust memanifestasikan diri sebagai perilaku autoerotik bahkan ketika orang lain menjadi objek lust seseorang. Lust adalah dinamisme yang sangat kuat pada masa adolescence, dimana pada masa itu, lust sering mengarah pada pengurangan rasa percaya-diri. Upaya akan aktivitas yang bernafsu sering ditolak oleh orang lain, yang meningkatkan anxiety dan mengurangi perasaan harga diri. Bahkan, lust sering kali menghindari relasi intim, terutama ketika masa adolescence awal ketika lust sering kali disalah artikan dengan ketertarikan seksual.

26

Self-Sistem Selama self-sistem berkembang, orang-orang mulai membentuk gambaran yang konsisten tentang diri mereka. Kemudian, pengalaman interpersonal apapun yang dianggap berlawanan terhadap self-regard mereka mengancam keamanan mereka. Sebagai akibatnya, orang berupaya untuk melindungi diri mereka dari tension antipersonal dengan cara security operations, yang bertujuan untuk mengurangi perasaan tidak aman atau anxiety yang muncul dari rasa percaya diri yang terancam. Orang-orang kadang menolak atau memanipulasi pengalaman interpersonal yang berlawanan dengan self-regard mereka. Contohnya, ketika orang-orang yang menganggap dirinya tinggi disebut inkompeten, mereka bisa memilih untuk menganggap orang yang menghina mereka adalah bodoh, atau, mungkin hanya bercanda. Sullivan menyebut security operations sebagai "rem yang kuat akan kemajuan pribadi dan manusia. Personifications Pada awal infancy dan berlanjut pada tahap perkembangan lainnya, orang memiliki berbagai gambaran akan diri mereka dan lainnya. Gambaran ini, disebut personifikasi, mungkin cukup akurat, atau karena diwarnai oleh kebutuhan dan anxiety orang, personifikasi ini mungkin sangat terdistorsi. Sullivan (1953b) mendeskripsika tiga personifikasi dasar yang berkembang pada masa bayi - badmother, good mother, dan me. Selain itu beberapa anak mendapat personifikasi iedetik (teman bermain imajiner) pada masa kecilnya. Kesimpulan teori kepribadian Sullivan:

Tensions (potensi untuk mengambil tindakan) Needs (konjungtif; needs membantu mengintegrasikan kepribadian) General needs (memfasilitasikan kesejahteraan keseluruan seseorang) Interpersonal (Tenderness, intimacy, love)

27

Physiological (makanan, oksigen, air, dan seterusnya) Zonal needs (bisa juga memuaskan general needs) Oral Genital Manual Anxiety (disjungtif; menghalangi pemuasan need) Energy Transformations (tindakan Overt atau covert yang dilakukan untuk memuaskan dinamisme) need atau mengurangi anxiety. Beberapa energy transformations menjadi pola perilaku relatif konsisten yang disebut

Dynamism (sifat atau pola perilaku)


o o

Malevolence (perasaan hidup di negara musuh) Intimacy (Pengalaman terintegrasi yang ditandakan oleh relasi pribadi yang dekat dengan orang lain yang kurang lebih memiliki status yang sama)

Lust (sebuah dinamisme isolating yang dikarakterisasikan oleh ketertarikan seksual impersonal dengan orang lain)

Levels of Cognition (cara untuk mengalami, membayangkan dan mengarang)


o

Prototaxic (pengalaman yang tidak terdifferensiasikan yang sangat personal)

Parataxic (pengalaman pralogis yang dikomunikasikan dengan orang lain dengan cara yang terdistorsi)

28

Syntaxic (pengalaman yang divalidasikan secara konsensual yang bisa secara akurat dikomunikasikan dengan orang lain)

Aplikasi 1. Gangguan mental Menurut Sullivan, gangguan mental berasal dari cacat hubungan interpersonal dan hanya dapat dipahami melalui referensi sosial orang itu. Sullivan banyak menangani schizophrenia yang dia bedakan menjadi dua kelompok yaitu schizophrenia yang menunjukkan simtom organic dan schizophrenia yang akar masalahnya faktor sosial. 2. Psikoterapi teori Sullivan menunjuk kesulitan hubungan interpersonal sebagai penyebab gangguan mental, sehingga prosedur terapinya berpusat pada usaha memperbaiki hubungan interrelasi pasien. Kritik Teori Sullivan tidak dikembangkan berdasarkan data keras, dan tidak banyak pakar yang mencoba meneliti memakai kerangka teori ini. Padahal sesungguhnya teori ini mempunyai peluang yang luas untuk diuji karena konsep-konsepnya banyak yang bersifat teramati dan hanya sedikit mengupas dunia batin yang abstrak. Hal ini mungkin disebabkan oleh organisasi penulisan yang kurang baik, dan setting Sullivan yang lebih dekat dengan psikiatri daripada setting akademi universitas.

29

ERIK ERIKSON Aliran erik erikson adalah aliran yang menagnut perkembangan psikososial. Seorang psikoanalisis kelahiran jerman yang merupakan salah seorang rekan dan lingkungan dalam frued di Vienna. Beliau tidak mendasarkan teori perkembangan nya pada libido, melain kan pada pengaruh social budaya di lingkungan individu. Selain itu Erikson masih memakai konsep-konsep naluri. Erikson dalam membentuk teorinya secara baik, sangat berkaitan erat dengan kehidupan pribadinya dalam hal ini mengenai pertumbuhan egonya. Erikson berpendapat bahwa pandangan-pandangannya sesuai dengan ajaran dasar psikoanalisis yang diletakkan oleh Freud. Jadi dapat dikatakan bahwa Erikson adalah seorang post-freudian atau neofreudian. Akan tetapi, teori Erikson lebih tertuju pada masyarakat dan kebudayaan. Hal ini terjadi karena dia adalah seorang ilmuwan yang punya ketertarikan terhadap antropologis yang sangat besar, bahkan dia sering meminggirkan masalah insting dan alam bawah sadar. Oleh sebab itu, maka di satu pihak ia menerima konsep struktur mental Freud, dan di lain pihak menambahkan dimensi sosial-psikologis pada konsep dinamika dan perkembangan kepribadian yang diajukan oleh Freud. Bagi Erikson, dinamika kepribadian selalu diwujudkan sebagai hasil interaksi antara kebutuhan dasar biologis dan pengungkapannya sebagai tindakan-tindakan sosial. Tampak dengan jelas bahwa yang dimaksudkan dengan psikososial apabila istilah ini dipakai
30

dalam kaitannya dengan perkembangan. Secara khusus hal ini berarti bahwa tahap-tahap kehidupan seseorang dari lahir sampai dibentuk oleh pengaruhpengaruh sosial yang berinteraksi dengan suatu organisme yang menjadi matang secara fisik dan psikologis. Sedangkan konsep perkembangan yang diajukan dalam teori psikoseksual yang menyangkut tiga tahap yaitu oral, anal, dan genital, diperluasnya menjadi delapan tahap sedemikian rupa sehingga dimasukkannya cara-cara dalam mana hubungan sosial individu terbentuk dan sekaligus dibentuk oleh perjuangan-perjuangan insting pada setiap tahapnya. Pusat dari teori Erikson mengenai perkembangan ego ialah sebuah asumpsi mengenai perkembangan setiap manusia yang merupakan suatu tahap yang telah ditetapkan secara universal dalam kehidupan setiap manusia. Proses yang terjadi dalam setiap tahap yang telah disusun sangat berpengaruh terhadap Epigenetic Principle yang sudah dewasa/matang. Dengan kata lain, Erikson mengemukakan persepsinya pada saat itu bahwa pertumbuhan berjalan berdasarkan prinsip epigenetic. Di mana Erikson dalam teorinya mengatakan melalui sebuah rangkaian kata yaitu : (1) Pada dasarnya setiap perkembangan dalam kepribadian manusia mengalami keserasian dari tahap-tahap yang telah ditetapkan sehingga pertumbuhan pada tiap individu dapat dilihat/dibaca untuk mendorong, mengetahui, dan untuk saling mempengaruhi, dalam radius soial yang lebih luas. (2) Masyarakat, pada prinsipnya, juga merupakan salah satu unsur untuk memelihara saat setiap individu yang baru memasuki lingkungan tersebut guna berinteraksi dan berusaha menjaga serta untuk mendorong secara tepat berdasarkan dari perpindahan didalam tahap-tahap yang ada. Dalam bukunya yang berjudul Childhood and Society tahun 1963, Erikson membuat sebuah bagan untuk mengurutkan delapan tahap secara terpisah mengenai perkembangan ego dalam psikososial, yang biasa dikenal dengan istilah delapan tahap perkembangan manusia. Erikson berdalil bahwa setiap tahap menghasilkan epigenetic. Epigenetic berasal dari dua suku kata yaitu epi yang
31

artinya upon atau sesuatu yang sedang berlangsung, dan genetic yang berarti emergence atau kemunculan. Gambaran dari perkembangan cermin mengenai ide dalam setiap tahap lingkaran kehidupan sangat berkaitan dengan waktu, yang mana hal ini sangat dominan dan karena itu muncul , dan akan selalu terjadi pada setiap tahap perkembangan hingga berakhir pada tahap dewasa, secara keseluruhan akan adanya fungsi/kegunaan kepribadian dari setiap tahap itu sendiri. didalam Selanjutnya, Erikson berpendapat bahwa tiap tahap psikososial juga tiap-tiap krisis adalah sebuah masalah yang harus disertai oleh krisis. Perbedaan dalam setiap komponen kepribadian yang ada dipecahkan/diselesaikan. Konflik adalah sesuatu yang sangat vital dan bagian yang utuh dari teori Erikson, karena pertumbuhan dan perkembangan antar personal dalam sebuah lingkungan tentang suatu peningkatan dalam sebuah sikap yang mudah sekali terkena serangan berdasarkan fungsi dari ego pada setiap tahap. Erikson percaya epigenetic principle akan mengalami kemajuan atau kematangan apabila dengan jelas dapat melihat krisis psikososial yang terjadi dalam lingkaran kehidupan setiap manusia yang sudah dilukiskan dalam bentuk sebuah gambar (Figure 3-1). Di mana gambar tersebut memaparkan tentang delapan tahap perkembangan yang pada umumnya dilalui dan dijalani oleh setiap manusia secara hirarkri seperti anak tangga. Di dalam kotak yang bergaris diagonal menampilkan suatu gambaran mengenai adanya hal-hal yang bermuatan positif dan negatif untuk setiap tahap secara berturut-turut. Periode untuk tiap-tiap krisis, Erikson melukiskan mengenai kondisi yang relatif berkaitan dengan kesehatan psikososial dan cocok dengan sakit yang terjadi dalam kesehatan manusia itu sendiri. Seperti telah dikemukakan di atas bahwa dengan berangkat dari teori tahap-tahap perkembangan psikoseksual dari Freud yang lebih menekankan pada dorongan-dorongan seksual, Erikson mengembangkan teori tersebut dengan menekankan pada aspek-aspek perkembangan sosial. Melalui teori yang dikembangkannya yang biasa dikenal dengan sebutan Theory of Psychosocial
32

Development (Teori Perkembangan Psikososial), Erikson tidak berniat agar teori psikososialnya menggantikan baik teori psikoseksual Freud maupun teori perkembangan kognitif Piaget. Ia mengakui bahwa teori-teori ini berbicara mengenai aspek-aspek lain dalam perkembangan. Selain itu di sisi lain perlu diketahui pula bahwa teori Erikson menjangkau usia tua sedangkan teori Freud dan teori Piaget berhenti hanya sampai pada masa dewasa.

Bagi erikson krisis bukan merupakan malapetaka tetapi suatu titik tolak perkembangan psikososial. Erikson membagi tahapan perkembangan psikososial menjadi 8 tahap yaitu 1. Kepercayaan dasar vs ketidak percayaan ( lahir hingga 12-18 bulan) Bayi mengembangkan prasaan bahwa dunia merupakan empat yang baik dan aman. Jadi bila rasa aman dipenuhi maka anak akan mengembangkan banyakbanyak kepercayaan pada lingkungan. Sebalik nya bila anak selalu terganggu tidak prnah merasakan kasi saying dan rasa aman anak akan mengembangkan prasaan tidak percaya pada lingkungan nya. Contoh nya (si anak sedang bermain dengan teman di lingkungn nya sekitar dia akan percaya dengan omongan teman nya asalkan ada rasa aman. Sebalik nya anak akan menjadi pengecut dan ragu-ragu bila tidak ada rasa aman) 2. Autonomi vs rasa malu dan ragu (12-18 bulan hingga 3 tahun ) Anak mengembangkan keseimbangan independent dan kepuasan diri terhadap rasa malu dan keraguan. Contoh nya ( bila sianak di semangati, dipuji, dan diberi dorongan ia akan percaya diri untuk melakukan sesuatu yang ia yakini, sebalik nya bila si anak hanya ditanya Tanya saja, atau selalu dip rotes maka ia akan takut dan ragu untuk mengambil langkah berikut nya 3. Inisatif vs rasa bersalah ( 3 hingga 6 tahun ) Anak menembangkan inisiatif ketika mencoba aktivitas baru dan tidak terlalu terbebani oleh rasa bersalah. Contoh nya ( jika si anak meeengembangkan
33

prasaan percaya diri dan mandiri, maka ia akan berani mengambil inisiatif yaitu prasaan bebas untuk melakukan segala sesuatu atas kehendak sendiri, tetapi sebalik nya apabila pada tahap sbelum nya ia menembangkan prasaan ragu-ragu maka ia akan selalu merasa bersalah ia tidak berani melakukan segala sesuatu atas kehendak diri nya) 4. Industri vs inferioritas( 6 tahun hingga pubertas ) Anak harus belajar ketrampilan budaya atau menghadapi prasaan kompeten. Contoh nya (Contoh nya ( si a mampu mengerjakan tugas-tugas nya maak ian akan di banggakan di sekolah atau sering diandalkan. Tapi sebalik nya jika ia selalu di kucilkan ia akan menggap diri nya selalu tidak ada atau tidak di butuhkan) 5. Identitas vs kekacauan identitas ( pubertas hingga dewasa awal ) Remaja harus menentukan pemahaman akan diri sendiri. siapakah saya atau merasa kekacauan peran. Contoh nya (ia sedang mencari jati diri nya jadi bila ia merasa nyaman dan yakin akan berhasil melawan konlik konflik sebelum nya ia akan tau peran nya sebagai apa . tapi sebalik nya dia akan merasa kekaburan peran ?tidak jelas nya ia sebagai apa jika ia tidak bias melawan masalah sebelum nya yang ada) 6. intimasi vs isolasi ( dewasa awal ) Individu mencoba membuat komitmen dengan orang lain , apabila ia tidak sukses maka dia akan menderita isolasi dan pemisahan diri . contoh nya ( si dia sudah berani untuk berkomitmen menjalin hubungan ini dengan lawan jenis nya tetapi jika sebalik nya ia akan merasa kacau. Terasingkan karma ia tidak mampu untuk berkomitmen atau membuat janji ) 7. Produktifitas vs stagnasi ( dewasa tengah ) Perhatian orang dewasa yang sudah matang adalah membanagun dan membimbing generasi selanjut nya aatu merasa tidak percaya diri. Contoh nya ( pengalaman si dia dimasa lalu yang positif sanagt ia harapkan untuk generasi
34

yang akan datang ( berbagi ilmu) tapi sebalik nya apa bila dalam tahap-tahap yang silam ia memperoleh pengalaman negative maka ia mungkin terkurung dalam kebutuhan dan personal nya sendiri ) 8. Integritas ego vs putus asa ( dewasa akhir ) Individu yang lebih tua mendapat penerimaan terhadap hidup membuat nya dapat menerima kematian atau sebalik nya putus asa atas ketidak mampuan nya menghidupkan kembali hidup nya. Contoh nya ( kepuasan si dia akan prestasi nya dan tindakan-tindakan nya dimasa lalu akan meeenimbulkan prasaan puas ,bangga, percaya atas kemampuan nya tapi sebalik nya jika semuanya merasa belum siap ? gagal akan ada timbul kekecewaan yang mendalam putus asa dan menyesali kekurangan atas diri nya ) Aplikasi Teori Erikson terfokus pada perkembangan sosial, sehingga aplikasinya terutama di bidang pendidikan sosial, khususnya pada usia anak-anak dan remaja. Memperhatikan teori Erikson akan berdampak pada perlakuan orang dewasa terhadap anak lebih sesuai dengan kebutuhan usia anak-anak itu. Konsep krisis identitas ternyata aplikatif untuk menginterpretasi lima ranah sumber krisis pemuda, yaitu : 1. Problem pilihan pekerjaan 2. Konflik dengan orang tua 3. Keanggotaan kelompok sebaya 4. Hubungan cinta remaja 5. Penggunaan obat psikotropika Di bidang psikoterapi, analisis konflik sosial dapat menbantu pemahaman kepribadian klien, namun Erikson tidak mengusulkan treatment yang khas sesuai dengan focus teori psikososialnya. Di bidang pengukuran, Erikson mengembangkan Play Construction Test dan Rosenthal bersama-sama dengan Gurney dan Moore mengembangkan Erikson Psychososial Stage Inventory (EPSI).
35

a. Play Construction Test Anak (usia bermain dan sekolah), diminta membayangkan dirinya menjadi sutradara dan membuat adegan film yang menarik, memakai mainan yang disediakan. Mainan itu meliputi orang, binatang, peralatan rumah tangga, mobil, rumah, dan apa saja yang diimajinasikan anak. Memakai peralatan audiovisual, scenario anak itu dianalisis sebagai ekspresi sejarah kehidupannya secara taksadar. b. Erikson Psychososial Stage Inventory (EPSI) Kuesioner dengan 72 item, mengungkap keberhasilan anak mengatasi enam tahap (dari bayi sampai dengan dewasa muda) konflik psikososialnya. EPSI mengukur tingkat kepercayaan, otonomi, inisiatif, ketekunan, identity dan intimasi dalam skala 1-5. Kritik Psikososial dari Erikson dikembangkan dalam kerangka psikoanalitik, menekankan pentingnya psikologi ego, perubahan perkembangan sepanjang hayat dan pemahaman kepribadian melalui latar belakang sosial dan kekuatan-kekuatan historic. Berlawanan dengan Freud, Erikson memandang ego sebagai struktur kepribadian otonom dan teorinya terfokus pada kualitas ego yang muncul pada setiap periode perkembangan. Erikson membangun teorinya terutama memakai prinsip-prinsip etika yang tidak selalu didukung data ilmiah. Dalam hal ini Erikson cenderung konservatif, dalam arti bahwa manusia itu berkembang dalam kerangka budaya yang ada, bahwa perkembangan seharusnya tidak bertentangan dengan etik, moral, dan ritualisasi yang diterima masyarakat secara luas. Dalam hal metodologi, nilai ilmiah dari metodologinya sesungguhnya ada pada beberapa metode pengukuran yang dia lakukan, observasi terhadap anak-anak, dan analisa kesejarahan. Sayang data-data yang dikumpulkannya, termasuk data observasi dideskripsi secara subjektif, dan dianalisis secara subjektif pula.

36

DAFTAR PUSTAKA Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang:UMM Press Suryabrata, Sumadi. Psikologi Kepribadian. CV. Jakarta:Rajawali Hall, Calvin & Lindzey Gardner. 1993. Teori-teori Psikodinamik. Yogyakarta Kanisius

37

Anda mungkin juga menyukai