Mesin Bubut
1. Pengertian
Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas dimana prinsip kerjanya adalah menghilangkan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu. Prosesnya benda kerja akan diputar/rotasi dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja, melintang atau membentuk sudut secara perlahan dan teratur.
Macam-macam mesin bubut Pembagian mesin bubut berdasarkan daya gerak dan ukurannya dikelompokkan menjadi 4 macam yaitu: a. Mesin Bubut Ringan Mesin bubut tipe ini adalah mesin bubut yang dapat diletakkan diatas meja, mudah dipindahkan sesuai dengan kebutuhan dan berukuran kecil serta sederhana. Mesin bubut ini digunakan untuk mengerjakan benda kerja yang berdimensi kecil, biasanya dipergunakan untuk industri rumah tangga (home industri). Panjangnya mesin umumnya tidak lebih dar 1200 mm, dan karena bebannya ringan dapat diangkat oleh satu orang. Contoh : Mesin bubut Simonet.
b. Mesin Bubut Sedang Konstruksi mesin bubut ini lebih cermat dan dilengkapi dengan penggabungan perlengkapan yang khusus. Mesin ini digunakan untuk pengerjaan yang membutuhkan ketelitian tinggi. Jenis mesin bubut ini dapat membubut diameter benda kerja hingga 200 mm dan panjang sampai dengan 100 mm cocok untuk industri kecil dan bengkelbengkel perawatan dan pembuatan komponen. Umumnya digunakan dalam dunia pendidikan dan pusat pelatihan, karena harganya terjangkau dan mudah dioperasikan.
c. Mesin Bubut Standart Mesin ini mempunyai power yang lebih besar dan digunakan untuk pengerjaan pembubutan yang memerlukan
ketelitian tinggi dengan benda kerja yang cukup besar. Selain itu mesin bubut ini dilengkapi dengan berbagai kelengkapan tambahan yaitu keran pendingin, lampu kerja, bak penampung beram dan rem untuk menghentikan mesin dalam keadaan
darurat. Contoh : Cholcester Master dan Kerry. Ditinjau dari transmisi dan daya penggerak sumbu utama, mesin bubut standar terdiri atas : 1. mesin bubut standar dengan transmisi roda sabu mesin bubut standar yang hubungan antara putaran dari motor penggerak kesumbu utamanya menggunakan sabuk alat transmisi 2. Mesin bubut standar dengan transmisi rantai, mesin bubut yang hubungan putaran dari motor penggerak ke poros utamanya diatur menggunakan alat transmisi rantai dan roda rantai. 3. Mesin bubut standar dengan transmisi roda gigi, mesin bubut standar hubungan putaran dari motor penggerak ke sumbu utamanya diatur dengan roda gigi yang terpasang pada kotak roda gigi transmisi
d. Mesin bubut khusus Mesin bubut khusus merupakan mesin bubut yang dapat digunakan untuk mengerjakan atau memperaiki alat-alat teknik yang tidak dapat dikerjakan dengan menggunakan mesin bubut standart. Mesin bubut khusus terdiri atas : 1. Mesin Bubut Beralas Panjang Mesin bubut ini termasuk mesin bubut industri berat yang banyak digunakan pada benda kerja yang besar dan panjang. Misalnya poros-poros untuk peralatan kerja alat-alat tambang, poros-poros kapal dan poros transmisi.
2. Mesin bubut carrousel Merupakan mesin bubut yang digunakan untuk membubut benda kerja yang memiliki diameter besar dengan ukuran 1 hingga 2 meter. Pada mesin bubut ini sumbu utamanya vertical dan mempunyai cekam berbentuk meja bundar. Kelebihan mesin bubut carrousel: Tidak memerlukan tempat yang luas untuk penempatan bubut ini. Dapat menahan beban yang lebih besar. pengencangan pada mesin bubut carrousel lebih ringan.
3. Mesin Bubut Revolver Mesin ini khusus untuk memproduksi benda kerja yang ukurannya sama dan dalam jumlah yang banyak atau untuk pengerjaan awal. Mesin ini disebut juga mesin turret. Dalam mesin ini terdapat banyak pemegang pahat yang mem-
punyai kedudukan dan macam pahat yang berbeda serta dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Contoh : Mesin bubut Kapstan
4. Mesin bubut poros engkol Merupakan mesin bubut khusus yang digunakan untuk memperbai-ki atau membuat benda-benda eksentrik.
5. Mesin bubut copy Merupakan mesin bubut yang memproduksi kembali sejumlah suku cadang dari contoh benda kerja. Reproduksinya dari sebuah pola, baik bulat atau datar yang biasanya dipasangkan dibelakang mesin bubut. Pola dihubungkan dengan sebuah jarum yang digerakkan oleh udara, hidrolik atau listrik.
Ket gambar : Gerakan berputar = main motion Gerakan memanjang = feed motion
Adjusting Motion, yaitu gerakan untuk menentukan kedalaman pemakanan benda kerja atau Depth of Cut. Gerakan ini adalah gerakan awal dengan menyentuhkan sedikit pahat ke benda kerja ke sampai kedalaman pemotongan yang dikehendaki. Arah
Feed motion, yaitu gerakan dari alat potong atau cutting tools yang digunakan. Pada mesin bubut gerak ini adalah gerak pemakanan dengan pahat secara melintang, memanjang, ataupun secara horizontal dengan menggunakan kecepatan potong tertentu.
2. Membbut Muka (facing) Membubut muka adalah membubut untuk meratakan bagian muka atau ujung benda kerja untuk diperoleh permukaan benda kerja yang rata dan halus. Cara pemakanan pahat adalah dari tengah-tengah benda kerja kearah mundur menuju operator, pemakanan dati arah operator menuju pusat bendan kerja juga dimungkinkan
3. Bubut melintang, contohnya memendekkan benda kerja. Pahat bergerak tegak lurus terhadap sumbu putar benda kerja sehingga bahan terpotong menjadi dua bagian atau meratakan dari sisi benda kerja.
4. Bubut tirus / konus (angular turning / taper turning). Pada waktu membubut tirus, pahat terlebih dulu diputar beberapa derajat, dengan demikian dihasilkan bentuk silinder tirus.
5. Bubut profil (profile turning). Dipergunakan pahat khusus untuk membuat profile dengan gerakan pahat tegak lurus sumbu putar dari benda kerja.
6. Bubut ulir (thread cutting). Pada waktu membubut ulir, pahat digerakkan dari kanan ke kiri dan sebaliknya. pemotongan, pemotongan. 10 Pada waktu bergerak pada ke kiri pahat melakukan
sedangkan
saat kembali
tidak melakukan
8. Membuat knurling/kartel (pengasaran benda kerja) Knurling, yaitu proses pembubutan luar (pembubutan slindris) yang bertujuan untuk membuat profil pada permukaan benda kerja. Pahat yang digunakan adalah pahat khusus (kartel).
9. Pembubutan drillng Drilling yaitu pembubutan dengan menggunakan mata bor (drill), sehingga akan diperoleh lubang pada benda kerja. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal dari pekerjaan boring (bubut dalam).
10. Perluasan lubang (boring) Boring yaitu proses pembubutan yang bertujuan untuk memperbesar lubang. Pembubutan ini menggunakan pahat bubut dalam.
11
Head Stock ( kepala tetap ) Headstock biasanya terletak di sebelah kiri mesin bubut yang berbentuk kotak coran yang kokoh. Head stock ada yang di baut secara presisi pada landasan ada pula yang di cor menjadi suatu bagian dengan landasan. Pada headstock terdapat mekanisme penggerak mesin bubut. Di dalamnya terdapat quick change gear box yaitu tempat gear dengan berbagai ukuran yang berfungsi menggerakan spindle dengan motor listrik sebagai sumber putaran, melalui gigi tersebut kita dapat memilih penggunaan rpm yang sebelumnya dapat kita ketahui dari hasil perhitungan disesuaikan dengan pilihan yang terdapat di mesin.
12
Gambar 4. Headstock Tail Stock ( kepala lepas ) Kepala lepas adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya di sebelah kanan dan dipasang di atas alas atau meja mesin. Bagian ini berguna untuk tempat untuk pemasangan senter yang digunakan sebagai penumpu ujung benda kerja dan sebagai tempat/dudukan penjepit mata bor pada saat melakukan pengeboran. Kepala lepas ini dapat digerakkan atau digeser sepanjang alas/meja mesin, dan
dikencangkan dengan perantara mur dan baut atau dengan tuas pengencang. Selain digeser sepanjang alas atau meja mesin, kepala lepas juga dapat digerakan maju mundur (arah melintang), yakni untuk keperluan pembubutan benda yang konis. Kepala lepas dipakai sebagai penyangga benda kerja yang panjang, mengebor dan mereamer atau memperlebar lubang. Kepala lepas dilengkapi dengan morse taper (kerucut morse), gunanya untuk memasang alat-alat yang akan dipasang pada kepala lepas, seperti : bor, reamer, live centre dan lain-lain.
Bed Mesin Bed Mesin mempunyai bentuk profil memanjang. Fungsinya sebagai
pendukung eretan (support) dan kepala lepas, serta sebagai lintasan eretan dan kepala. Alas mesin ini memiliki permukaan yang rata dan halus. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung kesempurnaan pekerjaan membubut (kelurusan).
Eretan Eretan adalah bagian mesin bubut yang digunakan untuk penyetelan dan pemindahan posisi pahat bubut. Eretan ditempatkan diatas bed mesin yang dapat di gerakkan manual maupun otomatis. a. Eretan memanjang Eretan memanjang biasanya digunakan untuk menggerakkan atau menyetel posisi pahat kearah sumbu memanjang pada saat mesin sedang berjalan maupun saat mesin dalam keadaan mati. b. Eretan melintang Eretan melintang bergerak tegak lurus terhadap alas mesin berguna untuk mengatur posisi pahat kearah melintang. Pahat bubut dapat diatur mendekati atau menjauhi operator. Jika roda pemutar diputar kekiri maka gerakan atau posisi pahat akan mendekati operator dan jika diputar kekanan maka akan menjauhi operator. c. Eretan atas Eretan atas adalah eretan yang dipasang dengan skala derajat. Eretan ini dapat diputar ke kanan atau kekiri sesuai dengan sudut 14
Tool Post Tool post berfungsi sebagai penjepit pahat bubut agar posisi mata pahat benda tetap kuat sejajar dengan sumbu benda kerja.
Gambar 7. Tool Post Lead Screw Lead screw berguna untuk memindahkan gerakan pada proses
pembuatan ulir. Lead Screw berupa poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan sejajar dengan bed mesin, memanjang dari kepala tetap sampai kepala lepas. Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala tetap dan putarannya 15ias dibalik. Batang ulir hanya digunakan pada proses pembuatan ulir.
Feed Shaft Sebagai tambahan pada batang ulir pengantar feed shaft digunakan untuk menggerakan eretan bawah atau eretan melintang pada proses pembubutan secara otomatis. Pada apron terdapat tuas yang dapat menentukan gerakan otomatis yang akan dihasilkan (memanjang atau melintang), dan juga tuas yang digunakan untuk mengaktifkan gerakan otomatis. Gerakan otomatis yang dapat dihasilkan dapat memberikan hasil yang lebih baik dibanding dengan pengerjaan yang dilakukan dengan tangan terutama untuk pengerjaan pembubutan panjang. Hal itu dikarenakan jika kita menggunakan otomatis maka gerakan pemakanan akan konstan sehingga benda kerja tidak terlihat adanya garis-garis (step) dan hasilnya cenderung lebih halus di banding pengerjaan tangan. Pada pengerjaan otomatis kita dapat menentukan kecepatan pemakanan dengan pengatur yang terdapat di head stock, semakin lambat pemakanan maka hasilnya akan lebih halus dibanding pemakanan cepat dengan rpm dan alat potong yang sama.
16
: mencekam tool square shank yang besar : dikombinasikan dengan tool holder cylindrical shank
17
7. Face Plate
8. Steady Rest
9. Follow Rest
18
19
21. Cover
24. Rubber
20
C. PAHAT BUBUT
Pahat bubut digunakan untuk mengurangi benda kerja. Umurya tergantung dari jenis dasar pahat, bentuk sisi potong dan pengasahnya. Untuk setiap jenis pekerjaan diperlukan pahat yang tepat karena hal ini berpengaruh terhadap kualitas benda kerja dan efisiensi kerja. Bahan dasar bubut harus bersifat : 1. Keras (agarcutting edge atau sisi potong dapat memotong benda kerja) 2. Ulet (sisi potong tidak mudah patah) 3. Tahan panas (supaya ketajaman sisi potong tidak mudah aus atau rusak) 4. Tahan lama (secara ekonomis menguntungkan) 5. dapat menahan getaran selama proses pemakanan.
21
pembuatannya yang ekonomis sehingga banyak sekali digunakan dalam dunia industri. Pahat HSS akan mudah sekali hangus jika melakukan pemakanan yang cukup besar dan atau rpm tinggi, sehingga HSS biasanya digunakan dalam proses pemotongan finishing benda kerja dengan RPM sedang (330) karena hasil pemotongannya akan lebih halus dibandingkan pahat jenis lain.
CARBIDE BRAZED Carbide terbuat dari baja semen. Keunggulan dari carbide adalah sifat kekerasannya melebihi HSS, dengan kata lain tidak mudah gempil . Carbide biasanya digunakan dalam proses turning awal benda mentah (raw) dan pemotongan pendekatan ukuran dalam RPM tinggi (660 sampai dengan 990) tetapi hal itu juga dipengaruhi oleh mata potongnya, jika mata potong sudah tumpul, gempil, atau salah satu sudutnya ada yang tidak tepat maka proses pemakanan kurang efisien karena kemampuan menyayatnya berkurang.
INSERT Carbide insert adalah carbide jenis yang dibaut. Bahan ini memiliki lapisan yang berwarna sehingga tidak mudah mengalami korosi dan memiliki Rpm yang lebih besar daripada jenis carbide brazed.
22
Sedangkan berdasarkan jenis pengerjaan atau bentuknya alat potong dibedakan menjadi beberapa nama dengan ISO. Di antaranya: Pahat ISO 1 Carbide digunakan untuk pembubutan roughing memanjang dengan plan angle 750
memanjang dengan plan angle 45 Pahat ISO 3 Carbide digunakan untuk pembubutan memanjang dan
melintang (menjauh dari centrebenda kerja) dengan plan angle 93. Pahat ISO 4 Carbide
23
digunakan
untuk
pembubutan
memanjang
dengan
kedalaman
pemakanan yang kecil (proses finishing) dengan plan angle 0. Pahat ISO 5 Carbide digunakan untuk pembubutan melintang menuju centre benda kerja dengan plan angle nol.
Pahat ISO 6 Carbide digunakan untuk pembubutan memanjang dengan plan angle 90. Pahat ISO 7 Carbide digunakan untuk pembubutan melintang menuju centre benda kerja dengan plan angle 0.
Pahat ISO 8 Carbide digunakan untuk memperbesar lubang pada proses pembubutan dengan untuk lubang yang tembus. Pahat ISO 9 Carbide digunakan untuk memperbesar lubang pada proses pembubutan dengan plan angle 92.Biasanya untuk lubang yang berstep / tidak tembus. plan angle 75 . Biasanya
24
pahat terhindar dari getaran dan patah pada waktu digunakan. c. Letakkan tool holder pada tool post d. Setting pahat dengan centering tool e. Kencangkan baut pada tool holder
D.SISTEM PENCEKAMAN
1. Universal dan Independent Chuck Universal Chuck Universal chuck biasa digunakan pada proses pembubutan normal ( benda kerja silindris ). Jenis ini pencekam benda kerja yang memiliki satu center. Saat mengencangkan maupun membuka chuck ini, jaws (komponen pada titik sudut pencekam) bergerak bersama. Sehingga centernya tetap,tidak dapat digeser. Keunggulannya adalah untuk mencekam benda kerja tepat pada centernya lebih praktis, mudah dan akurat/presisi. Sedangkan kelemahannya hanya dapat mengerjakan benda kerja dengan satu center saja.
Independent Chuck Pencekaman dengan independent chuck, biasa digunakan pada proses pembubutan eksentrik ( ada beberapa sumbu / centre pada satu benda kerja ), benda kerja berbentuk kotak. Jenis ini pencekam benda kerja dengan titik center yang fleksibel, dapat digeser-geser, sehingga center bisa lebih dari satu titik. Jaws bergerak sendiri-sendiri. Setiap jaws 25
memiliki bolt pengencang sendiri-sendiri, dan tidak berkaitan dengan yang lain. Keunggulannya adalah dapat mengerjakan benda kerja dengan berbagai letak titik center. Namun kekurangannya, dalam menentukan letak titik center yang dikehendaki, penyetingannya lebih sulit, karena jaws digerakkan/dikencangkan sendiri-sendiri. Dan untuk menentukan dimensi titik center juga harus disetting terlebih dahulu
2. Cara Mencekam BK yang Benar Outside grip untuk mencekam benda berdiameter besar. Inside grip untuk pencekaman benda kerja dengan memberikan gaya pada diameter dalam. Outside grip untuk pencekaman benda kerja berdiameter kecil.
Agar benda kerja dapat berputar dengan baik, maka pencekaman benda kerja harus dilakukan dengan benar. Sebelum mencekam benda kerja, ada baiknya kita melepaskan pemegang material atau Chuck dari spindle. Kemudian buka alat pencekam atau Jaws diputar dengan menggunakan alat bantu spanner. Masukkan benda kerja diletakkan di sentral. Lalu putar alat dengan bantuan spanner. Setelah itu pasang kembali chuck pada spindle. Lalu kencangkan dengan menggunakan spanner. Agar Chuck tidak bergerak, kunci. Pastikan benda kerja tercekam dengan kuat. 26
3. Cara Chuck Handling Cara chuck handling adalah suatu cara untuk memasang chuck.agar pemasangannya atau pencekamannya kuat.pemasangan ini juga tidak sembarangan. Pemasangannya harus sesuai prosedur. Pada cara ini benda kerja di cekam ke dalam chuck. Pencekaman dengan metode chuck centre, biasa digunakan untuk proses pembubutan benda kerja yang panjang & kesentrisan yang baik ataupun untuk proses lain yang menghasilkan pemakanan yang besar dan bisa berpengaruh terhadap gaya hasil
4.
Collet Collet merupakan alat pencekam benda kerja dimana benda kerja tersebut sudah bulat dan mempunyai ukuran tertentu.
27
Kelebihan : kesentrisan BK yg dihasilkan cukup baik proses pencekamannya cepat Kekurangan : Diameter yg bisa dicekam terbatas
28
n = kecepatan putaran mesin(rpm) Cs = 3,14 D = diameter BK yang akan dikerjakan = cutting speed (m/min) n = 1000 x Cs Dx
2. Kecepatan Potong ( Cutter Speed ) Cutting speed adalah kecepatan potong pada putaran utama ( main motion ). Bila benda kerja berputar satu kali, kecepatan potong tidak dapat dipilih dengan sembarangan. Bila kecepatan potong rendah akan memakan waktu lama dalam pengerjaan. Bila kecepatan potong terlalu tinggi pahat akan kehilangan kekerasan, cepat rusak atau tumpul. Kecepatan potong harus ditentukan sesuai table.
F = fz x N
F = kecepatan pemakanan (mm/min) fz = feeding (mm/rot) N = putaran mesin (rpm)
29
3.
Dibawah ini adalah table dari kecepatan potong (Cutting Speed) B Material kp/mm Description HSS Cutting speed ( m / min ) Carbide Brazed 120 110 Insert 145 190
37-50 60-70
36-40 30-36
70-90 90-100
22-30 21-27
100-125 90-100
120-160 110-140
Durex WZ /Assab M4
70
27-32
100-130
120-160
Sp. K5, XW10 Veresta V, DF2, SK3 Sp.KNL, XW 41 Assab 8407, SKD 61 Cast iron 200 HB Cast iron 200-250 HB
75 65 75 60 15 25
Cold work tool steel Cold work tool steel Cold work tool steel Hot work tool steel Grey cast iron Grey cast ironpearlitic
Brass Al alloy
35 40
Non-ferrous Non-ferrous
40-80 80-150
45-100 100-200
100-120 120-220
2. Langkah SOP (perawatan mesin bersifat harian, mingguan, ataupun bulanan) Dibawah ini adalah tabel sebuah mesin bubut. Urutan Kerja 1. Lakukan Inventaris Mesin Standard Penyimpangan terhadap standard terdata secara aktual 2. Bersihkan mesin dari oli, debu, dan chip 3. Periksa level oli pada kepala tetap Diatas lower level Harian, Sebelum mengoperasikan mesin Jenis Oli: Tellus 46 (penggantian oli dilakukan tiap 6 bulan) 4. Beri pelumas pada nipleniple 5. Cek kondisi karet transmisi pada spindle 6. Beri pelumas pada gear dengan grease dan Gear harus terlumasi grease dan terpasang dengan kekocakan yang cukup 31 Bulanan Jenis oli: Grease Titanium Harus memiliki ketegangan yang baik dan kering Bulanan Degan rabaan tangan dan kain majun 3-4 kali hingga muncul rembesan (terdapat 8 niple) Harian, Sebelum mengoperasikan mesin Jenis oli: Tonna 68 Gunakan Oil Pump Meja, eretan, spindle bersih dan kering Harian, Sebelum mengoperasikan mesin Dengan kain majun Siklus Harian, Sebelum mengoperasikan mesin Keterangan Laporkan bila ada penyimpangan kepada instruktur SOP ( Standart Operation Prosedure ) dari
cek kondisi pemasanga n gear 7. Gunakan Clamping Pilih sesuai dengan Harian, sebelum kebutuhan benda mengoperassikan mesin
Sistem yang kerja diperlukan 8. Cek ulang kondisi semua baut pengikat maupun pencekama n 9. Bersihkan Chuck, Jaws, Tailstock, Live centre sebelum di pasang 10. Gunakan Rpm dan Feedrate yang sesuai pada saat pengerjaan benda kerja 11 Perhatikan keselamata n kerja dan kerapihan kerja Gunakan kacamata, sepatu safety, dan baju kerja Menggunakan rumus perhitungan putaran mesin yang benar Baut-baut dan pencekaman mengikat dengan kuat
Lihat tabel Cs dan Diameter yang tepat, putaran mesin maksimal yang diperkenankan 1200rpm
32
Dengan kuas dan Bagian mesin yang tak diberi cat harus diberi oli tipis Dua Tombol Emergency Stop harus dalam kondisi aktif Main Switch dalam Mesin dalam kondisi mati 13. Lakukan Inventaris Mesin Penyimpangan terhadap standard terdata secara aktual Harian, sebelum mengoperasikan mesin Laporkan hasil inventaris kepada instuktur posisi off emergency aktif oli bekas
3.
Cleaning Mesin Cleaning mesin ini dilakukan setelah proses pengerjaan pembubutan telah
selesai. Pada saat cleaning mesin, kita diwajibkan membersihkan seluruh bagian mesin dan lingkungan di sekitar mesin sehingga mesin dan lingkungan sekitarnya bersih dari chips-chips atau sisa-sisa pembubutan yang berada pada mesin atau yang berada disekitar mesin. Kita dapat membersihkan chips-chips dengan menggunakan Hook-spanner, kuas ataupun majun. Chips-chips tersebut harus dibuang ke tempat sampah khusus logam. Setelah itu, berikan oli ( tipis saja). Oli tersebut dioleskan kemesin agar mesin tidak mudah berkarat. Setelah itu, accesoris harus tersusun rapi kembali ditempatnya semula. Jangan lupa, pada saat cleaning mesin kita harus melepas benda kerja dari chuck dan mesin dalam keadaan off serta emergency stop dalam keadaan aktif.
33
G. SAFETY PROCEDURE
Pada saat proses pembubutan, safety prosedure sangat penting dan wajib diperhatikan karena jika hal-hal tersebut kurang diperhatikan maka
kemungkinan besar akan terjadi kecelakaan kerja yang tidak dapat dihindari.
Safety procedure yang wajib dipatuhi dan dilaksanakan dalam proses bubut adalah : Gunakan kacamata pelindung pada saat bekerja dengan mesin bubut untuk menghindari chip-chip kecil masuk ke mata. Gunakan safety shoes untuk melindungi kaki terkena benda-benda berat yang terjatuh. Gunakan sarung tangan ( tidak terbuat dari bahan kain ) agar chip-chip yang panas tidak mengenai tangan. Gunakan baju praktek. Gunakan ear plug untuk menghindari bising. Mematuhi SOP Jangan memakai kalung ID card
Contoh perbuatan yang tidak safety : Tidak menggunakan safety shoes. Tidak mengikat rambut pada saat proses pembubutan berlangsung (bagi yang berambut panjang). Tidak memakai baju praktek. Tidak memakai kaca mata pelindung. Memakai sarung tangan berbahan kain yang mudah ditempeli chip.
34
c. Pembahasan Materi o Center Drill Digunakan untuk menopang benda kerja, sehingga dapat berputar dengan baik (tidak oleng) Digunakan untuk mempermudah pemasangan benda kerja, agar benda kerja selalu center. Merupakan salah satu alat potong pada sebuah mesin bubut yang berfungsi sebagai pembuat lubang. Centre drill dipasang pada drill chuck, kemudian drill chuck tersebut dipasang pada tailstock. Pembubutan dengan menggunakan center drill harus memperhatikan rpm. Karena lubang yang dibuat sangat kecil maka rpm yang digunakan mesti besar.
c. Pembahasan Materi o Penggunaan Pemakanan Otomatis Pada saat praktek di hari ketiga, penulis sudah mendapatkan teori dan cara pemakanan secara otomatis. Pemakanan secara otomatis terlihat lebih mudah bila dibandingkan dengan proses manual. Penulis hanya tinggal memperhatikan eretan apakah pemakanan itu sudah selesai atau belum. Selain itu, pemakanan 35
secara otomatis akan menghasilkan hasil yang lebih baik dan lebih halus. o Macam-Macam Toleransi a. Toleransi Dimensi Toleransi umum Toleransi khusus Toleransi ISO
b. Toleransi Bentuk Toleransi kebulatan Toleransi kerataan Toleransi kesentrisan Toleransi performence Toleransi kehalusan
36
37