Anda di halaman 1dari 1

VIVAnews - Ahli biologi melaporkan sebuah spesies belut baru yang ditemukan dala m gua bawah laut sedalam

35 meter di tepi sebuah pulau di negara Palau, Pasifik Barat. Para ahli menyebutnya sebagai fosil hidup yang mirip dengan belut pertama yang berenang sekitar 200 juta tahun yang lalu. Seperti dikutip dari Daily Telegraph, 20 Agustus 2011, temuan itu dipublikasikan dalam jurnal Proceeding Royal Society B. Penemuan sendiri itu terjadi Maret tah un lalu oleh tim yang dipimpin oleh Masaki Miya dari Institut Sejarah Museum Ala m di Chiba, Jepang. Spesies belut yang ditemukan berwujud ikan kecil berwarna cokelat yang berbeda d engan karakteristik anatomi belut modern. Sebaliknya, ia memiliki banyak keunggu lan yang dimiliki belut primitif yang hidup di era awal Mesozoikum, saat dinosau rus menguasai bumi. Kesamaannya di antaranya adalah ukuran kepala yang tidak proporsional, tubuh ter kompresi menjadi pendek, kerah seperti bukaan pada insang, sinar pada sirip ekor dan ujung tulang rahang yang disebut premaxilla. Temuan ini sendiri sangat luar biasa dan bahkan belut tersebut dimasukkan ke dalam satu spesies terpisah, yakn i Protoanguilla Palau. Ketika pertama dijumpai, menggunakan jaring tangan dan lampu, peneliti mengumpul kan delapan contoh belut yang memiliki panjang sekitar panjang 6-9 centimeter t ersebut. Setelah itu, tes DNA dilakukan untuk menilai sejarah genetik belut. Menurut penelitian, sampai saat ini, Palau merupakan satu-satunya tempat penemua n spesies tersebut. Meski demikian, peneliti memperkirakan, distribusi belut ini masih cukup luas. Sebagai informasi, Charles Darwin menyebut dengan istilah fosil hidup untuk meng gambarkan spesies yang masih selamat hingga saat ini meski telah turun temurun s elama jutaan tahun. (umi)

Anda mungkin juga menyukai