Anda di halaman 1dari 7

A.

Pengertian Individu Sebagai Suatu Kesatuan Pandangan bahawa imanusia sebagai individu merupakan suatu kesatuan dari aspek fisik atau jasmani dan psikis atau rohani atau jiwa yang tidak dapat dipisahkan, sesungguhnya sudah berkembang pada pemikiran para filsuf klasik sejak masih jaman yunani kuno. Mereka berpandangan bahwa bagian fisik atau jasmani merupakan aspek individu yang bersifat kasat mata, konkret, dapat diamati, dan tidak kekal, sedangkan aspek psikis, rohani atau jiwa merupakan aspek individu yang sifatnya abstrak, immaterial, tidak dapat diamati, dan kekal. Para filsuf klasik itu kemudian mengembangkan perenungannya dan sampai pada kesimpulan bahwa jiwa itu dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Plato (427-347 SM) sebagai filsuf yang amat tersohor membagi jiwa menjadi aspek kekuatan yaitu: 1. Piker atau kognisi, yang berlokasi di kepala 2. Kehendak yang berlokasi di dada 3. Keinginan yang berlokasi di perut. Pembagian jiwa oleh Plato ke dalam tiga aspek ini kemudian dikenal dengan istilah pendekatan trikotomi (tiga dalam satu). Pandangan Plato ini dengan konsep trikotominya itu kemudian di ikuti oleh para filsuf terkenal lainnya, diantaranya adalah Jean Jeaques Rousseau ( prancis,1712-1778), J.N. Tetens (Jerman,1736-1805), Immanuel kant (Jerman, 1724-1804). Karena menariknya perenungan tentang jiwa manusia itu maka pengkajian terus menerus dilakukan. Pada perkembangan berikutnya, seorang filsuf terkenal yang merupakan salah seorang murid dari Plato yaitu Aristoteles (384-322 SM), mengemukakan hasil perenungannya tentang pembagian jiwa yang agak berlainan dengan gurunya. Menurut Aristoteles, gejala iwa tidak dibagi ke dalam tiga aspek melainkan dua aspek saja. Yaitu: 1. Kognisi, disebut juga sebagai gejala mengenal, yang berpusat pada piker. 2. Konasi, disebut juga gejala menghendaki, yang berpusat pada kemauan. Pandangan Aristoteles melakukan pembagian gejala jiwa menjadi dua ini kemudian dikenal dengan istilah pendekatan dikotomi ( dua dalam Satu). Pengikut dikotomi yang terkenal ialah Cristian Wolf (Jerman, 1670-1754). Perlu ditegaskan disini bahwa pembagian jiwa dengan pendekatan trikotomi maupun dikotomi merupakan hasil perenungan filosofis sehingga sifatnnya teoritis. Dalam kenyataanya, jiwa itu sendiri tidak dapat dibagi-bagi. Oleh karna itu, pada perkembangan berikutnya, terutama sejak jaman abad pertengahan, para filsuf mulai menyadari kemudian mengembangkan pemikiran dan penggkajian mengenai jiwa manusia ini. Pandangan para filsuf abad pertengahan tentang aspek jasmani dan rohani dapat dibedakan menjadi dua macam.

1. Antara jasmani dan rohani merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dibagi atau dipisahkan sama sekali. Pandangan ini kemudian dikenal dengan pendekatan monism. 2. Meskipun disadari bahwa aspek jasmani dan rohani merupakan satu kesatuan, tetapi antara jasmani dan roani itu dapat berdiri sendiri. Pandangan ini kemudian dikenal dengan pendekatan dualisme. Pandangan monisme maupun dualisme sama-sama sepakat bahwa individu merupakan suatu kesatuan jasmani dan rohani yang tidak dapat dipisahkan. Sebab, tidak mungkin seorang berpikir tanpa ada unsur kemauan dan tidak mungkin seorang menginginkan sesuatu tanpa ada unsur berpikir. Bahkan ketika pikiran sedang sibuk, raut wajah yang bersifat fisik tanpa berbeda keadaan pada saat pikiran sedang santai. Keadaan jiwa yang tengah bergembira karna mendapatkan keberuntungan akan tercermin pada gerak langkah dan ekspresi seorang. B. Gejala-Gejala yang Terjadi Pada Berbagai Aspek Diri Individu Karna manusia itu merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan antara aspek rohani dan jasmani maka perkembangan berbagai aspek dalam diri individu itu akan tampak gejalagejalanya sebagai gambaran perkembangan tersebut. Gejala-gejala tersebut yaitu: 1. Aspek jasmani atau fisik Gejala yang tampak pada aspek fisik sebagai perwujudan dari adanya perkembangan dalam diri individu antara lain: a. Pertumbuhan payudara pada wanita b. Lekung pada remaja pria c. Kulit yang semakin halus pada wanita d. Otot yang semakin kasar dan kekar pada pria 2. Aspek Intelek Gejala yang tampak sebagai perkembangan individu dalam aspek intelek, antara lain sebagai berikut: a. Perubahan secara kuantitatif dan kualitatif mengenai kemampuan anak dalam mengatasi berbagai masalah. b. Semakin berkurangnya berpikir konkrit dan berkembangnya berpikir abstrak. c. Semakin berkembangnya kemampuan memecahkan masalahyang bersifat hipotesis

3. Aspek Emosi

Gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek emosi ini, antara lain: a. Ketidakstabilan emosi pada anak remaja b. Mudahnya menunjukan sikap emosional yang meluap-luap pada remaja seperti mudah menangis, mudah marah, mudah tertawa terbahak-bahak dan c. Semakin mampu mengendalikan diri.

4. Aspek Sosial Gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek social antara lain: a. Semakin berkembangnya sifat toleran, empati, memahami dan menerima pendapat orang lain b. Semakin santun dalam menyampaikan pendapat dan kritik kepada orang lain c. Adanya keinginan untuk selalu bergaul dengan orang lain dan bekerja sama dengan orang lain d. Suka menolong pada siapa yang membutuhkan pertolongan e. Kesediaan menerima sesuatu yang dibutuhkan dari orang lain f. Bersikap hormat, sopan, ramah dan menghargai orang lain.

5. Aspek Bahasa Gejala yang tampak sebagai perkembangan pada aspek bahasa, antara lain: a. Bertambahnya perbendaharaan kata b. Kemahiran dan kelancaran dalam menggunakan bahasa dengan memilih kata-kata secara cepat, penggunaan tekanan, kalimat dengan tepat dan sebagainya. c. Dapat menformulasikan bahasa secara baik dan benar untuk menjabarkan suatu ide atau konsep. d. Dapat menformulasikan bahasa yang baik dan benar untuk meringkas ide kedalam deskripsi singkat. 6. Aspek Bakat Khusus

Bakat merupakan kemampuan potensial yang dibawa sejak lahir dan apabila ditunjang dengan fasilitas dan usaha belajar yang minimalpun dapat mencapai hasil yang maksimal. Oleh karena itu, jika bakat khusus telah diketahui secara dini usaha-usaha pendidikan dapat dilakukan dengan mudah sehingga hasil belajarpun sangat memuaskan. Seseorang dikatakan mempunyai bakat khusus tentu jika dapat membuktikan bahwa dirinya mampu dengan mudah mempelajari suatu bidang tertentu dengan hasil yang memuaskan. Gejala yang tampak berkaitan dengan perkembangan aspek bakat khusus ini adalah semakin jelasnya bakat khusus yang dimiliki oleh seseorang. 7. Aspek Nilai, Moral, dan Sikap Gejala yang tampak pada perkembangan nilai, moral, dan sikap antara lain : a. terbentuknya pandangan hidup yang semakin jelas dan tegas b. berkembangnya pemahaman tentang apa yang baik dan seharusnya dilakukan serta apa yang dianggap tidak baik dan tidak boleh dilakukan c. berkembangnya sikap menghargai nilai-nilai dan menaati norma-norma yang berlaku serta mewujudkannya dalam kehidupannya sehari-hari d. berkembangnya sikap menentang kebiasaan-kebiasaan yang dianggap tidak sesuai lagi dengan norma yang berlaku.

C. Perbedaan Karakteristik Individual Manusia diciptakan secara unik berbeda satu sama lain, dan tidak satupun yang memiliki ciriciri sama persis meskipun mereka itu kembar identik. Setiap individu pasti memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan individual ini merupakan kodrat manusia yang bersifat alami. Sehingga menghasilkan perubahan karakteristik individual yang bervariasi pula. Perbedaan perkembangan berbagai karakteristik individual tampak dalam aspek-aspek yang terdapat pada setiap diri individu sebagaimana penjelasan berikut ini. 1. Perbedaan Karakteristik Individual Aspek Fisik Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspke fisik tampak gejala sebagai berikut :

a. Anak yang lekas lelah dalam pekerjaan fisik, tetapi ada yang tahan lama b. ada yang dapat bekerja secara fisik dengan cepat ada juga tidak. c. ada yang tahan lapar tetapi ada yang tidak. 2. Perbedaan Karakteristik Individual Aspek Intelek Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspek intelek tampak dengan gejala-gejala : a. Ada anak yang cerdas, tetapi ada juga tidak dan bahkan sangat kurang cerdas. b. Ada yang dapat dengan segera memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan pekerjaan intelektual tetapi ada juga yang lambat atau bahkan ada yang tidak mampu mengatasi suatu masalah. c. Ada yang sanggup berpikir abstrak dan kreatif, tetapi ada yang hanya sanggup berpikir jika diberi contoh.

3. Perbedaan Karakteristik Individual Aspek Emosi Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual pada aspek emosi tampak dengan gejala-gejala berikut: a. Ada anak yang mudah sekali marah, tetapi ada yang penyabar. b. Ada anak yang perasa tetapi ada pula yang tidak mudah peduli c. Ada anak yang pemalu atau penakut, tetapi ada juga yang pemberani.

4. Perbedaan Karakteristik Individual Aspek Sosial Perbedaan perkembangan karakteristik secara individual ada aspek sosial tampak dengan gejala-gejala sebagai berikut: a. Ada anak yang mudah bergaul dengan teman, tetapi ada pula anak yang sulit bergaul b. Ada anak yang mudah toleransi dengan teman tetapi ada pula yang egois

c. Ada anak yang mudah memahami perasaan temannya ada juga yang tidak d. Ada anak yang mempunyai kepedulian sosial yang tinggi, tetapi ada pula yang tidak peduli dengan lingkungan sosialnya e. Ada anak yang selalu kepentingan orang lain, tetapi ada juga yang tidak. 5. Perbedaan Karakteristik Individual Aspek Bahasa Perbedaan ini tampak dengan gejala-gejala sebagai berikut: a. Ada anak yang berbicara dengan lancar, tetapi ada yang mudah gugup b. Ada anak yang dapat berbicara secara ringkas dan jelas, tetapi ada pula yang berbicara berbelit-belit c. Ada anak yang dapat berbicara dengan intonasi suara menarik, tetapi ada pula yang bicara monoton

6. Perbedaan Karakteristik Individual Aspek Bakat Perbedaan perkembangan ini tampak dengan gejala-gejala: a. Ada anak yang sejak kecil dengan mudah belajar memainkan alat music, tetapi ada pula yang sampai dewasa belum juga dapat memainkan suatu jenis alat music b. Ada anak yang sejak kecil begitu mudah dan kreatif melukis segala sesuatu yang ada disekelilingnya, tetapi ada juga yang sangat sulit kalau harus melukis c. Ada anak yang demikian cepatnya menghafal dan menyanyikan lagu dengan baik, tetapi ada yang sudah latihan berkalikali masih saja sumbang.

7. Perbedaan Karakteristik Individual Aspek Nilai, Moral, dan Sikap. Perbedaan perkembangan ini tampak dengan gejala-gejala sebagai berikut: a. Ada anak yang bersikap taat pada norma tetapi ada yang begitu mudah dan enak saja yang melangggar norma

b. Ada anak yang perilakunya bermoral tinggi, tetapi ada yang perilakunya tak bermoral dan tak senonoh c. Ada anak yang penuh sopan santun, tetapi ada yang perilaku maupun tutur bahasanya seenaknya sendiri saja. Dari uaraian di atas, jelas bahwa setiap aspek menunjukan karakteristik individual yang berbeda sehingga setiap individu sebagai sesuatu yang jasmani dan rohani mewujudkan dirinya secara utuh dalam keunikannya.

Anda mungkin juga menyukai