1. 2. 3. 4.
5.
cornum artinya seperti tanduk, merupakan selaput bening mata, bagian dari mata yang bersifat tembus cahaya, merupakan lapis dari jaringan yang menutup bola mata sebelah depan dan terdiri atas : Epitel Membran Bowman Stroma Membran descemet Endotel
Kornea merupakan bagian selaput mata yang tembus cahaya, bersifat transparan. Sifat kornea yang dapat ditembus cahaya ini disebabkan oleh struktur kornea yang uniform, avaskuler dan diturgesens atau keadaan dehidrasi relatif jaringan kornea yang dipertahankan oleh pompa bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel. Kornea dipersarafi oleh banyak serat saraf sensorik yang didapat dari percabangan pertama (oftalmika) dari nervus kranialis V yang berjalan supra koroid, masuk kedalam stroma kornea, menembus membran bowman dan melepaskan selubung schwannya.
KERATITIS
Definisi
Keratitis adalah infeksi pada kornea yang biasanya diklasifikasikan menurut lapisan kornea yang terkena yaitu keratitis superfisialis apabila mengenal lapisan epitel atau bowman dan keratitis profunda atau interstisialis (atau disebut juga keratitis parenkimatosa) yang mengenai lapisan stroma (Ilyas, 2006)
KERATITIS
Epidemiologi
Insidensi keratitis pada tahun 1993 adalah 5,3 per 100.000 penduduk di Indonesia, perbandingan lakilaki dan perempuan tidak begitu bermakna pada angka kejadian keratitis.
KERATITIS
Etiologi
Virus Bakteri Jamur
Faktor resiko
Paparan sinar ultraviolet seperti sinar matahari atau sunlamps Iritasi dari penggunaan berlebihan lensa kontak. Mata kering Kekurangan vitamin A Adanya benda asing di mata Reaksi alergi terhadap obat tetes mata, kosmetik, polusi, atau partikel udara seperti debu, serbuk sari, jamur, atau ragi Efek samping obat tertentu
KLASIFIKASI
Keratitis superfisial: mengenai lapisan epitel atau
Bowman
Keratitis pungtata superfisialis Keratitis flikten Keratitis sika Keratitis herpetika Keratitis numularis
Keratitis lagoftalmus Keratitis neuroparalitik Keratitis interstisial Keratitis disiformis Keratitis sklerotikans
KERATITIS SUPERFICIAL
1. Keratitis Pungtata Superfisialis
Keratitis pungtata superficialis keratitis yang terkumpul di daerah membran bowman, terdapat gambaran infiltrat halus bertitik-titik pada pemulasan dengan flouresin terutama daerah pupil.
Disebabkan oleh sindrom dry eye, blefaritis, keratopati lagoftalmus, keracunan obat topikal, sinar ultraviolet, trauma kimia ringan dan pemakaian lensa kontak.
KERATITIS SUPERFICIAL
2. Keratitis Flikten Merupakan radang kornea akibat dari reaksi imun yang mungkin sel mediated pada jaringan yang sudah sensitif terhadap antigen. Gambaran karakteristiknya adalah dengan terbentuknya papul atau pustula pada kornea ataupun konjungtiva.
KERATITIS SUPERFICIAL
3. Keratokonjungtivitis Sika Suatu keradangan kornea karena keringnya permukaan kornea dan konjungtiva yang terjadi karena a. Defisiensi komponen lemak air mata b. Defisiensi komponen musin c. Defisiensi kelenjar air mata d. Penguapan yang berlebihan e. Parut pada kornea atau hilangnya mikrovil kornea
KERATITIS SUPERFICIAL
Test pemeriksaan a. Tes Schirmer
b.
KERATITIS HERPETIKA
Herpes simpleks
Keratitis herpetika yang
Herpes zoster
Virus Herpes zoster dapat
disebabkan oleh herpes simplek dibagi dalam 2 bentuk yaitu epitelial dan stromal. Pada yang epitelial kerusakan terjadi akibat pembelahan virus di dalam sel epitel, yang akan mengakibatkan kerusakan sel dan membentuk ulkus kornea superfisial.
memberikan infeksi pada ganglion Gaseri nervus trigeminus cabang oftalmik. Biasanya terdapat pada orang dengan usia lanjut
KERATITIS HERPETIKA
Herpes simpleks
Lesi paling khas adalah ulkus
Herpes Zoster
Pada kelopak akan terlihat
dendritik. Ini terjadi pada epitel kornea, memiliki pola percabangan khas dengan tepian kabur, memiliki bulbusbulbus terminalis pada ujungnya. Pewarnaan flourescin memudahkan melihat dendrit Ulserasi geografik adalah sebentuk penyakit dendritik menahun yang bentuk lesinya lebih lebar.
vesikel dan infiltrat pada kornea. Vesikel tersebar sesuai dengan dermatom yang dipersarafi Nervus Trigeminus Daerah yang terkena tidak melewati garis median
KERATITIS HERPETIKA
Herpes Simpleks dengan lesi dendritika
HERPES ZOSTER
KERATITIS SUPERFICIAL
Keratitis Numularis = Keratitis Sawahica
Keradangan kornea dengan gambaran infiltral sub epitel berbentuk bulatan seperti mata uang (coin lesion) Organisme penyebabnya diduga virus yang masuk ke dalam epitel kornea melalui luka kecil setelah trauma pada mata. Keratitis ini berjalan lambat sering terdapat unilateral pada petani sawah. Tes fluoresin (-) Tes sensibilitas kornea baik (tidak menurun)
KERATITIS NUMULARIS
KERATITIS PROFUNDA
Keratitis lagoftalmus
Keratitis yang terjadi akibat adanya lagoftalmus yaitu keadaan kelopak
mata tidak dapat menutup dengan sempurna sehingga terdapat kekeringan kornea. Lagoftalmus akan mengakibatkan mata terpapar sehingga terjadi trauma pada konjungtiva dan kornea menjadi kering dan terjadi infeksi. Umumnya pada lagoftalmus yang terkena kornea bagian bawah, karena secara refleks, pada waktu tidur bola mata bergerak ke arah temporal atas, sehingga pada lagoftalmus, bagian bawah kornea tidak terlindung.
KERATITIS LAGOFTALMUS
KERATITIS PROFUNDA
Keratitis neuroparalitik
trigeminus, sehingga terdapat kekeruhan kornea yang tidak sensitif disertai kekeringan kornea. Penyakit ini dapat terjadi akibat herpes zoster, tumor fossa posterior, dan keadaan lain sehingga kornea menjadi anestetis. Uji fluoresin (+), Tes sensibilitas kornea menurun.
KERATITIS PROFUNDA
Keratitis interstisial Disebut juga sebagai keratitis parenkimatosa. Penyebab paling sering adalah Lues kongenital dan sebagian kecil akibat Tbc. 2 Seluruh kornea keruh sehingga iris sukar dilihat. Permukaan kornea seperti permukaan kaca. Terdapat injeksi siliar disertai dengan serbukan pembuluh darah ke dalam sehingga memberikan gambaran merah kusam atau "Salmonpatch" dari Hutchinson.
KERATITIS INTERSTISIAL
KERATITIS PROFUNDA
Keratitis disiformis Keratitis membentuk kekeruhan infiltrat yang bulat atau lonjong di dalam jaringan kornea, terjadi akibat virus herpes simpleks. Sering diduga keratitis disiformis merupakan reaksi alergiterhadap virus herpes simplex pada kornea.
KERATITIS DISIFORMIS
KERATITIS PROFUNDA
Keratitis sklerotikans
menyertai radang pada sklera (skleritis). Perkembangan kekeruhan kornea ini biasanya terjadi akibat proses yang berulang-ulang yang selalu memberikan sisa-sisa baru sehingga defek makin luas bahkan dapat mengenai seluruh kornea.
KERATITIS SKLEROTIKANS
PATOFISIOLOGI
Etiologi
Kornea banyak disuplai oleh serabut saraf t.u N.V. cabang oftalmik dan terstimulasi akibat reaksi radang
Edema kornea
Penglihatan kabur
Lakrimasi
Fotofobia
MANIFESTASI KLINIS
Mata merah
Rasa silau
Merasa kelilipan Berair
DIAGNOSIS
Anamnesis
merupakan dua lesi yang paling umum pada kornea), riwayat penyakit kornea juga bermanfaat, tanyakan gejala untuk membedakan jenis keratitis, tanyakan juga pemakaian obat local
Keluhan utama Tanyakan kepada pasien adanya keluhan seperti nyeri, mata berair, mata merah, silau dan sekret pada mata Riwayat penyakit sekarang Informasi yang dapat diperoleh meliputi informasi mengenai penurunan tajam penglihatan, trauma pada mata, riwayat gejala penyakit mata seperti nyeri meliputi lokasi, durasi, upaya mengurangi dan beratnya, pusing, silau.
Riwayat penyakit dahulu Tanyakan pada pasien riwayat penyakit yang dialami klien seperti diabetes mellitus, hrpes zooster, herpes simpleks
DIAGNOSIS
Pengkajian fisik penglihatan Ketajaman penglihatan Perhatikan Palpebra superior Merah,sakit jikaditekan Palpebra inferior Bengkak, merah, ditekan keluar sekret Kornea Erosi kornea, uji fluoresin positif Infiltrat, tertibunnya sel radang Pannus, terdapat sel radang dengan adanya pembuluh darah yang membentuk tabir kornea Flikten Ulkus Sikatrik
PENATALKSANAAN
Antibiotika: jika infeksi akibat bakteri, infeksi jamur
KOMPLIKASI
Komplikasi yang paling ditakuti dari keratitis adalah
penipisan kornea dan akhirnya perforasi kornea yang dapat mengakibatkan endophtalmitis sampai hilangnya penglihatan (kebutaan).
Gangguan refraksi b. Jaringan parut permanent c. Ulkus kornea d. Perforasi kornea e. Glaukoma sekunder
a.
PROGNOSIS
Keratitis dapat sembuh dengan baik jika ditangani dengan
tepat dan jika tidak diobati dengan baik dapat menimbulkan ulkus yang akan menjadi sikatriks dan dapat mengakibatkan hilang penglihatan selamanya.
Prognosis visual tergantung pada beberapa faktor,
tergantung dari: 1. Virulensi organisme 2. Luas dan lokasi keratitis 3. Hasil vaskularisasi dan atau deposisi kolagen
TERIMA KASIH