12 31
antara manajemen
pegangan untuk merancang jadwal induk produksi. Beberapa fungsi lain perencanan produksi adalah : 1. Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadapa rencana strategis perusahaan 2. Sebagai alat ukur performansi proses perencanaan produksi 3. Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi 4. Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat penyesuaian. 5. Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan rencana startegis 6. Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan Jadwal induik Produksi.
10.2. Tujuan Perencanaan Produksi Tujuan perencanan produiksi adalah: 1. Sebagai langkah awal untuk menentukan aktivitas prduksi yaitu sebagao referensi 2. Sebagai perencanaan masukan lebih rinci dari rencana agregat sumber daya sehingga menjadi item dalam jadwal induk produksi. rencana perencanaansumber perencanaan produksi. 3. Meredam ( stabilisasi fluktuasi permintaan. ) produksi dan tenaga kerja terhadap daya dapat dikembangkan untuk mendukung
Perencanaan Agregat
12 41
10.3. Karakteristik Perencanaan Produksi Agar manajemen harus teras dapat memfokuskan seluruh tingkat produksi tanpa rinci, maka perencanaan produksi dinyatakan
dalam kelompok produk atau famili (agregat). Satuan unit yang dipakai dalam perencanaan produksi bervariasi dari satu pabrik ke pabrik lain.Hal ini bergantung dari jenis produk seperti : ton, liter, kubik, jam mesin atau jam orang.Jika konversi harus satuan menit sudah ditetapkan sebagai ditetapkan maka faktor alat komunikasi dengan
deperatemen lainnya seperti departemen pemasaran dan akuntansi. Satuan unit di atas harus dikonversikan dalam bentuk satuan rupiah. Disamping menjaga faktor konversi diperlukan untuk menterjemahkan perencanaan produksi ke jadwal produksi induk produksi. Perencanaan cukup panjang, produksi 5 mempunyai tahun. waktu ini perencanaan digunakan yang untuk biasanya Rencana
mesin. Proses
akan produk yang direncanakan. Langkah selanjutnya adalah membuat rencana produksinya itu sendiri. Dalam hal ini tidak semua permintaan dari hasil peramalan mungkin bisa diproduksi karena kapasitas produksi yang dimiliki tidak mencukupi. Pada dasarnya perencanaan produksi adalah upaya menjabarkan hasil peramalan menjadi rencana produksi yang layak dilakukan dalam bentuk jadwal rencana produksi. Banyak metode yang dapat dilakukan untuk maksud tersebut, salah satunya adalah perencanaan agregat yang akan dijelaskan pada buku ini.
perencanaan produksi
dapat dilakukan
keluaran
produksi tidak dinyatakan dalam tiap jenis produk (inidividual produk). Pengertian dapat dijelaskan dengan pada gambar 10.1. dibawah ini sebagai berikut :
Perencanaan Agregat
12 51
individual product cat tembok merah, dll cat kayu putih, dll cat besi hitam, dll baja rol baja coil baja sheet
ton baja
Jadi di dalam perencanaan agregat, tidak dihasilkan rencana dalam bentuk individual produk melainkan ini dalam betuk agregat produk. Penggunaan satuan agregat keuntungan dilakukan mengingat keuntungan
a. Kemudahan dalam pengolahan data Dengan menggunakan satuan agregat maka pengolahan data tidak dilakukan untuk setiap individual produk. Keuntungan ini akan semakin terasa jika pabrik tempat perencanaan dilakukan memproduksi banyak jenis produk. b. Ketelitian hasil yang didapatkan Dengan semakin baik. c. Kemudahan untuk melihat dan memahami mekanisme sistem produksi yang terjadi dalam implementasi rencana. hanya mengolah satu jenis data produk yang maka canggih kemungkinan untuk menerapkan metode
gabungan (mixed strategy), merupakan gabungan perubahan dua atau lebih strategi murni sehingga diperoleh perencanaan produksi fleksibel. Seandainya datangnya permintaan dari konsumen bersifat rutin dan dapat waktunya diketahui dengan pasti baik besarnya maupun maka perencanaan produksi tidak diperlukan lagi. Namun perusahaan harus menemukan tersebut sehingga ekonomis
pola permintaan ini tidak dapat ditentukan dengan berproduksi agar fluktuasi tentu saja dengan cara yang mencari keuntungan permintaan
perencanaan agregat, tidak dihasilkan rencana dalam bentuk individual produk melainkan dalam betuk agregat produk. Penggunaan satuan agregat ini dilakukan mengingat keuntungan keuntungan diperoleh antara lain : a. Kemudahan dalam pengolahan data Dengan menggunakan satuan agregat maka pengolahan data tidak dilakukan untuk setiap individual produk. Keuntungan ini akan semakin terasa jika pabrik tempat perencanaan dilakukan memproduksi banyak jenis produk. b. Ketelitian hasil yang didapatkan Dengan semakin baik. c. Kemudahan Secara garis untuk melihat dan memahami besar terdapat tiga strategi mekanisme murni sistem produksi yang terjadi dalam implementasi rencana. yang dapat dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan ini, yaitu : 1. Melakukan yang pengaturan setiap saat atas jumlah tenaga kerja tenaga kerja baru bila sebagian tenaga hanya besar mengolah satu jenis data produk yang maka canggih kemungkinan untuk menerapkan metode yang dapat
dipergunakan
permintaan meningkat dan memberhentikan kerja bila permintaan menurun. 2. tetap mempertahankan
adalah kecepatan produksi, misalnya jika permintaan meningkat kecepatan produksi ditingkatkan misalkan dengan mengadakan jam lembur.
3.
tetap
mempertahankan
baik
jumlah
tenaga
kerja
maupun
fluktuasi permintaan
Masing-masing strategi akan memberikan konsekuensi ongkos. Dalam kenyataannya sehingga mengandalkan pada strategi yang tersebut secara murni ketiga seringkali menimbulkan strategi strategi tersebut. 10.4.1.1. Strategi Perencanaan Murni (Pure Strategy) Dikatakan Agregat Secara ongkos masih tidak ekonomis
suatu variabel sehingga terjadi perubahan laju produksi. Beberapa strategi murni yaitu: a.
Mengendalikan
demand ).
jumlah persediaan.
produksi
Persediaan
dapat (
dibawah
permintaan
Mengendalikan
melakukan atau diinginkan. mengurangi
jumlah
tenaga lain
tenaga
tenaga dapat
kerja.
Manajer
dapat
kerja
dengan
menambah dengan
melakukan jam lembur. c. Subkontrak. Subkontrak dapat dilakukan untuk menaikkan kapasitas perusahaan pada saat perusahaan sibuk sehingga permintaan dapat dipenuhi. d.
Mempengaruhi
demand.
Karena
perubahan
merupakan faktor utama dalam masalah perencanaan agregat, maka pihak manajemen dapat melakukan mempengaruhi pola permintaan tindakan, itu sendiri. yaitu Sebagai
PT.TELKOM memberi potongan jasa pulsa telpon pada malam hari, potongan harga supermarket pada 10 hari pertama awal bulan, dll.
Agregat
Secara
Setiap pure strategy akan melibatkan biaya yang besar dan sering pure strategy menjadi tidak layak, oleh karena itu kombinasi dari pure
strategy ini
menjadi mixed strategy lebih sering digunakan Ketika suatu perusahaan mempertimbangkan yang kemungkinan dari pencampuran strategi yang bervariasi dengan tidak terbatasnya rasio untuk melakukan strategi dan
tantangan yang sedang dihadapinya. Bagian pengendalian produksi beberapa kebijakasanaan perubahan Karena masalah yang kompleks dan prosedur
bagian pemasaran harus menghasilkan master schedule yang mencakup pengoperasian. ini , maka dalam pengendalian
aturan
Pengambilan
production
level
merupakan
jumlah yang sangat besar. Dengan menentukan decision rules, manager pengendalian produksi dan manager pengoperasian aturan mainnya. Setelah penerapan beberapa terhadap untuk menyelesaikan mengurangi mingguan pengoptimal perubahan dapat diambil kebijaksanaan masalah
10.5.1. Ongkos ongkos Ongkos Upah Normal dan Ongkos Lembur (Normal and Overtime Cost)
A. Perbandingan antara ongkos produksi dan tingkat produksi adalah merupakan suatu perbandingan kurva garis lurus (10.2.).Kenaikan yang tiba tiba mungkin fulltime. Ongkos ini jumlah pekerja. 10.2, berikut : disebabkan akan oleh adanya penambahan sesuai dengan peralatan yang baru. Ongkos produksi regular time diasumsikan untuk para pekerja meningkat bertambahnnya Adapun grafik ongkos ini dapat dilihat pada gambar
menentukan sosial
berapa
faktor biaya ,antara lain mempertahankan jumlah tenaga kerja yang ,pendapat biaya pelatihan. Dengan memasukkan faktor
faktor ini biaya tenaga kerja akan menjadi konstan, seperti terlihat pada gambar IV.3, dibawah ini :
Gambar 10.3. Ongkos Tenaga Kerja Bentuk kurva dan ongkos waktu lembur (overtime) tetap minimum, pada optimum . Biaya saat fasilitas dioperasikan pada dari jumlah level yang
tenaga kerja dapat dilihat pada gambar 10.4. Biaya ini dijaga agar akan meningkat jika perusahaan beroperasi pada
kapasitas yang rendah. Dengan peningkatan permintaan, maka produksi akan semakin terjadwal.
Perencanaan Agregat
13 01
Kapasita s dibawah
Ongkos produksi
Laju Produksi
Gambar 10.4. Ongkos waktu lembur dan tunda B. Ongkos Perubahan Kecepatan Produksi. Biaya akibat perubahan tingkat produksi bisa disebabkan oleh jumlah tenaga kerja perubahan biaya, pemberhentian dan perekrutan tenaga kerja, dapat dilihat gambar 10.5. di halaman sebelah sebagai berikut :
Perubahan Ongkos
Kecepatan Produksi
Dengan
bertambahnya
jumlah
tenaga
kerja,
biaya
biaya
yang dikeluarkan antara lain : Ongkos rekrut, ongkos pelatihan, yang menyebabkan turunnya produktivitas selama periode tertentu. Begitu juga dengan pemberhentian tenaga kerja. Biaya peningkatan produksi dan penurunan tingkat produksi adalah berbeda.
C.
Ongkos Persediaan, Permintaan /Kekurangan Pesanan. Tingkat persediaan agregat yang optimum, merupakan pendekatan
dari jumlah rata rata safety stock dan dari optimum batch size, yang ditentukan dari tiap item, seperti yang terlihat pada gambar IV.6, dibawah ini :
Safety Stock
Periode
Gambar 10.6. Tingkat Inventori Agregat Total ongkos selama periode yaitu : Ci = I1r + I2r + I3r +. . .+ Inr = r Ii
Ongkos persediaan berkisar antara 5% sampai 90% dari harga item tersebut. Total ongkos persediaan adalah merupakan jumlah dari ongkos persediaan semua item. Biaya backorder yang sama. membuka dan lost sales merupakan masalah keuangan semua biaya pada Jika sering terjadi lost sales, maka keadaan ini akan
produksi meningkat . Biaya lost sales sangat sulit diperkirakan. Dari angka peramalan permintaan, biaya inventory,back gambar 10.7. pada halaman sebelah sebagai berikut : order, digambarkan
Ongko s
Inventori Optimal
D.
Ongkos Subkontrak. Alternatif lain untuk merubah tingkat produksi dan persediaan, sebuah perusahaan bisa memilih subkontrak untuk memenuhi permintaan. Subkontrak bisa juga tidak menguntungkan, biaya yang Selain lebih besar itu subkontrak karena akan akan akan sulit membuka dijalankan, menyebabkan karena mudah. dan juga
peluang kompetitor.
yang on time
pendekatan
progamma linier aturan HMMS (Linier Decision Rule) search Decision Rule, dll pendekatan
b. Dengan Heuristik :
metode grafik metode koefisien manajemen metode parametric, dll semua metode yang ada akan menghasilkan kecepatan
Tidak semua metode ini akan dijelaskan pada buku ini Namun pada prinsipnya produksi pada periode perencanaan yang dibuat, jumlah tenaga kerja
yang dilakukan
adalah
1. Gambarkan histogram permintaan dan tentukan kecepatan produksi (Pt) rata-rata yang diperlukan untuk memenuhi permintaan. 2. Gambarkan grafik permintaan kumulatif terhadap waktu serta grafik permintaan rata-rata kumulatif terhadap waktu. Identifikasikan periode periode tempat terjadinya kekurangan yang akan barang (back untuk order) dan periode-periode adanya kelebihan barang (inventory). 3. Tentukan strategi menanggulangi digunakan
kekurangan dan kelebihan barang tersebut. 4. Hitung ongkos yang ditimbulkan oleh setiap strategi dan pilih yang memberikan ongkos terkecil. Contoh berikut ini akan memberikan gambaran metode grafis ini. Perusahaan ABC telah meramalkan permintaan akan produknya secara agregat yang dapat diliihat pada Tabel 10.1, sebagai berikut :
Tabel 10.1. Permintaan akan Produk Secara Agregat Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 Permintaan 220 170 400 600 380 200 130 300 Kumulatif Permintaan 220 39-0 790 1390 1770 1970 2100 2400
P e ri o de (q ua rte rs)
2500 Kumulatif Permintaan 2000 1500 1000 500 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Periode Persediaan Backorder Permintaan aktual Permintaa n rata-rata
Histogram
bagaimana permintaan menyimpang dari rata-rata kebutuhan. Dengan menggunakan strategi murni beberapa alternatif yang dapat dilakukan yaitu : 1. Alternatif 1 : Mengendalikan jumlah tenaga kerja Alternatif sama ini melibatkan sesuai penambahan dan pengurangan Laju produksi jumlah akan tenaga kerja dengan kebutuhan.
Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 Total
Biaya total 500 23000 20000 33000 27000 10500 17000 138000
2.
Alternatif 2: Mengendalikan jumlah persediaan Jika perusahaan tidak ingin melakukan perubahan jumlah tenaga kerja, maka strategi yang dapat dilakukan yaitu memproduksi dengan laju rata- rata permintaan dan berdasarkan perhitungan sebesar 270 unit di fluktuasi permintaan dipenuhi kekurangan maksimum adanya ini dipenuhi
menggunakan persediaan. Rencana ini dihitung pada tabel 3 dan bawah, terjadi pada periode 5. Karena
ketidakpastian dalam peramalan maka kekurangan mulai dari periode pertama. Biaya rencana total Rp.96.500,-, IV.3) (lihat tabel Tabel 10.3.
Period Perminta e an 1 220 2 170 3 400 4 600 5 380 6 200 7 130 8 300 Total Kumulati Kecepat Kumulat Persedia f an if an Perminta Produks Produks 220 300 300 80 390 300 600 210 790 300 900 110 1390 300 1200 -190 1770 300 1500 -270 1970 300 1800 -170 2100 300 2100 0 2400 300 2400 0
Penyesuai Biaya an Persediaa Persediaa n 350 17500 480 24000 380 19000 80 4000 0 0 100 5000 270 13500 270 13500 96500
3.
Alternatif 3: Subkontrak Perusahaan menginginkan memproduksi sejumlah permintaan minimum dan sisa permintaan dipenuhi dengan subkontrak.Biaya rencana total Rp.108.000,- dihitung pada tabel 10.4. Tabel 10.4. Periode Permintaa n 1 220 2 170 3 400 4 600 5 380 6 200 7 130 8 300 Total Kecepatan Produksi 130 130 130 130 130 130 130 130 Subkontra k 90 40 270 470 250 70 0 170 Biaya Total 7200 3200 21600 37600 20000 5600 0 13600 108300
4.
Alternatif 4 : Strategi Hibrid Strategi hibrid dilakukan dengan menggabungkan beberapa strategimurni dengan kebijaksanaan sebagai berikut : 1. Laju produksi konstan sebesar 200 unit/3 bulan dan dimungkinkan untuk melakukan lembur sebesar 25 % jika permintaan melebihi laju produksi. 2. Jika dengan lembur belum terpenuhi, penambahan-pengurangan tenaga kerja akan dilakukan. Perhitungan setiap langkah kebijaksanaan diatas dapat dilhat
Tabel 10.5.
Produksi jam Period Permintaan normal e 1 2 3 4 5 6 7 8 Total 220 170 400 600 380 200 130 300 200 200 200 200 200 200 200 200 Kebutuhan Kebutuhan Biaya tambahan Produksi setealah Biaya Biaya perubahan Total setelah jam jam Biaya persediaan lembur tenaga jam lembur normal + kerja normal lembur 20 50 -30 1500 1000 0 2500 -30 -30 3000 0 0 3000 200 150 0 1000 9000 10000 50 400 50 350 0 1000 26000 27000 180 50 130 0 1000 33000 34000 0 0 0 19500 19500 -70 -70 3500 0 0 3500 100 50 1000 1000 0 2000 50 101500
Tabel 10.5, biaya rencana total Rp ternyata strategi tidak sebagai lebih tenaga murni memberi pegangan murah kerja. masih solusi untuk pengurangan grafik
dilakukan melakukan
subkontrak kombinasi
penambahan
dilakukan. Walaupun
sangat membentuk
Metode transportasi digunakan untuk model program linier. Berikut ini akan dibahas suatu kasus menggunakan model transportasi dengan data-data :
Permintaan Periode
Permintaan
Kapasitas Periode 1 2 3 4 Persediaan awal unit Persediaan 150unit Biaya Rp jam 125/ akhir
1 500
Jam Normal 700 800 900 500 : 100 yang :
2 800
3 1700
Jam Lembur 250 250 250 250
4 900
Subkontrak 500 500 500 500
diinginkan Rp
normal unit
100/unit Biaya jam lembur : Biaya : masalah Rp menggunakan produksi metode biaya transportasi total Rp Subkontrak: Rp 150/unit Biaya Persediaan 20/unit/periode Penyelesaian menghasilkan
perencanaan
dengan
Tabel 10.6.
Tujuan Sumber Bulan Persediaan RT 1 OT SK RT 2 OT SK RT 3 OT SK RT 4 OT SK 1 0 2 20 120 Bulan 3 40 140 4 60 160 185 150 140 165 150 120 145 150 100 Kapasitas Tidak Ter pakai 100 Kapasitas Tersedia
100 400
125 150 145 150 100
300
165 150 120 145
250 500 500 500 200 1950 6000 1250 1650 1550 1450
800
125 150
250
150 100
900
125
250
150
500
125
250
150
Permintaan
Keterangan :
500
800
1700
300 1050
1. Total Cost : 400 (100) + 300 (140) + 800 (100) + 250 (145) + 900 (100) + 250 (125) + 500 (100) + 350 (125) 2. Yang diproduksi adalah :
Periode 1 2 3 4
Sistem produksi tidak Back Order seghingga kebutuhan pada periode I tidak mungkin dipenuhi oleh periode 2. Jadwal Produksi induksinya adalah : Kwartal I 700 unit
II 1050 unit III 1150 unit IV unit 10.6.3. Perencanaan Agregat dengan Metode Programma Linier Metode transportasi melakukan perhitungan dengan variabel yang relatif kecil.Jika variabel penambahan pengurangan tenaga kerja dilibatkan, maka model transportasi akan menggunakan biaya denda ( penalty cost ) akibat aktifitas programma eksplisit. linier, Programma linier tersebut. memberi Dengan dapat menggunakan dihitung secara biaya-biaya tersebut 1250
biaya total minimum. Asumsi yang digunakan untuk meggunakan model ini yaitu : 1. 2. Laju permintaan ( demand rate ) Dt diketahui dan diasumsikan deterministik Biaya produksi pada jam kerja normal linier dan asumsikan biaya produksi normal,biaya secara 3. 4. 5. C3>C2>C1 Biaya perubahan biaya produksi berfungsi linier. Batas atas dan batas bawah mempresentasikan ketersediaan kapasitas produksi dan tempat penyimpanan Biaya yang timbul berkaitan dengan adanya persediaan/backlog Dalam model ini diasumsikan bahwa yang menjadi fungsi tujuan adalah minimisasi Minimisasi : biaya produksi, penambahan-pengurangan tenaga kerja, lembur menganggur dan persediaan. produksi lembur dan biaya subkontrak berturut memiliki besaran
C = r Pt + h At + f Rt + v Ot + c It
t =1 t =1 t =1 t =1 t =1
Dengan kendala :
Perencanaan Agregat
14 01
Pt Mt
Ot Yt
; t= 1,2,...,k ; t=1,2,..,k
It = I t 1 + Pt + Ot Dt ; t=1,2,...k At Pt Pt 1 Rt Pt 1 Pt
Dimana : t,v = biaya produksi/ unit secara berturut-turut untuk jam normal = berturut biaya penambahan dan pengurangan tenaga Pt,Ot = jumlah unit yang diproduksi berturut untuk jam normal dan lembur h,f produksi c Dt = biaya penyimpanan/unit = ramalan permintaan Kendala kesatu dan kedua merupakan kemampuan produksi kerja/ unit At,Rt = berturut jumlah kenaikan dan penurunan unit ; t=1,2,...,k ; t= 1,2,...,k
maksimum pada jam kerja normal (Pt) dan jam kerja lembur (Ot) tidak melebihi kapasitas (Mt & Yt) .Kendala ketiga menggambarkan hubungan persediaan.Kendala keemapt atau menurun. Berikut ini contoh perencanaan produksi menggunakan program linier : D1 D2 D3 v h r Y1 Y3 =200 unit = 50 unit =75 unit = Rp75/unit = Rp 30/unit = Rp 10/unit = 30 = 20 M1 M2 M3 c f P0 Y2 I0 = 180 = 120 = 120 = Rp 5/unit = Rp 10/unit = = 150 20 =0 dan kelima menunjukkan hubungan penambahan dan pengurangan tenaga kerja jika laju produksi meningkat
P1 180 P2 120
O1 30 O2 20
P1 + 01 I1 = 30 P2 + O2 + I1 I 2 = 50
P3 120 P1 A1 150 P 2 + P3 A3 0
O3 20 P1 + P 2 A 2 0 P1 + R1 150
P3 + O3 + I 2 I 3 = 75
P1 + P 2 + R 2 0
P1 + P3 + R 3 0
Solusi permasalahan diatas sebagai berikut: P1 P2 P3 R1 = = = = 170 62.5 62.5 0 O1 O2 O3 R2 = = = = 30 0 0 107,5 I1 I2 I3 R3 = = = = 30 12.5 0 0 A1 A2 A3 = 20 =0 =0
RP
5137,5