Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN Ny.

S DIAGNOSIS MEDIS GAGAL JANTUNG DI RUANG ALAMANDA (JANTUNG) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN BANJARMASIN

OLEH: BADRIANSYAH NPM: 712002 S 06073 R

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang


WHO (2002): penderita gagal jantung mencapai 22 juta pasien American Heart Association Society (2003): di AS 4,8 juta penderita gagal jantung, setiap tahun bertambah 550 ribu dan menyebabkan kematian 290 ribu orang Di Eropa 1,3 kasus/1000 penduduk/tahun yang berusia 25 tahun. Kasus ini meningkat 11,6 kasus/1000 penduduk/tahun pada manula dengan usia 85 tahun ke atas Data dari www.harianterbit.com (2008): sekitar 4,3 juta orang Indonesia menderita gagal jantung RSUD Ulin Banjarmasin Instalasi Rawat Inap Non Bedah (2008) di Ruang Alamanda (Jantung) terdapat 386 kasus jumlah kasus terbanyak.

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Teoritis Gagal Jantung 1. Struktur Jantung

2. Pengertian

Gagal jantung adalah keadaan patofisiologis ketika jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. Ciri-ciri penting dari definisi ini adalah (1) gagal didefinisikan relatif terhadap kebutuhan metabolik tubuh, dan (2) penekanan arti gagal ditujukan pada fungsi pompa jantung secara keseluruhan (Price dan Wilson, 632 : 2006)

3. Etiologi
Menurut Long (579 : 1996), yaitu: a. Kerusakan pada otot jantung/ kontraktilitas b. Ventrikular overload/ terlalu banyak pengisian ventrikel; Volume overload dan overload tekanan c. Keterbatasan pengisian sistolik ventrikel d. Perikarditis konstriktif atau kardiomiopati, atau aritmia kecepatan yang tinggi, tamponed, mitral stenosis.

4. Tanda dan Gejala

Manifestasi klinis gagal jantung menurut Brunner dan Suddarth (807-808 : 2002), yaitu: a. Gagal jantung kiri: Dispnea, ortopnea dan paroksismal nokturnal dispnea (PND), mudah lelah, batuk, kegelisahan dan kecemasan b. Gagal jantung kanan: Anoreksia dan mual, edema, hepatomegali dan asites, nokturial, Lemah

5. Patofisiologi
Kelainan Kardiovaskular

Beban akhir

Beban awal

Beban awal

Gangguan kontraktilitas

GAGAL JANTUNG

Respon kompensasorik: -Peningkatan adrenergik simpatik - Peningkatan beban awal melalui sistem renin angiotensin aldosteron - Hipertrofi ventrikel

6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Engram (457 : 1999) dan Brunner dan Suddarth (741-745 : 2002) yaitu: a. Foto toraks b. Elektrokardiografi (EKG) c. Enzim jantung d. Kimia darah e. Ekokardiografi

6. Penatalaksanaan Medis
Menurut Mansjoer (435-437 : 2000) yaitu: a. Meningkatkan oksigenasi dan menurunkan konsumsi O2 b. Memperbaiki kontraktilitas otot jantung; c. Menurunkan beban jantung;

BAB III HASIL ASKEP A. Gambaran Kasus


Klien bernama: Ny. S, 73 tahun, perempuan, pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Jl. 9 Oktober RT.10 Banjarmasin, Islam, suku Banjar, No. RMK 421080, masuk RS tgl 30 Juni 2009 pukul 11.20, tgl pengkajian 30 Juni 2009 pukul 16.00 di Ruang Alamanda (Jantung) RSUD Ulin Banjarmasin, diagnosis medis Gagal Jantung Keluhan utama: saat masuk RS adalah sesak nafas, batuk, dan kaki bengkak.

Lanjutan gambaran kasus..


RPS: 10 hari sebelum MRS sehabis makan tiba-tiba klien mengeluh nyeri ulu hati dan sesak nafas, beberapa jam kemudian nyeri dan sesak nafasnya hilang setelah beristirahat. Sekitar 5 hari kemudian mulai mengeluh sesak nafas lagi, batuk kering, klien juga mengeluh nafsu makan berkurang, kaki bengkak sehingga tidak dapat beraktivitas seperti biasanya , klien hanya duduk dan berbaring saja untuk mengurangi keluhannya. Semakin hari sesak nafas klien bertambah terutama saat banyak beraktivitas dan pada malam hari. Klien juga mulai merasa nyeri saat batuk dan saat ditekan disekitar batas dada dan perut kiri. Oleh keluarga klien dibawa ke Poliklinik Jantung RSUD Ulin Banjarmasin tgl 30 Juni 2009, oleh Dokter klien di diagnosis Gagal Jantung dan dianjurkan rawat inap hari itu juga.

Lanjutan gambaran kasus..


RPD: 5 tahun terakhir ini klien menderita penyakit jantung dan diabetes, klien pernah dirawat di RSU Islam dan RSUD Ulin Banjarmasin dengan penyakit jantung beberapa kali, 15 hari yang lalu klien baru keluar dari RSUD Ulin Banjarmasin dengan penyakit yang sama. Klien tidak menderita penyakit, asma, ataupun tuberkulosis. RPK: tidak ada yang menderita penyakit seperti yang dialami klien, tidak ada keluarga yang menderita penyakit TB, Hipertensi atau diabetes.

Lanjutan gambaran kasus.. Keadaan umum klien tampak lemah, kesadaran composmentis, dengan GCS: E4V5M6,tanda-tanda vital: tekanan darah 90/80 mmHg, frekuensi nadi 115 x/menit reguler, respirasi 32 x/menit reguler, suhu tubuh 35.7OC peraksila. Data antropometrik: berat badan (BB) 47 kg, tinggi badan (TB) 160 cm.

B. Data Fokus
Data Subjektif: Klien mengatakan nyeri saat batuk dan saat ditekan disekitar perbatasan dada dan perut kiri dengan skala nyeri sedang (2), Klien mengatakan tidak tahan berdiri lama, banyak atau terlalu lama beraktivitas seperti ke WC sendiri akibat bengkak di kaki dan bisa sesak nafas. Dalam beraktivitas klien perlu dibantu keluarga dan diawasi, dengan skala aktivitas 3 (Memerlukan bantuan atau beberapa pengawasan). Klien mengatakan saat malam hari sering terbangun karena batuk dan tiba-tiba bisa sesak nafas. Klien mengatakan sejak beberapa hari ini tidak nafsu makan. Klien mengatakan tidak dapat menghabiskan makanan yang disediakan RS, klien hanya dapat menghabiskan 2-3 sendok makan dari porsi yang disediakan RS

Lanjutan data fokus..


Data Objektif: Inspeksi: klien tampak lemah, edema pada punggung kaki sinistra dan dekstra, konjungtiva pucat, klien tampak sesak, tampak pernafasan cuping hidung, menggunakan otot bantu nafas abdomen, tampak retraksi iga, klien tampak memegang dada bawah sinistra batas iga dan abdomen saat batuk, terpasang infus RL 500 cc 10 tetes/menit pada ekstrimitas atas dekstra, klien tampak memegang dada bawah sinistra batas iga abdomen saat batuk, klien terlihat lebih banyak berbaring di tempat tidur dengan posisi semifowler, klien menggunakan kateter menetap untuk buang air kecil dengan warna urine kuning pekat, jumlah urine 500 cc

Lanjutan data fokus..


Palpasi: Nyeri saat ditekan disekitar dada bawah sinistra batas iga dan abdomen, PMI melebar kekiri 3 jari, pitting edema punggung kaki derajat 3 mm, akral teraba dingin, suhu tubuh 35.7OC peraksila, frekuensi nadi 115 x/menit reguler, respirasi terhitung 32 x/menit reguler Perkusi: Pekak pada batas jantung ICS II sampai dengan ICS VI, Auskultasi: Terdangar bising usus lambat 10 x/menit, tekanan darah 90/60 mmHg, terdengar bunyi nafas tambahan ronki, terdengar batuk kering

C. Diagnosis Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokard jantung (Doenges, 55 : 2000) 2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengembangan paru tidak optimal (Muttaqin, 231 : 2009) 3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju filterasi glumelurus, meningkatnya produksi ADH, retensi natrium/ air (Doenges, 59 : 2000) 4. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan masukan, anoreksia (Muttaqin, 237 : 2009) 5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen oleh miokard ke jaringan (Doenges, 58 : 2000)

Bab IV Penutup Simpulan


Diagnosisi keperawatan yang muncul antara lain: Penurunan curah jantung b.d perubahan kontraktilitas miokard jantung, dan pola nafas tidak efektif b.d pengembangan paru tidak optimal, setelah diberikan perawatan masalah tidak teratasi hingga akhir perawatan Kelebihan volume cairan b.d menurunnya laju menurunnya laju filterasi glumelurus, meningkatnya produksi ADH, retensi natrium/ air, dan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan masukan, anoreksia, teratasi dalam 5 hari perawatan.

Lanjutan simpulan..

Diagnosis keperawatan intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen oleh miokard ke jaringan, teratasi dalam 4 hari perawatan.
Selama proses keperawatan ada beberapa intervensi yang tidak dapat dilaksanakan secara maksimal dikarenakan kendala waktu, keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki penulis

Anda mungkin juga menyukai