S DIAGNOSIS MEDIS GAGAL JANTUNG DI RUANG ALAMANDA (JANTUNG) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN BANJARMASIN
2. Pengertian
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologis ketika jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. Ciri-ciri penting dari definisi ini adalah (1) gagal didefinisikan relatif terhadap kebutuhan metabolik tubuh, dan (2) penekanan arti gagal ditujukan pada fungsi pompa jantung secara keseluruhan (Price dan Wilson, 632 : 2006)
3. Etiologi
Menurut Long (579 : 1996), yaitu: a. Kerusakan pada otot jantung/ kontraktilitas b. Ventrikular overload/ terlalu banyak pengisian ventrikel; Volume overload dan overload tekanan c. Keterbatasan pengisian sistolik ventrikel d. Perikarditis konstriktif atau kardiomiopati, atau aritmia kecepatan yang tinggi, tamponed, mitral stenosis.
Manifestasi klinis gagal jantung menurut Brunner dan Suddarth (807-808 : 2002), yaitu: a. Gagal jantung kiri: Dispnea, ortopnea dan paroksismal nokturnal dispnea (PND), mudah lelah, batuk, kegelisahan dan kecemasan b. Gagal jantung kanan: Anoreksia dan mual, edema, hepatomegali dan asites, nokturial, Lemah
5. Patofisiologi
Kelainan Kardiovaskular
Beban akhir
Beban awal
Beban awal
Gangguan kontraktilitas
GAGAL JANTUNG
Respon kompensasorik: -Peningkatan adrenergik simpatik - Peningkatan beban awal melalui sistem renin angiotensin aldosteron - Hipertrofi ventrikel
6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Engram (457 : 1999) dan Brunner dan Suddarth (741-745 : 2002) yaitu: a. Foto toraks b. Elektrokardiografi (EKG) c. Enzim jantung d. Kimia darah e. Ekokardiografi
6. Penatalaksanaan Medis
Menurut Mansjoer (435-437 : 2000) yaitu: a. Meningkatkan oksigenasi dan menurunkan konsumsi O2 b. Memperbaiki kontraktilitas otot jantung; c. Menurunkan beban jantung;
Lanjutan gambaran kasus.. Keadaan umum klien tampak lemah, kesadaran composmentis, dengan GCS: E4V5M6,tanda-tanda vital: tekanan darah 90/80 mmHg, frekuensi nadi 115 x/menit reguler, respirasi 32 x/menit reguler, suhu tubuh 35.7OC peraksila. Data antropometrik: berat badan (BB) 47 kg, tinggi badan (TB) 160 cm.
B. Data Fokus
Data Subjektif: Klien mengatakan nyeri saat batuk dan saat ditekan disekitar perbatasan dada dan perut kiri dengan skala nyeri sedang (2), Klien mengatakan tidak tahan berdiri lama, banyak atau terlalu lama beraktivitas seperti ke WC sendiri akibat bengkak di kaki dan bisa sesak nafas. Dalam beraktivitas klien perlu dibantu keluarga dan diawasi, dengan skala aktivitas 3 (Memerlukan bantuan atau beberapa pengawasan). Klien mengatakan saat malam hari sering terbangun karena batuk dan tiba-tiba bisa sesak nafas. Klien mengatakan sejak beberapa hari ini tidak nafsu makan. Klien mengatakan tidak dapat menghabiskan makanan yang disediakan RS, klien hanya dapat menghabiskan 2-3 sendok makan dari porsi yang disediakan RS
C. Diagnosis Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokard jantung (Doenges, 55 : 2000) 2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengembangan paru tidak optimal (Muttaqin, 231 : 2009) 3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju filterasi glumelurus, meningkatnya produksi ADH, retensi natrium/ air (Doenges, 59 : 2000) 4. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan masukan, anoreksia (Muttaqin, 237 : 2009) 5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen oleh miokard ke jaringan (Doenges, 58 : 2000)
Lanjutan simpulan..
Diagnosis keperawatan intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen oleh miokard ke jaringan, teratasi dalam 4 hari perawatan.
Selama proses keperawatan ada beberapa intervensi yang tidak dapat dilaksanakan secara maksimal dikarenakan kendala waktu, keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki penulis