Anda di halaman 1dari 17

1.

Diagnosa Keperawatan Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pembatasan jalan nafas, kelelahan otot pernafasan, 1. peningkatan produksi 2. mukus atau spasme bronkus. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Tujuan Klien mampu menunjukkan perbaikan oksigenasi. Kriteria hasil Gas arteri dalam batas normal Warna kulit perifer membaik (tidak cianosis) RR : 12 24 x /menit Bunyi nafas bersih Batuk (-) Ketidaknyamanan dada () Nadi 60 100 x/menit Dyspnea ()

1. 2. 3. 4.

Rencana tindakan Observasi status pernafasan, hasil gas 1. darah arteri, nadi dan nilai oksimetri Awasi perkembangan membran mukosa / kulit (warna) 2. Observasi tanda vital dan status kesdaran. 3. Evaluasi toleransi aktivitas dan batasi aktivitas klien 4. Berikan oksigenasi yang telah dilembabkan 5. Pertahankan posisi fowler dengan tangan abduksi dan disokong dengan6. bantal atau duduk condong ke depan dengan ditahan meja. Kolaborasi untuk Berikan obat yang telah diresepkan Berikan obat depresan saraf dengan 7. hati-hati (sedatif/narkotik). Kaji kemampuan klien untuk 1. memobilisasi sekresi, jika tidak mampu : Ajarkan metode batuk terkontrol Gunakan suction (jika perlu untuk mengeluarkan sekret) Lakukan fisioterapi dada Secara rutin tiap 8 jam lakukan auskultasi dada untuk mengetahui 2. kualitas suara nafas dan kemajuannya. Berikan obat sesuai dengan resep; mukolitik, ekspektorans

Rasional Memantau perkembangan kegawatan pernafasan Gangguan Oksigenasi perifer tampak cianosis Menentukan status pernafasan dan kesadaran Mengurangi penggunaan energi berlebihan yang membutuhkan banyak Okigen Memenuhi kebutuhan oksiegen Meningkatkan kebebasan suplay oksiegn

5. 6.

7. a. b.

2.

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan batuk, peningkatan produksi 1. mukus/peningkatan sekresi lendir 2.

Klien dapat mening-katkan bersihan jalan nafas Kriteria hasil Mampu mendemonstrasikan batuk terkontrol Intake cairan adekuat

1.

a. b. c. 2.

Obat depresan akan mendepresi system pernafasan dan menyebabkan gagal nafas Memantau tingkat kepatenan jalan nafas dan meningkatkan kemampuan klien merawat diri / membersihkan/membebaskan jalan nafas

Memantau kemajuan bersihan jalan nafas

3.

4. 5. a.

b. c. 3. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakadekuatan intake a. nutrisi sekunder terhadap peningkatan kerja b. pernafasan, kesulitan masukan oral sekunder dari c. anoreksia d. e. f. g. Klien akan menunjukkan kemajuan/peningkatan status nutrisi Kriteria hasil Klien tidak mengalami kehilangan BB lebih lanjut Masukan makanan dan cairan meningkat Urine tidak pekat Output urine meningkat. Membran mukosa lembab Kulit tidak kering Tonus otot membaik 1.

Anjurkan minum kurang lebih 2 liter 3. per hari bila tidak ada kontra indikasi Anjurkan klien mencegah infeksi / 4. stressor Cegah ruangan yang ramai pengunjung atau kontak dengan 5. individu yang menderita influenza Mencegah iritasi : asap rokok Imunisasi : vaksinasi Influensa. Kaji kebiasaan diit. Catat derajat 1. kesulitan makan/masukan. Evaluasi BB 2.

Mengencerkan secret agar mudah dikeluarkan mengencerkan sekert

Menghindarkan bahan iritan yang menyebabkan kerusakan jalan nafas

2.

Berikan perawaatan oral 3.

3. 4.

Hindari makanan penghasil gas dan 4. minuman karbont Sajikan menu dalam keadaan hangat 5. Anjurkan makan sedikit tapi sering 6. Kolaborasi tim nutrisi untuk menentukan diit Kaji tingkat kecemasan yang dialami 1. oleh pasien.

5. 6.

Pasien distress pernafasan sering anoreksia. Dan juga sering mempunyai pola makan yang buruk. Sehingga cenderung Bb menurun kebersihan oral menhilangkan bakteri penumbuh bau mulut dan eningkatkan rangsangan /nafsu makan menimbulkan distensi abdomen dan meningkatkan dispnea Menu hangat mempenga-ruhi relaksasi spingkter / saluran pencrnaan shg respon mual/muntah berkurang menegah perut penuh dan menurunkan resiko mual Menentukan diit yang tepat sesuai perhitungan ahli gizi

4.

Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.

1.

Tujuan : rasa cemas 1. berkurang/hilang. Kriteria Hasil : Klien mengungkapkan bahwa ia tidak cemas.

Untuk menentukan tingkat kecemasan yang dialami pasien sehingga perawat bisa memberikan intervensi yang cepat dan tepat.

2. 3. 4.

Ekspresi wajah rileks. RR : 12 24 X / menit. N : 60 - 100 X / menit

2. 3.

4.

Beri kesempatan pada pasien untuk 2. mengungkapkan rasa cemasnya. Lakukan pendekatan kepada klien dengan tenang dan meyakinkan dan 3. hindari pemberian informasi atau instruksi yang bertele-tele dan terus menerus. Berikan penjelasan yang sederhana dan singkat tentang tujuan intervensi4. dan pemeriksaan diagnostik serta anjurkan kepada klien untuk ikut serta dalam tindakan keperawatan. Berikan keyakinan pada pasien bahwa perawat, dokter, dan tim 5. kesehatan lain selalu berusaha memberikan pertolongan yang terbaik dan seoptimal mungkin. Berikan kesempatan pada keluarga untuk mendampingi pasien secara 6. bergantian. Ciptakan lingkungan yang tenang dan 7. nyaman.

Dapat meringankan beban pikiran pasien. Agar terbina rasa saling percaya antar perawat-pasien sehingga pasien kooperatif dalam tindakan keperawatan. Penjelasan yang sederhana dan singkat tentang tujuan intervensi dan pemeriksaan diagnostik serta anjurkan kepada klien untuk ikut serta dalam tindakan keperawatan dapat mengurangi beban pikiran pasien. Sikap positif dari tim kesehatan akan membantu menurunkan kecemasan yang dirasakan pasien.

5.

6.

7.

Pasien akan merasa lebih tenang bila ada anggota keluarga yang menunggu. Lingkung yang tenang dan nyaman dapat membantu mengurangi rasa cemas pasien.

NO 1.

DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan peningkatan produksi mukus. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

TUJUAN Klien mampu menunjukkan 1. perbaikan oksigenasi. Kriteria hasil 2. Warna kulit perifer membaik (tidak cianosis) 3. RR : 12 24 x /menit Nafas panjang 4. Tidak menggunakan otot bantu pernafasan. Ketidaknyamanan dada () 5. Nadi 60 100 x/menit. 6.

RENCANA TINDAKAN Observasi status pernafasan, hasil gas 1. darah arteri, nadi dan nilai oksimetri. Awasi perkembangan membran mukosa / kulit (warna). 2. Observasi tanda vital dan status kesadaran. 3. Evaluasi toleransi aktivitas dan batasi aktivitas klien. 4.

RASIONAL Memantau perkembangan kegawatan pernafasan. Gangguan Oksigenasi perifer tampak cianosis. Menentukan status pernafasan dan kesadaran. Mengurangi penggunaan energi berlebihan yang membutuhkan banyak Okigen. Memenuhi kebutuhan oksiegen.

7.

2.

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Intake makanan yang kurang.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi 1. dapat terpenuhi Kriteria hasil : 1. Berat badan dan tinggi badan 2. ideal. 2. Pasien mematuhi dietnya. 3.

4.

Berikan oksigenasi yang telah dilembabkan. 5. Pertahankan posisi fowler dengan tangan abduksi dan disokong dengan bantal atau 6. Meningkatkan kebebasan suplay duduk condong ke depan dengan ditahan oksiegn. meja. Kolaborasi untuk pemberian obat yang telah diresepkan. 7. Obat mukolitik dan ekspektoransia akan mengencerkan produksi mukus yang mengental. Kaji status nutrisi dan kebiasaan makan. 1. Untuk mengetahui tentang keadaan dan kebutuhan nutrisi pasien sehingga dapat diberikan tindakan dan pengaturan diet Anjurkan pasien untuk mematuhi diet yang adekuat. yang telah diprogramkan. 2. Kepatuhan terhadap diet dapat mencegah komplikasi terjadinya Timbang berat badan setiap seminggu hipoglikemia/hiperglikemia. sekali. 3. Mengetahui perkembangan berat badan pasien (berat badan merupakan salah sat indikasi untuk menentukan diet). Identifikasi perubahan pola makan. 4. Mengetahui apakah pasien telah melaksanakan program diet yang

5.

Kerja sama dengan tim kesehatan lain untuk pemberian diet Tinggi Kalori dan5. Tinggi Protein.

ditetapkan. Pemberian diet yang sesuai dapat mempercepat proses penyembuhan dan mencegah komplikasi.

3.

Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.

Tujuan : rasa cemas 1. berkurang/hilang. Kriteria Hasil : 1. Pasien dapat mengidentifikasikan sebab 2. kecemasan. 2. Emosi stabil., pasien tenang.3. 3. Istirahat cukup.

Kaji tingkat kecemasan yang dialami 1. oleh pasien.

Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan rasa cemasnya. Gunakan komunikasi terapeutik.

2 3

4 4. Beri informasi yang akurat tentang proses penyakit dan anjurkan pasien untuk ikut serta dalam tindakan keperawatan.

5.

6.

7. 4. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan, dan pengobatan berhubungan Tujuan : Pasien memperoleh1. informasi yang jelas dan benar tentang penyakitnya. Kriteria Hasil :

Berikan keyakinan pada pasien bahwa perawat, dokter, dan tim kesehatan lain selalu berusaha memberikan pertolongan yang terbaik dan seoptimal mungkin. 6 Berikan kesempatan pada keluarga untuk mendampingi pasien secara 7 bergantian. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman. Kaji tingkat pengetahuan 1. pasien/keluarga tentang penyakit paru obstruktif kronik.

Untuk menentukan tingkat kecemasan yang dialami pasien sehingga perawat bisa memberikan intervensi yang cepat dan tepat. Dapat meringankan beban pikiran pasien. Agar terbina rasa saling percaya antar perawat-pasien sehingga pasien kooperatif dalam tindakan keperawatan. Informasi yang akurat tentang penyakitnya dan keikutsertaan pasien dalam melakukan tindakan dapat mengurangi beban pikiran pasien. Sikap positif dari timkesehatan akan membantu menurunkan kecemasan yang dirasakan pasien.

Pasien akan merasa lebih tenang bila ad anggota keluarga yang menunggu. Lingkung yang tenang dan nyaman dapat membantu mengurangi rasa cemas pasien. Untuk memberikan informasi pada pasien/keluarga, perawat perlu mengetahui sejauh mana informasi atau pengetahuan yang diketahui

dengan kurangnya informasi.

1. Pasien mengetahui tentang proses penyakit, diet, 2. perawatan dan pengobatannya dan dapat menjelaskan kembali bila ditanya. 2. Pasien dapat melakukan 3. perawatan diri sendiri berdasarkan pengetahuan yang diperoleh. 4.

Kaji latar belakang pendidikan pasien. 2.

Jelaskan tentang proses penyakit, diet, 3. perawatan dan pengobatan pada pasien dengan bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti. Jelasakan prosedur yang kan dilakukan, manfaatnya bagi pasien dan libatkan 4. pasien didalamnya.

pasien/keluarga. Agar perawat dapat memberikan penjelasan dengan menggunakan katakata dan kalimat yang dapat dimengerti pasien sesuai tingkat pendidikan pasien. Agar informasi dapat diterima dengan mudah dan tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Dengan penjelasdan yang ada dan ikut secra langsung dalam tindakan yang dilakukan, pasien akan lebih kooperatif dan cemasnya berkurang.

Intervensi Keperawatan
Rencana Asuhan keperawatan PPOK.

Diagnose

Tujuan dan Kriteia Hasil

Intervensi

Rasional

Kerusakan pertukaran gas yang Perbaikan b.d ketidaksamaan ventilasi gas.

dalam

pertukaran 1.

Berikan bronkodilator sesuai 1. yang diharuskan :

Bronkodilator

mendilatasi

jalan napas dan membantu edema mukosa

perfusi

Kriteria hasil :

a.

Dapat diberikan per oral, melawan

Mengungkapkan pentingnya intravena, rectal atau dengan bronkial dan spasme muskular. bronkodilator dan inhalasi. Karena efek samping biasa

penggunaanya dalam jadwal b. yang diharuskan.

Berikan bronkodilator oral terjadi pada tindakan ini, dosis atau intravena pada waktu yang obat disesuaikan dengan

Menunjukkan efek samping berselingan dengan tindakan ceramat untik setiap pasien, minimal, mendekati terdapatnya frekuensi normal, disritmia, jantung nebuliser. tidak funsi 2. Evaluasi efektifitas tindakan 2.Mengkombinasikan medikasi sesuai dewngan toleransi dan respons klinisnya.

mental normal.

Melaporkan dispnea.

penurunan nabuliser, inhaler dosis terukur, dengan atau IPPB (Inspiratory Positive bronkodilator biasanya

aerosolized nebulisasi untuk

Menunnjukkan perbaikan Pressure Breathing.) dalam laju aliran ekspirasi. Menggunakan a.

digunakan

Kaji penurunan sesak napas, mengendalikan Pemberian

dan penurunan mengi atau krekles, bronkokonstriksi.

membersihakan peralatan terapi kelonggaran sekresi, penurunan tindakan yang tidak tepat akan sesuai yang di haruskan. b. ansietas. Pastikan bahwa mengurangi keekfetifannya.

tindakan Aerolisasi memudahkan klirens membantu proses memperbaiki

Memperagakan pernapasan diberikan sebelum makan untuk bronkial, diafragmatik dan batuk. Menggubkan menghindari mual dan untuk mengendalikan inflamasi, yang dan

peralatan menghindari keletihan

oksigen dengan tepat ketika c. dibutuhkan. Menunjukkan gas-gas darah arteri yang normal. 3.

menyartai fungsi ventilasi.

aktivitas makan. 3. Teknik ini memperbaiki ventilasi Intruksikan dan berikan dengan membuka jalan napas dorongan pada pernapasan dan membersihkan jalan napas

diagfagmatik dan batuk yang dan membersihkan jalan napas efektif. dari sputum. Pertukaran gas di perbaiki. 4. Oksigen akan memperbaiki hipoksemia,. 4. Diperlukan

Berikan oksigen dengan ovservasi yang cermat terhadap

metoda yang diharuskan. a.

aliran atau presentase yang

Jelaskan pentingnya tindakan diberikan dan efeknya pada ini pada pasien. pasien.jika pasien mengalami CO2 kronis, maka untuk

b.

Evaluasi efektivitas : amati retensi

tanda-tanda hipoksia. Ingat kan ghipoksia dokter jika timbul

dirangsang

gelisah, bernapas. Kelebihan oksigen menekan dan dorongan terjadi

ansietas, somnolen, saianosis, dapat atau takikardi. c. hipoksik

dapat

Analisa gas darah arteri dan kematian. Pasien ini umumnya bandingkan dengan nilai-nilai membutuhkan dasar. Bila fungsi laju aliran

arteri oksigen yang rendah 1 sampai

dilakukan dan sampel darah 2 L/ menit. Gas darah arteri diambil, tekan tempat fungsi periodik dan oksimetri nadi selama 5 menit untuk membantu untuk mengevaluasi keadekuatan oksigenasi.

mencegah perdarahan arteri. d. Lakukan oksimetri nadi untuk memantau saturasi oksigen. e. Jelaskan merokok bahwa tidak pada

dianjurkan

pasien atau pengunjung ketika oksigen digunakan.

Bersihan

jalan

napas

tidak Pencapaian klirens jalan napas 1.

Berikan pasien 6 sampai 1. 8 gelas cairan/ hari

Hidrasi sistemik menjaga tetap lembab dan untuk Cairan harus

efektif b.d bronkokonstriksi, Kriteria hasil : peningkatan produksi lendir,

kecuali sekresi

Mengungkapkan pentingnya terdapat kor pulmonal.

memudahkan pengeluaran.

batuk tidak efektif, dan infeksi untuk minum 6 sampai 8 gelas bronkopulmonal cairan / hari . Memperagakan pernapasan diagfragmatik dan batuk. Melakukan drainase postural dengan tepat. Batuk berkurang. Tidak merokok. Mengungkapkan bahwa 3. 2. 2.

diberikan dengan kewaspadaan jika terdapat gagal jantung sebelah kanan. Teknik ini akan membantu ventilasi dan sekresi sesak

Ajarkan dan berikan dorongan memperbaiki penggunaan teknik pernapasan untuk diagfargmatik dan batuk. tanpa

menghasilkan menyebabkan

napas dan keletihan. Tindakan ini menambahkan

serbuksari,asap,gas, debu, dan suhu yang ekstrem serta 3.

Bantu dalam memberikan air ke dalam percabagngan nebuliser, inhaler bronkial dan pada sputum, menurunkan sehingga evakuasi sekresi. 4. Menggunakan gaya gravitasi membantu sekresi kekentalannya, memudahkan

kelembaban adalah iritan yang tindakan harus dihindari. Mengidentifikasi tanda-tanda infeksi dini. Bebas dari infeksi ( tidak ada demam, tidak ada perubahan 4. dalam sputum,

dosis terukur atau IPPB.

Lakukan drainase postural untuk

mengalami dengan perkusi dan vibrasi membangkitkan

dispnea lebih ringan.

pada pagi hari dan malam hari sehingga sekresi dapat lebih

Mengungkapkan

penting sesuai dengan diharuskan. 5.

mudah dibatukkan atau diisap. Iritan bronkial menyebabkan bronkokonstriksi dan pembentukan kemudian jalan

untuk memberitahukan dokter saat ditemukan tanda-tanda dini infeksi. 5.

Instruksikan pasien untuk meningkatkan yang

Mengungkupkan pentingnya menghindari iritan seperti asap lendir, untuk menjauhi kerumunan rokok, aerosol, suhu

yang mengganggu napas. 6.

klirens

atau individu dengan demam ekstrem, dan asap. pada musim flu. Merencanakan mendiskusikan untuk tentang

Infeksi pernapasan minor yang tidak memberikan pada individu

konsekuensi

vaksinasi flu dan pneunmonia 6.

Ajarkan tentang tanda-tanda dengan paru-paru yang normal infeksi yang harus dapat menyebabkan gangguan bagi individu dengan dini

dengan dokter yang membantu dini mencegah infeksi

dilaporkan pada dokter dengan fatal segera: a. Peningkatan sputum. b. Perubahan dalam warna

emfisema.

Pengenalan

amat penting.

sputum c. Peningkatan kekentalan

sputum. d. Peningkatan napas pendek, 7. rasa sesak di dada, keletihan. e. Peningkatan batuk. Antibiotik diserapkan untuk mungkin mencegah

atau mengatasi infeksi.

8.

Individu

dengan rentan

kondisi terhadap

7. Berikan antibiotik sesuai yang pernapasan diharuskan.

infeksi dan diberikan dorongan untuk melakukan imunisasi.

8. Berikan dorongan pada pasien untuk terdapat melakukan imunisasi dan

influenza

Streptococcus pneumoniae.

Pola pernapasan tidak efektif Perbaikan yang b.d napas pendek lendir, pernapasan bronkokonstriksi, jalan napas dan iritan Kriteria hasil:

dalam

pola 1.

Ajarkan pasien pernapasan 1.

Membantu

pasien waktu

diagfragmatik dan pernapasan memperpanjanga bibir dirapatkan.

ekspirasi. Dengan teknik ini, pasien akan bernapas lebih efisien dan efektif.

Melatih pernapasan bibir dirapatkan dan diafragmatik Berikan dorongan aktivitas istirahat. membuat untuk 2.

serta menggunbakannya ketika 2. sesak napas dan

Memberikan jeda aktivitas memungkinkan melakukan pasien aktivitas

saat menyelingi periode tanda- pasien

dengan akan Berikan untuk

melakukan aktivitas. Memperlihatkan tanda penurunan

beberapa tanpa distres berlebihan.

upaya keputusan ( mandi,bercukur) perawatannya pada tingkat

bernapas dan membuat jarak tentang dalam aktivitas. berdasarkan

Menggunakan

pelatihan toleransi pasien. 3. Menguatkan dan otot-otot

otot-otot inspirasi, seperti yang diharuskan selama, 10 menit 3. setiap hari.

Berikan dorongan pengunaan mengondisikan pelatihan otot-otot pernapasan pernapasan. jika diharuskan.

Defisit perawatan diri yang b.d Kemandirian dalam aktivitas 1. keletihan sekunder akibat perawatan diri

Ajarkan

pasien

untuk 1.

Akan memungkinkan pasien

mengkoordinasikan pernapasan untuk lebih aktif dan untuk diafragmatik dengan aktivitas menghindari keletihan yana

peningkatan upaya pernapasan Kriteria hasil: dan insufisiensi ventilasi dan oksigenasi

Menggunakan pernapasan (mis, berjalan, membungkuk) terkontrol ketika mandi, Berikan pasien dorongan 2. mulai

berlebihan atau dispnea selama aktivitas. Sejalan dengan teratasinya

membungkuk, dana berjalan. 2. Membuat kehidupan jarak

aktivitas untuk

mandi kondisi, pasien akan mampu sendiri, melakukan lebih banyak namun didorong untuk

sehari-hari

dan sendiri,berpakaian

menyelinginya dengan periode berjalan, dan minum cairan. perlu istirahat untuk mengurangi Bahas energi. strategi 3. tentang

penghematan menghindari ketergantungan.

peningkatan

keletihan dan dispnea. Menguraikan penghematan energi.

Memberikan dorongan pada pasien untuk terlibat dalam

Melakukan perawatan diri

aktivitas 3. yang

Ajarkan tentang drainase perawatan dirinya. Membangun harga diri dan menyhiapakan pasien untuk mengatasinya di

sama postural bila memungkinkan.

seperti sebelumnya. Melakukan postural dengan benar. drainase

rumah.

Intoleran kekletihan,

aktivitas hipoksemia,

akibat Perbaikan dan aktivitas Kriteria hasil:

dalam

toleran 1.

Dukungan

pasien

dalam 1.

Otot-otot

yang

mengalami

menegakkan regimen latihan kontaminasi teratur dengan menggunakan lebih banyak

membutuhkan oksigen dan

pola pernapasan tidak efektif

Melaukan aktivitas dengan treadmil dan exercycle, berjalan memberikan beban tambahan napas pendek lebih sedikit. atau latihan lainnya yang pada paru-paru. Melalui latihan teratur, bertahap,

Mengungkapkan perlunya sesuai, untuk melakukan latihan setiap perlahan. hari rencana dan memperagakan a. yang

seperti

berjalan yang kelompok

otot ini menjadi

Kaji tingkat fungsi pasien lebih terkondisi, dan pasien

latihan

akan yang terakhir dan kembangkan dapat melakukan lebih banyak rencana latihan berdasarkan tanpa mengalami napas pendek. Lattihan yang siklus bertahap yang

dilakukan di rumah.

pada status fungsi dasar. Berjalan dan secara b.

Sarankan konsultasi dengan memutus terapi fisik

bertahap meningkatkan waktu ahli dan jarak berjalan

untuk melemahkan ini.

untuk menentukan program latihan spesifik terhadap kemampuan pasien. Siapkan unit oksigen

memperbaiki kondisi fisik.

portabel

untuk

berjaga-jaga

jika diperlukan selama latihan

Koping individu tidak efektif Pencapaian tingkat koping yang . yang b.d kurang sosialisasi, optimal ansietas, aktivitas depresi, rendah tingkat Kriteria hasil: dan

Mengadopsi sikap yang penuh1. harapan dan

Suatu

perasaan pasien

harapan sesuatu

memberikan memberikan

semangat yang ditujukan pada yang

dapat

dikerjakan,

Mengekspresikan minat di pasien.

ketimbang sikap yang merasa kalah, tidak berdaya. 2. Aktivitas ketegangan dan mengurangi mengurangi

ketidakmampuan bekerja.

untuk masa depan. Ikut serta dalam acara pemulangan. Mendiskusikan dan metode yang aktivitas 2. Dorong aktivitas

sampai tingkat dispnea sejalan dengan pasien menjadi terkondisi.

dapat tingkat toleransi gejala. untuk 3.

dilakukan

menghilangkan sesak napas. Mengunakan relaksasi dengan sesuai. Mengekspresikan minat 3. teknik

Relaksasi mengurangi stress dan asietas dan membantu

pasien untuk mengatasi Ajarkan teknik relaksasi atau rekaman ketidakmampuanya.

dalam program rehabilitas paru. berikan Mengali

untuk 4. Program rehabilitas paru telah menunjukkan meningkatkan dapat perbaikan

sumber-sumber relaksasi bagi pasien.

yang tersedia untuk modifikasi pekerjaan. 4. Daftarkan pasien

pada subjektif status dan harga diri juga meningkatkan

program rehabilitasi pulmonari pasien

bila tersedia.

toleransi

latihan

serta

mengurangi hospitalisasi. 5. Modifikasi pekerjaan mungkin harus dibuat dari sumber-

sumber yang sesuai digunakan untuk mencapai tujuan in

5.

Sarankan vokasional untuk

konseling menggali

kesempatan alternatif pekerjaan ( jika memungkinkaan)

Defisit

pengetahuan

tentang Kepatuhan

dengan

program Bantu pasien mengerti tentang . jangka pendek

Pasien harus mengetahui ada

prosedur perawatan diri yang terapeutik dan perawatan di tujuan akan dilakukan di ruamah rumah Kriteria hasil: Mengerti penyakitnya dan apa a.

dan metode dan rencana dimana ia memainkan peran yang besar.

jangka panjang . Ajarkan pasien

tentang Pasien harus mengetahui apa yang Mengajarkan diperkirakan. pasien tentang

tentang penyakit dan perawatannya. yang

mempengaruhinya. Mengungkapkan pentingnya untuk memelihara fungsi paru yang masih ada dengan

kondisinya adalah salah satu aspek yang paling penting

untuk perawatannya, tindakan ini akan menyiapkan pasien

mematuhi diharuskan. Berhenti mendaftarkan

program

yang

untuk

hidup

dalam kondisi

dan serta

mengatasi merokok pada atau 2.

memperbaiki kualitas hidup. Asap tembakau menyebabkan

program 2.

penghentian merokok.

Diskusikan keperluan untuk kerusakan pasti pada paru dan berhenti informasi merokok. tentang Berikan menghilangkan sumber- proteksi paru-paru mekanisme . aliran

sumber kelompok (mis Smoke udara terhambat dan kapasitas Enders, society) American cancer paru menurun.

Anda mungkin juga menyukai