BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1947 menerangkan bahwa sehat adalah keadaan sejahtera sempurna fisik, mental, dan sosial yang tidak terbatas pada bebas penyakit atau kelemahan saja. Namun batasan sehat yang disebutkan oleh WHO diperluas dalam Undang-Undang Kesehatan No.23 tahun 1992 yang menyebutkan bahwa sehat adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial, yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan menurut UndangUndang Kesehatan No.36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Myrnawati, 2004). Kesehatan merupakan hak asasi manusia sekaligus investasi sumber daya manusia serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia. Oleh karena itu, menjadi keharusan bagi semua pihak untuk memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatan demi kesejahteraan masyarakat (Notoadmodjo, 2005). Pada saat ini sebagai hasil dari pembangunan kesehatan, derajat kesehatan masyarakat telah meningkat secara bermakna. Meskipun demikian, hasil pembangunan tersebut masih belum dapat dinikmati secara merata oleh seluruh penduduk dan hasil yang telah dicapai pun masih belum seluruhnya memuaskan. Masalah kesehatan adalah sesuatu yang sangat
1
kompleks dan saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Seiring dengan cepatnya perkembangan dalam era globalisasi, serta adanya transisi demografi dan epidemiologi penyakit, maka masalah penyakit akibat perilaku dan perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya cenderung semakin kompleks (Notoatmodjo, 2003). Pembangunan kesehatan yang tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) bertujuan agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, perlu diupayakan pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan terjangkau (Depkes RI, 2009). Pada saat ini, sebagai hasil dari pembangunan kesehatan, derajat kesehatan masyarakat telah meningkat secara bermakna. Akan tetapi peningkatan tersebut masih jauh dari target yang ingin dicapai. Kenyataan menunjukkan angka kematian ibu dan bayi masih cukup tinggi. Sementara penyakit menular belum bisa diatasi sepenuhnya. Pada saat yang sama penyakit tidak menular meningkat tajam. Penyakit bersifat pandemik baru seperti HIV/ AIDS, Chikungunya, SARS, dan Avian Influenza (Flu Burung) muncul, diperberat berbagai kejadian bencana bersumber alam maupun manusia. Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor internal (dari dalam diri manusia) maupun faktor eksternal (di luar diri manusia). Faktor internal ini terdiri dari faktor fisik dan psikis. Faktor eksternal terdiri dari berbagai faktor, antara lain sosial, budaya masyarakat,
lingkungan fisik, politik, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. Banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan sehingga derajat kesehatan dapat berubah-ubah. Faktor-faktor tersebut sebagian dapat dikendalikan, tetapi sebagian yang lain tidak dapat dikendalikan (Notoadmodjo, 2007). Konsep faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan oleh Hendrik L. Bloem menjelaskan bahwa derajat kesehatan seseorang ditentukan oleh faktor keturunan, pelayanan kesehatan, lingkungan, dan perilaku.
Berdasarkan urutan besarnya (pengaruh) terhadap kesehatan tersebut adalah sebagai berikut (Notoadmodjo, 2007) :
Gambar 1. Konsep H.L. Bloem Keempat faktor tersebut (keturunan/kependudukan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan berpengaruh langsung terhadap status kesehatan baik individu maupun keluarga/ masyarakat. Status kesehatan akan tercapai secara optimal, bila keempat faktor tersebut secara bersamasama mempunyai kondisi yang optimal pula. Apabila salah satu faktor saja berada dalam keadaan yang terganggu (tidak optimal), maka status kesehatan akan tergeser ke arah di bawah optimal (Notoatmodjo, 2003). Kegiatan intervensi desa dilakukan untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat di suatu desa beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal/baik maka dapat dicapai dengan melakukan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kualitas lingkungan : fisik dan non fisik, melakukan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan perilaku masyarakat menuju Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat pelayanan kesehatan baik mulai dari rumah tangga sendiri sampai ke bentuk pelayanan yang lebih lengkap dan canggih, dan dengan mengatur kehamilan dan persalinan. Puskesmas sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan memiliki peranan penting dalam peningkatan kesehatan masyarakat. Salah satu fungsi puskesmas adalah sebagai pemberdaya masyarakat dan keluarga agar tercipta kecamatan yang sehat. Dengan alasan tersebut maka kegiatan yang dilakukan puskesmas harus melibatkan masyarakat. Untuk mewujudkan Indonesia Sehat, harus dimulai dari tingkatan terendah yang ada di masyarakat yaitu lingkungan RT dan RW, dusun, desa, kecamatan, kabupaten, provinsi. Salah satu cara untuk menerapkan dan mewujudkan Indonesia sehat adalah dengan desa siaga. Desa siaga adalah suatu kondisi masyarakat tingkat desa yang memiliki kesiapan sumber daya potensial dan kemampuan mengatasi masalah kesehatan, bencana dan kegawat daruratan kesehatan secara mandiri (Departemen Kesehatan RI, 2006). Tujuan Desa Siaga a. Tujuan umum:
Terwujudnya desa dengan masyarakat yang sehat, peduli, dan tanggap terhadap masalah-masalah kesehatan (bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan) di wilayahnya. b. Tujuan khusus: a) Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya kesehatan dan melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). b) Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan. c) Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah penyakit, dsb) d) Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa e) Meningkatnya dukungan dan peran-aktif stakeholders dalam mewujudkan kesehatan masyarakat desa (Depkes RI, 2006).
I.2. Latar Belakang Pemilihan Lokasi Kegiatan Dusun Kalangan terletak di Desa Ambartawang, Kecamatan Mungkid, dan termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Mungkid yang terdiri dari 14 desa. Adapun alasan yang mendasari penulis memilih Dusun Kalangan sebagai lokasi intervensi karena belum pernah dilakukan survei pada dusun tersebut. I.3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dirumuskan masalah mengenai apa saja masalah kesehatan yang ditemukan dan potensi yang ditemukan di Dusun Kalangan?
I.4. Tujuan Kegiatan I.4.1. Tujuan Umum Mengetahui masalah kesehatan di Dusun Kalangan Desa Ambartawang Kecamatan Mungkid dan melakukan intervensi dari masalah kesehatan yang ada di Dusun Kalangan. I.4.2. Tujuan Khusus 1. 2. 3. 4. 5. 6. Mengetahui data khusus Dusun Kalangan Mengetahui kondisi lingkungan Dusun Kalangan Mengetahui perilaku masyarakat Dusun Kalangan Mengetahui akses pelayanan kesehatan di Dusun Kalangan Meelakukan identifikasi masalah kesehatan di Dusun Kalangan Melakukan prioritas pemecahan masalah kesehatan dengan melakukan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
I.5. Metodologi Langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Pertemuan Pra- SMD Survey Mawas Diri (SMD) Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) Intervensi
Pra-SMD merupakan kegiatan sebelum SMD dan MMD, dengan melakukan pertemuan dengan perangkat dusun dan warga sekitar, selanjutnya sosialisasi kegiatan SMD dan MMD, untuk menjelaskan maksud, tujuan, serta cara (pengisian kuesioner) dari kegiatan yang akan dilakukan. Setelah kegiatan Pra SMD, dilakukan survey kesehatan/ SMD (Survei Mawas Diri) di Dusun Kalangan, Desa Ambartawang, Kecamatan Mungkid. SMD adalah kegiatan pengumpulan dan pengolahan data. Adapun SMD bertujuan untuk : Mengenali keadaan kesehatan masyarakat. Mendeteksi potensi yang ada. Mengenali faktor risiko penyakit dalam masyarakat. Adapun pelaksanaan kegiatan SMD dilaksanakan oleh ibu-ibu kader Dusun Kalangan. Kegiatan SMD di Dusun Kalangan meliputi pengisian kuesioner dengan pendataan dari rumah ke rumah atau secara door to door. Isi kuesioner tersebut secara garis besar mencakup : a. b. c. Identitas Keluarga Aspek Akses Pelayanan dan Pembiayaan Kesehatan Aspek KIA, KB, Gizi, dan Imunisasi
d. Aspek Surveilans Observasi Penyakit e. f. Aspek Rumah dan Lingkungan Aspek Perilaku Anggota Keluarga (PHBS)
Survey
Mawas
Diri
(SMD)
adalah
kegiatan
pengenalan,
pengumpulan, dan pengkajian masalah kesehatan yang dilakukan oleh kader didampingi oleh ko-ass dalam mengkaji dan menganalisa masalah kesehatan lingkungan dan perilaku yang paling menonjol di masyarakat. Sasaran SMD dilakukan pada sebagian rumah yang ada di desa atau kelurahan dengan menetapkan sampel rumah di dusun tertentu yang dapat menggambarkan kondisi masalah kesehatan. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi : pengenalan instrument (daftar pertanyaan) yang akan dipergunakan dalam pengumpulan data dan informasi masalah kesehatan. Cara memperoleh informasi masalah kesehatan adalah dengan cara wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan. Sehingga dapat diperoleh perumusan masalah kesehatan yang merumuskan prioritas masalah kesehatan lingkungan dan perilaku di desa atau kelurahan yang bersangkutan. Setelah kegiatan SMD terlaksana, maka kegiatan selanjutnya adalah MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) yang merupakan pertemuan lengkap dengan pihak-pihak terkait di desa yang bertujuan untuk : a. Ajang silaturahmi antara Dokter Muda FK Trisakti Jakarta denga warga Dusun Kalangan. b. Membahas hasil survey yang telah dilakukan. c. Identifikasi masalah, potensi di desa serta peluang. d. Rumuskan masalah dan prioritas masalah. e. Identifikasi penyebab masalah dan prioritas penyebab. f. Rumuskan pemecahan masalah dengan manfaatkan potensi dan peluang (jangka pendek, menengah/ jangka panjang).
g. Susun rencana kegiatan operasional tiap pemecahan masalah yang disepakati. h. Setelah kegiatan terlaksana, maka langkah terakhir adalah menyusun intervensi terhadap masalah dalam bentuk Plan of Action (POA).
II. 1. Keadaan Geografis II. 1. 1. Letak wilayah Desa Ambartawang terletak di wilayah Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Terdapat 7 dusun di Desa Ambartawang, yaitu Dusun Ambartawang, Dusun Panjangan Atas, Dusun Gergunung, Dusun Srikuwe Utara, Dusun Srikuwe Selatan, Dusun Pajangan Bawah, Dusun Kalangan. Pelaksanaan kegiatan intervensi dilakukan di Dusun Kalangan. II. 1. 2. Batas wilayah Wilayah desa Ambartawang dibatasi oleh: a. Sebelah Utara: Desa Blondo b. Sebelah Timur: Desa Mungkid c. Sebelah Selatan d. Sebelah Barat II. 1. 3. Luas Wilayah : Desa Paremono : Desa Bumirejo
10
Luas wilayah Desa Ambartawang berdasarkan data statistik tahun 2013 adalah 167, 2 hektar.
II. 2. Keadaan Demografi II. 2. 1. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk desa Ambartawang pada tahun 2013 adalah 3.793 jiwa. Jumlah KK adalah 1.067. II. 2. 2. Data Penduduk Daftar tabel dibawah ini memberikan gambaran jumlah penduduk Desa Ambartawang menurut dusun, jenis kelamin dan peserta Jamkesmas. Tabel 1. Jumlah penduduk Desa Ambartawang tahun 2013 Jumlah NO 1 2 3 4 5 6 7 Dusun Ambartawang Panjangan atas Gergunung Srikuwe utara Srikuwe selatan Panjangan bawah Kalangan Jumlah Jiwa 514 466 547 712 563 529 462 3.793 KK 139 130 153 207 159 144 135 1.067
11
Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Ambartawang menurut jenis kelamin tahun 2013 Jenis Kelamin NO 1 2 3 4 5 6 7 Dusun Ambartawang Panjangan atas Gergunung Srikuwe utara Srikuwe selatan Panjangan bawah Kalangan Jumlah Laki-laki 284 247 294 388 301 256 251 2021 Perempuan 226 223 253 324 262 273 211 1772
(Sumber : Balai Desa Ambartawang) Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk laki laki dan perempuan terbanyak ada pada Dusun Srikuwe Utara.
12
Tabel 3. Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Jamkesmas Jumlah Peserta NO 1 2 3 4 5 6 7 Dusun Ambartawang Panjangan atas Gergunung Srikuwe utara Srikuwe selatan Panjangan bawah Kalangan Jumlah Jamkesmas 198 164 261 229 246 191 137 1426
(Sumber : Balai Desa Ambartawang) Pada tabel di atas dapat kita lihat, bahwa dusun dengan peserta jamkesmas terbanyak terdapat di Dusun Gergunung.
13
NO 1 2
DUSUN
RS
Puskesmas
Bidan desa 0 0 0 1 0
Bidan praktek 2 0 0 0 0
Praktek dokter 0 0 0 0 0
Ambartawang Panjangan
0 0
0 0 0 0 0
atas 3 4 5 selatan Panjangan 6 bawah 7 Kalangan Jumlah 0 0 0 0 0 1 0 0 0 Gergunung Srikuwe utara Srikuwe 0 0 0
0 1 5
0 0 1
0 0 2
0 0 0
Tabel 5. Posyandu di Desa Ambartawang No. 1 2 3 4 Dusun Ambartawang Panjangan atas Gergunung Srikuwe utara Jumlah Posyandu 1 1 1 1
14
5 6 7
0 0 1 5
III. 1. Keadaan Geografis III. 1. 1. Letak wilayah Dusun Kalangan terletak di wilayah Desa Ambartawang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, provinsi Jawa Tengah. III. 1. 2. Batas wilayah
15
Wilayah Kalangan dibatasi oleh: a. Sebelah Utara : Dusun Srikuwe Selatan dan Dusun Panjangan Bawah
b. Sebelah Timur : Dusun Panjangan Atas c. Sebelah Selatan : Desa Paremono d. Sebelah Barat : Dusun Srikuwe Selatan
III. 1. 3. Luas Wilayah Luas wilayah Dusun Kalangan 21,3 hektar. III. 2. Keadaan Demografi III. 2. 1. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk dusun Kalangan tahun 2012 adalah 462 jiwa dan jumlah KK adalah 130. II. 2. 2. Data Penduduk Penduduk dusun Kalangan sebanyak 462 jiwa, terdiri dari 130 KK, 251 laki laki dan 211 perempuan. Mayoritas beragama Islam. (Sumber : Balai Desa Ambartawang) Data Dusun Kalangan, Desa Ambartawang dilakukan dengan melakukan survei kesehatan pada masyarakat di daerah tersebut pada tanggal 9 Maret 10 Maret 2013. Survei menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan yang meliputi faktor-faktor yang memperngaruhi status kesehatan yaitu kependudukan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan
16
kesehatan. Kuesioner tersebut juga disesuaikan dengan 16 indikator PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) tahun 2002, yang meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Pemeriksaan kehamilan (K4) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Nakes) Keluarga Berencana Penimbangan balita Kesehatan gigi dan mulut MIRAS/NAPZA Bebas asap rokok Gizi seimbang Air bersih
10. Jamban sehat 11. Sampah 12. Saluran air limbah 13. Cuci tangan 14. PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) 15. Dana sehat/JPKM 16. Obat sederhana/TOGA (Tanaman Obat Keluarga) Survei dilakukan pada 107 KK yang berasal dari Dusun Kalangan. Pelaksana survei adalah kader dan didampingi oleh dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta. Pertanyaan diberikan sesuai isi kuesioner dan dengan pengamatan langsung terhadap objek survei. Berikut adalah data jumlah penghasilan penduduk di Dusun Kalangan : Tabel 2.
17
Penghasilan per bulan kepala keluarga Dusun Kalangan yang disurvei PENGHASILAN PER BULAN < Rp 500.000,00 Rp 500.000,00 Rp 1.000.000,00 >Rp 1.000.000,00 TOTAL JUMLAH 30 47 30 107 PERSENTASE (%) 28 44 28 100%
III.3. Determinan Masalah Berdasarkan H. L. Bloem Masalah kesehatan adalah sesuatu yang sangat kompleks dan saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di lur kesehatan itu sendiri. Faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan berpengaruh langsung kepada status kesehatan baik individu maupun keluarga/masyarakat. Status kesehatan akan tercapai secara optimal bila keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal pula. Bila salah satu faktor saja berada dalam keadaan yang terganggu (tidak optimal), maka status kesehatan akan tergeser ke arah di bawah optimal. 1. Lingkungan Lingkungan dapat dibedakan menjadi lingkungan fisik, biologi, kimia, dan sosial. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kodisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain meliputi perumahan, pembuangan tinja, penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air limbah, kandang ternak, dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah
18
suatu usaha untuk memperbaiki lingkungan hidup manusia agar menjadi media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup di dalamnya. 2. Perilaku Faktor ini paling besar pengaruhnya terhadap munculnya gangguan kesehatan di masyarakat, terutama di negara berkembang. Tersedianya jasa pelayanan kesehatan (health services) tanpa disertai perubahan perilaku masyarakat akan mengakibatkan masalah
kesehatan tetap potensial berkembang di masyarakat. 3. Pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan masyarakat (public health services) adalah bagian dari pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat. 4. Biologi/keturunan Faktor ini paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan perorangan/masyarakat dibandingkan faktor dengan ketiga
sebelumnya. Pengaruhnya pada status kesehatan perorangan terjadi secara evolutif dan paling sukar dideteksi. Untuk kepentingan kesehatan atau keluarga, khususnya di bidang pencegahan penyakit, faktor genetic perlu mendapat perhatian. Kuesioner yang dibuat mengacu pada konsep H. L. Bloem di atas. Kuesioner berisi pertanyaan yang meliputi faktor yang mempengaruhi status kesehatan yaitu kependudukan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan
19
kesehatan. Sehingga dari hasil kuesioner Survei Mawas Diri maka bisa diketahui berbagai permasalahan yang terdapat di Dusun Kalangan. Pembagian kuesioner Survei Mawas Diri ke warga Dusun Kalangan dilakukan selama dua hari dimulai dari tanggal 9 Maret 10 Maret 2013. Kuesioner dibagikan pada warga yang menjadi responden yang berjumlah 107 kepala keluarga. Berdasarkan survei yang telah dilakukan, diperoleh hasil yang memuat beberapa masalah kesehatan (dengan hasil persentase <80% dari target yang diharapkan) di Dusun Kalangan. Masalah kesehatan yang ditemukan tersebut selanjutnya dibagi menjadi masalah fisik dan masalah non fisik. Untuk mengetahui masalah kuesioner yang ada, maka dapat dilihat dari jawaban responden terhadap kuesioner.
Hasil survei mawas diri di Dusun Kalangan, Desa Ambartawang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, didapatkan dengan melakukan survei kesehatan pada masyarakat di daerah tersebut pada tanggal 9 Maret 2013 sampai 10 Maret 2013. Survei dilakukan secara acak pada 107 kepala keluarga dari 130 kepala keluarga yang berada di Dusun Kalangan, Desa Ambartawang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Survei dilakukan oleh tenaga kader setempat didampingi oleh dokter muda Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Jakarta. Survei menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan yang meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan, yaitu:
20
1. 2. 3. 4. 5.
Akses pelayanan dan pembiayaan kesehatan Kesehatan ibu dan anak, KB, gizi dan imunisasi Surveilans Rumah dan lingkungan Perilaku anggota keluarga Berdasarkan survei yang telah dilakukan, diperoleh hasil yang memuat beberapa
masalah kesehatan (dengan hasil persentase < 80% dari target yang diharapkan) di Dusun Kalangan, Desa Ambartawang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Untuk mengetahui masalah kesehatan yang ada, maka kami tampilkan hasil jawaban responden terhadap kuesioner yang kami bagikan.
19
1. Tempat berobat responden dan anggota keluarganya (total responden = 107) YANG DIHARAPKAN Tenaga kesehatan (dokter, bidan, mantri) (106) 99% YANG TIDAK DIHARAPKAN Tradisional (dukun/alternatif) (1) Diobati sendiri (0) Lain-lain (0) 1%
21
100% 80% 60% 40% 20% 0% yan g yan g tid ak d ih arap kan d ih arap kan
> 80% < 80%
2. Jarak dari rumah responden ke fasilitas kesehatan (total responden = 107) < 0,5 km 106 (99%) 0,5-1 km 1 (1%) >1 km 0 (0%)
22
1. Responden yang mempunyai bayi (0-6 bulan dan 6 12 bulan) di keluarganya. (total responden = 107)
Ada (2) 2%
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
ad a
tid ak
23
2. Yang menolong responden dalam persalinan terakhir (khusus yang mempunyai bayi 0-12 bulan). (total responden = 2)
YANG DIHARAPKAN Tenaga Kesehatan (2) 100% YANG TIDAK DIHARAPKAN Dukun (0), lain-lain (0) 0%
3. Responden yang pernah memiliki bayi BBLR cukup umur ( hamil 9 bulan). (total responden = 2)
YANG DIHARAPKAN Tidak (2) 100%
100% 80% 60% 40% 20% 0% tid ak ya > 80 % < 80 %
24
4. Responden yang hanya memberikan ASI saja pada bayinya (0-6 bulan). (total responden = 2)
YANG DIHARAPKAN Ya (2) 100% YANG TIDAK DIHARAPKAN Tidak (0) 0%
5. Responden yang hanya memberikan ASI ekslusif pada bayinya (6-12 bulan). (total responden = 2)
YANG DIHARAPKAN Ya (2) 100%
100% 80% 60% 40% 20% 0% ya tid ak > 80% < 80%
25
6. Responden yang selalu membawa bayi ke posyandu (indikator kadarzi ). (total responden = 2) Ya setiap bulan(2) Ya kadang-kadang (0) Tidak (0)
100%
100% 80% 60% 40% 20% 0% ya setiap b u lan kad an g -kad an g
0%
0%
tid ak
7. Responden yang memiliki bayi dengan memiliki buku KIA). (total responden = 2) YANG DIHARAPKAN YA (2) 100%
100% 80% 60% 40% 20% 0% ya tida k > 80% < 80%
26
8. Responden yang selalu membawa buku KIA tiap ke Posyandu. (total responden = 2 )
YANG DIHARAPKAN YA (2) 100%
100% 80% 60% 40% 20% 0% ya tid ak > 80% < 80%
27
0 (0%)
cara m en yu su i b ayi
im u n isasi
kap su l vit A
P AS I
tid ak m en g erti
11. Responden yang memiliki bayi dan memperoleh imunisasi sesuai usia. (total responden = 2)
YANG DIHARAPKAN Ya (2) 100% YANG TIDAK DIHARAPKAN Tidak (0) 0%
28
100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
ya
tida k
12. Responden ibu nifas yang mendapatkan 2 kapsul vit. A merah (1 kapsul diminum setelah kelahiran, 1 nya lagi pada hari berikutnya paling lambat pada hari ke-28)
YANG DIHARAPKAN YA (2) 100%
100% 80% 60% 40% 20% 0% ya tid ak > 80% < 80%
13. Responden yang pada keluarganya pernah terjadi kematian bayi (0-12 bulan). (total responden = 107, untuk semua KK) dibawah 1 tahun.
YANG DIHARAPKAN YANG TIDAK DIHARAPKAN
29
5%
tida k
ya
14. Responden yang memiliki balita (1-5 tahun atau 13-60 bulan)
Ada (23) 21% Tidak (84) 79%
30
16. Res
16. Responden yang mempunyai anak balita yang memiliki buku KIA. (total responden = 107, total responden yang mempunyai balita 23)
YANG DIHARAPKAN Ya (18) 78% YANG TIDAK DIHARAPKAN Tidak (5) 22%
31
17. Responden yang selalu membawa buku KIA tiap ke POSYANDU. (total responden = 107, total responden yang mempunyai balita 23)
YANG DIHARAPKAN Ya (13) 57% YANG TIDAK DIHARAPKAN Tidak (10) 43%
18. Responden yang sudah pernah membaca buku KIA.(total responden =107, total responden yang mempunyai balita 23)
YANG DIHARAPKAN Ya (17) 74% YANG TIDAK DIHARAPKAN Tidak (6) 26%
32
19. Responden yang mengerti buku KIA, jawaban boleh lebih dari 1. (total responden = 107, total responden yang mempunyai balita 23)
ISI BUKU KIA CARA MEMBERI MAKAN ANAK CARA ANAK PEMBERIAN VIT A ANAK OBAT YANG HARUS DISEDIAKAN DI RUMAH TIDAK MENGERTI
1 8% 1 6% 1 4% 1 2% 1 0% 8% 6% 4% 2% 0% cara m em beri m akan
18 (25%)
MERANGSANG
PERKEMBANGAN 18 (25%)
> 80 % < 80 %
20. Responden yang pada keluarganya pernah terjadi kematian balita (1-5 tahun). (total responden = 107)
33
21. Responden yang memiliki balita dengan status gizi kurang/BGM/buruk. (total responden = 107, total responden yang mempunyai bailta BGM = 6 )
YANG DIHARAPKAN Tidak (101) 94% YANG TIDAK DIHARAPKAN Ya (6) 6%
IV.
1. 3. Ibu Hamil 1. Responden yang pada keluarganya terdapat ibu hamil. (total responden = 107, total ibu hamil = 2)
34
Ada (2) 2%
2. Responden yang melakukan pemeriksaan sesuai usia kehamilan. (Total ibu hamil = 2)
YANG DIHARAPKAN Ya (2) 100% YANG TIDAK DIHARAPKAN Tidak (0) 0%
35
2 (100%) 0 (0%)
36
100% 80% 60% 40% 20% 0% ya tida k > 80% < 80%
37
TIDAK MENGERTI
0 (0%)
1 0 0 % 8 0 % 6 0 % 4 0 % 2 0 % 0 % a njura n im unisa si ta ndaba ha ya ta ndaba ha ya tida k pem eriksa a n k eha m ila n a k a nla hir m eng erti rutin > 8 0 % < 8 0 %
38
39
12. Responden yang di rumahnya memiliki dan telah terpasang stiker P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi). (Total ibu hamil = 2)
YANG DIHARAPKAN Ya (1) 50%
50% 40% 30% 20% 10% 0% y a tida k > 80% < 80%
13. Ibu yang mendapat tablet tambah darah (TTD) selama kehamilan
YANG DIHARAPKAN Ya (2) 100% YANG TIDAK DIHARAPKAN Tidak (0) 0%
40
50% 40% 30% 20% 10% 0% y a tida k > 80% < 80%
15. Responden atau keluarga responden yang pernah mengikuti kelas ibu hamil YANG DIHARAPKAN YA (1) 50% YANG TIDAK DIHARAPKAN TIDAK (1) 50%
41
50% 40% 30% 20% 10% 0% ya tid ak > 80% < 80%
16. materi yang di bicarakan dalam kelas bumil (bila pernah ada yang mengikuti kelas bumil)
MATERI KEHAMILAN, PERUBAHAN TUBUH DAN KELUHAN PERAWATAN KEHAMILAN PERSALINAN PERAWATAN NIFAS TIDAK MENGERTI 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 2 (100%)
42
17. Respon dari suami atau keluarga responden yan g mengikuti kelas bumil
RESPON SETUJU KURANG SETUJU TIDAK SETUJU
100% 80% 60% 40% 20% 0% s etuju k ura ng s etuju tida ks etuju > 80% < 80%
19. Responden yang pada keluarganya pernah terjadi kematian ibu hamil pada tahun 2012. (total responden = 107)
43
20. Responden yang pada keluarganya terdapat pasangan usia subur (15-45 tahun dan menikah) (total responden = 107)
Ada (44) 41%
60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% a da tida ka da >80% <80%
44
22.
70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% yan g yan gtid ak d ih arap kan d ih arap kan ya tid ak
>80% <80%
22. Responden yang terbiasa untuk sarapan pagi. (total responden = 107)
YANG DIHARAPKAN Ya (102) 95% YANG TIDAK DIHARAPKAN Tidak (5) 5%
45
23. Responden yang selalu mengkonsumsi aneka ragam makanan / menu seimbang. (total responden = 107)
YANG DIHARAPKAN Ya (95) 89%
100% 80% 60% 40% 20% 0% y a ngdiha ra pk a n ya ngtida k y a diha ra pk a ntida k >80% <80%
46
26. Merk atau nama garam yang digunakan responden Yakni : Stardut, kapal layar, ibu bijak, daun, refina, segitiga biru, dll 27. Responden mengetahui tempat dimana membeli garam beryodium
TEMPAT PEMBELIAN PASAR WARUNG TUKANG SAYUR LAIN-LAIN 63 (59%) 44 (41%) 0 (0%) 0 (0%)
47
60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% pa s a r wa rung tuk a ngs a y ur la in-la in > 80% < 80%
100% 80% 60% 40% 20% 0% y a ngdiha ra pk a n y a ngtida k y a diha ra pk a ntida k <80% >80%
4.2
48
50% 40% 30% 20% 10% 0% tid ak ad a ad a, b ersih , rawan ad a, b ersih , ku at d an kecelakaan m in 2,75m >80% <80%
49
Tanah (4)
4%
36%
40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% ta na h s eluruhla nta is eluruhk eda p ples ter k a s a r a ir, s eba g ia n kera m ik s eluruh k era m ik
>80% <80%
4. Pintu rumah responden HANYA ADA PINTU UTAMA SETIAP RUANG TIDUR TERPASANG PINTU 30 (28%) 77 (72%)
50
80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% ha nyaa dapintu uta m a s etia prua ng terpa s a ngpintu
>80% <80%
51
33%
42%
9%
>80 <80 tidak ada ada, < 10 %luas ada,> 10 & luas ada, > 10 %luas lantai lantai, tidak lantai, dipasang terpasangkasa kasa
60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% a dada nberfung s i deng a nba ik a da tida ka da >80% <80%
9. Responden yang memilki rumah dengan pencahayaan baik (total responden = 107)
52
Terang (65)
61%
36%
3%
70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% tera ng k ura ngtera ng tida ktera ng >80% <80%
10. Setiap ventilasi rumah responden dipasangi kasa nyamuk (total responden = 107)
TIDAK ADA 97 (91%) ADA SEBAGIAN, TERUTAMA KAMAR TIDUR 7 (7%) ADA PADA SEMUA VENTILASI 3 (3%)
Sarana Sanitasi
53
100% 80% 60% 40% 20% 0% s umur g a li s umur pompa ta ng a n PD AM > 80% < 80%
> 8 0 % < 8 0 %
54
50% 40% 30% 20% 10% 0% a dada n a data pi tida k m em enuhi s y a ra t m em enuhi s y a ra t tida ka da > 80% < 80%
4. Responden yang memiliki sarana pembuangan air limbah (total responden = 107)
Ada, jarak dengan sumber air > 10 meter atau ke saluran kota (0) 0% Ada, jarak dengan sumber air < 10 meter atau kesaluran terbuka (0) 0% Tidak ada (107) 100%
55
100% 80% 60% 40% 20% 0% a da , ja ra k deng a n s umber a ir > 10 m a da , ja ra k deng a n s umber a i < 10 m tida ka da > 80% < 80% 3-DColumn 5
ada, ada, tidak tidak ada kedap airkedap air dan dan tiak tertutup tertutup
56
Perilaku Penghuni
1. Kebiasaan responden membuka jendela kamar tidur minimal 1 jam sehari (total responden = 107)
Setiap hari (65) 61% Kadang-kadang (21) 20% Tidak pernah (21) 20%
70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% S etia pha ri K a da ng -k a da ng T ida kperna h < 80%
2. Responden yang sering menyapu dan mengepel rumah (total responden 107)
Setiap hari (82) 77% Tiap tiga hari (21) 20% Seminggu (4) 4%
57
3. Dimana anda membuang tinja (total responden = 107) Dibuang kesungai/kebun/kolam/sembarangan (46) 43% Ke wc/jamban (61) 57%
4. Responden yang selalu membuang sampah pada tempatnya (total responden = 107)
Dimanfaatkan/daur ulang (3) Ke TPS/petugas sampah (26) Sungai/kebun/kolam/sembarang an (78) 3% 24% 73%
58
8 0% 7 0% 6 0% 5 0% 4 0% 3 0% 2 0% 1 0% 0% > 9m 2 < 8m 2
>80 % <80 %
59
60
10. Terdapatnya jentik nyamuk di penampungan air yang ada di rumah responden (bak mandi, gentong diperiksa dengan senter) YA 4 (4%) TIDAK 103 (96%)
61
Terpisah dari rumah > 10 m atau tidak punya ternak (49) 46%
Pertanyaan Apakah persalinan di keluarga Anda ditolong oleh nakes terampil? Apakah keluarga Anda hanya memberi ASI
Ya 90(84%) 68(64%)
1. 2. 3.
eksklusif saja pada bayi sampai usia 6 bulan? Apakah balita Anda ditimbang secara rutin (minimal 86(80%) 8 kali setahun)?
62
4..
99(93%) 91(85%)
8(7%)
5.
Apakah keluarga Anda menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari hari?
16(15%)
6. 7. 8.
Apakah keluarga Anda biasa BAB di jamban sehat? Apakah keluarga Anda sehari-hari membuang sampah pada tempatnya? Apakah keluarga Anda menghuni rumah dengan kepadatan yang memenuhi syarat kesehatan (sama atau lebih dari 9 m2 per orang) (luas rumah dibagi
jumlah penghuni)? Apakah keluarga Anda menggunakan lantai rumah kedap air (bukan tanah)? Apakah keluarga Anda biasa melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit tiap hari? Apakah tidak ada anggota keluarga yang merokok? Apakah keluarga Anda biasa mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah makan? Apakah anggota keluarga Anda terbiasa menggosok gigi minimal 2 kali sehari yaitu pagi sebelum makan
dan malam sebelum tidur? Apakah tidak ada anggota keluarga Anda yang minum miras/narkoba? Apakah keluarga Anda menjadi anggota JPK/Dana Sehat/Asuransi Kesehatan/JAMKESMAS? Apakah di lingkungan Anda melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) seminggu sekali? Strata PHBS
63
Strata PHBS Sehat Pratama Sehat Madya Sehat Utama Sehat Paripurna
Score
0 25 82 0
Persentase
0% 23% 77% 0%
64
65
66
67
68
69
70
4.4 Surveilans
1. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit batuk pilek. (total responden = 389)
YANG DIHARAPKAN Tidak (313) 80% YANG TIDAK DIHARAPKAN Ya (76) 20%
71
>80% <80%
2. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit diare. (total responden = 389)
YANG DIHARAPKAN Tidak (376) 96% YANG TIDAK DIHARAPKAN Ya (13) 4%
90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Y a Tid ak
>80 % <80 %
3. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit malaria. (total responden = 389)
YANG DIHARAPKAN Tidak (389) 100% YANG TIDAK DIHARAPKAN Ya (0) 0%
72
4. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit demam berdarah. (total responden =389)
YANG DIHARAPKAN Tidak (389) 100% YANG TIDAK DIHARAPKAN Ya (0) 0%
5. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit demam chikungunya. (total responden =389)
73
6. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit TBC (flek paru). (total responden =389)
YANG DIHARAPKAN Tidak (389) 100% YANG TIDAK DIHARAPKAN Ya (0) 0%
7. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit demam tifus. (total responden = 389)
74
8. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit gatal-gatal. (total responden = 389)
YANG DIHARAPKAN Tidak (380) 97% YANG TIDAK DIHARAPKAN Ya (9) 3%
9. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit campak (gabagen). (total responden = 389)
75
10. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit hepatitis (sakit kuning). (total responden = 389)
YANG DIHARAPKAN Tidak (389) 100%
100% 80% 60% 40% 20% 0% ya ngdiha ra pk a n tida k ya ngtida k diha ra pk a ny a > 80% < 80%
11. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit varicella (cacar air). (total responden = 389)
YANG DIHARAPKAN YANG TIDAK DIHARAPKAN
76
Tidak (388)
Ya (1)
99%
100% 80% 60% 40% 20% 0% ya ngdiha ra pk a n tida k y a ngtida k diha ra pka nya
1%
>80% <80%
12. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit flu burung. (total responden = 389)
YANG DIHARAPKAN Tidak (389) 100% YANG TIDAK DIHARAPKAN Ya (0) 0%
13. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit pneumoni (balita). (total responden = 389)
77
100% 80% 60% 40% 20% 0% y a ngdiha ra pk a n tida k y a ngtida k diha ra pk a nya > 80% < 80%
14. Responden yang dalam 3 bulan terakhir memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit asma. (total responden = 389)
YANG DIHARAPKAN Tidak (385) 98% YANG TIDAK DIHARAPKAN Ya (4) 4%
78
15. Responden yang mempunyai tanaman obat keluarga (TOGA) minimal 3 jenis.(total responden = 107)
YANG DIHARAPKAN Ya (17) 16% YANG TIDAK DIHARAPKAN Tidak (90) 84%
Hasil survey tersebut di atas mengenai status kesehatan masyarakat, ditemukan beberapa masalah kesehatan yang persentasenya kurang dari 80% di dusun Kalangan, Desa Ambartawang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, yaitu: No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Balita di bawa ke posyandu Balita mempunyai buku KIA Balita membawa buku KIA Orang tua membaca buku KIA Orang tua mengerti buku KIA Ibu hamil mengerti buku KIA Tidak terjadi gangguan kehamilan Mempunyai stiker P4K Terpasang stiker P4K di dinding Mengetahui kelas ibu hamil Mengikuti kelas ibu hamil Mengerti yang dibicarakan pada kelas ibu hamil Uraian Hasil 61% 78% 57% 74% 25% 25% 50% 50% 0% 50% 50% 0%
79
13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34.
Mengetahui tentang jampersal Menggunakan kontrasepsi Rumah dengan dinding yang memenuhi syarat Rumah dengan lantai kedap air Pintu rumah memenuhi syarat Mempunyai ventilasi yang memenuhi syarat Mempunyai ventilasi dengan kasa nyamuk Rumah mempunyai langit-langit yang memenuhi syarat Rumah dengan pencahayaan yang memenuhi syarat Rumah dengan lubang asap dapur yang berfungsi baik Ketersediaan jamban yang memenuhi syarat Ketersediaan tempat pembuangan sampah Kepemilikan dan kualitas SAB yang memenuhi syarat Terdapat sarana pembuangan air limbah Tidak ada tikus Tidak ada lalat Tidak ada kecoa Tidak ada nyamuk Keberadaan kandang ternak yang memenuhi syarat Sering menyapu dan mengepel rumah setiap hari Membuka jendela setiap hari Membuang tinja di jamban
50% 68% 68% 31% 72% 42% 3% 48% 61% 8% 43% 51% 39% 0% 21% 49% 21% 5% 46% 77% 21% 57%
80
Membuang sampah pada tempatnya Pemberian ASI eksklusif Tidak merokok Pemberantasan sarang nyamuk seminggu sekali Peserta jaminan kesehatan Batuk pilek Diare Gatal-gatal Varicella (cacar air)
81
V.1 Hasil Survei Mawas Diri Dusun Kalangan Penelitian pendahuluan (Survei Mawas Diri) telah dilakukan di Dusun Kalangan, Desa Ambartawang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang pada tanggal 9-10 Maret 2013. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pembagian kuesioner yang berisi daftar pertanyaan, meliputi identitas responden, data keluarga, serta pertanyaan mengenai kesehatan (akses pelayanan dan pembiayaan kesehatan; kesehatan ibu dan anak, KB, gizi dan immunisasi; surveilans; rumah dan lingkungan; serta perilaku anggota keluarga). Berdasarkan hasil Survei Mawas Diri (SMD) yang telah dilakukan tersebut, didapatkan beberapa masalah yang dibagi menjadi masalah fisik dan non fisik. Masalah masalah tersebut merupakan hasil kuesioner dengan nilai <80%, yaitu : V.1.1. Masalah Fisik
1. Memiliki langit-langit rumah yang bersih, kuat, sehat dan tingginya 2,75 m2 (53%) 2. Memiliki tembok permanen dan kedap air (68%) 3. Memiliki lantai kedap air (77%) 4. Memiliki ventilasi >10% luas lantai dan ventilasi nyamuk (9%) dipasang kawat
82
5. Mempunyai lubang asap dapur yang berfungsi (42%) 6. Memiliki pencahayaan rumah yang terang,enak untuk membaca dan tidak silau (61%) 7. Ketersediaan jamban sehat (37%) 8. Ketersediaan SPAL tiap rumah (36%) 9. Memiliki sarana pembuangan sampah (10%) 10. Setiap ruang tidur terpasang pintu (72%) 11. Kandang ternak yang terpisah dari rumah dengan jarak >10 m (46%)
V.1.2. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Jumlah penduduk yang mendapat jaminan asuransi (39%) Ibu yang memiliki balita membaca dan mengerti buku KIA (57%) Gangguan kehamilan ibu hamil (50%) Balita yang dibawa ke posyandu (61%) Balita yang mempunyai buku KIA (78%) Balita yang selalu membawa buku KIA ke posyandu (57%) Ibu hamil yang memasang (memiliki) stiker P4K di depan rumah (50%) PUS yang memakai alat kontrasepsi (68%) Memiliki tanaman TOGA (84%)
10. Membuka jendela rumah setiap hari (61%) 11. Menyapu dan mengepel lantai rumah tiap hari (77%) 12. Kebiasaan buang sampah ke TPS atau petugas sampah (24%) 13. Rumah yang tidak ada nyamuk (5%), tikus (21%), kecoa (21%) dan lalat (49%) 14. Perilaku membuang tinja ke WC/ jamban sehat (57%) 15. Ibu yang mengetahui dan mengikuti kelas ibu hamil (50%) 16. Batuk pilek (20%) 17. Diare (4%) 18. Gatal-gatal (3%) 20. Varicella (cacar air) (1%)
83
Dari masalah-masalah tersebut kemudian disepakati oleh pihak desa, pihak dusun, pihak puskesmas, dan co-ass FK Trisakti dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) berupa masalah fisik dan masalah non fisik. Masalah tersebut dikerucutkan menjadi sembilan masalah berdasarkan pertimbangan prioritas masalah berdasarkan co-ass FK Trisakti dan pihak puskesmas, serta pentingnya masalah dari pandangan masyarakat dusun Kalangan. A. Masalah Fisik Tabel 4. Daftar Masalah Fisik PENCAPAIAN NO 1 MASALAH FISIK (%) Sarana pembuangan sampah 10 % yang memenuhi syarat 2 Jamban yang memenuhi syarat 37% kesehatan 3 Dapur rumah yang memiliki lubang asap 4 Rumah yang memiliki 61% 8%
84
A. Masalah Non Fisik Tabel 5. Daftar Masalah Non Fisik PENCAPAIAN NO 1 2 MASALAH NON FISIK (%) Perilaku BAB di jamban Perilaku membuang sampah pada tempatnya 3 Balita yang datang ke posyandu 4 Membuka setiap hari jendela rumah 61% 57 % 24%
61%
V.2 Penentuan Prioritas Masalah Dari masalah-masalah yang didapat dilakukan tahapan analisis masalah sebagai berikut :
Gambar 2. Tahap Analisis Masalah Dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) diberikan pengarahan kepada 15 orang peserta musyawarah mengenai cara menentukan prioritas masalah berdasarkan metode USGP. Modifikasi metode ini mengacu pada 4 indikator sebagai berikut : 1. 2. Urgency (U) / Mendesaknya Seriousness (S) / Kegawatannya
85
3. 4.
Growth (G) / Perkembangannya Potensi (P) / Sumber Daya Masing-masing indikator diberi skor 1-5. Hal tersebut dimaksudkan
untuk memudahkan warga masyarakat dalam memberikan penilaian pada setiap masalah yang ada. 1. Urgency (U) / Mendesaknya Mendesaknya (Urgency) lebih menekankan soal waktu. Bila tidak segera ditanggulangi akan menimbulkan akibat yang lebih serius. Nilai 1-5, bila makin mendesak nilai mendekati 5, makin tidak mendesak nilai mendekati 1. Skor Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 :15 : Sangat tidak mendesak : Tidak mendesak : Cukup Mendesak : Mendesak : Sangat mendesak
2.
Seriousness (S) / Kegawatannya Besar/kecilnya akibat masalah ini bagi masyarakat. Nilai 1-5, dengan ketentuan bila makin gawat masalah mendekati nilai 5, bila sebaliknya nilai mendekati 1. Skor Skor 1 :15 : Sangat tidak gawat
86
3.
Growth (G) / Perkembangannya Semakin banyak penduduk atau semakin luas wilayah yang terkena, menjadi semakin penting. Nilai 1-5, dengan ketentuan makin banyak penduduk yang terkena atau semakin luas wilayah yang terkena, nilai mendekati 5, bila sebaliknya mendekati 1. Skor Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 :15 : Paling kecil : Kecil : Cukup besar : Besar : Paling besar
4.
Potensi (P) / Sumber Daya Kaitannya dengan kemampuan yang mereka miliki untuk mengatasi permasalahan tersebut, baik dana, sarana, tenaga, maupun teknologinya. Nilai 1-5, dalam arti makin banyak sumber daya yang tersedia, maka nilai mendekati 5, begitu juga sebaliknya. Skor Skor 1 :15 : Paling tidak tersedia
87
Penilaian prioritas masalah dilakukan pada Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) yang dilaksanakan pada tanggal 13 Juni 2012. Prioritas masalah ditentukan berdasarkan hasil penjumlahan dari keempat indikator diatas. Masalah kesehatan yang mempunyai total nilai tertinggi merupakan prioritas utama.
V.2.1 Penentuan Prioritas Masalah Fisik dan Non Fisik Masalah fisik adalah masalah yang memerlukan upaya tambahan secara fisik untuk memecahkan permasalahannya serta harus didukung dengan sumber daya desa. Masalah non fisik adalah masalah yang tidak memerlukan pembangunan secara fisik tetapi lebih diarahkan kepada pendekatan sosial budaya. Tabel 6. Penentuan Prioritas Masalah Fisik dan Non Fisik No MASALAH
Tidak tersedia sarana pembuangan sampah
JUMLAH URUTAN
a.
4.8 0
3.7 3
4.0 7
4.1 3
16.73
b.
3.0
2.9
2.7
2.7
11.40
88
0 2.9 3
3 3.0 7
3 2.9 3
3 2.5 3
c.
11.47
IV
d.
langit rumah yang bersih, kuat, sehat dan tingginya 2,75 m2 Tidak tersedianya
2.8 0
2.6 7
2.3 3
2.6 0
10.40
VII
e.
15.47
II
f.
Balita yang tidak datang ke posyandu Tidak membuka jendela rumah setiap hari
12.40
III
g.
11.20
VI
Urutan prioritas masalah fisik dan non fisik: 1. Tidak tersedia sarana pembuangan sampah dan perilaku membuang sampah tidak pada tempatnya. 2. Tidak tersedianya jamban sehat dan perilaku BAB tidak di jamban. 3. Balita yang tidak datang ke posyandu. 4. Rumah yang tidak memiliki pencahayaan yang memenuhi syarat. 5. Dapur rumah yang tidak memiliki lubang asap. 6. Tidak membuka jendela rumah setiap hari. 7. Tidak memiliki langit-langit rumah yang bersih, kuat, sehat dan tingginya 2,75 m2
89
Berdasarkan hasil Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) diperoleh hasil urutan prioritas masalah fisik dan non fisik yang saling berkaitan maupun yang tidak berkaitan, yaitu : a. Saling berkaitan 1. Perilaku BAB di sungai dan sarana jamban yang tidak memenuhi syarat kesehatan. 2. Membuang sampah di kebun dan rumah dengan sarana pembuangan sampah yang tidak kedap air dan tertutup. b. Tidak Berkaitan 1. Masalah Fisik a) Rumah yang tidak memiliki pencahayaan yang memenuhi syarat. b) Dapur rumah yang tidak memiliki lubang asap. c) Tidak memiliki langit-langit rumah yang bersih, kuat, sehat dan tingginya 2,75 m2 2. Masalah Non-Fisik a) Tidak membuka jendela rumah setiap hari. b) Balita yang tidak datang ke posyandu.
Perilaku masyarakat dan lingkungan berkaitan dengan masalah-masalah kesehatan yang muncul di Dusun Kalangan. No 1 Surveilans penyakit Diare Perilaku - Perilaku dan sarana pembuangan tinja yang tidak sehat
90
- Perilaku dan kurangnya sarana pembuangan 2 Batuk pilek sampah yang memenuhi syarat - Rumah tidak memilki lubang asap dapur - Rumah tidak memiliki ventilasi yang memenuhi syarat 3 Gatal-gatal - Rumah tidak memiliki pencahayaan alami Perilaku dan sarana pembuangan pembuangan tinja yang tidak sehat
91
Setelah menganalisis masalah, maka diperoleh prioritas masalah yang selanjutnya dilakukan pembahasan dan analisis penyebab yang dapat dijadikan kemungkinan penyebab. Penyebab yang telah dianalisa tersebut diharapkan dapat dipecahkan. Tabel 8. Penyebab Masalah Fisik dan Non Fisik NO 1. MASALAH Tidak tersedia sarana pembuangan sampah dan perilaku membuang sampah tidak pada tempatnya baik. 2. Kesadaran warga yang masih kurang 2. Tidak tersedianya jamban sehat dan perilaku BAB tidak di jamban tentang pentingnya PENYEBAB 1. Kurangnya pengetahuan tentang sarana pembuangan sampah yang
pentingnya BAB di jamban sehat. 4. Kurangnya mengenai jamban pengetahuan sehat dan
dampak yang akan timbul apabila 3. BAB di sungai. Balita yang tidak datang ke 1. Kesibukan orang tua posyandu 2. Ada balita yang sudah mengikuti PAUD 3. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan balita ke posyandu
92
4.
Rumah yang tidak memiliki 1. Kurangnya pengetahuan mengenai pencahayaan yang memenuhi pentingnya pencahayaan alami bagi kesehatan. tidak 1. Kurangnya pengetahuan tentang
5. 6.
syarat Dapur
rumah
yang
sirkulasi udara Tidak membuka jendela rumah 1. Rumah ditinggal pergi 2. Kurangnya pengetahuan tentang arti sirkulasi udara di dalam rumah 3. Belum mempunyai jendela
7.
Tidak
memiliki
Masalah adalah adanya kesenjangan antara harapan atau tujuan yang ingin dicapai dengan kenyataan yang sesungguhnya sehingga menimbulkan rasa tidak puas dan keinginan untuk memecahkannya. Untuk memecahkan masalah
93
digunakan metode siklus pemecahan masalah, dimana hal terpenting pada upaya pemecahan masalah adalah bahwa kegiatan dalam rangka pemecahan masalah harus sesuai dengan penyebab masalah tersebut. Adapun urutan dalam siklus pemecahan masalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Identifikasi/ inventarisasi masalah Penentuan prioritas masalah Penentuan penyebab masalah Memilih penyebab yang paling memungkinkan Menentukan alternatif pemecahan masalah Penetapan pemecahan masalah terpilih Penyusunan rencana penerapan Monitoring dan evaluasi Setelah mendapatkan prioritas masalah, bersama dengan warga kemudian ditentukan rencana kegiatan untuk pemecahan masalah. Kegiatan untuk program jangka pendek dan mudah dilaksanakan, dapat dilakukan segera oleh masyarakat sendiri. Sedangkan kegiatan untuk program jangka pendek dan atau jangka panjang yang memerlukan tindak lanjut dapat diusulkan sebagai
bahanperencanaan dalam Mubangdes (Musyawarah Pembangunan Desa) tahun berikutnya. Tabel 9. Alternatif Pemecahan Masalah Fisik dan Non-Fisik NO MASALAH ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH 1 Tidak tersedia sarana pembuangan 1. Penyuluhan mengenai tempat atau
94
lokasi pembuangan sampah yang memenuhi syarat kesehatan serta dampaknya apabila terus menerus membuang sampah sembarangan. 2. Gotong royong membuat tempat penampungan sampah yang
4. Penyuluhan mengenai pentingnya pemeriksaan balita di Posyandu 5. Kerja sama dengan PAUD 4di Dusun Panjangan Bawah dan Srikuwe Utara
Rumah
yang
tidak
Dapur rumah yang tidak memiliki 6. Penyuluhan tentang rumah sehat lubang asap
Tidak membuka jendela rumah setiap 7. Penyuluhan tentang rumah sehat hari
Tidak memiliki langit-langit rumah 8. Penyuluhan tentang rumah sehat yang bersih, kuat, sehat dan tingginya 2,75 m2
95
1. Penyuluhan mengenai tempat atau lokasi pembuangan sampah yang memenuhi syarat kesehatan serta dampaknya apabila terus menerus membuang sampah sembarangan. 2. Gotong royong membuat tempat penampungan sampah yang memenuhi syarat 3. Penyuluhan tentang perubahan perilaku BAB 4. Penyuluhan mengenai pentingnya pemeriksaan balita di Posyandu 5. Kerja sama dengan PAUD di Dusun Panjangan Bawah dan Srikuwe Utara 6. Penyuluhan tentang rumah sehat
Rangkuman alternatif penyelesaian masalah: 1. Penyuluhan mengenai perilaku dan sarana pembuangan sampah yang memenuhi syarat kesehatan serta dampak dari perilaku dan sarana yang tidak memenuhi syarat, serta bagaimana cara pemanfaatan sampah. 2. Gotong royong membuat tempat penampungan sampah yang memenuhi syarat 3. Penyuluhan mengenai pentingnya pemeriksaan balita di Posyandu 4. Kerja sama dengan PAUD di Dusun Panjangan Bawah dan Srikuwe Utara 5. Penyuluhan mengenai rumah sehat
96
Setelah menentukan alternatif pemecahan masalah, tahapan selanjutnya adalah menentukan intervensi masalah. Dalam menentukan intervensi masalah perlu diketahui pertimbangan dalam pemecahan masalah dalam hal kemudahan dan kesulitannya serta penting atau kurang pentingnya masalah tersebut, kemudian dapat menentukan pula jangka waktu yang dapat diperkirakan untuk pelaksanaan kegiatan intervensi. Berdasarkan hal tersebut, maka intervensi masalah yang akan dilakukan dikelompokkan menjadi : 1. 2. Pemecahan masalah yang penting dan mudah dilakukan Pemecahan masalah yang penting dan sulit dilakukan
97
3. 4.
Pemecahan masalah yang kurang penting dan mudah dilakukan Pemecahan masalah yang kurang penting dan sulit dilakukan Dalam melakukan intervensi dibagi juga menjadi intervensi fisik dan non
fisik. Intervensi fisik adalah intervensi yang dilakukan dengan pembangunan fisik, sedangkan intervensi non fisik adalah intervensi yang bentuk pelaksanaannya berupa pembangunan non fisik. Pengelompokkan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 10.Intervensi Fisik dan Non Fisik PENTING MUDAH Penyuluhan mengenai perilaku dan saran pembuangan sampah yang memenuhi syarat dan SULIT Kerja sama PAUD di
dengan Dusun
dampak dari perilaku membuang sampah tidak pada tempatnya serta cara pemanfaatan sampah. Gotong royong membuat tempat penampungan memenuhi syarat Penyuluhan mengenai pentingnya pemeriksaan balita di posyandu TIDAK PENTING Penyuluhan sehat mengenai rumah sampah yang
98
1.
Mudah dan penting : menunjukkan kegiatan dapat dilakukan dalam waktu 1 tahun (rencana jangka pendek).
2.
Sulit dan penting : menunjukkan kegiatan dapat dilakukan dalam waktu 1-3 tahun (rencana jangka menengah).
99
PLAN OF ACTION MASALAH FISIK DAN NON FISIK DUSUN KALANGAN, DESA AMBARTAWANG
Jangka Pendek
No 1 Kegiatan Penyuluhan tentang rumah sehat dan pembuangan sampah yang baik Tujuan Warga Dusun Kalangan diharapkan mengetahui tentang rumah sehat dan pembuangan sampah yang baik 16-09- 2013 Petugas puskesmas Sasaran Warga Dusun Kalangan, Desa Ambartawa ng Lokasi Kediaman warga di Dusun Kalangan Waktu 16-03-2013 Pelaksana Dokter muda Universitas Trisakti Dana Dana swadaya dokter muda Metode Tolak ukur
100
Penyuluhan 2. tentang pentingnya Posyandu Warga Dusun Kalangan yang memiliki balita mengetahui pentingnya datang ke Posyandu Ibu yang memiliki balita di Dusun Kalangan Posyandu 16-03-2013
Dokter muda Universitas Trisakti Dana swadaya dokter muda Petugas 16-09- 2013 puskesmas
101
2.
Diharapkan warga dapat memahami fungsi dan dampak dari kurangnya pencahayaan agar terhindar dari gangguan mata.
16-03-2013
Proses : Warga diharapkan dapat menggunakan genting kaca sebagai alternatif untuk pencahayaan rumah yang baik. Hasil: Warga dapat mengaplikasikan untuk penggunaan genting kaca
Jangka Menengah
102
No 1.
Tujuan Warga Dusun Kalangan dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat
Tolak ukur Proses : Telah dilakukan gerakan jumat bersih Hasil : Terciptanya lingkungan bersih dan sehat di Dusun Kalangan.
2.
Agar warga Dusun Kalangan dapat mengetahui cara membuat jamban sehat dan tempat
Dusun Kalangan
PNPM-MPAPBDes
Proses: Terlaksana pembuatan percontohan jamban sehat dan tempat pembuangan sampah
103
pembuangan sampah
Hasil: Warga mengetahui dan membuat jamban sehat dan tempat pembuangan sampah yang baik
104
3.
Kerja sama dengan PAUD di Dusun Panjangan Bawah dan Srikuwe Utara
Telah dilakukan kerja sama antara PAUD dengan Posyandu. Hasil: Balita yang bersekolah di PAUD dapat terpantau oleh Posyandu
105
Setelah dapat menentukan intervensi masalah yang akan dilaksanakan, langkah berikutnya yaitu membuat rencana pelaksanaan intervensi masyarakat. Rencana pelaksanaan ini haruslah memuat : 1. WHAT (KEGIATAN) : sesuatu yang ingin dicapai. Penjelasan tujuan operasional program yang ingin dicapai. 2. WHY (KENAPA) : mengapa program ini dilaksanakan. Masalah utama yang akan dipecahkan, dituangkan dalam bentuk tujuan yang ingin dicapai. Berisi penjelasan terhadap pertanyaan mengapa kegiatan program penting dilaksanakan. 3. WHEN (KAPAN) : kapan rencana kegiatan akan dilaksanakan. Jelaskan fase atau tahapan kegiatan yang akan dilakukan. 4. WHERE (DIMANA) dilaksanakan. Berisi penjelasan tentang transport, dana, dan jenis komunikasi yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan program. 5. WHO (SIAPA SAJA) : siapa saja yang akan mengerjakan dan siapa : dimana rencana kegiatan tersebut akan
sasaran kegiatan program. Berbagai kegiatan program harus ada penanggungjawabnya dan staf yang akan melaksanakan rencana kegiatan tersebut. 6. HOW (BAGAIMANA) : bagaimana cara mengerjakannya.
74
106
Langkah praktis yang akan digunakan untuk mencapai tujuan program termasuk bagaimana mengatasi berbagai hambatan atau kendala yang mungkin muncul selama kegiatan berlangsung. Dari dasar teori tersebut, kami jabarkan dalam rencana, dijabarkan dalam rencana tabel pelaksanaan. Rencana pelaksanaan ini memuat antara lain adalah nama intervensi, tujuan kegiatan intervensi, rencana waktu pelaksanaan, rencana lokasi pelaksanaan, rencana indikator intervensi, dan Pelaksanaan intervensi direncanakan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : 1. Rencana pelaksanaan jangka pendek Rencana pelaksanaan jangka pendek berisi rencana intervensi yang akan dilaksanakan selambat-lambatnya dalam waktu 1 tahun ke depan. 2. Rencana pelaksanaan jangka menengah Rencana jangka menengah berisi rencana intervensi yang akan dilaksanakan selambat-lambatnya dalam waktu 3 tahun ke depan (Hartoyo, 2006).
107
Berdasarkan prioritas masalah, intervensi dilakukan di Dusun Kalangan dipilih salah satu masalah yang paling utama baik fisik maupun non fisik. Perwujudan intervensi ini disusun mengenai posyandu balita dan rumah sehat yang telah diprioritaskan dalam pemberian informasi yang sebelumnya telah dilakukan MMD (Musyawarah Masyarakat Desa) dengan dihadiri oleh perwakilan dari kepala desa Ambartawang, perwakilan dari kepala dusun, para tokoh masyarakat, kader dan warga Dusun Kalangan.
X.1. Laporan Intervensi Dusun Kalangan Telah dilakukan intervensi dusun dalam bentuk penyuluhan mengenai posyandu balita dan rumah sehat. Intervensi telah dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 Maret 2013, pukul 19.00-20.00 WIB dilaksanakan di kediaman Ibu Yuli Amwimkhati, yang dihadiri oleh para tokoh masyarakat dan warga Dusun Kalangan. Dalam penyuluhan disajikan materi mengenai : 1. 2. Posyandu balita Rumah sehat
X.1.1.Pelaksanaan Intervensi Saat dilakukan penyuluhan, warga yang hadir memberi respon yang cukup baik dari permulaan penyuluhan sampai akhirnya warga mengerti dan berusaha untuk melakukan seperti apa yang dijelaskan selama proses penyuluhan. Respon warga diwujudkan dengan adanya pertanyaan seputar
61
108
masalah kesehatan. Dengan penyuluhan ini diharapkan warga mengerti cara mengatasi permasalahan kesehatan yang ada sehingga dapat mencapai visi Indonesia Sehat dengan membentuk Dusun Kalangan menjadi dusun siaga menuju desa sehat.
X.1.2. Laporan Kegiatan Intervensi 1. Hari/Tanggal Tempat Peserta Acara 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pembukaan. Pembacaan doa. Sambutan oleh tokoh masyarakat Dusun Kalangan Penyuluhan oleh dokter muda Sesi Tanya Jawab Penutupan : Sabtu, 16 Maret 2013 : Kediaman Ibu Yuli Amwimkhati RT 02 : 40 orang :
Penyuluhan dilakukan 4 sesi, dilakukan penyuluhan lalu dilakukan sesi tanya jawab. Penyuluhan dilakukan masing-masing kurang lebih 20 menit setelah itu dilkukan dengan sesi tanya jawab.
Penyuluhan mengenai Posyandu Balita 1. Menjelaskan pengertian posyandu 2. Menjelaskan tujuan posyandu 3. Menjelaskan mengenai kegiatan posyandu 4. Menjelaskan mengenai indikator standar posyandu
109
Penjelasan mengenai Rumah Sehat 1. 2. 3. 4. 5. Menjelaskan pengertian rumah sehat Menjelaskan syarat-syarat rumah sehat Menjelaskan indikator rumah sehat Menjelaskan manfaat rumah sehat Menjelaskan akibat apabila rumah tidak sehat
110
XI.1. Kesimpulan Setelah dilakukan survei di Dusun Kalangan Desa Ambartawang, ditentukan masalah fisik dan masalah non fisik, yaitu : 5 Masalah Fisik, yaitu : Jamban yang memenuhi syarat kesehatan Sarana Pembuangan Sampah yang memadai Dapur rumah yang memiliki lubang asap Rumah yang memiliki pencahayaan yang memenuhi syarat Rumah yang memiliki langit-langit yang memenuhi syarat
4 Masalah Non-Fisik, yaitu : Perilaku buang air besar (BAB) di jamban Membuang sampah di tempatnya Balita datang ke Posyandu Membuka jendela setiap hari Penentuan prioritas masalah dilakukan melalui Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD) pada hari Rabu, tanggal 13 Maret 2013. Dari hasil MMD, didapatkan prioritas masalah fisik dan non fisik yang saling berkaitan maupun yang tidak berkaitan, yaitu :
111
1.
Saling berkaitan a. Perilaku BAB di sungai dan sarana jamban yang tidak memenuhi syarat kesehatan. b. Membuang sampah di kebun dan rumah dengan sarana pembuangan sampah yang tidak kedap air dan tertutup.
2.
Tidak Berkaitan a. Masalah Fisik 1) Dapur yang memiliki lubang asap. 2) Rumah yang memiliki langit-langit yang memenuhi syarat. 3) Rumah dengan pencahayaan yang tidak memenuhi syarat. b. Masalah Non-Fisik 1) Balita yang tidak datang ke posyandu 2) Membuka jendela setiap hari Intervensi dilakukan pada tanggal 16 Maret dan 2013 di Kediaman Ibu
Yuli Amwimkhati. Intervensi yang dilakukan berupa penyuluhan tentang posyandu balita dan rumah sehat.
XI.2. Saran 1. Terhadap perangkat desa dan tokoh masyarakat: a. Kepala desa, perangkat dusun dan tokoh masyarakat tetap aktif membina dan menggerakkan warga Dusun Kalangan secara berkesinambungan dalam upaya meningkatkan kesadaran warga tentang masalah yang terjadi di lingkungannya. Perlu dilakukan
112
tindak lanjut atas pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan agar warga Dusun Kalangan secara bertahap mulai menyadari dan memahami perilaku hidup bersih dan sehat serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Terhadap pihak pengelola kesehatan: a. Peningkatan frekuensi pemantauan terhadap masalah kesehatan yang ada di warga Dusun Kalangan. b. Melakukan evaluasi dan tindak lanjut atas kegiatan pemantauan
c. Peningkatan frekuensi penyuluhan kesehatan sehingga memperluas wawasan warga Dusun Kalangan. d. Meningkatkan peran serta kader-kader kesehatan dalam
meningkatkan kesadaran warga. Membantu perangkat desa untuk berkoordinasi dengan pihak-pihak lain yang dapat membantu memecahkan masalah-masalah kesehatan yang timbul.
113
Demikian laporan hasil survei kesehatan dan intervensi kesehatan warga Dusun Kalangan, Desa Ambartawang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah yang terlaksana dengan baik, berkat kerjasama antara warga desa, perangkat desa, dan instansi yang terkait. Dengan kerjasama yang baik tersebut akan didapatkan alternatif pemecahan masalah dari masalah-masalah yang timbul pada warga desa, dan kemudian diambil alternatif pemecahan masalah terbaik. Besar harapan kami dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak yang terkait dalam mewujudkan Dusun Kalangan menjadi dusun sehat. Untuk selanjutnya diharapkan warga desa dan perangkat desa aktif melanjutkan dan membina kegiatan-kegiatan kesehatan yang telah ada secara berkesinambungan, guna tercapai desa siaga menuju Indonesia sehat. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat yang berarti dalam upaya peningkatan kesehatan warga Dusun Kalangan, Desa Ambartawang, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.
66
88
114
DAFTAR PUSTAKA
Adnani, Hariza. 2011. Buku Ajar : Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta : Nuha Medika. Depkes RI. 2006. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Depkes RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Hadisaputro S, Nizar M, Suwandono A. 2011. Epidemiologi Manajerial. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hartoyo. 2010. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Intervensi Masyarakat dalam Bentuk Pendekatan Kemasyarakatan.. Mubarak W.I & Chayatin N. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba Medika.. Myrnawati. 2004. Buku Ajar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : FK Yarsi. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Waluyono K, et al. Pedoman Praktis Pelaksanaan Kerja di Puskesmas. Magelang : Bapelkes. 2000.
115
LAMPIRAN