Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KI3-141 Percobaan K-1 VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

Nama NIM Kelompok Shift Assisten Praktikum

: Ahlul Hafizan Resha : 10511030 :2 : Jumat siang : Marvin H.P Septian Karyana (20512031) (20513003)

Tanggal percobaan

: Jumat, 11 Oktober 2013

Tanggal pengumpulan : Jumat, 18 Oktober 2013

LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2013

VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

I.

Tujuan Percobaan

1. Menentukan massa jenis dan viskositas cairan dengan metode Oswald pada berbagai suhu. 2. Menentukan nilai tetapan A dan energi ambang aliran (E) cairan. 3. Menentukan tetapan Van der Waals cairan.

II.

Teori Dasar Fluida adalah zat yang dapat mengalir, yang dapat berupa gas atau pun zat cair. Salah satu sifat yang dimiliki oleh fluida adalah viskositas. Viskositas merupakan sifat fluida yang menghambat fluida tersebut saat mengalir. Kadang kadang viskositas ini diserupakan dengan kekentalan. Fluida yang kental ( viskos ) akan mengalir lebih lama dalam suatu pipa dari pada fluida yang kurang kental. Nilai koefisien viskositas suatu fluida sangat berpengaruh pada suhu. Pada suhu tinggi nilai koefisien viskositas itu akan menurun. Artinya, fluida itu akan semakin encer jika suhunya semakin tinggi Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas fluida disebut viskosimeter. Paling tidak, ada 2 prinsip dasar/ metode pengukuran viskositas tersebut. pertama, metode pengukuran berdasarkan laju aliran fluida dalam pipa kapiler vertikal saat menempuh jarak tertentu. Alat yang digunakan sesuai dengan metode ini adalah viskosimeter ostwald yang asas kerjanya berdasarkan hukum Poiseuille. Hukum Poiseuille dituliskan sebagai P = dengan : P = tekanan = koefisien viskositas fluida L= panjang pipa kapiler yang dilalui fluida

= laju aliran volume Berdasarkan hukum Poiseuille, dengan viskosimeter Ostwald dapat ditentukan viskositas fluida jika h, , L, dan V dapat diukur. Persamaan Poiseuille menjadi

dengan = massa jenis cairan yang akan ditentukan viskositasnya; t = waktu pengaliran cairan dari tanda a samapi B; = jejari pipa kapiler yang panjangnya L; h = jarak antara bola kecil dan besar. Jika viskositas cairan ( dalam hal ini alkohol ) =c xtx dan viskositas air = c wtw maka viskositas alkohol
x terhadap

viskositas air

w adalah

Koefisien viskositas air ditentukan melalui interpolasi data dari tabel pada suhu yang sesuai. Perangkat percobaan viskosimeter ostwald digunakan untuk

menentukan koefisien viskositas fluida, terutama yang encer. Fluida yang kental sebaiknya tidak menggunakan peralatan ini karena waktu yang dibutuhkan fluida kental untuk turun melalui pipa kapiler jauh lebih lama dibandingkan dengan yang encer. Selain dengan viskosimeter Ostwald, mengukur koefisien viskositas fluida dapat menggunakan metode stokes, yakni menentukan koefisien viskositas melalui pengukuran laju terminal ( laju konstan) benda berbentuk bola dalam fluida yang akan diukur koefisien viskositasnya yang dijatuhkan dari ats permukaan fluida.

Selama resultan gaya- gaya yang bekerja pada bola nol, maka bola mengalami laju terminal ( konstan ) dan berlaku rumus ( )

dengan v = laju terminal

= kerapatan bola 0 = kerapatan fluida

Jika jarak AB = h, waktu bola dari A ke B adalah t, diameter bola d dan massanya m, maka persamaan di atas akan menjadi

Perangkat percobaan viskosimeter ini lebih cocok digunakan untuk menentukan koefisien viskositas fluida yang kental. Contoh penggunaan peralatan ini adalah untuk mengukur koefisien viskositas gliserin, oli, atau minyak. Prinsip penghitungan berdasarkan pada kecepatan terminal bola dalam fluida, melalui data berupa waktu untuk menempuh jarak tertentu. III. Data Pengamatan W pikno kosong = 18,785 g
Suhu(oC) 25,3 35 45 air (g/mL) 0,9979707 0,9940359 0,99022 air (kg/ms)

0,000891
0,00072 0,000596

Zat

T (0C) Wpikno+larutan (g) 25,3 42,923 42,850 42,789 37,649 37,040 35,90 54,582

t (s) t1 t2 t3 trata-rata

8,14 8,10 8,01 8,0833 7,38 7,42 7,42 7,4067 6,93 6,84 6,88 6,8833 5,49 5,67 5,63 5,5967 5,53 5,58 5,62 5,5767 5,31 5,35 5,31 5,3233 5,31 5,35 5,40 5,3533

Air

35 45 25,3

Aseton

35 45

Kloroform

25,3

35 45 25,3 Metanol 35 45 25,3 Toulena 35 45

54,089 52,437 39,288 38,995 38,608 41,005 40,780 40,528

5,31 5,26 5,26 5,2767 5,31 5,26 5,13 5,2333 5,61 5,59 5,44 5,5467 4,72 4,73 4,77 4,7400 4,63 4,63 4,61 4,6233 5,48 5,27 5,29 5,3467 5,12 5,12 5,15 5,1300 4,54 4,51 4,52 4,5233

IV.

Pengolahan Data

1. Penentuan volume piknometer


Vpikno Untuk suhu 25,3oC Vpikno = = = 24,187 mL =

Perhitungan yang sama dilakukan pada dua suhu lainnya;


Suhu(oC) 25,3 35 45 V pikno (mL) 24,19 24,21 24,24

2. Penentuan massa jenis senyawa pada berbagai suhu =

Untuk aseton pada suhu = = 0,781 g/mL

ZAT AIR ASETON KLOROFORM TOLUENA METANOL AIR ASETON KLOROFORM TOLUENA METANOL AIR ASETON KLOROFORM TOLUENA METANOL

T(OC) 25,3

(
0,9979707 0,7799175 1,4799994 0,9186688 0,8476807

35

0,9940107 0,7540273 1,4582404 0,9085089 0,8347790

45

0,9902640 0,7060644 1,3882838 0,8969884 0,8177805

3. Penentuan viskositas senyawa pada berbagai suhu


senyawa = x air

untuk aseton pada suhu 25,3 celcius senyawa = x 0,000891

= 0,000482 kg/ms ZAT AIR T(OC) senyawa (kg/ms) 25,3 0,000891

ASETON KLOROFORM TOLUENA METANOL AIR ASETON KLOROFORM TOLUENA METANOL AIR ASETON KLOROFORM TOLUENA METANOL 45 35

0,000482 0,000875 0,000543 0,000501 0,00072 0,000411 0,000753 0,000456 0,000419 0,000596 0,000329 0,000635 0,000355 0,000323

4. Penentuan E dan A Air


Zat T(K) 1/T (1/K) ln 0,003352 -7,02317 0,003247 -7,23626

298,3 308

Grafik 1/T terhadap ln Air


-7 0.0031 -7.05 -7.1 -7.15 0.00315 0.0032 0.00325 0.0033 0.00335 0.0034

Air

y = 1942,9x - 13,539 R = 0,9993

ln

-7.2 -7.25 -7.3 -7.35 -7.4 -7.45

1/T

318

0,003145

-7,42527

Dari grafik di atas, diperoleh persamaan garis y = 1942,9x - 13,539

y = 1942,9x - 13,539 = i. E = 1942,9 ... R = 8,314 J/Mol K + ln A

= 16153,271 J/Mol

ii. A ln A = - 13,539 A = 1,3 x 10-6

Aseton
Zat T(K) 1/T (1/K) ln 0,003352 -7,63732 0,003247 -7,79637 0,003145 -8,02054

298,3 Aseton 308 318

Grafik 1/T terhadap ln Aseton


-7.6 0.0031 -7.65 -7.7 -7.75 0.00315 0.0032 0.00325 0.0033 0.00335 0.0034

ln

-7.8 -7.85 -7.9 -7.95 -8 -8.05

y = 1849,7x - 13,826 R = 0,9888

1/T

Dari grafik di atas, diperoleh persamaan garis y = 1849,7x - 13,826

= i. E = 1849,7

+ ln A

...

R = 8,314 J/Mol K

= 15378,4058 J/Mol ii. A ln A = -13,826 A = 9,89 x 10-7

Kloroform
1/T Zat T(K) (1/K) ln 0,003352 7,04118

Kloroform

298,3

Grafik 1/T terhadap ln Kloroform


-7 0.0031 -7.05 -7.1 0.00315 0.0032 0.00325 0.0033 0.00335 0.0034

ln

-7.15 -7.2 -7.25 -7.3 -7.35 -7.4 y = 1546.8x - 12.222 R = 0.9983

1/T

308 318

0,003247 7,19211 0,003145 7,36147

Dari grafik di atas, diperoleh persamaan garis y = 1546,8x - 12,222

= i. E = 1546,8

+ ln A

...

R = 8,314 J/mol K

= 12860,0952 J/mol ii. A ln A = - 12,222 A = 4,291 x 10-6

Toluena
Zat T(K) 1/T (1/K) ln 0,003352 -7,51929 0,003247 -7,69348 0,003145 -7,94405

298,3 Toluena 308 318

Grafik 1/T terhadap ln Kloroform


-7.4 0.0031 -7.5 -7.6 0.00315 0.0032 0.00325 0.0033 0.00335 0.0034

ln

-7.7 -7.8 -7.9 -8

y = 2050,1x - 14,378 R = 0,9875

1/T

Dari grafik di atas, diperoleh persamaan garis y = 2050,1x - 14,378 = i. E + ln A

= 2050,1

...

R = 8,314 J/molK

= 17044,5314 J/mol ii. A ln A = - 14,378 A = 5,698 x 10-7

Metanol
1/T Zat T(K) (1/K) ln 0,003352 7,59971 0,003247 0,003145 7,77812 -8,0365

298,3 Metanol 308 318

Grafik 1/T terhadap ln Kloroform


-7.55 0.0031 -7.6 -7.65 -7.7 -7.75 -7.8 -7.85 -7.9 -7.95 -8 -8.05 -8.1 0.00315 0.0032 0.00325 0.0033 0.00335 0.0034

ln

y = 2108,1x - 14,652 R = 0,9871

1/T

Dari grafik di atas, diperoleh persamaan garis y = 2108,1x - 14,652 = i. E + ln A

= 2108,1

...

R = 8,314 J/molK

= 17526,7434 J/mol ii. A ln A = - 14,652 A = 4,332 x 10-7

5. Penentuan tetapan van der waals Air Senyawa


1/

1/

1122,334

1,00203 1,00603 1,00983

Air

1388,889 1677,853

Grafik 1/ terhadap 1/ Air


1.011 1.01 1.009 1.008 1.007 1.006 1.005 1.004 1.003 1.002 1.001 1000 y = 10-5x + 0,9864 R = 0,9985

1/

1100

1200

1300

1400

1500

1600

1700

1800

1/

Dari grafik di atas, diperoleh persamaan garis y = 10-5x + 0,9864 = b = 0,9864 Aseton +b

Senyawa 1/

1/

2074,188 1,28219

Aseton

2431,75 1,32621 3042,82

1,4163

Grafik 1/ terhadap 1/ Aseton


1.44 1.42 1.4 1.38 1.36 1.34 1.32 1.3 1.28 1.26 1000 y = 0.0001x + 0.9908 R = 0.9979

1/

1500

2000

2500

3000

3500

1/

Dari grafik di atas, diperoleh persamaan garis y = 0,0001x + 0,9908 = b = 0,9908 Kloroform Senyawa
1/

+b

1/

1142,735 0,67568

Kloroform 1328,898 0,68576


1574,155 0,72031

Grafik 1/ terhadap 1/ Kloroform


0.73 0.72 0.71 0.7 0.69 0.68 0.67 0.66 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 y = 0.0001x + 0.5518 R = 0.9491

1/

1/

Dari grafik di atas, diperoleh persamaan garis y = 0,0001x + 0,5518 = b = 0,5518 +b

Toluena Senyawa 1/
1/

1843,249 1,08853

Toluena

2194,001

1,1007

2818,767 1,11484

Grafik 1/ terhadap 1/ Toluena


1.12 1.115 1.11 1.105 1.1 1.095 1.09 1.085 1000 1500 2000 2500 3000 y = 3*10-05x + 1,0409 R = 0,9862

1/

1/

Dari grafik di atas, diperoleh persamaan garis y = 3*10-05x + 1,0409 = b = 1,0409 +b

Metanol Senyawa 1/
1/

1997,61 1,17969

Metanol

2387,78 1,19792 3091,785 1,22282

Grafik 1/ terhadap 1/ Metanol


1.23 1.22 1.21 y = 4*10-5x + 1,1031 R = 0,9944

1/

1.2 1.19 1.18 1.17 1000 1500 2000 2500 3000 3500

1/

Dari grafik di atas, diperoleh persamaan garis y = 4*10-5x + 1,1031 = b = 1,1031 +b

V.

Pembahasan Pada percobaan ini dilakukan pengukuran massa jenis dan waktu tempuh dari beberapa senyawa pada jarak yang sama dengan mengubah suhu pada setiap pengukuran. Langkah tersebut dilakukan untuk menentukan viskositas dari masing-masing senyawa pada berbagai suhu. Variasi suhu adaah 25,3 ; 35 ; 45 dalam skala celcius. Viskositas merupakan tahanan yang dilakukan suatu lapisan terhadap lapisan lainnya. Hal ini bisa terjadi disebabkan adanya gaya gesekan antar lapisan yang menyusun suatu fluida. Molekul yang membentuk fluida saling bergesekan ketika fluida mengalir(Mochtar,1990). Viskositas disebabkan oleh adanya gaya kohesi (gaya tarik-menarik antarmolekul sejenis) pada zat cair. Sedangkan pada zat berbentuk gas, viskositas disebabkan tumbukan antar molekul. Fluida yang lebih cair akan lebih mudah mengalir, artinya viskositasnya semakin kecil. Viskositas cairan murni adalah indeks hambatan aliran cairan. Gaya kohesi adalah gaya tarik-menarik antarmolekul sejenis. Sedangkan gaya adhesi adalah gaya tarik- menarik antarmolekul yang tidak sejenis. Faktor- fator yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut (Bird,1987): a.Tekanan Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan. b. Temperatur Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas naik dengan naiknya suhu (Martin, 2006). Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur. c. Matriks Campuran Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahan tambahan seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan viskositas akan turun karena gliserin maupun minyak akan semakin encer, waktu alirnya semakin cepat. d. Ukuran dan berat molekul Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol cepat,larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi serta laju aliran lambat sehingga viskositas juga tinggi.

e. Berat molekul Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak. f. Kekuatan antar molekul Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPO dengan gugus OH pada trigliseridanya naik pada keadaan yang sama. Jika diartikan dalam sistem newtonian viskositas () merupakan perbandingan antara Shearing stress F/A dan Rate of shear dv/dr. Satuan viskositas adalah poise atau dynedetikcm-2 Fluiditas () merupakan kebalikan dari viskositas. Satuan fluiditas adalah centipoise (cps). 1cps= 0,01poise. = dan = 1/ Pada sistem non-newtonian, ditemukan bahwa jika gaya van der waals lemah maka fluiditas tinggi atau viskositas dari cairan tersebut rendah. Jika ditinjau dari data percobaan, air merupakan senyawa yang mempunyai viskositas paling tinggi karena walaupun massa jenisnya rendah dibandingkan kloroform, air mempunyai ikatan hidrogen, sehingga dengan adanya ikatan non-kovalen yang cukup kuat ini menyebabkan molekul-molekul air terikat kuat dan susah mengalir. Kloroform mempunyai viskositas yang cukup tinggi walaupun ikatan antar molekulnya cukup rendah karena massa jenis kloroform relatif paling tinggi dibandingkan larutan yang lain. Sehingga sangat terlihat bahwa pengaruh massa jenis dan ikatan intermolekul sangat berpengaruh pada viskositas fluida. Hal ini sesuai dengan teori yang ada. Dari berbagai kurva, didapatkan R2 yang sangat mendekati 1, sehingga percobaan yang dilakukan memperlihatkan hasil yang presisi. Kesalahan bisa terjadi pada penghitungan jeda waktu tempuh dan juga larutan yang sangat mudah menguap seperti aseton sehingga pengukuran pada suhu tinggi tidak disarankan.

VI.

Kesimpulan Massa jenis dan viskositas senyawa pada berbagai suhu (


0,9979707 0,7799175 1,4799994 0,9186688

ZAT AIR ASETON KLOROFORM TOLUENA

T(OC) 25,3

senyawa (kg/ms) 0,000891 0,000482 0,000875 0,000543

METANOL AIR ASETON KLOROFORM TOLUENA METANOL AIR ASETON KLOROFORM TOLUENA METANOL 45 35

0,8476807 0,9940107 0,7540273 1,4582404 0,9085089 0,8347790 0,9902640 0,7060644 1,3882838 0,8969884 0,8177805

0,000501 0,00072 0,000411 0,000753 0,000456 0,000419 0,000596 0,000329 0,000635 0,000355 0,000323

E dan A dari berbagai senyawa Senyawa Air Aseton Kloroform Toluen Metanol
16153,271 15378,4058 12860,0952 17044,5314 17526,7434

E
1,3 x 10-6

9,89 x 10-7 4,291 x 10-6 5,698 x 10-7 4,332 x 10-7

Tetapan van der waals dari berbagai senyawa Senyawa Air Aseton E
0,9864 0,9908

Kloroform 0,5518 Toluen Metanol


1,0409 1,1031

VII.

Daftar Pustaka
Bearings.Vol 46. Hal 143-152. IndiaR. Lide, David, et.al. 2004.

Rao, RR danFasad, KR. 2003.Effects of Velocity- Slip and Viscosity variationon Journal CRC Handbook of Chemistry and Physics. CRC PressLLC. Halaman 1010-1036 S. Glasstone. 1946. Textbook of Physical Chemistry, ed.2. hal 496-500 J. A. Kitchener. 1967. Findlayss Practical Physical Chemistry, ed.8. hal 86-91 Daniels et al. 1970. Experimental Physical Chemistry, ed. 7. Hal 157-161 JM. Wilson et al. 1968. Experimental in Pgysical Chemistry, ed.2.hal 8-9

Anda mungkin juga menyukai