: Ahlul Hafizan Resha : 10511030 :2 : Jumat siang : Marvin H.P Septian Karyana (20512031) (20513003)
Tanggal percobaan
LABORATORIUM KIMIA FISIKA PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2013
I.
Tujuan Percobaan
1. Menentukan massa jenis dan viskositas cairan dengan metode Oswald pada berbagai suhu. 2. Menentukan nilai tetapan A dan energi ambang aliran (E) cairan. 3. Menentukan tetapan Van der Waals cairan.
II.
Teori Dasar Fluida adalah zat yang dapat mengalir, yang dapat berupa gas atau pun zat cair. Salah satu sifat yang dimiliki oleh fluida adalah viskositas. Viskositas merupakan sifat fluida yang menghambat fluida tersebut saat mengalir. Kadang kadang viskositas ini diserupakan dengan kekentalan. Fluida yang kental ( viskos ) akan mengalir lebih lama dalam suatu pipa dari pada fluida yang kurang kental. Nilai koefisien viskositas suatu fluida sangat berpengaruh pada suhu. Pada suhu tinggi nilai koefisien viskositas itu akan menurun. Artinya, fluida itu akan semakin encer jika suhunya semakin tinggi Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas fluida disebut viskosimeter. Paling tidak, ada 2 prinsip dasar/ metode pengukuran viskositas tersebut. pertama, metode pengukuran berdasarkan laju aliran fluida dalam pipa kapiler vertikal saat menempuh jarak tertentu. Alat yang digunakan sesuai dengan metode ini adalah viskosimeter ostwald yang asas kerjanya berdasarkan hukum Poiseuille. Hukum Poiseuille dituliskan sebagai P = dengan : P = tekanan = koefisien viskositas fluida L= panjang pipa kapiler yang dilalui fluida
= laju aliran volume Berdasarkan hukum Poiseuille, dengan viskosimeter Ostwald dapat ditentukan viskositas fluida jika h, , L, dan V dapat diukur. Persamaan Poiseuille menjadi
dengan = massa jenis cairan yang akan ditentukan viskositasnya; t = waktu pengaliran cairan dari tanda a samapi B; = jejari pipa kapiler yang panjangnya L; h = jarak antara bola kecil dan besar. Jika viskositas cairan ( dalam hal ini alkohol ) =c xtx dan viskositas air = c wtw maka viskositas alkohol
x terhadap
viskositas air
w adalah
Koefisien viskositas air ditentukan melalui interpolasi data dari tabel pada suhu yang sesuai. Perangkat percobaan viskosimeter ostwald digunakan untuk
menentukan koefisien viskositas fluida, terutama yang encer. Fluida yang kental sebaiknya tidak menggunakan peralatan ini karena waktu yang dibutuhkan fluida kental untuk turun melalui pipa kapiler jauh lebih lama dibandingkan dengan yang encer. Selain dengan viskosimeter Ostwald, mengukur koefisien viskositas fluida dapat menggunakan metode stokes, yakni menentukan koefisien viskositas melalui pengukuran laju terminal ( laju konstan) benda berbentuk bola dalam fluida yang akan diukur koefisien viskositasnya yang dijatuhkan dari ats permukaan fluida.
Selama resultan gaya- gaya yang bekerja pada bola nol, maka bola mengalami laju terminal ( konstan ) dan berlaku rumus ( )
Jika jarak AB = h, waktu bola dari A ke B adalah t, diameter bola d dan massanya m, maka persamaan di atas akan menjadi
Perangkat percobaan viskosimeter ini lebih cocok digunakan untuk menentukan koefisien viskositas fluida yang kental. Contoh penggunaan peralatan ini adalah untuk mengukur koefisien viskositas gliserin, oli, atau minyak. Prinsip penghitungan berdasarkan pada kecepatan terminal bola dalam fluida, melalui data berupa waktu untuk menempuh jarak tertentu. III. Data Pengamatan W pikno kosong = 18,785 g
Suhu(oC) 25,3 35 45 air (g/mL) 0,9979707 0,9940359 0,99022 air (kg/ms)
0,000891
0,00072 0,000596
Zat
T (0C) Wpikno+larutan (g) 25,3 42,923 42,850 42,789 37,649 37,040 35,90 54,582
t (s) t1 t2 t3 trata-rata
8,14 8,10 8,01 8,0833 7,38 7,42 7,42 7,4067 6,93 6,84 6,88 6,8833 5,49 5,67 5,63 5,5967 5,53 5,58 5,62 5,5767 5,31 5,35 5,31 5,3233 5,31 5,35 5,40 5,3533
Air
35 45 25,3
Aseton
35 45
Kloroform
25,3
5,31 5,26 5,26 5,2767 5,31 5,26 5,13 5,2333 5,61 5,59 5,44 5,5467 4,72 4,73 4,77 4,7400 4,63 4,63 4,61 4,6233 5,48 5,27 5,29 5,3467 5,12 5,12 5,15 5,1300 4,54 4,51 4,52 4,5233
IV.
Pengolahan Data
ZAT AIR ASETON KLOROFORM TOLUENA METANOL AIR ASETON KLOROFORM TOLUENA METANOL AIR ASETON KLOROFORM TOLUENA METANOL
T(OC) 25,3
(
0,9979707 0,7799175 1,4799994 0,9186688 0,8476807
35
45
ASETON KLOROFORM TOLUENA METANOL AIR ASETON KLOROFORM TOLUENA METANOL AIR ASETON KLOROFORM TOLUENA METANOL 45 35
0,000482 0,000875 0,000543 0,000501 0,00072 0,000411 0,000753 0,000456 0,000419 0,000596 0,000329 0,000635 0,000355 0,000323
298,3 308
Air
ln
1/T
318
0,003145
-7,42527
= 16153,271 J/Mol
Aseton
Zat T(K) 1/T (1/K) ln 0,003352 -7,63732 0,003247 -7,79637 0,003145 -8,02054
ln
1/T
= i. E = 1849,7
+ ln A
...
R = 8,314 J/Mol K
Kloroform
1/T Zat T(K) (1/K) ln 0,003352 7,04118
Kloroform
298,3
ln
1/T
308 318
= i. E = 1546,8
+ ln A
...
R = 8,314 J/mol K
Toluena
Zat T(K) 1/T (1/K) ln 0,003352 -7,51929 0,003247 -7,69348 0,003145 -7,94405
ln
1/T
= 2050,1
...
R = 8,314 J/molK
Metanol
1/T Zat T(K) (1/K) ln 0,003352 7,59971 0,003247 0,003145 7,77812 -8,0365
ln
1/T
= 2108,1
...
R = 8,314 J/molK
1/
1122,334
Air
1388,889 1677,853
1/
1100
1200
1300
1400
1500
1600
1700
1800
1/
Dari grafik di atas, diperoleh persamaan garis y = 10-5x + 0,9864 = b = 0,9864 Aseton +b
Senyawa 1/
1/
2074,188 1,28219
Aseton
1,4163
1/
1500
2000
2500
3000
3500
1/
Dari grafik di atas, diperoleh persamaan garis y = 0,0001x + 0,9908 = b = 0,9908 Kloroform Senyawa
1/
+b
1/
1142,735 0,67568
1/
1/
Toluena Senyawa 1/
1/
1843,249 1,08853
Toluena
2194,001
1,1007
2818,767 1,11484
1/
1/
Metanol Senyawa 1/
1/
1997,61 1,17969
Metanol
1/
1.2 1.19 1.18 1.17 1000 1500 2000 2500 3000 3500
1/
V.
Pembahasan Pada percobaan ini dilakukan pengukuran massa jenis dan waktu tempuh dari beberapa senyawa pada jarak yang sama dengan mengubah suhu pada setiap pengukuran. Langkah tersebut dilakukan untuk menentukan viskositas dari masing-masing senyawa pada berbagai suhu. Variasi suhu adaah 25,3 ; 35 ; 45 dalam skala celcius. Viskositas merupakan tahanan yang dilakukan suatu lapisan terhadap lapisan lainnya. Hal ini bisa terjadi disebabkan adanya gaya gesekan antar lapisan yang menyusun suatu fluida. Molekul yang membentuk fluida saling bergesekan ketika fluida mengalir(Mochtar,1990). Viskositas disebabkan oleh adanya gaya kohesi (gaya tarik-menarik antarmolekul sejenis) pada zat cair. Sedangkan pada zat berbentuk gas, viskositas disebabkan tumbukan antar molekul. Fluida yang lebih cair akan lebih mudah mengalir, artinya viskositasnya semakin kecil. Viskositas cairan murni adalah indeks hambatan aliran cairan. Gaya kohesi adalah gaya tarik-menarik antarmolekul sejenis. Sedangkan gaya adhesi adalah gaya tarik- menarik antarmolekul yang tidak sejenis. Faktor- fator yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut (Bird,1987): a.Tekanan Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan. b. Temperatur Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan viskositas gas naik dengan naiknya suhu (Martin, 2006). Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energi. Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur. c. Matriks Campuran Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahan tambahan seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan viskositas akan turun karena gliserin maupun minyak akan semakin encer, waktu alirnya semakin cepat. d. Ukuran dan berat molekul Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol cepat,larutan minyak laju alirannya lambat dan kekentalannya tinggi serta laju aliran lambat sehingga viskositas juga tinggi.
e. Berat molekul Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak. f. Kekuatan antar molekul Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPO dengan gugus OH pada trigliseridanya naik pada keadaan yang sama. Jika diartikan dalam sistem newtonian viskositas () merupakan perbandingan antara Shearing stress F/A dan Rate of shear dv/dr. Satuan viskositas adalah poise atau dynedetikcm-2 Fluiditas () merupakan kebalikan dari viskositas. Satuan fluiditas adalah centipoise (cps). 1cps= 0,01poise. = dan = 1/ Pada sistem non-newtonian, ditemukan bahwa jika gaya van der waals lemah maka fluiditas tinggi atau viskositas dari cairan tersebut rendah. Jika ditinjau dari data percobaan, air merupakan senyawa yang mempunyai viskositas paling tinggi karena walaupun massa jenisnya rendah dibandingkan kloroform, air mempunyai ikatan hidrogen, sehingga dengan adanya ikatan non-kovalen yang cukup kuat ini menyebabkan molekul-molekul air terikat kuat dan susah mengalir. Kloroform mempunyai viskositas yang cukup tinggi walaupun ikatan antar molekulnya cukup rendah karena massa jenis kloroform relatif paling tinggi dibandingkan larutan yang lain. Sehingga sangat terlihat bahwa pengaruh massa jenis dan ikatan intermolekul sangat berpengaruh pada viskositas fluida. Hal ini sesuai dengan teori yang ada. Dari berbagai kurva, didapatkan R2 yang sangat mendekati 1, sehingga percobaan yang dilakukan memperlihatkan hasil yang presisi. Kesalahan bisa terjadi pada penghitungan jeda waktu tempuh dan juga larutan yang sangat mudah menguap seperti aseton sehingga pengukuran pada suhu tinggi tidak disarankan.
VI.
T(OC) 25,3
METANOL AIR ASETON KLOROFORM TOLUENA METANOL AIR ASETON KLOROFORM TOLUENA METANOL 45 35
0,8476807 0,9940107 0,7540273 1,4582404 0,9085089 0,8347790 0,9902640 0,7060644 1,3882838 0,8969884 0,8177805
0,000501 0,00072 0,000411 0,000753 0,000456 0,000419 0,000596 0,000329 0,000635 0,000355 0,000323
E dan A dari berbagai senyawa Senyawa Air Aseton Kloroform Toluen Metanol
16153,271 15378,4058 12860,0952 17044,5314 17526,7434
E
1,3 x 10-6
Tetapan van der waals dari berbagai senyawa Senyawa Air Aseton E
0,9864 0,9908
VII.
Daftar Pustaka
Bearings.Vol 46. Hal 143-152. IndiaR. Lide, David, et.al. 2004.
Rao, RR danFasad, KR. 2003.Effects of Velocity- Slip and Viscosity variationon Journal CRC Handbook of Chemistry and Physics. CRC PressLLC. Halaman 1010-1036 S. Glasstone. 1946. Textbook of Physical Chemistry, ed.2. hal 496-500 J. A. Kitchener. 1967. Findlayss Practical Physical Chemistry, ed.8. hal 86-91 Daniels et al. 1970. Experimental Physical Chemistry, ed. 7. Hal 157-161 JM. Wilson et al. 1968. Experimental in Pgysical Chemistry, ed.2.hal 8-9