Anda di halaman 1dari 5

Primary Survey a.

Airway Tindakan yang dilakukan : Membuka jalan nafas dengan membuka mulut lihat adanya sumbatan Dengarkan bunyi nafas (Snoring/ngorok, Gurgling/kumur2, Stridor)

Dengan alat Pemasangan pipa orofaring Pemasangan pipa nasofaring Jika sumbatan berupa cairan lakukan suction

Tanpa alat Head tilt (mendorong kepala ke belakang) Chin lift Jaw thrust (Lakukan jika ada trauma cervikal)

b. Breathing Tindakan yang dilakukan : Menilai pasien dapat bernafas spontan (serta melihat gerak nafas) Avoid Hypoxia, Hypercardia

Dengan alat Kanul Nasal Aliran O2 1-6L/menit dgn konsentrasi 24-44% Sungkup Muka Sederhana Aliran O2 5-8L/menit dgn konsentrasi 40-60 %

Sungkup Muka Aerosol (Ambu Bag) Aliran O2 >10 L/menit dgn konsentrasi 100%

Tanpa alat Pernapasan mouth to mouth Diberikan 2 kali pernapasan dg 1 kali napas selama 2 detik. Dgn aliran 800-1200 ml dg konsentrasi 16-17 %. Pernapasan mouth to nose Dilakukan jk pernapasan mouth to mouth tdk memungkinkan. Pernapasan Mulut ke Stoma Pasien laringotomi

Tahap lanjut membuka jalan napas Pemasangan pipa endotrakheal (ETT).

Pemasangan ETT dapat menjamin terpeliharanya jalan napas dan sebaiknya di lakukan sesegera mungkin.

Indikasi pemasangan ETT : 1. Henti jantung 2. Pasien sadar yang tidak mampu bernapas dengan baik (edem paru) 3. Perlindungan jalan napas tidak memadai (koma) 4. Penolong tidak mampu memberi bantuan napas secara kompensional

Keuntungan ETT : 1. Terpeliharanya jalan napas 2. Dapat memebrikan oksigen dengan konsentrasi tinggi 3. Mencegah aspirasi 4. Tercapainya volume tidal yang di inginkan 5. Merupakan jalan masuk beberapa obat-obat resusitasi 6. Mempermudah penghisapan lendir di trakhea

Kerugian ETT : 1. Membersihkan jalan napas

Sapuan jalan napas membuka mulut pasien dengan teknik jaw trusht lalu menggunakan 2 jari (telunjuk dan jari tengah) untuk membersihkan dan mengambil benda asing dalam mulut

Jika ada cairan atau gurgling dilakukan suction

Jika sumbatan benda asing padat Tersedak (choking) lakukan back blow (pasien sadar) dan lakukan abdominal thrust ( pasien tidak sadar)

c. Circulation Tindakan yang dilakukan : Memeriksa Arteri Karotis

Dengan alat Jika teraba nadi lemah & akral dingin (tanda2 syok) berikan infus 2 jalur dgn cairan RL yg hangat 1-2 L diguyur. Tanpa alat Di lakukan kompresi dada efektif dengan melakukan penekanan kuat dan cepat di tengah dada (2 jari diatas procesus xypoideus) yakni dengan 30 kali kompresi lalu 2 kali pernapasan (30 : 2). Dilakukan kompresi dengan tekanan sedalam 4-5 cm dengan kecepatan 100 kompresi/menit. d. Disability Tindakan yang dilakukan : Membuka jalan nafas dengan membuka mulut lihat adanya sumbatan Dengarkan bunyi nafas (Snoring/ngorok, Gurgling/kumur2, Stridor)

Dengan alat Pemasangan pipa orofaring Pemasangan pipa nasofaring Jika sumbatan berupa cairan lakukan suction

Tanpa alat Head tilt (mendorong kepala ke belakang) Chin lift Jaw thrust (Lakukan jika ada trauma cervikal)

e. Exposure Tindakan yang dilakukan : Membuka jalan nafas dengan membuka mulut lihat adanya sumbatan

Dengarkan bunyi nafas (Snoring/ngorok, Gurgling/kumur2, Stridor)

Dengan alat Pemasangan pipa orofaring Pemasangan pipa nasofaring Jika sumbatan berupa cairan lakukan suction

Tanpa alat Head tilt (mendorong kepala ke belakang) Chin lift Jaw thrust (Lakukan jika ada trauma cervikal)

Setelah selesai melakukan semua tindakan Primary Survey, evaluasi kembali.

Anda mungkin juga menyukai