Hipertensi Esensial
Hipertensi Esensial
Kelompok 1 Fatma Dewi Karina Erlianti (09613139) Moh. Auro Dimas (09613201) Dian Makatita (10613179) Woro Ajeng M. (10613196) Aldi Astrayudha (10613214) Judistira Arsyad (10613229)
Jurnal yang dipilih merupakan jurnal penelitian untuk membandingkan efikasi dan keamanan obat golongan ARB yang baru, yaitu azilsartan, dengan obat golongan ARB yang lama yang sudah sering digunakan di Jepang, yaitu candesartan cilexetil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa azilsartan lebih poten dibandingkan dengan candesartan namun level keamanannya tetap sama. Azilsartan juga diharapkan dapat mengurangi kejadian kardiovaskuler pada penderita hipertensi esensial.
Judul
Publikasi
of
1.dini :azilsartan lebih poten,parameter poten selain ukuran TD 2.mb nurul :pengaruh aktivitas 3.gigih :es azilsartan, 4.melisa :klasifikasi hipertensi,tatlaksana terapi,
Conflict of Interest
METODOLOGI
Kelompok kontrol
Pembagian terapi
Blindness
Kriteria Eksklusi
Kriteria Inklusi
Pasien yang telah didiagnosa menderita hipertensi esensial stadium I atau II Berusia 20 tahun Tekanan darah diastolik antara 95110 mmHg dan sistolik antara 150180 mmHg Wanita yang berpotensi untuk hamil diharuskan menggunakan kontrasepsi selama studi
Pasien penderita hipertensi stadium III Tekanan darah sistolik 180 mmHg dan diastolik 110 mmHg Penderita hipertensi sekunder atau maliknan Menderita gangguan kardiovaskuler Alergi terhadap obat-obat golongan ARB, ACEI, atau inhibitor renin secara langsung Terlibat penyalahgunaan obat dan alkohol dalam waktu 2 tahun terakhir Sedang dalam masa kehamilan atau menyusui
Selama 16 minggu setiap pasien menerima terapi yang diberikan sekali sehari sebelum atau setelah sarapan
Pada minggu kedua setelah pembagian kelompok, kelompok yang satu diberi azilsartan dan kelompok lain diberi candesartan
Kelompok azilsartan 8 minggu pertama diberikan obat dengan dosis 20 mg per hari diikuti peningkatan menjadi 40 mg per hari pada 8 minggu berikutnya
Kelompok candesartan 8 minggu pertama diberi obat dengan dosis 8 mg per hari diikuti peningkatan dosis menjadi 12 mg per hari pada 8 minggu berikutnya
Untuk mengukur efikasi terapi yang diberikan, dilakukan pengukuran tekanan darah (TD) dan kecepatan denyut nadi melalui evaluasi fisik setiap dua minggu selama 4 minggu pemberian plasebo dan 16 minggu pemberian terapi. TD diukur menggunakan alat pengukur TD digital dan kemudian dilakukan analisis nilai rata-rata dari hasil pengukuran TD yang berturut-turut memberikan nilai yang stabil. Saat pengukuran TD, pasien diharuskan untuk tidak mandi, tidak tidur siang, tidak melakukan olahraga, juga tidak mengkonsumsi alkohol maupun makanan/minuman yang mengandung kafein.
KELOMPOK KONTROL
Kelompok kontrol yang digunakan dalam studi ini adalah kelompok candesartan cilatexetil. Kelompok ini diberi obat candesartan selama 16 minggu. Pada 8 minggu pertama diberi candesartan dengan dosis 8 mg per hari dan diikuti peningkatan dosis pada 8 minggu berikutnya menjadi 12 mg per hari.
ALOKASI TERAPI
Pasien secara acak dibagi menjadi dua kelompok untuk masing-masing diberikan obat yang berbeda. Kelompok perlakuan diberikan obat azilsartan dengan dosis 20 mg per hari pada 8 minggu pertama dan ditingkatkan menjadi 40 mg per hari pada 8 minggu berikutnya. Kelompok kontrol diberi obat candesartan dengan dosis 8 mg per hari untuk 8 minggu pertama dan ditingkatkan menjadi 12 mg per hari pada 8 minggu berikutnya.
BLINDNESS
Artikel ini dilakukan dengan menggunakan metode double-blind, yaitu keadaan dimana peneliti atau dokter maupun pasien tidak mengetahui perlakuan mana yang diberikan ke pasien.
KESIMPULAN
Pemberian azilsartan satu kali sehari memberikan efek antihipertensi yang berkelanjutan selama 24 jam yang mana lebih poten dibandingkan dengan candesartan
Azilsartan memiliki tingkat keamanan yang sama dengan candesartan Azilsartan diprediksi dapat mencegah keterjadian gangguan kardiovaskuler pada pasien dengan hipertensi esensial