Anda di halaman 1dari 4

Viskositas Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau fluida.

Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Viskositas cairan akan menimbulkan gesekan antar bagian atau lapisan cairan yang bergerak satu terhadap yang lain. Hambatan atau gesekan yang terjadi ditimbulkan oleh gaya kohesi di dalam zat cair (Yazid, 2005). Faktor faktor yang mempengaruhi viskositas sebagai berikut (Bird, 1987) : 1) Tekanan Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan. 2) Temperatur Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangakan viskositas akan naik dengan turunnya suhu. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul molekulnya memperoleh energi. Molekul molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan tempertatur. 3) Adanya zat lain Adanya bahan tambahan seperti bahan suspense meningkatkan viskositas air 4) Ukuran dan berat molekul Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. 5) Ikatan Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin banyak. Viskositas air naik dengan adanya ikatan hydrogen. Jenis viskositas diantaranya viskositas relatif,viskositas spesifik, viskositas intrinsik, dan viskositas inheren. Viskositas relatif merupakan rasio viskositas larutan terhadap viskositas pelarut yang proporsional dengan pendekatan pertama untuk larutan encer ke rasio waktu aliranyang sesuai. Viskositas spesifik merupakan kenaikan fraksi (bagian) dalam viskositas.Viskositas intrinsik dapat diperoleh dari viskositas spesifik yang dibagi oleh kensentrasi dan ekstra polasi ke nol. Viskositas inheren digunakan sebagai indikasi pendekatan dari bobot molekul.Viskositas yang paling bermanfaat dan mudah dipakai karena bisa dihubungkan ke berat molekul pada persamaan Mark-Houwink adalah viskositas intrinsik (Steven 2001). Ada beberapa macam viskometer untuk menentukan viskositas suatu zat cair, yaitu viscometer Oswald, viscometer Hoppler dan viscometer cup bob. Viscometer yang digunakan dalam penelitian ini adalah viscometer Oswald. Metode Oswald ditentukan berdasarkan hukum Poiseuille menggunakan alat viskosimeter Ostwald. Penetapannya dilakukan dengan mengukur waktu yang diperlukan untuk mengalirnya cairan dalam pipa kapiler dari x ke y. Cairan yang akan diukur viskositasnya dimasukkan ke dalam viskosimeter yang diletakkan pada termostat. Cairan kemudian dihisap dengan pompa ke dalam bola A sampai diatas tanda x. Cairan dibiarkan mengalir ke bawah dan waktu yang diperlukan dan x ke y dicatat (Yazid,Estein,2005). Viskosimeter Ostwald terdiri dari bola dengan nilai batas atas (x)dan (y), yang terkait dengan tabung kapiler B dan bola tempat cuplikan C. Volume cairan awal dimasukkan ke dalam bola C, kemudian dihisap ke A dan kemudian dilihat waktu alir dari cairan yang berada di antara x dan y. Kemudian perlakukan diulang untuk cairan yang lain. Tekanan yang terjadi selama mengalirnya cairan melalui kapiler B adalah sebanding dengan hgp, dimana h adalah perbedaan tinggi diantara bola tempat mengalirnya cairan. Sebagai nilai awal dan nilai akhir sama tiap kasus, dimana bergatung pada tekanan dan juga densitas cairan. Dimana t1 dan t2 adalah waktu alir (Glastone,Samuel,1959).

Viskositas Intrinsik Bilamana bahan polimer bercampur dengan suatu pelarut (cairan berbobot molekul rendah) terlebih dahulu akan terjadi peristiwa penggembungan, dengan molekul pelarut yang terdispersi di antara rantai polimer. Bila jumlah pelarut semakin besar, interaksi antar sesama rantai polimer menjadi semakin lemah dan akhirnya lepas sama sekali membentuk larutan polimer. Bobot molekul polimer dapat ditentukan dengan cara pengamatan sifat fisik larutannya, seperti ultrasentrifugasi, metode viskositas, dan teknik Kromatografi Permeasi Gel (GPC). Salah satu karakteristik dari larutan polimer berbobot molekul tinggi dibandingkan dengan pelarut murninya adalah kenaikan viskositas larutannya oleh pertambahan konsentrasi. Karena berat/ukurannya yang besar, molekul polimer dalam larutan akan menurunkan mobilitas dan mempengaruhi sifat aliran campuran yang sebanding dengan jumlah molekul terlarut. Karena itu, pengamatan perubahan viskositas ini dapat digunakan untuk menentukan bobot molekul polimer tersebut (Wirjosentono,B, 1995). Viskositas intrinsik paling bermafaat dan mudah dipakai karena bisa dihubungkan ke berat molekul oleh persamaan empiris Mark-Houwink, K dan a adalah tetapan karakteristik polimer-pelarut pada suhu tertentu(Stevens,M.P,2001). Viskositas dari suatu larutan kitosan diukur menggunakan viskometer. Viskositas spesifik dihitung dengan cara berikut : sp = viskositas spesifik (detik) t = waktu yang diperlukan untuk mengalirnya larutan sampel (detik) to = waktu yang diperlukan untuk mengalirnya larutan solvent (detik) Dengan cara ini akan diperoleh viskositas spesifik, yang tidak mempunyai satuan. Viskositas spesifik digunakan nilainya untuk penentuan viskositas intrinsik dan berat molekul. Berat molekul selulosa ditentukan berdasarkan viskositas intrinsik menurut persamaan Mark-Houwink berikut ini : [] = viskositas intrinsik ( ml/g) K = Konstanta untuk pelarut (ml/g) a = konstanta M = berat molekul Viskositas intrinsic selulosa dapat ditentukan apabila nilai K dan a untuk pelarut yang digunakan telah diketahui. Persamaan Mark-Houwink dengan harga tetapan yang bersangkutan hanya berlaku untuk polimer rantai lurus. Hubungan viskositas intrinsik dengan bobot molekul untuk polimer cabang dan kopolimer memerlukan persamaan yang lebih rumit. Percabangan pada rantai polimer akan menaikkan rapatan segmen dalam gulungan, sehingga rantai ini mempunyai volume-hidrodinamis yang lebih kecil. Akibatnya, mobilitas molekul rantai cabang akan lebih besar (mempunyai viskositas intrinsik lebih kecil) dibanding dengan rantai lurus berbobot molekul sama (Wirjosentono,B,1995).

Viskositas Kinematis dan Viskositas absolute


Gambar 1: cairan dengan lemabran plastik diatasnya, ditarik dengan gaya sebesar F.

viskositas kinematik Jika anda Bayangkan lembaran plastik di atas cairan, kemudian anda tarik. Anda akan merasakan hambatan atau perlawanan. Hambatan ini disebabkan adanya viskositas pada cairan. Viskositas kinematik adalah ukuran bagi sifat hambatan bagi cairan. Viskositas kinematis ini dipengaruhi oleh gravitasi. Kembali, bayangkan dua jenis cairan ditemoatkan dalam gelas yang berlubang kecil dibawahnya. Bentuk gelas adalah identik. Ciiran lertama memerlukan 200 detik untuk mengalir sampai habis, cairan kedua memerlukan 400 detik untuk mengalir sampai habis. Ini berarti cairan kedua 2 dua kali lipat lebih viskos. Ya, semudah itu membandingkan. Viskositas Absolute Juga sering disebut sebagai viskositas dinamik, adalah perkalian antara viskositas kinematik dengan densitas. Viskositas absolute = viskoasitas kinematik x densitas kembali pada gambar 1 : Gaya yang diaplikasikan kepada lapisan plastik diatas adalah sebesar F. persamaan 1:

F = gaya yang diaplikasikan pada plastik A = luas penampang lembaran plastik u = kecepatan plastik bergerak ( sama dengan kecepatan cairan yang menempel pada plastik) y = tebal cairan = viskositas dinamik ilustrasi diatas berlaku untuk cairan yang sedemikian tipisnya, sehingga profil kecepatannya adalah seperti ilustrasi. Persamaan di atas dapat dinyatakan dalam bentuk lain, dengan cara memperkenalkan tegangan geser yaitu:

Untuk menganalisa lapisan yang lebih tebal, dibayankan cairan terdiri dari lapisanlapisan yang sangan tipis seperti tumpukan kertas. Gaya F yang diaplikasikan kepada lapisan paling atas akan diteruskan ke lapisan dibawahnya. Dan setiap lapisan akan meneruskan gaya sebesar F. Akibatnya, gradien (du/dy) kecepatan disetiap lapisan (laminar) adalah sama. Profil kecepatan pada setiap lapisan adalah sebagai berikut:

Satuan viskositas Berdasakan analisa pada persamaan 1 satuan viscositas adalah L^2/T. Satuan internasinal bagi viskositas kinematik adalah mm^2/s atau centiStoke atau cSt. Catatan: Pendekatan sifat cairan diatas (newtonian) adalah pendekatan yang diambil dengan banyak idealisasi. Di pengamatan sesungguhnya ada beberapa cairan yang mengikuti Newtonian dan banyak yang tidak mengikuti pendekatan di atas. Baca artikel perihal Fluida Newtonian dan non-Newtonian.

Anda mungkin juga menyukai