Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KELOMPOK ILMU GIZI DASAR Lactose Intolerance

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Gizi Dasar Semester 1 Tahun 2013 Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Anggota kelompok Rina Yuniarti Zahra Maharani Latrobdiba Retno Mandriarini Rr Annisa Ayuningtyas Astrid Noviana Siti Nurkomala Nur Rochmah Nida Nabilah Elsa Prisma Dianti Fitria Zuhrotun Nisa Viony Vira Agita Ulil Albab Mona Moulia 22030113120004 22030113120018 22030113120037 22030113120038 22030113120040 22030113120041 22030113120068 22030113130076 22030113130135 22030113140071 22030113140074 22030113140079 22030113140081

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah dengan judul Lactose intolerance sebagai tugas mata kuliah ilmu gizi dasar untuk sarana pemahaman. Dalam makalah ini kami membahas mengenai seluk beluk lactose intolerance,mulai dari pengertian,penyebab terjadinya lactose intolerance, gejala yang timbul,cara mendiagnosa, serta cara penanganan lactose intolerance. Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu kami memohon kritik dan saran yang bermanfaat demi kesempurnaan makalah yang kami susun dimasa mendatang. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua.

Semarang, 27 Septermber 2013

Penyusun

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia. Laktosa merupakan salah satu jenis karbohidrat yang digolongkan ke dalam disakarida yang terkandung dalam susu. Namun ada beberapa orang yang mengalami gangguan pencernaan maupun kelainan setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung laktosa.Hal ini mengundang rasa ingin tahu kami untuk mempelajari lebih dalam mengenai penyakit ini dengan menyusun makalah yang berjudulLaktosa Intolerance B.Rumusan Masalah Makalah ini kami buat dengan rumusan masalah sebagai berikut 1. 2. 3. 4. 5. 6. Apa pengertian karbohidrat? Apa pengertian lactose intolerance? Apa yang menyebabkan terjadinya lactose intolerance? Apa gejala yang timbul pada penyakit lactose intolerance? Bagaimana cara mendiagnosa penyakit lactose intolerance? Bagaimana cara penanggulangan lactose intolerance dan kaitannya dengan ilmu gizi?

C.Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut; 1. 2. 3. 4. 5. 6. Mengetahui pengertian karbohidrat Mengetahui pengertian lactose intolerance Mengetahui penyebab terjadinya lactose intolerance Mengetahui gejala yang timbul pada penyakit lactose intolerance Mengetahui bagaimana cara mendiagnosa penyakit lactose intolerance Mengetahui bagaimana cara penanggulangan lactose intolerance dan bagaimana kaitannya dengan ilmu gizi

D.Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah melakukan studi kepustakaan terhadap referensi yang disesuaikan dengan materi yang kami bahas.

PEMBAHASAN
A.Pengertian Karbohidrat Karbohidrat merupakan salah satu dari tiga makronutrien yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Karbohidrat sebagai sumber utama energi pada manusia dan hewan, dihasilkan melalui proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan. Karbohidrat tersusun atas unsure-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Satu gram karbohidrat memiliki nilai energi sebesar 4 Kkal. Karbohidrat diklasifikasikan menjadi karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Pada dasarnya seluruh karbohidrat tersusun atas karbohidrat sederhana atau gula sederhana. Karbohidrat sederhana dibagi lagi menjadi monosakarida, disakarida, dan gula alkohol. Monosakarida adalah karbohidrat paling sederhana, terdiri dari satu molekul glukosa. Yang termasuk jenis ini adalah glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari dua monosakarida yang bergabung. Sukrosa, maltose, dan laktosa adalah karbohidrat yang termasuk dalam jenis disakarida ini. Sedangkan gula alkohol merupakan bentuk alcohol dari monosakarida. Karbohidrat kompleks terdiri dari oligosakarida, polisakarida, dan serat. Oligosakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari 3 sampai 10 monosakarida, sedangkan polisakarida terdiri dari ratusan bahkan hingga mencapai ribuan ikatan molekul glukosa. Serat sering disebut sebagai polisakarida non pati. Salah satu jenis karbohidrat yang akan dibahas dalam makalah ini adala laktosa. Laktosa merupakan gabungan antara satu unit glukosa dan satu unit galaktosa. Pada kehidupan sehari-hari, laktosa sering disebut sebagai gula susu, karena hanya terdapat dalam susu dan segala produk yang dibuat dari susu. Laktosa memiliki rasa yang paling tidak manis jika dibandingkan dengan gula lainnya. Laktosa juga merupakan disakarida yang lebih sukar larut. Laktosa didalam usus kita dapat bertahan lebih lama di bandingkan dengan disakarida lainnya, sehingga hal itu dapat membantu untuk pertumbuhan bakteri yang menguntukan di dalam usus kita. Selain itu laktosa juga dapat membantu dalam sintesis vitamin B kompleks dan vitamin K . Di dalam tubuh kita, diperlukan enzim laktase untuk memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Enzim ini diproduksi dalam dinding usus. Laktosa yang tidak dicerna tidak dapat diserap dan tetap tinggal dalam saluran pencernaan. Akibatnya dapat memengaruhi jenis mikroorganisme yang tumbuh dan menyebabkan gejala kembung, diare, dan kejang perut.

B. Pengertian Lactose intolerance Lactose intolerance adalah ketidakmampuan untuk mencerna dan menyerap laktosa ( gula dalam susu ) yang menghasilkan gejala gastrointestinal ketika susu atau produk makanan mengandung susu yang dikonsumsi.

C. Penyebab Teradinya Lactose intolerance Ketidakmampuan seseorang untuk mencerna laktosa disebabkan oleh kurangnya persediaan enzim laktase dalam usus halus mereka. Konsentrasi laktase dalam usus mencapai puncaknya setelah kelahiran dan secara alami akan menurun. Dengan bertambahnya usia, seseorang menjadi tidak tergantung pada susu seperti pada masa kanak-kanak awal, sehingga enzim laktase dalam usus semakin berkurang. Tingkat penurunan ini juga bisa disebabkan oleh kurangnya konsumsi laktosa pada masa pertumbuhan, sehingga tubuh menilai laktase sebagai sesuatu hal yang kurang dibutuhkan dan akhirnya dihilangkan. Kasus seperti ini disebut Primary lactase deficiency atau Defisiensi laktase primer dan merupakan penyebab paling umum seseorang memiliki lactose intolerance. Primary lactase deficiency lebih mudah ditemukan pada kelompok etnis atau geografis masyarakat yang jarang menggunakan produk-produk susu dalam kehidupan mereka. Gejala-gejala seseorang memiliki Primary lactase deficiency biasanya baru terlihat pada akhir masa remaja atau ketika dewasa. Ada pula Secondary lactase deficiency, yaitu ketidakmampuan seseorang dalam mencerna laktosa yang disebabkan oleh penyakit atau luka pada usus. Ini sering terjadi pada anak-anak yang menderita infeksi diare rotaviral, yang menyebabkan hilangnya sel-sel epitel pada jonjot usus yang mengandung enzim laktase. Penyakit-penyakit seperti giardisis, cryptosporidiosis dan infeksi parasit lain pada usus halus cenderung menyebabkan seseorang mengalami malabsorpsi laktosa karena parasit penyakit-penyakit tersebut menimbulkan luka pada sel epitel usus. Secondary lactase deficiency dengan gejala-gejala klinis dapat terjadi pada seseorang yang menderita penyakit coeliac, penyakit Crohn's dan penyakit yang berhubungan dengan sistem imun seperti HIV. Defisiensi laktase ini juga bisa didapat dari konsumsi obat-obatan seperti tetrasiklin dan methotrexate yang dapat membuat atrofi pada jonjot-jonjot usus serta alkohol yang dapat menahan laktase, sehingga dapat menimbulkan atau memperparah lactose intolerance seseorang. Orang yang mengalami secondary lactose deficiency tidak berarti ia tidak bisa mengkonsumsi laktosa sama sekali, asalkan penyakit atau luka yang dialaminya dapat diobati dengan baik, maka ia dapat kembali mengkonsumsi produk-produk susu seperti sediakala. Seseorang dapat pula memiliki lactose intolerance karena merupakan kelainan sejak lahir. Ini disebut Congenital lactase deficiency, yaitu absennya enzim laktase dalam tubuh secara genetis. Bayi dengan kondisi seperti ini akan mengalami diare berkelanjutan setelah diberikan ASI. Namun kasus seperti ini jarang sekali ditemukan dan terjadi pada kurang dari lima puluh orang di seluruh dunia.

Developmental lactase deficiency merupakan ketidakmampuan seseorang mencerna laktosa karena usus belum berkembang sempurna. Ini terjadi pada bayi yang terlahir premature dan sifatnya sementara karena akan teratasi ketika usus halus telah berkembang sempurna. Usus halus baru dapat mencerna laktosa dan disakarida lain setelah kurang lebih 34 minggu.

D.Gejala Lactose intolerance Gejala yang timbul biasanya mulai 30 menit sampai 2 jam setelah makan atau minum susu atau produk susu. Beberapa gejalanya adalah sebagai berikut; 1.Kembung. 2.Nyeri atau kram di perut bagian bawah. 3.Mual 4.Gemericik atau gemuruh suara di perut bagian bawah. 5. Mencret atau diare. Kadang-kadang kotoran yang berbuih. 6. Muntah.

E.Diagnosa Lactose intolerance Ada beberapa cara yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis penyakit lactose intolerance, diantaranya sebagai berikut : 1. Seorang pasien diminta untuk menjaga makanan harian dengan mencatat segala sesuatu yang mereka makan atau minum. 2. Dokter mungkin menginstruksikan pasien untuk menghilangkan laktosa dari diet mereka sepenuhnya selama dua minggu dan menilai kembali ada tidaknya gejala setelahnya . Jika gejala tidak ada, kemungkinan pasien menderita lactose intolerance. 3. Seorang pasien mungkin diminta untuk menjalani tes gula darah . Setelah puasa semalam , pasien meminum larutan laktosa dan tingkat gula darah diperiksa . Jika pasien tidak toleran laktosa , kadar gula darah akan naik perlahan-lahan , atau tidak sama sekali karena gula dari larutan laktosa tidak diserap dalam darah pada tingkat normal . Sebuah varian dari tes gula darah adalah tes toleransi susu , dalam hal ini pasien diberikan sekitar 500 ml susu untuk mereka setelah puasa semalaman , bukan larutan laktosa . Sekali lagi , jika darah tidak menunjukkan perubahan tingkat gula maka pasien dianggap toleran laktosa. 4. Tes napas hidrogen adalah suatu tes sederhana dan sangat berguna yang sering menegaskan adanya laktosa intoleran . Orang tersebut diminta untuk berpuasa semalam, kemudian diberi larutan laktosa untuk minum ,setelah itu nafas mereka disalurkan ke dalam alat yang mengukur konsentrasi hidrogen ( bagian per juta , ppm ) dalam napas mereka. Orang-orang yang menghembuskan sejumlah besar hidrogen ( > 20 ppm di atas nilai awal ) dalam satu jam didiagnosis sebagai laktosa intoleran .

5. Tes keasaman feses adalah tes lain yang berguna untuk kondisi pada bayi dan anakanak. Jika laktosa tetap tak tercerna , maka laktosa akan diubah oleh bakteri menjadi asam laktat dan asam lemak lainnya yang dapat dideteksi dalam feses . Selanjutnya , glukosa juga dapat dideteksi dalam feses. 6. Satu tes yang mungkin dilakukan dalam mendiagnosis intoleransi laktosa adalah biopsi usus feses . Namun, tes ini invasif dan mungkin memerlukan tinggal di rumah sakit . Hal ini jarang digunakan untuk mendiagnosis lactose intolerance tetapi lebih banyak digunakan untuk pemeriksaan lain seperti penyakit celiac. 7. Sejumlah kecil jaringan diambil dari bagian dalam dinding usus dengan anestesi lokal menggunakan endoskop untuk diteliti . Sebuah endoskopi adalah tabung fleksibel tipis dengan sumber cahaya dan kamera di ujungnya yang berulir ke usus melalui mulut . Sampel jaringan kemudian bernoda dan diperiksa di bawah mikroskop dan diuji untuk melihat seberapa banyak laktosa yang dikandungnya. Rendahnya tingkat laktase menunjukkan intoleransi laktosa .

F.Cara Penanganan Lactose intolerance Bagi yang mengalami intoleransi laktosa, beberapa anjuran berikut ini mungkin dapat membantu: Baca label pangan dengan seksama. Produk pangan perlu dihindari/dibatasi jumlah yang dikonsumsi, jika mengandung bahan-bahan seperti berikut ini misalnya susu sapi cair/bubuk, susu non fat, gula susu. Pilih produk susu atau turunan susu yang rendah laktosa atau kandungan laktosanya sudah dihilangkan seperti Whey Protein Isolate atau Milk Protein Isolate. Selain itu terdapat hal-hal lain untuk mengatasi penyakit intoleransi lakstosa, yaitu: 1.Perubahan pola makan Yang paling jelas cara mengobati intoleransi laktosa adalah dengan mengurangi jumlah laktosa dalam makanan . Untungnya , kebanyakan orang yang intoleransi laktosa dapat mentolerir jumlah kecil atau bahkan moderat laktosa . Sering hanya membutuhkan penghapusan kandungan produk susu utama untuk mendapatkan bantuan yang memadai dari gejala mereka . Dengan demikian , mungkin perlu untuk menghilangkan hanya susu, yogurt , keju cottage , dan es krim . Meskipun yoghurt mengandung sejumlah besar laktosa , sering ditoleransi dengan baik oleh orang-orang intoleransi laktosa.Ini mungkin terjadi karena bakteri yang digunakan untuk membuat yoghurt mengandung laktase , dan laktase mampu membagi beberapa laktosa selama penyimpanan yoghurt serta setelah yogurt yang dimakan (dalam lambung dan usus ) . Yogurt juga telah ditunjukkan untuk mengosongkan lebih lambat dari perut daripada jumlah yang setara dengan susu. Hal ini memungkinkan lebih banyak waktu untuk laktase usus untuk membagi laktosa dalam yoghurt, dan , setidaknya secara teoritis , akan berakibat sedikit laktosa yang mencapai usus besar .

Sebagian besar supermarket membawa susu yang telah memiliki laktosa telah terbagi oleh penambahan laktase . Pengganti susu juga tersedia , termasuk kedelai dan susu beras .Acidophilus yang mengandung susu ini tidak menguntungkan karena mengandung banyak laktosa sebagai susu biasa , dan bakteri acidophilus tidak terpecah laktosa . Bagi individu yang tidak toleran terhadap sejumlah kecil laktosa, pembatasan diet menjadi semakin memburuk . Setiap produk yang dibeli mengandung susu, harus dihindari . Hal ini terutama penting untuk menghilangkan makanan olahan yang mengandung susu yang dibeli dari supermarket dan hidangan dari restoran yang memiliki saus . Cara lain untuk mengurangi gejala intoleransi laktosa adalah untuk menelan makanan apapun yang mengandung susu saat makan . Makanan ( terutama makanan yang mengandung lemak ) mengurangi tingkat di mana mengosongkan perut ke dalam usus kecil . Hal ini mengurangi tingkat di mana laktosa memasuki usus kecil dan memungkinkan lebih banyak waktu untuk jumlah terbatas dari laktase untuk membagi laktosa tanpa diliputi oleh beban penuh laktosa sekaligus. Penelitian telah menunjukkan bahwa penyerapan laktosa dari susu , yang mengandung lemak , lebih besar dibandingkan susu non - fat. Namun demikian , penggantian susu keseluruhan atau yogurt susu non lemak atau yogurt tampaknya tidak mengurangi gejala intoleransi laktosa . 2.Enzim laktase Kaplet atau tablet laktase siap mengambil susu yang mengandung makanan . 3.Adaptasi Beberapa orang menemukan bahwa dengan perlahan-lahan meningkatkan jumlah susu atau produk yang mengandung susu dalam diet mereka, mereka mampu mentolerir jumlah yang lebih besar dari laktosa tanpa gejala yang berkembang. Adaptasi ini untuk meningkatnya jumlah susu yang bukan karena kenaikan laktase dalam usus . Adaptasi mungkin hasil dari perubahan bakteri dalam usus besar . Peningkatan jumlah laktosa memasuki usus besar mengubah lingkungan kolon , misalnya , dengan meningkatkan keasaman usus besar . Perubahan ini dapat mengubah cara di mana bakteri kolon menangani laktosa . Sebagai contoh, bakteri dapat menghasilkan gas yang sedikit. Ada juga mungkin penurunan sekresi air dan karena itu, mengurangi diare . 4.Suplemen kalsium dan vitamin D Susu dan produk yang mengandung susu adalah sumber terbaik kalsium makanan , sehingga tidak mengherankan bahwa kekurangan kalsium adalah umum di antara orangorang yang intoleransi laktosa. Hal ini meningkatkan tingkat keparahan osteoporosis dan patah tulang . Hal ini penting , karena itu, bagi orang-orang intoleransi laktosa untuk melengkapi diet mereka dengan kalsium . Kekurangan vitamin D juga menyebabkan penyakit tulang dan patah tulang . Susu diperkaya dengan vitamin D dan merupakan sumber utama vitamin D . Meskipun sumber-sumber lain dari vitamin D dapat menggantikan susu, ide yang baik untuk orang intoleransi laktosa adalah mengambil suplemen vitamin D untuk mencegah kekurangan vitamin D .

PENUTUP

A.

SIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit lactose intolerance merupakan salah satu penyakit yang berhubungan dengan pencernaan salah satu jenis karbohidrat,yaitu laktosa yang banyak terkandung dalam susu maupun produk susu. Penyakit ini disebabkan karena berbagai faktor,diantaranya faktor keturunan,respon tubuh terhadap kebiasaan makan makanan yang tidak mengandung laktosa dan lain sebagainya.Gejala yang timbul pada umumnya berupa gangguan kesehatan seperti mual,diare,serta nyeri atau kram di perut. Diagnosa lactose intolerance dapat dilakukan dengan berbagai cara,mulai dari cara yang sederhana seperti mencatat makanan yang dikonsumsi kemudian dianalisis sampai dengan mengukur kadar hidrogen saat menghembuskan nafas.Selanjutnya cara penanganan lactose intolerance lebih ditekankan pada pengaturan pola makan serta memperhatikan asupan nutrisi bagi penderita lactose intolerance.

B.

SARAN

Bagi penyandang lactose intolerance alangkah baiknya menghindari konsumsi produk susu dan mengatur pola makan serta mengganti produk susu dengan makanan lain yang mengandung nutrisi yang sama baiknya agar tubuh tidak kekurangan zat gizi yang biasanya terkandung dalam susu seperti kalsium dan vitamin D.Misalnya untuk memenuhi kebutuhan kalsium,penderita lactose intolerance dapat mengganti produk susu dengan brokoli yang juga merupakan sumber kalsium.

DAFTAR PUSTAKA
1. Almatsier,sunita2004,Prinsip Dasar Ilmu Gizi,Gramedia Pustaka Utama 2. Heyman, Melvin B.2006. Lactose Intolerance in Infants, Adults, and Adolescents. Illinois: American Academy of Pediatrics. 3. Wyeth, John, Richard Steele dan Simon Chin. 2007. Best Practice Journal Issue 9: Lactose Intolerance. New Zealand: Best Practice Advocacy Center New Zealand. 4. http://www.news-medical.net/health/Lactose-Intolerance-Diagnosis.aspx

Anda mungkin juga menyukai