Anda di halaman 1dari 39

10/3/2013

OUTLINE

KULIAH REKAYASALINGKUNGAN

TEKNOLOGI PENGENDALIAN DAMPAK

1. 2. 3. 4. 5.

PENGANTAR IDENTIFIKASIDAMPAK PREDIKSIDAMPAK TEKNOLOGIBERSIH TEKNOLOGIPENGENDALIANPENCEMAR


Limbah Gas Limbah Padat Limbah Cair

Dampak
Suatu perubahan yangterjadi sebagai akibat suatu aktivitas.

PENGANTARTEKNOLOGI PENGENDALIANDAMPAK

Perubahan yangsangat mendasar yangdiakibatkan oleh suatu usaha /kegiatan (Dampak Penting)

Teknologi Pengendalian Dampak

Matriks Teknologi Pengendalian Dampak


Input Proses Proses Produksi
(Teknologi) bahan yang terkait dengan proses Pewadahan dan Transportasi bahan baku Storage: stock system, layout dan flow Jenis dan karakteristik teknik unit-proses Unit pendukung proses untuk air,udara,energy system Flow process: system, layout dan flow

Seluruh aspek yangberkaitan dengan teknologi yangdipergunakan (stateoftheart) dalam proses dan kegiatan mulai dari pengadaan bahan baku,proses produksi, pengelolaan limbah dan pengelolaan produk pasca penggunaan,yangdipertimbangkan mempunyai dampak pada lingkungan.

Pengelolaan Limbah
Pengolahan Limbah padat dari proses dan pendukung kegiatan Pengolahan limbah cair dari proses dan pendukung kegiatan Pengendalian pencemaran udara dan kebisingan Pengelolaan sludge dan limbah B3

Pasca Produksi
Recovery bahan dari produk pasca penggunaan (limbah) Pengolahan dan pemusnahan bahan off-spec dan kadaluawarsa Pengelolaan kemasan

10/3/2013

PELINGKUPAN
MERUPAKAN SUATU PROSES AWAL (DINI) UNTUK MENENTUKAN LINGKUP PERMASALAHAN DAN MENGIDENTIFIKASI DAMPAK PENTING (HIPOTESIS) YANG TERKAIT DENGAN SUATU RENCANA USAHA DAN / ATAU KEGIATAN

IDENTIFIKASI DAMPAK

MANFAAT

1. Langsung mengarah pada hal-hal yang menjadi pokok bahasan secara mendalam; 2. Menghindari konflik & tertundanya proyek; 3. EFISIENSI terhadap BIAYA, TENAGA, WAKTU; 4. Penyusunan ANDAL dapat lebih terarah berkat adanya kejelasan: * lingkup studi/kajian; * kedalaman studi; * strategi pelaksanaan studi.

Proses Pelingkupan: Dampak


1.Identifikasi dampak potensial
(mengidentifikasi segenap dampak lingkungan hidup: primer, skunder, tersier dst yang secara potensial akan timbul). Gali dan kembangkan melalui berbagai sumber, seperti: pemrakarsa, masyarakat, pakar, instansi pemerintah, pustaka, tinjauan proyek serupa.

Dampak Penting Hipotetis merupakan Salah Satu Hasil Proses Pelingkupan


Deskripsi Rencana Kegiatan

2.Evaluasi dampak potensial

DAMPAK POTENSIAL
Rona Lingkungan Hidup
Identifikasi Dampak Potensial

(menghilangkan/meniadakan dampak potensial yang tidak relevan atau tidak penting, sehingga didapat dampak pentig hipotetik).

DAMPAK PENTING HIPOTETIK

PRIORITAS DAMPAK PENTING HIPOTETIK

3. Klasifikasi dan prioritas dampak penting Hipotetis (mengelompokkan dampak penting hipotetik yang telah dirumuskan sehingga diperoleh klasifikasi dan prioritas dampak penting hipotetik)

Evaluasi Dampak Potensial

Klasifikasi & Prioritas

HASIL-HASIL PELINGKUPAN
1. Prioritas dampak penting hipotetik thd lingkungan hidup yang dipandang relevan untuk ditelaah secara mendalam dalam ANDAL 2. Lingkup wilayah studi ANDAL berdasarkan pertimbangan: batas proyek, batas ekologis, batas sosial, dan batas administrasi. 3. Batas waktu kajian sebagai dasar melakukan prakiraan perubahan kualitas/kondisi lingkungan tanpa proyek dan adanya proyek. 4. Kedalaman studi ANDAL (metode, jumlah sampel, tenaga ahli yang dibutuhkan sesuai dengan dana dan waktu.
DESKRIPSI KEGIATAN

HASIL DAN PROSES PELINGKUPAN

IDENTIFIKASI DPK POTENSIAL EVALUASI D. PTG

1. KOMPONEN KEGIATAN YG HARUS DITELAAH 2. KOMPONEN LH YG POTENSIAL BERDAMPAK PENTING 3. MASALAH LINGKUNGAN YG AKAN TERKENA DAMPAK PENTING 4. PENENTUAN BATAS WILAYAH STUDI 5. PENENTUAN METODA

SCOPPING

KLASIFIKASI & PRIORITAS LINGKUP STUDI

RONA LINGKUNGAN

6. PENENTUAN LINGKUP PAKAR 7. PENENTUAN LINGKUP WAKTU 8. PENENTUAN BIAYA STUDI

1. TELAAH PUSTAKA; 2. METODA PENDEKATAN SOSIAL; 3. ANALOGI; 4. DAFTAR UJI;

5. MATRIK INTERAKSI SEDERHANA; 6. BAGAN ALIR; 7. ANALISIS ISI; 8. INTERAKSI KELOMPOK.

10/3/2013

EVALUASI DAMPAK POTENSIAL

KLASIFIKASI & PRIORITAS DPK. PNTNG

Langkah Identifikasi Dampak


Identifikasilah: 1. Rencana kegiatan 2. Tipe Ekosistem 3. Fungsi Ekosistem 4. Komponen Lingkungan

IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL

RUANG LINGKUP, KEDALAMAN, DAN STRATEGI PELAKSANAAN STUDI: 1. Batas Wilayah Studi 2. Jenis Data & Informasi 3. Jumlah sampel 4. Lokasi Pengamatan/Pengukuran 5. Metode Analisis Data 6. Metode Prakiraan & Evaluasi DP 7. Tenaga ahli yang dibutuhkan

Metode ?

METODE IDENIFIKASI DALAM PELINGKUPAN

1. 2. 3. 4.

Telaah Pustaka Interaksi Kelompok Daftar Uji (checklist). Overlay (tumpang (McHarg)

5. Bagan Alir (flow diagram) 6. Matrik Interaksi (Sederhana, Leopold,Battelle). 7. Analisis Isi 8. Metoda ad hoc

PREDIKSIDAMPAK

1) Komponen kegiatan penyebab dampak dan komponen lingkungan terkena dampak; 2) Batas wilayah studi: proyek, ekologis, sosial, dan administratif; 3) Metode pengumpulan dan analisis data; metode prakiraan dan evaluasi dampak penting; tenaga ahli yang diperlukan.

Dampak Kegiatan
DAMPAK&AMDAL DAMPAK =pengaruhpadasesuatuakibatsuatuperbuatan DAMPAKLH =pengaruhperubahanpadaLHyangdisebabkanoleh suatuusaha&/kegiatan UU23/1997BabIPasal1Butir20:

Kriteria Dampak

PPNo.27tahun 1999pasal 5

KRITERIADAMPAK?

BESAR&PENTINGNYADAMPAKDINILAIDARI: 1. 2. 3. 4. 5. 6. JUMLAHMANUSIAYANGTERKENADAMPAK LUASWILAYAHPERSEBARANDAMPAK INTENSITAS&LAMANYADAMPAKBERLANGSUNG BANYAKNYAKOMPONENLAINYANGTERKENA DAMPAK SIFATKUMULATIFDAMPAK BERBALIK(REVERSIBLE)ATAUTIDAKBERBALIKNYA DAMPAK

PROYEK

LH

PERLUTELAAHANYANGCERMATATASFAKTADILAPANG

AMDAL

KERUGIAN MATERIAL&NONMATERIAL

10/3/2013

Metoda prediksi dampak:

Metoda Formal:

Metoda formal, terdiri atas: Model prakiraan cepat, Model matematika, Model fisis, Model eksperimental. Metoda informal, dapat dilakukan secara: Intuitif, Pengalaman, Analogi.

Metoda formal yang digunakan dalam prakiraan dampak merupakan pendekatan dengan model dan perhitungan matematik. Hubungan sebab akibat yang merepresentasikan dampak rencana kegiatan terhadap komponen/subkomponen/parameter lingkungan akan dirumuskan secara kuantitatif dalam bentuk rasio-rasio kuantitatif dan model-model matematik.

Pabrik Plastik PT. Innan, Semarang

Pabrik Gula Rendeng, Kudus

ModelPendugaan Emisi DanPenyebaran Polutan DiAtmosfir

Box Model
Static layer of air Height, h
Emission rate

BoxModel RollbackModel GaussianModel

Length of box, w Wind speed, U Gambar Udara yang Terencerkan dari Box Model yang Sederhana

10/3/2013

Asumsi : Model paling sederhana, keadaan selalu tetap : emisi, kecepatan angin dan karakteristik udara Pelepasan polutan tercampur sempurna Polutan udara secara kimia stabil Laju emisi polutannya konstan, P (massa/waktu) Memasuki suatu volume udara ambien yang bergerak pada satu arah yang tetap, U Udara yang bergerak dibatasi dari atas oleh lapisan udara yang stabil pada ketinggian, h Udara yang bergerak juga dibatasi oleh arah tegak lurus terhadap kecepatan angin Model ini menggambarkan suatu lembah di manan udara melewati suatu daerah (zona) dengan lebar, w, yang terbentuk dari dua baris bukit.

Konsentrasi Polutan yang dilepaskan ke udara ambien :

C = P/(U h w)
C = konsentrasi polutan j, ppm U = kecepatan angin, dianggap konstan, m/jam P = laju emisi polutan j, g/detik h = tinggi kolom udara, m w = lebar kolom udara, m

Jika kecepatan angin sangat rendah (mendekati nol)

C= [P . t / (x w h)]
x = panjang kolom udara, m t = waktu emisi, detik

Rollback Model
kP + b

Pendekatan sederhana untuk menduga emisi yang mempengaruhi kualitas udara ambien Asumsi :
Jumlah total polutan yang dilepas di suatu daerah pada suatu waktu tertentu (p) mempunyai hubungan linier dengan konsentrasi pada titik tertentu

c = kp + b
c : konsentrasi polutan, g/m3
b : background level Mass of emissions per unit time, P

b : background concentration (emisi = 0), g/m3 k = konstanta empirik

Nilai k :
Hubungan Linier Antara Emisi dan Konsentrasi pada Rollback Model

k = (c b)/p
C : konsentrasi partikulat dekat stasiun pengukuran, g/m3

Gaussian Model
Model penyebaran yang paling banyak digunakan Dapat menentukan konsentrasi di beberapa titik ruang Asumsi :
Laju emisi polutan konstant Kecepatan dan arah angin rerata konstant Sifat kimia senyawa stabil dan tidak berubah di udara Daerah sekitar sumber pencemar adalah datar dan terbuka

Gaussian Model Rumus umum untuk 3 dimensi

Konsentrasi di permukaan tanah (z=0)

Diturunkan dari Hukum Kekekalan Massa dalam bentuk persamaan differensial + adveksi dan difusi Konsentrasi polutan searah angin (downwind) Sistem koordinat 3 dimensi

10/3/2013

INPUT

AIR i1 i I+1

DISSOLVEDINFLOW DESORPSI SUSPENDEDLOAD BESITERSERAP ADSORPSI BESITERLARUT DISSOLVEDOUTFLOW

DEPOSISI

RESUSPENSI

DIFUSI

SUSPENDEDLOAD OUTFLOW

DESORPSI LAPISANAKTIF SEDIMEN


Sumber:Schnoor(1996)

BESITERSERAP ADSORPSI

BESITERLARUT

Sumber:Schnoor(1996)

Persamaan Umum Transport Polutan


Sukuadvektif, denganudanvkomponen kecepatanarahxdany

Persamaan Angkutan Polutan EFDC

Kecepatanperubahan konsentrasiCw (konsentrasi polutanratarata kedalaman) DifusiTurbulen Dengant =eddydiffusitydalam arahhorizontal.

Sukusource/sink konstituen dimana1 =koefisienpenguraian, 2 =koefisienlajukehilanganakibat sedimentasidanpenyerapan, Cwc=lajupenambahanpolutanakibat resuspensi,Cwrs=kontribusidari source/sinkinput

dimana: C adalahmassadarikontaminanyangterlarutpertotalvolumeunit. cS adalahmassadarikontaminanyangterserappadatiapkelassedimeni, cD adalahmassadarikontaminanyangterserappadamaterialj perunitmassadari materialterlarut. adalahporositas. SdanDadalah Konsentrasisedimendanmaterialterlarut

10/3/2013

ContohAplikasiGIS
Sta.6+300

BakuMutuFeD

PengukuraninfiltrasidalamstudiinimenggunakanmodelKINEROS,yangberorientasipadakejadian atauperistiwa,modelinidipakaiuntukmenjelaskanprosesintersepsi,infiltrasi,limpasan permukaandanerosiuntukDPSdenganskalakecil(100km2),keluaranatauhasildarimodel KINEROSiniadalahtampilanberupapetazoningdariparameteryangdikehendakiyaituinfiltrasi, limpasan permukaan,sedimentasidandebitaliranpuncak

ContohAplikasiGIS

TEKNOLOGIBERSIH

SoftwareAVSWAT2000adalahprogramyangberbasisSIGyangbekerjasebagai ekstensi(Graphical UserInterface)dalamSoftwareArcView.ProgramAVSWAT 2000dirancang khususdandapatdigunakan untukmenyelesaikanmasalah masalahyangadadidalamsuatuDAS.Salahsatudiantaranyaadalah memprediksikandungan nutrisidarilahandanbadan sungaidisuatuDAS

Pengertian Teknologi Bersih


UNEP : Strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif dan terpadu yang diterapkan secara terus menerus pada proses produksi, produk dan jasa sehingga meningkatkan eko efisiensi dan mengurangi terjadinya resiko terhadap manusia dan lingkungan Mencakup upaya peningkatan efesiensi dan efektifitas dalam pemakaian bahan baku, energi dan sumber daya lainnya sehingga mengurangi penggunaan bahan berbahaya dan beracun sehingga mengurangi jumlah dan toksisitas seluruh limbah dan emisi yang dikeluarkan sebelum meninggalkan proses
Teknologi Produksi Pengendalian Sumber Pencemar Daur Ulang

Penggunaan Kembali Penggantian produk Penghematan produk Perubahan komposisi produk

Pengendalian Sumber Pencemar

Penggunaan Kembali Pengembalian ke proses asal Penggantian bahan baku untuk proses lain

Pengambilan Kembali Proses untuk mendapatkan kembali bahan asal Proses untuk memperoleh produk sampel proses lain

Perubahan Material Input Pemurnian material Penggantian material

Perubahan Teknologi Pengubahan proses Pengubahan tata letak, peralatan atau perpipaan Automasi peralatan Pengubahan tatanan dan ketentuan operasi

Tata Cara Operasi Tindakan prosedural Pencegahan kehilangan Sistem manajemen Pemisahan aliran limbah Peningkatan penanganan material Penjadwalan produksi

10/3/2013

Program 6R
1. 2. 3. 4. 5. 6.

CONTOH PROSES PRODUKSI BERSIH LAPIS LISTRIK


DALAM INDUSTRI LAPIS LISTRIK TIDAK DAPAT DIHINDARI ADANYA BUANGAN

Refine, memurnikan atau menghilangkan kontaminan dari bahan baku atau bahan pembantu Reduce, mengurangi kebutuhan bahan baku secara stokiometri proses sehingga mengurangi limbah Reuse, pemakaian kembali bahan baku/pembantu proses untuk proses yang serupa Recycle, pemakaian kambali bahan baku/pembantu dan hasil samping proses untuk proses yang berbeda Recovery, pengambilan kembali meterial yg masih memiliki nilai tambah Retrive to Energi, merubah material sisa proses menjadi sumber energi

MENGAPA BUANGAN HRS DIKURANGI DAN DIOLAH? Pengontrolan terhadap saluran pembuangan akhir sangat sulit dilakukan Limbah dapat menyebabkan hujan asam dan penipisan lapisan ozon Dari sudut ekonomi

Mengurangi biaya pengolahan buangan Memperbaiki pengoperasian pabrik Mengurangi risiko pertanggungjwban Menaikkan daya saing

Manfaat : penghematan biaya dan meningkatkan daya saing produk di pasar ekspor

Memenuhi aturan yang makin ketat Memberi kesan baik pada masyarakat sekitar pabrik tentang pelestarian lingkungan.

MINIMASI LIMBAH INDUSTRI LAPIS LISTRIK


1.PENGURANGAN PADA SUMBER

Pada larutan elektrolit


PENGURANGAN PADA SUMBER PEMANFAATAN ULANG PENGOLAHAN LIMBAH PEMBUANGAN

Larutan elektrolit mengandung logam2 berat dengan konsentrasi tinggi, seperti: sianida dan senyawa racun lainnya Larutan jarang dibuang dan dipakai kembali pada proses lain Kualitas larutan elektrolit:perlu penggantian unsur2 kimia dan berkurang secara periodik Pembersihan pada pengotor yang masuk

Air pembilas
Pengaturan tangki2 pembilasan Pengaturan selang waktu selama setelah benda kerja dibilas Pengaturan volume air pembilas Konsentrasi larutan yang menempel pada benda kerja Temperatur air pembilas Bentuk benda kerja Posisi benda kerja pada rak Waktu penirisan antara bak pelapis dengan bak pembilas

Tujuan minimasi air pembilasan: mengurangi volume Artinya: mengurangi jumlah limbah cair yang beracun

2. PEMANFAATAN ULANG

3. PENGOLAHAN LIMBAH
Limbah dari industri lapis listrik ada 2: Limbah padat dan limbah cair 1. LIMBAH PADAT: Limbah padat dari pengerjaan awal: gerinda, debu logam dan debu abrasiv, baju kerja bekas dan kemasan bekas unsur kimia Dampak limbah padat: penyakit silikosis pada paru-paru Penanggulangan:

Air pembilas dapat didaur ulang dengan 2 cara yaitu: Sistem rangkaian tertutup: Cara ini mengurangi penggunaan air dan vol air buangan (Gambar 1) Sistem rangkaian terbuka: Air keluaran yang telah diolah, dikembalikan ke sistem pembilasan kemudian ditambahkan air agar pembilasan lebih baik (Gambar 2) contoh daur ulang: air pembilas pada proses pembersihan asam dipakai kembali sebagai proses pembersihan lemak menghemat air + 50-67% dari pembilasan biasa (Gambar 3)

Pekerja pakai masker penutup hidung dan kaca mata pelindung Pasang alat penangkap/penghisap debu (dust collector) di depan alat pemoles dan gerinda Ada sirkulasi udara dan ruang kerja beratap tinggi

10/3/2013

2. LIMBAH CAIR:

Mengandung zat-zat kimia berbahaya seperti: Senyawa krom, nikel, tembaga, sulfat, klorida, sianida serta zat-zat organik seperti lemak dan minyak

1. PENGOLAHAN SENYAWA CHROM Pengolahan krom valensi 6 ada 3 cara:

2. PENGOLAHAN PELAPISAN LOGAM-LOGAM BERAT Dengan cara pengendapan, di mana senyawa logam dirubah menjadi hidroksida logam yang tidak mudah larut dengan cara penambahan zat pengendap seperti: kapur atau sodium hidroksida 3. PENGOLAHAN SENYAWA TEMBAGA Pengendapan sebagai hidroksida atau sulfida dengan kapur dan mengatur Ph Pengikatan ion Cu dgn resin penukar kation Dengan penguapan dan elektrolisa (utk Cu kadar tinggi)

Cara reduksi cr6+ menjadi cr3+ (paling banyak dipakai) Cara pengikatan ion cr6+ dalam resin penukar anion Cara pengentalan (penguapan) ion cr6+ dan cr3+ Proses pengendapan dengan kapur atau soda kostik pada cr6+ Cara resin penukar kation (ion exchange) atau cr3+ diikat dalam resin

Pengolahan krom valensi 3


4. PENGOLAHAN SENYAWA NIKEL


1.

5. PEMBUANGAN

2. 3.

Pengendapan sebagai hidroksida dengan kapur atau soda kostik atau dengan ferrosulfat Cara resin penukar kation Cara penguapan dan osmosis balik

Lahan bekas industri lapis listrik mempunyai tingkat pencemaran tinggi, tergantung pada:
1. 2.

Penggunaan unsur kimia Jumlah ceceran yang jatuh

5. PENGOLAHAN SENYAWA SENG


Pengendapan hidroksida dengan kapur/soda kostik Cara resin penukar kation Cara penguapan

Apabila lahan akan dipergunakan untuk keperluan lain, perlu dilakukan proses pengolahan khusus

Limbah
Limbah adalah buangan yangkehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah yangmengandung bahan polutan yangmemiliki sifat racun dan berbahaya dikenal dengan limbah B3,yangdinyatakan sebagai bahan yangdalam jumlah relatif sedikit tetapi berpotensi untuk merusak lingkungan hidup dan sumberdaya (Ginting,2007).

TEKNOLOGIPENGENDALIAN PENCEMARAN

10/3/2013

Pengelolaan Limbah/wastemanagement
Wastemanagementisthecollection,transport, processingordisposal,managingandmonitoringof wastematerials.Thetermusuallyrelatestomaterials producedbyhumanactivity,andtheprocessisgenerally undertakentoreducetheireffectonhealth,the environmentoraesthetics.
Source:wikipedia

Pengelolaan Limbah/wastemanagement
Wastemanagementisadistinctpracticefromresource recoverywhichfocusesondelayingtherateof consumptionofnaturalresources.Themanagementof wastestreatsallmaterialsasasingleclass,whethersolid, liquid,gaseousorradioactive substances,andtriedto reducetheharmfulenvironmentalimpactsofeach throughdifferentmethods
Source:wikipedia

Pendapat Anda?

Pendapat Anda?

Pengendalian Pencemaran

Pengendalian kegiatan yang mengancam lingkungan ini terdiri atas kegiatan pengendalian pemanfaatan sumber dan pencemaran berupa pengendalian pencemaran lingkungan, penyusutan pencemaran [pollution mitigation] atau penanggulangan pencemaran [pollution abatement]. Pengendalian pencemaran adalah melindungi lingkungan penerima beban dari kegiatan manusia dengan cara penurunan volum limbah dan penurunan konsentrasi zat pencemar baik limbah fasa gas atau limbah fasa cair.

Peraturan Pemerintah No: 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara


Ketentuan Umum:
1. Pencemaran udara masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.

2. Pengendalian pencemaran udara adalah upaya pencegahan dan/atau penanggulangan pencemaran udara serta pemulihan mutu udara. 3. Udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan troposfir yang berada didalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lainnya.

10

10/3/2013

lanjutan
4. Perlindungan mutu udara ambien adalah upaya yang dilakukan agar udara

ambien dapat memenuhi fungsi sebagaimana mestinya. 5. Baku mutu emisi sumber tidak bergerak adalah kadar maksimum dan/atau beban emisi maksimum yang diperbolehkan masuk atau dimasukkan kedalam udara ambien. 6. Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya kedalam udara ambien yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar. 7. Sumber emisi adalah setiap usaha dan/atau kegiatan yang mengeluarkan emisi dari sumber bergerak, sumber bergerak spesifik, sumber tidak bergerak maupun sumber tidak bergerak spesifik.
8. Pengendalian pencemaran udara meliputi

lanjutan

pencegahan dan penanggulangan pencemaran, serta pemulihan mutu udara dengan melakukan inventarisasi mutu udara ambien, pencegahan sumber pencemar, baik dari sumber bergerak maupun sumber tidak bergerak termasuk sumber gangguan serta penanggulangan keadaan darurat. pasal 16

Peralatan Pengendalian Pencemaran Udara (mengurangi emisi dari partikulat dan gas)
Mekanisme pengendalian : - Partikulat : secara fisik (penyaringan, perbedaan medan magnet, penangkapan, dll) - Gas : secara kimiawi (pelarutan, penyerapan, dll) Faktor pertimbangan pemilihan Jenis proses produksi yang akan dikendalikan Beban dan konsentrasi outlet yang diperlukan Kelembaban dan temperatur inlet Jenis partikulat yang akan dikumpulkan Konsentrasi debu pada inlet Volume inlet

Jenis Peralatan PPU

ELECTROSTATIC PRECIPITATOR (EP) SEPARATOR (SIKLON) WET SCRUBBER FABRIC FILTER (BAGHOUSES)

Electrostatic Precipitator (EP) Bekerja berdasarkan medan listrik yang terjadi sebagai akibat dari perbedaan muatan listrik.
Keuntungan : Memiliki penurunan tekanan yang konstan dan kinerja bervariasi. Menghasilkan efisiensi yang sangat tinggi, walaupun untuk partikulat yang sangat kecil. Tahan terhadap kehilangan tekanan. Dapat beradaptasi untuk suatu kondisi yang ekstrim seperti temperatur yang berfluktuasi secara ekstrim. Perawatan relatif mudah.

Kerugian : Biaya kapital tinggi. Tdk dpt menangani polusi gas. Perlu tempat yang luas dalam instalasi.

Electrostatic Precipirator

11

10/3/2013

APLIKASI EP

Siklon
Bekerjaberdasarkangayacentrifugaldimanaudara yangmasuksecaratangensial Keuntungan : harganya cukup murah, tidak banyak bagian-bagian yang berputar, dan dapat digunakan dalam segala kondisi suhu operasi. Kerugian : Hanya untuk ukuran partikel tertentu (relatip besar); Baku mutu konsentrasi partikulat yang telah ditetapkan oleh Pemerintah tidak dapat dipenuhi hanya dgn menggunakan siklon karena effisiensi 65 % untuk diameter partikel 40 micron Cyclone Spray Chamber

Boiler batu bara Peleburan logam Industri semen Boiler biomas (ampas tebu, cangkang sawit, dsb) Incenerator Boiler bahan bakar residu

Siklon

Cyclone spray chamber

Scrubber Partikulat Scrubber dianggap sebagai alat penangkap partikulat dengan sistim basah. Alat ini mengumpulkan partikulat melalui kontak langsung dengan cairan (air). Banyak sekali desain scrubber yang ada di pasaran, jenisnya kebanyakan diklasifikasikan berdasarkan cairan yang digunakan untuk memisahkan partikulat dengan udaranya.

12

10/3/2013

Fabric Filter

Fabric filter berdasarkan teknik pembersihaannya dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu : reverse-air, shaker dan pulse-jet.

Keuntungan : Efisiensinya cukup tinggi untuk partikulat yang kecil. Dapat dioperasikan pd kondisi partikulat berbeda-beda. Dapat dioperasikan dlm volume alir yang berbeda-beda. Kehilangan tekanan relatip rendah. Kerugiannya: Memerlukan lantai yang luas. Material fabrics dapat rusak bila beroperasi pada suhu yang tinggi, dan juga korosi. Tidak dapat beroperasi pada keadaan basah (moist). Kadang-kadang dapat terbakar atau meledak.

Shaker baghouse

Pulse jet baghouse

PENGENDALIAN PENCEMARAN
Limbah Padat

13

10/3/2013

PENGOLAHAN SAMPAH
Fisika
Pembakaran insinerator

COMPOSTING
Aerobik Perbandingan C:N 25:1 35:1 Sampah organik basah tinggi N Sampah organik kering tinggi C Terkadang diperlukan:
Campuran kompos sebagai bibit m.o Tambahan gula, sisa buah-buahan sebagai sumber gula sederhana untuk mempercepat pertumbuhan m.o.

Kimia
Desinfeksi

Biologi
Komposting aerob Anaerobic digester Landfill

Kelembaban dipertahankan 55 70%

TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA)


LAHAN URUG SANITER (LUS)
Sanitary Landfill Tidak terjadi pencemaran air Tidak terjadi perkembangan vektor penyakit Polusi udara Pencemaran estetika Gangguan-gangguan lingkungan Sampah tertutup tanah setiap akhir hari kerja Terhindar dari limpasan air hujan

TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA)


CONTROLED LANDFILL (LUT)
Dilakukan 30 tahun proses dekomposisi selesai (produksi gas berhenti) Pengurugan dilakukan 1 minggu sekali / tidak setiap hari

14

10/3/2013

INCINERATION
Infectious, un recover/un recyclable general waste Operational Parameters:
Burning rate (pound/hour), heating value (Btu/pound), heat release value (Btu/cubic feet per hour)

Alternatives:
Controlled-air incinerators Rotary-kiln incinerators

Air Pollution Controls


Wet Scrubbers: impaction of particles with countercurrent flow reactor Dry Scrubbers: Reacting particles and gases in spray-dryer section, collection of particles in a baghouse collectoR

PENGENDALIAN PENCEMAR
LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)

DEFINISI

KLASIFIKASI
B3dapat diklasifikasikan :(PPno.74tahun 2001) 1. mudah meledak (explosive); 2. pengoksidasi (oxidizing); 3. sangatmudahsekalimenyala(extremely flammable); 4. sangat mudah menyala (highlyflammable); 5. mudahmenyala(flammable); 6. amatsangatberacun(extremelytoxic); 7. sangat beracun (highlytoxic); 8. beracun (moderatelytoxic); 9. berbahaya (harmful);

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)adalah: Bahan yangkarena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya,baik secara langsung maupun tidak langsung,dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup,dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup,kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya (PPNo.74tahun 2001tentang pengelolaan B3)

15

10/3/2013

KLASIFIKASI

PENGELOLAANLIMBAHB3

10.korosif(corrosive); 11.bersifatiritasi(irritant); 12.berbahayabagilingkungan(dangeroustothe environment); 13.karsinogenik(carcinogenic); 14.teratogenik(teratogenic); 15.mutagenik(mutagenic).

PengelolaanLimbahB3 fromcradeltograve (mulaidaripenghasilsampai padapenimbunan) PengelolaanlimbahB3meliputipenghasil, penyimpanan,pengumpulan,pengangkutan, pemanfaatan,pengolahandan penimbunan/pembuanganakhir TujuanpengelolaanlimbahB3: Melindungikesehatanmasyarakatdanmencegah pencemaranlingkungan

PENGELOLAANLIMBAHB3
PENGHASIL fromcradeltograve PENYIMPANAN
PENGUMPUL
TPS*) TPS

PENGUMPUL
PENGHASIL

PEMANFAAT

(WASTE EXCHANGE)

PENIMBUN
Limbah yang tidak habis bereaksi, dll

PENGANGKUTAN

TPS

PENGOLAH

(treatment & disposal))

Abu incenerator, Sisa/hasil reaksi kimia, dll

PEMANFAATAN

PENGOLAHAN

PENIMBUNAN

*)

Tempat Penyimpanan Sementara

PENGELOLAANLIMBAHB3

PENGELOLAANLIMBAHB3

Onsitetreatment PenangananataupengolahanlimbahB3 dilaksanakandidalamunitkegiatanindustri. Teknologipengolahansetempat(onsite) dilaksanakandenganmenggunakansalahsatu ataubeberapajenisteknologiberikut:


chemicalconditioning Incineration(metodethermal) solidification (stabilisasi),dll

Offsitetreatment Penangananataupengolahanlimbahpadat ataulumpurB3dilaksanakanolehpihak ketigadipusatpengolahanlimbahindustri. Pengolahanolehpihakketiga(offsite) dilaksanakandenganmenggunakansekaligus beberapateknologiteknologisepertipadaon sitetreatment.

16

10/3/2013

PENGELOLAANLIMBAHB3

PENGELOLAANLIMBAHB3

PenyimpananlimbahB3 Penyimpananbersifatsementara Lokasi


bebasbanjir. tdkrawanbencana, diluarkawasanlindung

Kemasan
Bentukdanbahanwadahdisesuaikandengan karakteristiklimbah Simbol&label(PerMenLHNo.3tahun2008)

PENGELOLAANLIMBAHB3

PENGELOLAANLIMBAHB3

PENGELOLAANLIMBAHB3

PENGELOLAANLIMBAHB3

PengolahanlimbahB3 adalahprosesuntukmengubahkarakeristikdankomposisi limbahB3untukmenghilangkan dan/ataumengurangisifat bahayadan/atausifatracun Dilakukandenganperlakuankimia,fisika,biologiatau pembakaran. Bergantungkarakterisasilimbahdankemampuanlimbah B3untukdiolah. TujuanpengolahanlimbahB3:
Mengurangiataumenghilangkanefekracun(detoksifikasi) Merubahbahanberbahayamenjadibahanyangramah lingkungan Mempersiapkantahapanpengolahanberikutnya.

17

10/3/2013

PENGOLAHANFISIKAKIMIA

PENGOLAHANFISIKAKIMIA

Reduksikimia. Padareduksikimiainitahapoksidasidari kontaminanberacundiubahuntukmenurunkan sifatracunkontaminanberacundiubahuntuk menurunkansifatracunlimbahatau memperbaikikarakteristiklimbahuntukdiolah. Contoh:Chromhexavalentdarielectroplating direaksikandengannatriumbisulfitmenghasilkan chromtrivalenttidakberacun,selanjutnya dialihkanketangkipengendapansebagaisludge hidroksida

Oksidasikimiawi. Padaprosesini,tahapoksidasikontaminan limbahdiubahuntukmengurangisifat racunnyasecarakeseluruhan. Contoh:Cianidadioksidasikandengansodium hipochloridmenghasilkankarbondioksidadan nitrogensebagaihasilsampingyangkemudian dilepaskankeatmosfir

PENGOLAHANFISIKAKIMIA

PENGOLAHANFISIKAKIMIA

Netralisasidanpengendapan. Netralisasiadalah,pHlarutanlimbahB3 dinetralkanmenggunakanbasa,zatzatyang terlarutdiendapkan/dikeluarkandarilarutan sebagaihidroksida. Prosesinidigunakanuntukmelepaskanlogam beratdariairlimbah

Pemisahanberdasarkangayaberat. Padaprosesinigayaberatdigunakanuntuk memisahkanpadatantersuspensidari larutan/cairan. Zatpadatakanmengendapdidasartangki pengendapan(sedimentasi)ditempat pengumpulannya.

STABILISASI/SOLIDIFIKASI

STABILISASI/SOLIDIFIKASI

Stabilisasi/Solidifikasi LimbahB3yangberbentuklumpur,sebelum "dikubur",dipadatkanterlebihdahuludengan cara:


MencampurlimbahB3denganbahansemensehingga terjadipengerasan.Prosesinidisebutjugadengan istilahsementara. MencampurlimbahB3denganaspal,sehinggaterjadi pemadatan.

Limbahyangdipadatkaninikemudiandibuangke TPA"khusus"

Stabilisasi/Solidifikasi Stabilisasiadalahpencampuranlimbahdengan aditifuntukmenurunkanlajumigrasipencemar danmengurangitoksisitas. SolidifikasiadalahpemadatanB3dengan penambahanaditif. Keduaprosesinisalingterkait,sehinggaistilah stabilisasidansolidifikasiseringdianggap mempunyaiartiyangsama. Padastabilisasidansolidifikasi,interaksilimbah danaditifterjadisecarafisikaataukimia.

18

10/3/2013

STABILISASI/SOLIDIFIKASI

STABILISASI/SOLIDIFIKASI

Interaksikimialebihdiinginkankarenabahan pencemaryangterikatbersifatlebihstabil. Keluaranprosesiniadalahlimbahyang bersifatlebihstabilataupadat,sehingga memenuhisyaratuntukdibuangkelandfill, sesuaidenganaturanyangberlaku.

TeknisPelaksanaan: Macroencapsulation limbahB3dibungkusdalammatriksstruktur yanglebihbesar. Microencapsulation sepertipadamacroencapsulationtetapiB3 terbungkussecarafisikdalamstrukturkristal tingkatmikroskopik.

STABILISASI/SOLIDIFIKASI

PEMBAKARAN(INSENERASI)

Precipitation Logamberatyangterlarutdalamlimbahdapatdipisahkan dengancaramengubahsifatnyasehinggakelarutannya menjadilebihkecil,prosesiniyangdikenaldengan presipitasi. Adsorpsi yaituprosesdimanabahanpencemardiikat secaraelektrokimiapadabahanpemadatmelalui mekanismeadsorpsi. Absorpsi adalahsolidifikasibahanpencemardengan menyerapnyakebahanpadat. Detoxification yaituprosesyangmengubahsuatusenyawa beracunmenjadisenyawalainyangtingkatracunnyalebih rendahatauhilangsamasekali.

Pembakaran(Insenerasi) LimbahB3kebanyakanterdiridaricarbon, hidrogendanoksigendapatjugamengandung halogen,sulfur,nitrogendanlogamberat. Bilamolekullimbahdapatdihancurkandan diubahmenjadikarbondioksida(CO2),airdan senyawaanorganik,tingkatsenyawaorganik akanberkurang. Insinerasimengurangivolumedanmassalimbah hinggasekitar90%(volume)dan75%(berat).

PEMBAKARAN(INSENERASI)

PengolahanLimbahB3 denganmenggunakan incenerator

19

10/3/2013

PEMBAKARAN(INSENERASI)

PENIMBUNANLIMBAHB3

Kelebihan menghancurkanberbagaisenyawaorganikdengan sempurna memerlukanlahanyangrelatifkecil Kekurangan operatorharusyangsudahterlatih. biayainvestasilebihtinggi potensiemisipencemarudarakeatmosfirlebihbesar bilaperencanaantidaksesuaidengankebutuhan operasional.

Daripertimbangandiatasadatigakategori lahanurugyaitu:
KategoriI(securedlandfilldoubleliner) KategoriII(securedlandfillsingleliner) KategoriIII(landfillclayliner)

KategoridanSistemLandfillLimbahB3

PENIMBUNANLIMBAHB3

Gambar1.AplikasiLandfillKategori I

Gb1.PenampangTegakLandfillKategori I

Aliranairyang meresapketanah

TEMPATPENIMBUNAN (LANDFILLKATI)

Gambar2.AplikasiLandfillKategori II

Gb2.PenampangTegakLandfillKategori II

RancangBangunLahanUrugB3 Bagiandasar Terdiriatastanahsetempat,lapisandasar,sistem deteksikebocoran,lapisantanahpenghalang,sistem pengumpulandanpemindahanlindi,danlapisan pelindung. Bagiandasarlahanurugharusmampumenahan resapanairdariluarsertamenahanekspansilimbahB3 kelingkungansekitardanmengakomodasilindiyang timbul.Lindikemudiandikumpulkanuntukdiolahlebih lanjutdilokasipengolahanlimbahcair.

Gambar3.AplikasiLandfillKategori III

Gb3.PenampangTegakLandfillKategori III

Bagianpenutup Terdiridaritanahpenutupperantara,tanah tudungpenghalang,tudunggeomembran, pelapistudungdrainase,pelapistanahuntuk tumbuhandanvegetasipenutup. Bagianpenutupberfungsimeminimumkan infiltrasiairpermukaan,mencegahkontaminasi aliranairdanterutamauntukmenjamin keamananlingkunganakibatlimbahB3selama periodesesudahditutup.

20

10/3/2013

SumurInjeksi Sumurinjeksiatausumurdalam(deepwellinjection)digunakandi AmerikaSerikatsebagaisalahsatutempatpembuanganlimbahB3 (hazardouswastes). Pembuangankesumurinjeksidilakukandenganmemompakan limbahcairkedalamsumur. Pembuanganlimbahkesumurdalam(deepwellinjection) merupakansuatuusahamembuanglimbahB3,kedalamformasi geologiyangberadajauhdibawahpermukaanbumi,danmemiliki kemampuanmengikatlimbah,sepertihalnyakemampuanformasi tersebutmenyimpancadanganminyakdangasbumi. Halpentinguntukdiperhatikanadalahstrukturdankestabilan geologisertahidrogeologiwilayahsetempat.

Pembuangankesumurdalamdapatdibagimenjadi5kelas, yaitu: KelasI untukmembuanglimbahB3,nonB3,jugalimbahrumah tangga(municipalwaste)kelapisanyangberadadibawah lapisansumberairyangpalingbawah(undergroundsource ofdrinkingwater). KelasII membuangairyangdikeluarkandaridalambumipada produksiminyakdangasbumi,yangdapatpulatercampur denganlimbahbukanB3. KelasIII untukmenginjeksikanfluidauntukekstraksimineral.

KelasIV untukpembuanganlimbahyangmengandung radioaktif,(sumurjenisinitidaklagi digunakan). KelasV yangtidaktermasukkelaskelasdiatas, biasanyauntukpembuanganlimbahbukanB3 kedalamataukebagianataslapisansumber air.

PENGENDALIANPENCEMARAN LIMBAHCAIR

21

10/3/2013

PRELIMINARYTREATMENT

GRIT CHAMBER

Pengertian dan Fungsi :

Grit :
Fraksi organik berat dari bahan padat air limbah dengan kepadatan relatif kira-kira 2,5 sehingga punya kecepatan mengendap yang jauh lebih besar daripada bahan padat air limbah organik (kira-kira 30 mm/det) dibandingkan dengan kecepatan mengendap bahan padat air limbah organik yaitu sebesar 3 mm/det

Grit Chamber : unit bangunan untuk menghilangkan grit dan removal grit ini bertujuan untuk : Melindungi atau mencegah terjadinya gesekan pada peralatan mekanik dan pompa akibat adanya pemakaian yang tidak perlu dan akibat adanya abrasi Mencegah terjadinya penyumbatan pada pipa akibat adanya endapan kasar di dalam saluran Mencegah timbulnya efek penyemenan di dasar sludge digester dan primary sedimentation tank Menurunkan akumulasi material inert di dalam kolam aerasi dan sludge digester yang akan mengurangi volume yang dapat digunakan.

Secara umum ada 3 jenis tipe grit chamber, yaitu: 1. Horizontal flow grit chamber 2. Aerated grit chamber 3. Vortex Grit Chamber

22

10/3/2013

HORIZONTAL FLOW GRIT CHAMBER


Arah alirannya horisontal V selalu konstan untuk tiap level debit Regulator debit : Proportional Weir Parshal flume parabola flume BENTUK : batang pararel
rods ( balok ) wires ( kawat ) grating (kisi jeruji )

SCREEN
Merupakan unit pengolahan pendahuluan ( fisik ) dalam WWTP

LETAK : sebelum unit pompa & grit chamber FUNGSI : menyisihkan material berukuran besar yang masuk ke dalam WWTP yang dapat merusak unit-unit operasi, mengurangi efisiensi kinerja WWTP & mencemari badan air

BAR SCREEN
SARINGAN KASAR (COARSE SCREEN)

BAR SCREEN
BAR RACKS : tersusun atas batang/ tongkat pararel spasi antar batang > 15 mm SARINGAN KASAR ( COARSE SCREEN )

BAR SCREEN

SARINGAN HALUS ( FINE SCREEN )

COARSE WOVEN WIRE MEDIA : u / menyaring partikel kecil media screen terletak vertikal, screenings disisihkan ke bak penampung spasi antar screen : 3-20 mm COMMINUTOR (alat pemarut partikel yg masuk ke kisi2 stasioner)

BAR SCREEN

BarRacks

Lebar bukaan : 2,3 6,6 mm SARINGAN HALUS ( FINE SCREEN ) efisiensi removal SS & BOD : 20 35%

23

10/3/2013

BAR RACKS TIPE MECHANICAL CLEANING

SEDIMENTASI I
TUJUAN :
Meremoval partikel yang mudah mengendap dan benda yang terapung serta mengurangi kandungan suspended solid (Eddy& Metcalf, 2003)

EFISIENSI REMOVAL :
50% - 70% untuk TSS & 30% - 40% untuk BOD5 Padatan terendap dikumpulkan o/scrapper mekanis hopper sistem pengolahan lumpur

PEMBAGIAN ZONA SEDIMENTASI I


Zona sedimentasi I dibagi atas : a. ZONA INLET tempat memperhalus transisi aliran dari aliran influent ke aliran steady uniform di zona pengendapan b. ZONA OUTLET tempat memperhalus transisi dari settling zone ke aliran effluent. c. ZONA LUMPUR tempat menampung material yang diendapkan berupa lumpur endapan d. ZONA PENGENDAPAN tempat berlangsungnya proses pengendapan (pemisahan) partikel dari air baku, sehingga harus bebas terlepas dari 3 zona lainnya.

d a

BAK SEDIMENTASI I

PENGOLAHAN LIMBAH SECARA BIOLOGIS

SECONDARYTREATMENT
BIOLOGICALTREATMENT

AEROBIC

ANAEROBIC

1. SUSPENDED GROWTH PROCESS 2. ATTACHED GROWTH PROCESS

1. UASB (UPFLOW ANAEROBIC SLUDGE BLANKET) 2. RADIAL FLOW REACTOR 3. ANAEROBIC BAFFLED REACTOR (ABR) 4. ANAEROBIC FILTER

24

10/3/2013

A E R O B I C P R O C E S S

SUSPENDED MICROORGANISM GROWTH 1. ACTIVATED SLUDGE (CSTR) 2. EXTENDED AERATION 3. SEQUENCING BATCH REACTOR 4. OXYDATION DITCH 5. AERATED LAGOON

AEROBICATTACHED

ATTACHED MICROORGANISM GROWTH

1. TRICKLING FILTER 2. ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR

ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC)

PENDAHULUAN
ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR ( RBC )
SISTEM PENGOLAHAN AEROBIK DENGAN MENGGUNAKAN SERANGKAIAN BENTUK CIRCULAR ( DISK ) YAN TERBUAT DARI BAHAN PVC / POLIMER LAINNYA YANG DISUSUN SECARA PARAREL RBC ATTACHED GROWTH ( PADA MEDIA PENYANGGA ) SUSPENDED GROWTH PADA REAKTOR ( BIOMASSA YG TERBENTUK PADA ATTACHED GROWTH JAUH LEBIH BESAR DARIPADA SUSPENDED GROWTH ) DISK MIKROPORI LAPISAN BIOSOLID DEGRADASI BIOLOGIS

PROCESS SCHEME
CHLORINE

FUNGSI ROTASI :
MENGATUR MEKANISME AERASI

RECHARGE

EFFLUENT

MENGATUR INTENSITAS KONTAK ANTARA BIOMASSA DENGAN SUBSTRAT SEHINGGA KETEBALAN LAPISAN BIOFILM DAPAT TERJAGA

INFLUENT

RECYCLING SLUDGE REMOVAL

PRIMARY CLARIFIER

ROTORDISK MODULE

FINAL CLARIFIER

25

10/3/2013

TIPE TIPE RBC :


ALIRAN PARAREL BERSUMBU ALIRAN TEGAK LURUS BERSUMBU STEP FEED TAPERED FEED

TIPE TIPE RBC :

SOME REFERENCES

TRICKLING FILTER
Denpasar 1.5 m3/day

Sunter 1.5 m3/day

Kebayoran 1.5 m3/da

TRICKLING FILTER (TF)


SISTEM PENGOLAHAN AEROBIK YANG MENGGUNAKAN MIKRORGANISME TERLEKAT ( ATTACHED GROWTH PROCESS ) PADA SUATU MEDIA UNTUK KEPERLUAN REMOVAL BAHAN ORGANIK DALAM AIR LIMBAH TIPE TIPE

TF : HIGH RATE
LOW RATE

MEDIUM RATE SUPER RATE / ROUGHING

SISTEM ATTACHED GROWTH PROCESS LAINNYA: * ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC)

* PACKED BED REACTOR ; AIR-SPARGED REACTOR ; FLUIDIZED BED REACTOR ; TRICKLED BED REACTOR

26

10/3/2013

UNIT UNIT PADA TRICKLING FILTER UNIT UNIT PADA TRICKLING FILTER MEDIA FILTER
UKURAN MEDIA : Ukuran diameter 25 10 mm Kedalaman : 0,9 2,5 m ( tipikal = 1,8 m ) FUNGSI MEDIA : SEBAGAI TEMPAT MENEMPEL / MELEKAT / TUMBUH LAPISAN BIOFILM KRITERIA MEDIA FILTER IDEAL : Luas permukaan / unit volume = tinggi Murah Ketahanan tinggi Porositas cukup tinggi minimaliasi clogging Resirkulasi Udara ok..! TIPIKAL MEDIA : PLASTIK ; BATU

MEDIA FILTER DISTRIBUTOR ARM VENTILATION RISER UNDERDRAINS SALURAN EFFLUEN

UNIT UNIT PADA TRICKLING FILTER

UNIT UNIT PADA TRICKLING FILTER

DISTRIBUTOR ARM
DESKRIPSI :
JUMLAH > 2 POROS DI TENGAH TENGAH FILTER ; BERGERAK MEMUTAR ARAH HORIZONTAL DILENGKAPI DENGAN NOZZLE UNTUK MEMERCIKKAN AIR SECARA MERATA KE SELURUH PERMUKAAN MEDIA FILTER

VENTILATION RISER
FUNGSI:
MENJAMIN SUPLAI OKSIGEN TERCUKUPI UNTUK DAPAT MEMENUHI EFISIENSI SISTEM & MENCEGAH TERJADINYA PROSES ANAEROB AKIBAT KEKURANGAN OKSIGEN

UNIT UNIT PADA TRICKLING FILTER

UNIT UNIT PADA TRICKLING FILTER

UNDERDRAINS
FUNGSI : FUNGSI :
MENANGKAP TREATED WATER DARI FILTER & PADATAN YANG TERKELUPAS DARI MEDIA FILTER UNTUK DIALIRKAN KE BAK PENGENDAP II

SALURAN EFFLUEN

MENGALIRKAN AIR LIMBAH TEROLAH & PADATAN YANG TERKELUPAS DARI MEDIA FILTER, DARI UNDERDRAIN MENUJU KE BAK PENGENDAP II

DESKRIPSI : KRITERIA :
MEMPUNYAI BUKAAN DI KEDUA SISI SEHINGGA MEMUDAHKAN PENGECEKAN JIKA SEWAKTU-WAKTU TERJADI CLOGGING MEMILIKI SLOPE MENUJU EFFLUEN YANG BERADA DI TENGAH FILTER KECEPATAN MINIMUM = 6 M / DETIK ( UNTUK MENGHINDARI TERJADINYA CLOGGING

27

10/3/2013

ACTIVATED SLUDGE
Proses pengolahan biologis = Proses pengolahan dengan memanfaatkan kemampuan mikroorganisme untuk menguraikan bahan bahan organik dalam air buangan

AEROBICSUSPENDED

Air buangan organik tinggi aerasi kontinyu organic content turun membentuk gumpalan massa berflokulasi (= ACTIVATED SLUDGE) mengendap effluen = treated wastewater

AERATED LAGOON

OVERVIEW
AERATED LAGOON
modifikasi dari kolam stabilisasi di daerah beriklim sedang, suplai O2 oleh algae digunakan sebagai aerasi mekanis

MEKANISME
air limbah diolah dengan aliran kontinyu pengolahan lumpur dioperasikan tanpa resirkulasi turbulensi yang diciptakan dalam proses aerasi digunakan untuk menjaga suspensi pertumbuhan mikroorganisme dalam lagoon untuk pengendapan akhir, digunakan tangki pengendapan atau kolam stabilisasi fakultatif

168

28

10/3/2013

OVERVIEW
KELEMAHAN
distribusi O2 tidak merata, bagian atas kaya O2 , bagian dasar = tanpa O2 padatan terdekomposisi scr anaerobik & harus diremoval secara periodik Tanpa adanya pengendapan akhir kandungan padatan pada efluen mengahmbat fungsi lagun itu sendiri

OXIDATION DITCH

APLIKASI organic biodegradable treatment pada industri KEUNTUNGAN


Tidak perlu lahan besar Konstruksi sederhana Biaya operasi berada pada rentang medium antara Activated Sludge konvensional & kolam stabilisasi
169

Oxidation ditch = parit atau saluran berbentuk lingkaran / oval dilengkapi rotor untuk aerasi jangka panjang Pertama kali dikembangkan di Belanda (1950)

REMOVAL ABILITY
Rasio BOD dan BOD removal = 85 % - 90% Rasio removal SS = 80% - 90% Rasio removal Nitrogen = 70% Rasio sludge generated sekitar 75 % dari BOD atau SS removal

KEUNTUNGAN & KERUGIAN


KEUNTUNGAN :
Efisiensi removal BOD / COD tinggi (90 95%) Operasional sederhana Effluen stabil Pengolahan sludge lebih sederhana karena sludge yang dihasilkan relatif sedikit & stabil Maintenance sederhana Memungkinkan terjadinya proses Nitrifikasi & denitrifikasi

29

10/3/2013

KEUNTUNGAN & KERUGIAN


KERUGIAN :
Umumnya digunakan untuk pengolahan limbah skala kecil Memerlukan area luas ( dimensi saluran besar, kedalaman kecil ) Rotor sebagai penyuplai Oksigen harus dibersihkan secara periodik

SEQUENCING BATCH REACTOR (SBR)


MENGGUNAKAN SISTEM SUSPENDED GROWTH (FILL-DRAW) PENGGUNAAN AWAL UNTUK PENGOLAHAN LINDI TERDIRI DARI ; TANGKI SINGULAR ( BATCH ; FILL ; REACT ; SETTLE ; DRAW) BERSIFAT AEROBIK DAN ANAEROBIK (JIKA DIPERLUKAN)

KEUNTUNGAN PENGGUNAAN
SEQUENCING BATCH REACTOR ( SBR)

MENGGUNAKAN SUSPENDED REACTOR YANG BERSIFAT FLEKSIBEL DAPAT BERFUNGSI SEBAGAI BAK AERASI EKUALISASI & SEDIMENTASI DAPAT MEMPERLUAS SIRKULASI (JIKA SLUDGE TREATMENT MEMERLUKAN WAKTU YANG LAMA) DAPAT MENGGUNAKAN REAKTOR BERUKURAN KECIL & JUMLAH > 1 BIOMASSA TIDAK PERLU DICUCI PENGENDAPAN YANG TIDAK SEMPURNA DAPAT SEGERA DIKENALI DAPAT DITAMBAHKAN DENGAN PAC

Percent of : Max. Vol 25 -100 CycleTime 25

INFLUE N

FILL REACT

PURPOSE / OPERATION

TAHAPAN PENGOLAHAN
1. ANOXIC FILL

ADD SUBSTRAT
100 35

Air on/off

REACTION TIME Air on /


100 20

SETTL E CLARIFY

cycle

Air off

(a) INFLUEN DIPOMPA/GRAVITASI REACTOR : (b) INFLUEN PIPA MANIFOLD KONTAK MIKROORGANOSME & SUBSTRAT AERASI (a) MIKROORGANISM + SUBSTRAT NITRIFIKASI &
DENITRIFIKASI

100 35

15

DRAW EFF.
Air off

REMOVE EFFLUENT
35 25 5

2. REAKSI
(1) BIODEGRADASI BOD & NITROGEN

IDDLE WASTE SLUDGE on/off


Air

30

10/3/2013

TAHAPAN PENGOLAHAN
3. PENGENDAPAN
PEMISAHAN SOLID & PEMBUANGAN SUPERNATAN SBG
EFFLUEN

ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN DALAM

SBR

Uniform Influent Distributor


Pemasangan pipa berlubang terkalibrasi untuk pendistribusian secara seragam ke bawah SBR selama proses isi & tuang

4. PENUANGAN 5. IDLE TIME

ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN DALAM

SBR

ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN DALAM

SBR

Jet Aerator
Sistem aerasi yang terdiri atas: pompa resirkulasi ; manifold ; venturi & blower

Jet Mixing System


Sistem venturi, pipa manifold, pompa jet

ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN DALAM

SBR

ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN DALAM

SBR

Coarse Bubble Diffuser


Diffuser dipasang dalam pipa distribusi udara & dialirkan melalui orifice besar ( diameter : 1 2 inch )

Uniform Sludge Collector


Pipa orifice mengambil kelebihan lumpur

31

10/3/2013

ANAEROBIC BAFFLED REACTOR

GENERAL DESCRIPTION

High rate reactor firstly developed by Bahman & Mc Carty Consists of several compartments producing gaseous, designed by using several vertical baffles couraging upflow by activated sludge which allowed contact between microorganism & wastewater Bacterias tend to grow, move & settle horizontally within each compartment, low velocity, increase Solid Retention Time (SRT) equal to 100 days on Hydraulic Retention Time (HRT) equal to 20 hours Less HRT minimizer reactor size less O&M cost Consists of 3 zone : Acidification Zone Methanation Zone Buffer Zone

ANAEROBIC BAFFLED REACTOR ZONE CLASSIFICATION 1.

ANAEROBIC BAFFLED REACTOR ADVANTAGES ( Barber & Stuckey, 1999 )


1.

Acidification Zone Occurred mostly on intial compartment Volatile fatty acid ( VFA) formation decrease pH value Buffer capacity increased, pH value = increased

2. Methanation Zone Methane gas produced 3. Buffer Zone Determined to stabilize the process

2.

Construction a. simply design b. no need mechanical mixing c. minimize clogging d. minimize sludge bed expansion e. low construction cost f. low O & M cost Biomassa a. no need biomass with special settling b. low sludge growth c. high SRT d. no need fixed medium / solid settling chamber e. no need gaseous / sludge separation

32

10/3/2013

ANAEROBIC ANAEROBIC BAFFLED REACTOR ADVANTAGES ( Barber & Stuckey, 1999 ) 3. Operational a. Low HRT b. allowed intermittent operational c. stabil hydraulic shock loading d. long operational without sludge disposal

UPFLOW ANAEROBIC SLUDGE BLANKET

UASB

PRINSIP UMUM
Aliran dalam reaktor = aliran vertikal ke atas ( up flow ) Sludge untuk mendegradasi bahan organik dalam air buangan berada di dasar reaktor influen dasar reaktor mengalir ke atas (upflow) Gas ditampung GLSS, sludge kembali ke zona sludge blanket, air limbahdipompa ke ke outlet

UASB

Gas Solid Liquid Separator

KEUNTUNGAN
Beban Loading tinggi Waktu detensi lebih rendah u/ skala anaerobik Tidak perlu suplai Oksigen / hemat biaya Dapat mereoval PO4 ( fosfat ) & NH3 ( Nitrat ) menjadi gas N2 melalui proses denitrifikasi

SLUDGE TREATMENT
INTRODUCTION THICKENING STABILIZATION DEWATERING SKEMA REAKTOR UASB DISPOSAL

33

10/3/2013

1. PENDAHULUAN
4. Dewatering 1.Thickening 1. Gravity 2. Flotation 3. Centrifugation 1. Vacum Filter 2. Filter press 3. Horizontal Belt Filter 4. Centrifuga tion 5. Drying beds 5. Disposal 1.Land application 2.Composting 3.Land Filling 4.Incineration 5.Recalcinatio

2. THICKENING
THICKENING

Lumpur dari proses pengolahan

2. Stabilization 1. Chlorine Oxidation 2. Lime Stabilization 3. Heat treatment 4. Aerobic Digestion 5. Anaerobic Digestion

3. Conditioning 1. Chemical 2. Elutriation 3. Heat treatment

GRAVITY

FLOTATION

CENTRIFUGE

2. 1. GRAVITY THICKENER

2. 2. FLOTATION THICKENER
MEKANISME :
Gelembung udara dilarutkan dengan tekanan tinggi tekanan dibebaskan gelembung udara naik menempel pada gumpalan lumpur naik ke permukaan atas bak lumpur terkonsentrasi & tersisihkan

VARIABEL UTAMA : TIPIKAL UNIT GRAVITY THICKENER TUJUAN : MENGKONSENTRASI SOLIDS UNDERFLOW & MEREDUKSI VOLUME LUMPUR TIPIKAL UNIT FLOTASI
Rasio resirkulasi Konsentrasi solids influen Rasio udara/solids Kecepatan pembebanan hidrolis TEKANAN TIPIKAL : 50 70 lb2 / in2 (345 483 kPa, atau 3,4 4,8 atm)

2. 3. CENTRIFUGATION
CENTRIFUGATION

SOLID BOWL DECANTER


DESKRIPSI :
Centrifuge ini dapat digunakan pada tahapan thickening maupun dewatering. Merupakan percepatan dari proses sedimentasi dengan bantuan gaya sentrifugal. dan bekerja secara kontinyu

SOLID BOWL DECANTER

BASKET TYPE

NOZZLE SEPARATOR

34

10/3/2013

4. DEWATERING
DEWATERING

Clarifier

VACCUUM FILTER

PRESSURE FILTER

SAND DRYING BED

Teknologi Membran:
Keunggulan proses membran: Separasi dapat dilakukan secara kontinu Konsumsi energi umumnya rendah Dapat dikombinasikan dengan mudah dengan proses lainnya (hybrid processing) Tidak diperlukan pengubahan fase medium Penggandaan skala (up-scaling) mudah Sifat membran bersifat variable dan dapat dikendalikan Tanpa bahan tambahan

TEKNOLOGIMEMBRAN

Proses Membran
Relatif baru terus berkembang Genenasi pertama: Mikrofiltrasi (MF) Ultrafiltrasi (UF) Nanofiltrasi (NF) Reverse Osmosis (RO) Eletrodialisis (ED) Membrane Electrolysis (ME) Generasi Kedua: Separasi gas (GS) Vapour Permeation (VP) Pervaporation (PV) Membrane Distillation (MD) Membrane Contactor (MC)

Fluks Tipikal untuk MF, UF, NF dan RO


Proses Membran MF UF NF RO Tekanan (bar) 0,1 2,0 1,0 5,0 5,0 20 10 - 100 Permeabilitas (L.m-2.hr-1.bar-1) > 50 10 50 1,4 12 0,05 1,4

35

10/3/2013

Perbandingan MF, UF, NF dan RO


MF
1000

UF Pemisahan makromolekul Tekanan osmotik dapat diabaikan Tenakan transmembran rendah (1-10 bar) Struktur membran asimetrik Ketebatal layer pemisah aktual: Simetrik: 0,1 1,0 m Pemisahan akibat perbedaan ukuran

NF/RO Pemisahan larutan BM rendah (garam, glukosa, laktosa, mikropolutan Tekanan osmotik tinggi (1 25 bar) Tenakan transmembran tinggi (10 - 60 bar) Sruktur membran asimetrik Ketebatal layer pemisah aktual: Simetrik: 0,1 1,0 m Pemisahan akibat perbedaab kelarutan dan difusivitas

Pemisahan partikel
Perbedaan Tekanan (bar)

100

Reverse Osmosis Nano-

10

filtrasi Ultrafiltrasi

Tekanan osmostik dapat diabaikan (tanpa polarisasi konsentrasi) Tenakan transmembran rendah (< 2 bar)
Mikrofiltrasi Filtrasi

Struktur membran simetrik atau asimetrik Ketebatal layer pemisah: Simetrik: 10 150 m Asimetrik: 1 m Pemisahan akibat perbedaan ukuran partikel

0,1 0,0001 0,001 0,01 0,1 1 m) 10 100

Ukuran Partikel/Molekul (

Mikrofiltrasi (MF)
MF dapat memisahkan partikel berukuran > 0,05 m Bahan berukuran < 0,05 m (garam/ion, gula & protein) melewati membran MF Ukuran pori: 0,08 10 Air m Tekanan : 0,1 3 bar

Padatan tersuspensi, sel/biomass, koloid Membran Garam/ion, Makromolekul

Membran MF (summary):
Membran: Ketebalan: Ukuran Pori: Driving force: Prinsip separasi: Bahan membran Aplikasi: Simetris atau asimetris 10 150 m 0,05 10 m Tekanan (< 2 bar) Mekanisme penyaringan Polimer atau keramik Aplikasi analitis, sterilisasi (pangan, minuman, farmasi, klsrifikasi minuman (juice, bir, wine), pemisahan sel/biomassa/bioreaktor, air ultrabersih, recovery metal sebagai oksida atau hidroksida koloid, fermentasi kontinu, pemisahan emulsi air-minyak, waste-water treatment, plasma-pheresis

Ultrafiltrasi (UF)
UF dapat memisahkan bahan berukuran > 0,005 m (BM > 1000 Da) UF dan MF adalah identik, hanya membran UF asimetris membarn lebih dense Molekul berukuran kecil (garam/ion, dan gula) dapat melewati membran UF Aliran permeat dapat digambarkan dengan pers. Konseny-Carmen Tekanan: 1 10 bar

Partikel dan Makromolekul

Membran

Air

Garam -garaman /ion, gula

36

10/3/2013

Membran UF (Summary):
Membran Ketebalan Ukuran pori Driving force Prinsip Pemisahan Bahan membran Aplikasi Asimetris 150 m 1 100 nm Tekanan (1 10 bar) Mekanisme penyaringan Polimer (e.g. polysulfone, polyacrylonitrile) Keramik (e.g. Zirconium oxide, aluminium oxide) Industri susu (milk, whey, cheese making), industri pangan (pati, protein), klarifikasi minuman, pemisahan emulsi minyakair, recovery electropaint, dan produk/produk samping, farmasi (enzym, antibiotik, pyrogen), water/ wasteater treatment, daur-ulang air, disinfeksi, penghilangan minyak,
membran-bioreaktor

Nonofiltrasi (NF)

. Partikel, makromolekul, ion bivalen Membran Air

Ion bervalensi satu

Terletak diantara UF dan RO Tekanan: 10 35 bar Dapat memisahkan ion dwivalensi (Mg2+ dan Ca2+), penghilangan kesadahan MWCO: > 250 Da Tipikal rejeksi (5 bar, 200 ppm): 60 % NaCl, 80 %, Ca(CO3)2, 98 % MgSO4, Glukosa, Sukrosa Aplikasi:Pemisahkan gula (sumber C-eksternal), eliminasi warna, TOC, TDS, dan kesadahan, logam berat

NF (Summary):
Membran Ketebalan Ukuran pori Driving force Prinsip Pemisahan Aplikasi Komposit Sublayer 150 m; toplayer 1 m < 2 nm Tekanan (10 25 bar) Solution-diffusion

Hiperfiltrasi/Reverse Osmosis (RO)


Membran non-porous, hampir hanya air yang dapat melewati membran RO Garam/ion dan bahan organik > 50 Da dapat dihalangi membran RO Tekanan: 20-60 bar, tetapi dapat juga s/d 200 bar Aplikasi: penanganan leachate, penghilangan logam berat, gram-graman, dan bahan organik sintetik

Bahan membran Polyamide (interfacial polymerization) Desalinasi air payau, penyisihan mikropolutan, pelunakan air, wastewater treatment, retensi pewarna (industry tekstil)

Reverse osmosis/Hiperfiltasi (Summary):


Membran Ketebalan Ukuran pori Driving force Prinsip Pemisahan Bahan membran Asimetris atau Komposit Sublayer 150 m; toplayer 1 m < 2 nm Tekanan: air payau 15 25 bar; air laut: 40 80 bar Solution-diffusion Cellulose triacetate, aromatic polyamide, polyamide dan poly(ether urea) (interfacial polymerizaztion) Desalinasi air payau/air laut, produksi air ultrabersih (industri lektronik), pengkonsentrasian juice atau gula, milk penyisihan mikropolutan, wastewater treatment

Nanofiltrasi dan Reverse Osmosis


Larutan Ion monovalen (Na, K, Cl, NO3Ion bivalen (Ca, Mg, SO42-, CO32Bakteri dan virus Microsolute (BM > 100) Microsolute (BM < 100 RO > 90 % > 99 % > 99 % > 90 % 0 99 % NF < 50 % > 90 % < 99 % > 50 % 0 50 %

Aplikasi

37

10/3/2013

BAHAN MEMBRAN
Bahan Organik (Polimer):
Polimer untuk Membran berpori Polimer untuk membran tak-berpori

Kelebihan dan Kekurangan Membran Anorganik


Kelebihan
Tahan terhadap panas Tahan terhadap bahan kimia Tahan lama Ukuran pori dapat lebih mudah dikendalikan Dapat dibackwashing khusus Biaya investasi tinggi Ketahanan terhadap temperatur sering dibatasi oleh bahan pengedap pada sambungansambungan modul atau sistem perpipaan

Bahan anorganik:
Membran keramik Membran gelas Membran metal (termasuk karbon) Membran zeolit

Kekurangan Sifat keras dan kaku, menuntut konstruksi

Daur-ulang krom dari limbah cair industri penyamakan kulit

Membran UF

Instalasi (perspektif)

Proses pengolahan tingkat lanjut yang umum dilakukan adalah:


1. 2.

3. 4. 5.

6.

Penghilangan Besi dan Mangan Water Softening dengan pengendapan kimia Penukar ion Adsorpsi Proses membran termasuk osmosis balik Oksidasi termasuk oksidasi kimia

38

10/3/2013

PEMILIHANTEKNOLOGI
Banyak teknologi yangmungkin dikembangkan untuk menangani airlimbah,maka berbagai pertimbangan perlu diperhatikan secara teliti sebelum teknologi tersebut dipilih. Pertimbangan tersebut meliputi : Sumber limbah cair (asal limbah ) Karakter limbah (kualitatif dankuantitatif ) Daya dukung lingkungan menerima beban limbah Ketersediaan lahan Ketersediaan dana /pertimbangan finansial Ketersediaan tenaga ahli Ketersediaan peralatan pengolah dipasaran bebas /bengkel konstruksi setempat.

Tahap terakhir dari unitpengolah limbah adalah disposallumpur yangdihasilkan dari masingmasingnya yangdapat ditempatkan dengan sistem landfills,incenerated,applied toland,atau digunakan untuk mengkondisikan tanah yangdalam penanganannya juga harus mempertimbangkan dampak lingkungan dari pembuangan tersebut.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

39

Anda mungkin juga menyukai