Anda di halaman 1dari 1

Setelah dilakukan terapi dengan menggunakan retinoid topikal, pada umumnya pasien akan mengalami perubahan ujud kelainan

kulit pada dermatitis yang dideritanya (eritem, fine scaling,deskuamasi) yang biasanya terjadi pada dua minggu pertama terapi. Hal ini dikenal sebagai dermatitis retinoid. Perubahan kulit ini hanya sementara dan akan berkurang dalam dua sampai empat minggu setelah terapi. Retinoid topikal telah terbukti berpengaruh pada beberapa sel target, terlibat dalam mekanisme pathway fisiologi normal epidermis dan dermis, serta patogenesis acne vulgaris. Dari berbagai efek yang ditimbulkan pada kulit tersebut, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pemisahan efek toksik dan efek terapetik pada retinoid topikal dan sistemik kemungkinan sulit untuk dilakukan, disebabkan terjadinya mekanisme selular yang sama pada keduanya. Baik pada manusia maupun hewan, retinoid topikal dapat menginduksi terjadinya akantosis, hipergranulasi dan berkurangnya ketebalan subkutan yang kemungkinan berkaitan dengan pembelahan sel yang berlebihan. Pada percobaan dengan kulit tikus didapatkan bahwa retinoid topikal dapat meningkatkan indeks epidermal, dengan efek plateu yang terjadi sekitar satu minggu saat puncak akantosis. Setelah sekitar dua minggu, sebagian akantosis akan beralih ke bagian dasar yang disusul tercapainya keadaan ekuilibrum setelahnya. Menariknya, dua sampai tiga minggu pada saat terjadi perubahan epidermis (sebelum terjadinya stabilisasi), diduga berkaitan dengan waktu terjadinya dermatitis retinoid. Penelitian ini memberikan kesan bahwa perubahan yang terlihat pada dermatitis retinoid di minggu awal penggunaan terapi retinoid topikal, setidaknya memperkuat dugaan bahwa mekanisme aksi terapi retinoid topikal dimulai dari bagian epidermis.

Anda mungkin juga menyukai