Anda di halaman 1dari 3

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu pilar kebijakan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) adalah Perluasan dan Pemerataan Akses untuk memperoleh pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan. Pada Rencana Strategis Depdiknas, peningkatan Akses pendidikan di tingkat sekolah menengah akan lebih ditekankan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dimana pada tahun 2009/2010 perbandingan SMK-SMA adalah 50:50. Berangkat dari kebijakan tersebut, pada tahun 2007 kebijakan-kebijakan Direktorat Pembinaan SMK berorientasi pada peningkatan akses SMK yang salah satunya adalah Program Subsidi SMK Boarding School Berbasis Komunitas.

Program dimaksud untuk memfasilitasi komunitas masyarakat agar dapat belajar sambil bekerja dan belajar sepanjang hari bagi masyarakat yang bertempat tinggal relatif jauh dari SMK. Program ini menekankan pendekatan partisipasi masyarakat dengan memberdayakan komunitas-komunitas seperti pondok pesantren yang membutuhkan layanan pendidikan SMK.

Data School Mapping SMK tahun 2006 menunjukkan bahwa Populasi tamatan SMP 3,3 juta/ tahun, sedangkan daya tampung SLTA baru mencapai 2 juta. Data tersebut merupakan dasar untuk mencanangkan program pemerataan dan perluasan layanan pendidikan kejuruan.

Program SMK Boarding School Berbasis Komunitas, diharapkan mampu mensinergikan seluruh sumberdaya yang tersedia di dalam masyarakat terutama komunitas-komunitas yang ada, sehingga terjadi efisiensi dalam pendayagunaan sumber-sumber belajar. Program tersebut dirancang untuk meningkatkan daya tampung tamatan SLTP/Mts agar dengan mudah mendapat layanan pendidikan tingkat SMK di daerahnya.

Program Keahlian yang relevan harus berbasis produksi dan berorientasi keunggulan lokal dan membekali kompetensi kewirausahaan. Dengan demikian muatan program pendidikan untuk SMK Boarding School Berbasis Komunitas dapat disesuaikan dengan sumberdaya dan sosiokultural masyarakat di lokasi SMK tersebut.

Dengan terwujudnya dukungan, perhatian dan kerjasama yang baik dari Pemerintah, khususnya Pemerintah Daerah Kabupaten/kota serta Dinas Pendidikan Kabupaten/kota sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak, diharapkan rencana Pengembangan SMK Boarding School Berbasis Komunitas akan dapat direalisasikan dan masyarakat khususnya peserta didik akan mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya.

Tujuan

1. Memfasilitasi terciptanya budaya belajar sambil bekerja bagi siswa yang terintergrasi di dalam komunitas masyarakat (learning by doing); 2. Menyediakan fasilitas boarding school (sekolah berasrama) yang memungkinkan siswa belajar dan bekerja sepanjang hari sehingga terjadi internalisasi kompetensi; 3. Memfasilitasi kebutuhan Pendidikan Menengah Kejuruan pada komunitas masyarakat di daerah yang jarak jangkauannya jauh dari layanan pendidikan kejuruan; 4. Menumbuhkan budaya kerja agar dapat membiayai diri sendiri.

Dasar Hukum dan Kebijakan Pemberian Subsidi Pengembangan SMK Boarding School berbasis Komunitas dilandasi ketentuan perundangan sebagai berikut : Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; Undang-Undang RI No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara; Undang-Undang RI No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; Undang-Undang RI No. 15 tahun 2004 tentang Penyelenggaraan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; Undang-Undang RI No. 8 tahun 2005 tentang Pemerintahan Daerah; Undang-Undang RI No. 18 tahun 2006 tentang APBN tahun 2007; Peraturan Pemerintah RI No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom; Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; Peraturan Presiden RI No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2004 2009; Keppres 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Perpres No. 85 tahun 2006; Peraturan Menteri Keuangan RI No. 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran APBN Kepmendiknas No 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah; Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. 66/PB/2005 tentang mekanisme pembayaran atas beban APBN; Surat Dirjen Mandikdasmen No. 905/C1.C3/KU/2006 tanggal 13 Februari 2006 tentang Nomor Rekening Sekolah; Renstra Depdiknas 2004 2009; Road Map Direktorat Pembinaan SMK 2006 2010;

Sasaran Sasaran program ini diperuntukan bagi 4 (empat) paket.

Hasil Yang Diharapkan Terciptanya budaya belajar sambil bekerja bagi siswa pada komunitas masyarakat (learning by doing); Terpenuhinya fasilitas secara bertahap SMK Boarding School Berbasis Komunitas; Tersedianya layanan SMK Berasrama bagi komunitas masyarakat di daerah yang jauh jarak jangkauannya dari SMK;

Nilai Subsidi Nilai Subsidi untuk program Pengembangan SMK Boarding School Berbasis Komunitas Tahun anggaran 2007 sebesar Rp 1.500.000.000,00 (satu milyar lima ratus juta rupiah) per paket. Setiap SMK hanya memperoleh 1 paket.

Karakteristik Subsidi

Dana Subsidi dikelola secara swakelola dengan melibatkan partisipasi masyarakat.

Dana Subsidi disalurkan dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara (Pemerintah Pusat c.q Departemen Keuangan) ke Rekening Sekolah (bukan atas nama pribadi/Yayasan).

Dana subsidi disampaikan secara penuh/utuh tanpa potongan pajak baik dari Kas Umum Negara maupun ke Rekening Sekolah. Kewajiban pajak atas penggunaan dana imbal diselesaikan oleh sekolah penerima dana subsidi sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai