Anda di halaman 1dari 7

beton campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan

air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk masa padat beton bertulang beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum, yang disyaratkan dengan atau tanpa prategang, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material bekerja bersama-sama dalam menahan gaya yang bekerja beton-normal beton yang mempunyai berat satuan 2200 kg/m3 sampai 2500 kg/m3 dan dibuat menggunakan agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah beton polos beton tanpa tulangan atau mempunyai tulangan tetapi kurang dari ketentuan minimum beton pracetak elemen atau komponen beton tanpa atau dengan tulangan yang dicetak terlebih dahulu sebelum dirakit menjadi bangunan beton prategang beton bertulang yang telah diberikan tegangan tekan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat beban kerja prategang efektif tegangan yang masih bekerja pada tendon setelah semua kehilangan tegangan terjadi, diluar pengaruh beban mati dan beban tambahan tendon elemen baja misalnya kawat baja, kabel batang, kawat untai atau suatu bundel dari elemenelemen tersebut, yang digunakan untuk memberi gaya prategang pada beton 5) Tendon prategang (1) Tendon untuk tulangan prategang harus memenuhi salah satu dari spesifikasi berikut: a) Kawat yang memenuhi Spesifikasi untuk baja stress relieved tanpa lapisan untuk beton prategang(ASTM A 421). b) Kawat dengan relaksasi rendah, yang memenuhSpesifikasi untuk kawat baja stressrelieved tanpa lapisan untuk beton prategang termasuk suplemen Kawat dengan relaksasi rendah (ASTM A 421). c) Strand yang sesuai dengan Spesifikasi untuk strand baja, tujuh kawat tanpa lapisan untuk beton prategang (ASTM A 416M). d) Tulangan, yang sesuai Spesifikasi untuk baja tulangan mutu tinggi tanpa lapisan untuk beton prategang (ASTM A 722). (2) Kawat, strand, dan batang tulangan yang tidak secara khusus tercakup dalam ASTM A421, ASTM A 416M, atau ASTM A 722, diperkenankan untuk digunakan bila tulangantulangan tersebut memenuhi persyaratan minimum dari spesifikasi tersebut di atas dan tidak mempunyai sifat yang membuatnya kurang baik dibandingkan dengan sifat-sifat seperti yang terdapat pada ASTM A 421, ASTM 7) Tendon dan selongsong prategang: (1) Spasi sumbu ke sumbu antar tendon prategang pada tiap ujung suatu komp onen

struktur tidak boleh kurang dari 4db untuk kawat untai (strand), atau 5db untuk kawat tunggal, kecuali bahwa jika kuat tekan beton minimum pada saat transfer prategang, fci, adalah 28 MPa, maka spasi sumbu-kesumbu minimum dari strand haruslah 45 mm untuk strand berdiameter 12,7 mm atau lebih kecil, dan 50 mm untuk strand berdiameter 15,2 mm. Lihat juga 5.3(2).Pengaturan spasi vertikal yang lebih rapat dan pembundelan tendon diperbolehkan pada daerah lapangan dari suatu bentang. (2) Selongsong yang digunakan pada sistem pasca tarik boleh dibundelkan bila d apat Diperlihatkan bahwa beton dapat dicor dengan sempurna dan bila telah dilakukan pengamanan untuk mencegah pecahnya selongsong pada saat penarikan tendon. 3) Beton prategang. ang
Tebal selimut minimum prateg (1) Tebal penutup beton minimum berikut harus disediakan untuk tulangan (mm) a) ataupun Beton yang dicor langsung di atas tanah dan selalu berhubungan non-prategang, selongsong, dan penutup-ujung, kecuali untuk kondisi yang 75 dengan tanah dicantumkan dalam 9.7(3(2)) dan 9.7(3(3)). b) Beton yang berhubungan dengan tanah atau berhubungan dengan 25 40 cuaca: Dinding panel, slab, balok berusuk....................................................... Komponen struktur lain......................................................................... c) Beton yang tidak langsung berhubungan dengan tanah atau tidak 20

langsung berhubungan dengan cuaca: Pelat, dinding, pelat berusuk ................................................................

Tebal selimut minimum (mm) Balok, kolom: Tulangan utama.................................................................................... Sengkang pengikat, sengkang, lilitan spiral ......................................... Komponen struktur cangkang, pelat lipat: Batang D-16, jaring kawat polos P16 atau ulir D16 dan yang lebih kecil Tulangan lainnya ..................................................................................
a

40 25 10
a

db (tetapi tidak kurang dari 20)

(2) Untuk komponen struktur beton prategang yang berhubungan dengan tanah, cuaca, atau lingkungan yang korosif, dan dimana tegangan tarik izin yang ditetapkan pa da 20.4(2(3)) dilampaui, maka tebal selimut beton minimum harus dinaikkan 50 %. (3) Untuk komponen struktur beton prategang yang dibuat di bawah kondisi pengawas an pabrik, tebal penutup beton minimum untuk tulangan nonprategang harus diambil seperti yang tercantum dalam 9.7(2). 4) Bundel tulangan. Untuk bundel tulangan, tebal selimut beton minimum harus diambil sama dengan diame ter ekuivalen bundel yang bersangkutan, tetapi tidak perlu lebih besar dari 50 mm; kecuali untuk beton yang dicor langsung di atas tanah dan selalu berhubungan dengan tanah dimana tebal penutup minimum harus diambil sebesar 75 mm. 5) Lingkungan korosif. Di dalam lingkungan yang korosif atau lingkungan lain yang merusak, tebal selimut be ton harus ditingkatkan secukupnya, dan kepadatan serta kekedapan selimut beton haru s diperhatikan, atau harus diadakan bentuk perlindungan yang lain. 6) Perluasan di kemudian hari. Untuk tulangan dan bagian sambungan yang terbuka, yang khusus disediakan unt uk penyambungan dengan struktur tambahan di kemudian hari, harus dilindungi terha dap

korosi. 7) Perlindungan terhadap kebakaran. Bila tebal selimut beton dipersyaratkan lebih daripada yang ditetapkan dalam 9.7 oleh peraturan lainnya, maka ketentuan tersebut harus diikuti. 3) Tendon prategang sesuai 5.5(5) yang digunakan sebagai tulangan susut dan su hu harus mengikuti ketentuan berikut: 1. Tendon harus diproporsikan untuk memberikan suatu tegangan tekan ratarata minimum sebesar 1,0 MPa pada luas penampang beton bruto dengan menggunakan prategang efektif, setelah kehilangan tegangan, sesuai dengan ketentuan 20.6. 2. Spasi tendon tidak boleh lebih dari 2 m. 3. Bila spasi antar tendon lebih dari 1,4 m, di antara tendon-tendon yang terletak pada tepi pelat harus disediakan tambahan tulangan non-prategang yang memenuhi 9.12(2) yang dipasang pada daerah dari tepi pelat sampai sejauh jarak spasi tendon. 4) Konstruksi beton prategang. 1. Lendutan seketika dari komponen struktur lentur yang direncanakan mengikuti

ketentuan pada pasal 20 harus dihitung dengan metode atau formula standar untuk lendutan elastis. Dalam perhitungan ini, momen inersia penampang bruto komponen struktur bol eh digunakan untuk penampang yang belum retak. 2. Lendutan jangka panjang tambahan dari komponen struktur beton prategang har us dihitung dengan memperhatikan pengaruh tegangan dalam beton dan baja akibat beban tetap.Perhitungan lendutan ini harus mencakup pengaruh rangkak dan susut beton dan relaksasi baja. 3. Lendutan yang dihitung berdasarkan ketentuan 11.5(4(1)) dan 11.5(4(2)) tidak boleh melebihi batas yang ditetapkan dalam Tabel 9 Untuk komponen struktur prategang, kuat tekan rencana Pn tidak boleh diambil lebih besar dari 0,85 (untuk komponen struktur dengan tulangan spiral) atau 0,80 (untuk

komponen struktur dengantulangansengkang pengikat) dari kuat tekan rencana pada eksentrisitas nol, Po; 13.4 Kuat geser yang disumbangkan beton pada komponen struktur prategang 1) Bila tidak dihitung secara rinci menurut ketentuan 13.4(2), maka kuat geser beton V c komponen struktur dengan gaya prategang efektif tidak kurang dari 40 % kuat tarik tulangan lentur dapat dihitung dari:

tetapi Vc tidak perlu kurang daripada ( 1/ 6 fc'bw d dan juga Vc tidak boleh lebih daripada ' 0,4 f c bw d ataupun lebih daripada nilai yang diberikan dalam 13.4(3) atau 13.4(4). Besaran Vud/Mu tidak boleh diambil lebih besar daripada 1,0, dengan Mu adalah momen terfakto r yang terjadi secara bersamaan dengan Vu pada penampang yang ditinjau. Pada persamaan 52, variabel d dalam suku Vud/Mu adalah jarak dari serat tekan terluar ke titik berat tulangan prategang. 2) Kuat geser Vc boleh dihitung berdasarkan ketentuan 13.4(2(1)) dan 13.4(2(2)), denga n Vc harus diambil sebagai nilai yang terkecil di antara Vci atau Vcw. (1) Kuat geser Vci harus dihitung dari,

dan nilainilai Mmax dan Vi harus dihitung dari kombinasi beban yang menimbulkan momen maksimum pada penampang yang ditinjau. (2) Kuat geser Vcw harus dihitung dari,

Sebagai alternatif, Vcw boleh dihitung sebagai gaya geser yang berkaitan dengan beban mati

ditambah beban hidup yang menimbulkan tegangan tarik utama sebesar (1/3) fc' pada sumbu pusat komponen struktur, atau pada perpotongan sayap dan badan jika sumbu pusat berada dalam daerah sayap. Pada komponen struktur komposit, tegangan tarik utama harus dihitung dengan menggunakan besaran penampang melintang yang memikul beban hidup. (3) Nilai d dalam persamaan 53 dan 55 harus diambil sebagai nilai yang paling besar di antara besaran jarak dari serat tekan terluar ke pusat baja prategang dan 0,8h

3) Bila pada suatu komponen struktur pratarik terdapat keadaan dimana penampang yang berjarak h/2 dari muka tumpuan berada lebih dekat ke ujung komponen struktur daripad a jarak panjang penyaluran tendon prategang, maka dalam menghitung Vcw pengaruh dari gaya prategang harus didasarkan pada nilai gaya prategang yang telah dikurangi. Nilai V cw ini harus pula diambil sebagai batas maksimum untuk persamaan 52. Gaya prategang boleh dianggap bervariasi secara linier dari nol pada ujung tendon hingga harga maksimum pad a titik sejarak panjang penyaluran tendon, yang dapat diambil sebesar 50 kali diameter untu k tendon jenis strand dan 100 kali diameter untuk tendon jenis kawat tunggal. 4) Bila pada suatu komponen struktur pratarik terdapat keadaan dimana lekatan dari sebagian tendon tidak sepenuhnya ada hingga ujung komponen struktur, maka pada saa t menghitung Vc berdasarkan ketentuan 13.4(1) atau 13.4(2), pengaruh dari gaya prategan

g harus didasarkan pada nilai gaya prategang yang telah dikurangi. Nilai Vcw yang dihitu ng berdasarkan nilai gaya prategang yang telah dikurangi tersebut harus diambil sebagai batas maksimum untuk persamaan 52. Gaya prategang pada tendon yang lekatannya tid ak sampai ke ujung komponen struktur dapat dianggap bervariasi secara linier dari nol pada titik dimana lekatannya mulai bekerja hingga suatu harga maksimum pada titik sejarak panja ng penyaluran tendon, yaitu sebesar 50 kali diameter untuk tendon jenis strand dan 100 k ali diameter untuk tendon jenis kawat tunggal. beton ringan beton yang mengandung agregat ringan dan mempunyai berat satuan tidak lebih dari 1900 kg/m3 beton ringan-pasir beton ringan yang semua agregat halusnya merupakan pasir berat normal beton ringan-total beton ringan yang agregat halusnya bukan merupakan pasir alami

Anda mungkin juga menyukai