Anda di halaman 1dari 29

MATERI TUTORIAL TRANSLATION IV PERTEMUAN 8

Oleh: Ayodya Tenggara

UNIVERSITAS TERBUKA KOREA SELATAN

Module 8: Humaniora dan Ilmu-ilmu Sosial

Modul 8
Aims: Translate Indonesian to English
Attention: 1. Be careful with word by word translation 2. Try to avoid loss meaning 3. Meaning transferred I the target language are not restricted by vocabularies, grammar, and forms of the source language 4. Be aware of the term register 5. Dont use everyday language President 6. The translation should be based on meanings in the source language

Part 1
Humaniora dan Ilmu Sosial
Artikel (Page 8.2)

President

Paragraph 1(a)
Analisis Gender dalam Kemiskinan dan Kebijakan Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi yang selama ini telah dilakukan tidak dapat dipungkiri telah membawa kemajuan. Sebelum krisis ekonomi Asia Tenggara melanda, Indonesia tengah menikmati keberhasilan yang sangat besar dalam strategi kebijakan pembangunan yang diterapkan.

Paragraph 1(a)
Analisis Gender dalam Kemiskinan dan Kebijakan Pembangunan Ekonomi Pembangunan ekonomi yang selama ini telah dilakukan tidak dapat dipungkiri telah membawa kemajuan. Sebelum krisis ekonomi Asia Tenggara melanda, Indonesia tengah menikmati keberhasilan yang sangat besar dalam strategi kebijakan pembangunan yang diterapkan.

The Gender Analysis in Poverty and Economic Development Policy The recent economic development chievent, undeniably has led to an improvement in Indonesia. Before the economical crisis happened in the South East Asia Pacific region, Indonesia had taken pleasure the massive success on the applied strategic of development policy.

Paragraph 1(b)
Tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto per tahun selama periode 1980-an bertahan pada tingkat 6,1%, meningkat menjadi 7,6% pada periode pertengahan awal tahun 1990-an, dan menjadi 7,8% pada tahun 1996. Perekonomian Indonesia juga semakin terdiversifikasi, Secara khusus, sektor manufaktur mengalami kinerja yang sangat baik. Sektor ini tumbuh di tingkat 10% per tahun pada periode 1985-1995 dan pada akhirnya telah menyumbang seperempat dari total PDB.

Paragraph 1(b)
Tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto per tahun selama periode 1980-an bertahan pada tingkat 6,1%, meningkat menjadi 7,6% pada periode pertengahan awal tahun 1990-an, dan menjadi 7,8% pada tahun 1996. Perekonomian Indonesia juga semakin terdiversifikasi, Secara khusus, sektor manufaktur mengalami kinerja yang sangat baik. Sektor ini tumbuh di tingkat 10% per tahun pada periode 1985-1995 dan pada akhirnya telah menyumbang seperempat dari total PDB.

The growth of the Gross Domestic Product (GDP) per annum during the period of the 1980s stabilized at 6.1%, rising to 7.6% during the early middle period of the 1990s, and steadied at 7.8% in 1996. Indonesias economy was further diversified; particularly in the manufacturing sector, which experienced outstanding performance. This sector increased at 10% per annum during 19851995 and contributed a quarter of the GDP total.

Paragraph 2(a)
Kriteria ekonomi yang sangat baik tersebut telah berdampak baik pada penurunan jumlah penduduk miskin. Indonesia telah membuat suatu kemajuan dalam upaya pengurangan kemiskinan. Dalam 2 dekade, antara tahun 1976 hingga 1996, angka kemiskinan absolut (persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan) menurun dari 40.08% menjadi 11.34%.

Paragraph 2(a)
Kriteria ekonomi yang sangat baik tersebut telah berdampak baik pada penurunan jumlah penduduk miskin. Indonesia telah membuat suatu kemajuan dalam upaya pengurangan kemiskinan. Dalam 2 dekade, antara tahun 1976 hingga 1996, angka kemiskinan absolut (persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan) menurun dari 40.08% menjadi 11.34%.

This outstanding economic result has led to a satisfactory recovery and diminished poverty. Indonesia has made progression on lessening poverty efforts. The two periods during 1976 to 1996, number of absolute poverty (the amount of people who live below poverty) decrease from 40.08% to 11.34%.

Paragraph 2(b)
Selain itu, keuntungan dari pertumbuhan ekonomi telah terdistribusikan secara adil dan meluas. Walaupun pada tingkat yang berbeda-beda, seluruh provinsi telah mengalami peningkatan pada tingkat pendapatan, konsumsi dan kesempatan kerja. Di sisi lain, peningkatan juga terjadi pada indikator tingkat harapan hidup, tingkat kematian bayi, tingkat melek huruf, dan tingkat pendidikan.

Paragraph 2(b)
Selain itu, keuntungan dari pertumbuhan ekonomi telah terdistribusikan secara adil dan meluas. Walaupun pada tingkat yang berbeda-beda, seluruh provinsi telah mengalami peningkatan pada tingkat pendapatan, konsumsi dan kesempatan kerja. Di sisi lain, peningkatan juga terjadi pada indikator tingkat harapan hidup, tingkat kematian bayi, tingkat melek huruf, dan tingkat pendidikan.

In addition, the benefits of the economic development were widely and fairly distributed. Although the achievement levels were difference, all provinces have experienced an improvement in income, spending, job opportunity as well as development in the life expectancy rate, birth mortality, alphabetical listing and education.

Paragraph 3
Kenyataan yang baik tersebut di atas berakhir ketika krisis ekonomi Asia Tenggara yang dimulai Thailand ikut menjalar ke Indonesia. Pertumbuhan PDB mulai menurun pada tahun 1997, dari sekitar 8% pada tahun 1996 menjadi kurang dari 7% pada kuartal pertama 1997, dan kurang dari 6% pada kuartal kedua. Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi pada tahun 1997 berada pada tingkat 4.9%.

Paragraph 3
Kenyataan yang baik tersebut di atas berakhir ketika krisis ekonomi Asia Tenggara yang dimulai Thailand ikut menjalar ke Indonesia. Pertumbuhan PDB mulai menurun pada tahun 1997, dari sekitar 8% pada tahun 1996 menjadi kurang dari 7% pada kuartal pertama 1997, dan kurang dari 6% pada kuartal kedua. Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi pada tahun 1997 berada pada tingkat 4.9%.

The excellent reality above ended when the South East Asia Pacific economic crisis begun from Thailand afterwards to Indonesia. In 1997, the GDP growth started to decline, from approximately 8% in 1996 to less than 7% in the first quarter of 1997, and less than 6% in the second quarter. The sum total of economic development by 1997 was at level of 4.9%.

Paragraph 4
Kenyataan buruk tersebut terus berlanjut pada tahun berikutnya. Pada tahun 1998, PDB Indonesia mengalami kontraksi hingga 13.7%. Angka inflasi yang diukur berdasarkan indeks harga konsumer (consumer price index, CPI) berada pada tingkat 78%, sangat kontras dengan kestabilan harga yang terjadi pada periode sebelum krisis. Hal ini diakibatkan oleh kenaikan yang dramatis dari seluruh komponen dalam CPI, terutama untuk harga makanan dan pakaian.

Paragraph 4
Kenyataan buruk tersebut terus berlanjut pada tahun berikutnya. Pada tahun 1998, PDB Indonesia mengalami kontraksi hingga 13.7%. Angka inflasi yang diukur berdasarkan indeks harga konsumer (consumer price index, CPI) berada pada tingkat 78%, sangat kontras dengan kestabilan harga yang terjadi pada periode sebelum krisis. Hal ini diakibatkan oleh kenaikan yang dramatis dari seluruh komponen dalam CPI, terutama untuk harga makanan dan pakaian.

The bad reality continued to the following year. In 1998, the Indonesia GDP experienced a contraction up to 13.7%. The inflation rate according to the consumer price index CPI was at 78%, thus contradicting with the prices stability before the crisis happened. This was due to the dramatic increase price of all components of the CPI, mainly for clothing and food.

Paragraph 5
Kenyataan buruk yang sama juga terjadi di bidang ketenagakerjaan dan kemiskinan. Secara umum angka pengangguran terbuka (open unemployment) dan angka setengah menganggur (under employment) memang hanya mengalami peningkatan yang kecil selama tahun pertama krisis. Namun, hal itu telah berimplikasi buruk berupa penurunan upah riil dan standar hidup serta peningkatan kemiskinan.

Paragraph 5
Kenyataan buruk yang sama juga terjadi di bidang ketenagakerjaan dan kemiskinan. Secara umum angka pengangguran terbuka (open unemployment) dan angka setengah menganggur (under employment) memang hanya mengalami peningkatan yang kecil selama tahun pertama krisis. Namun, hal itu telah berimplikasi buruk berupa penurunan upah riil dan standar hidup serta peningkatan kemiskinan.

The same condition also happened at employment and poverty sector. Generally, the open unemployment and the under employment numbers just experienced a small growth rate during the first year of the crisis. However, the problem led to a bad implication and diminished real wages and life standard as well as an upsurge in poverty.

Part 2
Humaniora dan Ilmu Sosial
Article (Page 5.20)

President

Paragraph 1
Throughout the world and especially in the industrializing and industrialized countries, women are entering the formal sector or generally referred to as the labor market, in large members. In fact one of the most significant social changes in recent times has been the rise in the numbers of women who are in paid employment. As a result of occupational structure and sexual composition of the labor has changed.

Paragraph 1
Throughout the world and especially in the industrializing and industrialized countries, women are entering the formal sector or generally referred to as the labor market, in large members. In fact one of the most significant social changes in recent times has been the rise in the numbers of women who are in paid employment. As a result of occupational structure and sexual composition of the labor has changed.

Di seluruh dunia dan khususnya di negara-negara yang sedang mengembangkan industri dan negara-negara industri, wanita masuk ke dalam sektor formal yang umumnya mengacu kepada pasar tenaga kerja dalam jumlah besar. Pada kenyataannya, salah satu perubahan sosial yang paling berarti akhirakhir ini adalah adanya peningkatan jumlah wanita yang terserap dalam sektor pekerjaan. Akibatnya struktur pekerjaan dan komposisi jenis kelamin dalam angkatan kerja mengalami perubahan.

Paragraph 2(a)
Today, women work in almost all sectors of the economy and often compete with men in fields long dominated by them. Womens participation in the formal sector has enabled them to significant contribution to the growth and development of their respective countries. In fact, womens work , has played an important part in the process of industrialization.

Paragraph 2(a)
Today, women work in almost all sectors of the economy and often compete with men in fields long dominated by them. Womens participation in the formal sector has enabled them to significant contribution to the growth and development of their respective countries. In fact, womens work , has played an important part in the process of industrialization.

Dewasa ini, wanita bekerja pada hampir semua sektor ekonomi dan sering bersaing dengan laki-laki pada bidang yang telah lama didominasi oleh mereka. Keikutsertaan wanita di dalam sektor formal membuat laki-laki tidak dapat memberi kontribusi yang cukup berarti pada pertumbuhan dan perkembangan negara mereka sebenarnya, wanita pekerja sudah menjadi bagian yang penting di dalam proses industrialisasi.

Paragraph 2(b)
Nowhere has this been more evident than in Asia, where womens work in the export industries has played such an important role in successful growth (Horton, 1996: 1)

Paragraph 2(b)
Nowhere has this been more evident than in Asia, where womens work in the export industries has played such an important role in successful growth (Horton, 1996: 1)

Tidak ada wilayah yang lebih mencolok dibanding dengan di Asia, di mana wanita pekerja pada industri ekspor memainkan peran yang sangat penting dalam pertumbuhan yang sukses (Horton, 1996:1)

Paragraph 5(a)
One of the strategies adopted for the economic development and which accounted for this success was the shift from the traditional agriculture to the modern industry. This is because industrialization has been regarded as the strategy that could contribute significantly to economic growth and increase employment opportunities.

Paragraph 5(a)
One of the strategies adopted for the economic development and which accounted for this success was the shift from the traditional agriculture to the modern industry. This is because industrialization has been regarded as the strategy that could contribute significantly to economic growth and increase employment opportunities.

Salah satu strategi yang digunakan dalam rangka pembangunan ekonomi dan yang diperhitungkan dalam keberhasilan ini adalah perubahan dari pertanian tradisional menjadi industri modern. Hal ini disebabkan industrialisasi dipandang sebagai suatu strategi yang dapat memberikan kontribusi yang berarti terhadap peningkatan kesempatan kerja.

Paragraph 5(b)
This structural change is reflected in the Gross Domestic Product where there is a decrease in the contribution by the agricultural sector from 36.0 percent in 1960 to 21.0 percent in 1995. On the other hand the contribution of the industrial sector increased from 18.0 percent to 37.5 percent during the same period.

Paragraph 5(b)
This structural change is reflected in the Gross Domestic Product where there is a decrease in the contribution by the agricultural sector from 36.0 percent in 1960 to 21.0 percent in 1995. On the other hand the contribution of the industrial sector increased from 18.0 percent to 37.5 percent during the same period.

Perubahan struktur ini tercermin di dalam Produksi Domestik Bruto di mana terjadi penurunan kontribusi sektor pertanian dari 36,0 persen pada tahun 1960 menjadi 21,0 persen pada 1995. di lain pihak kontribusi sektor industri meningkat dari 18,0 persen menjadi 37,5 persen selama periode yang sama.

Anda mungkin juga menyukai