Anda di halaman 1dari 7

1.

Upaya Pencegahan Korupsi (hal. 47-48) Pemerintah Seleksi ketat pengangkatan pejabat Peningkatan fungsi lembaga hukum Memberikan hadiah kepada yang berhasil mengungkap korupsi Meningkatkan kesejahteraan pejabat rawan KKN Meningkatkan kualitas pendidikan warga Membentuk LSM Pengawasan langsung terhadap pembangunan Menulis pada media massa Warga Pengawasan langsung terhadap kegiatan pemerintah

2.

Upaya Pemberantasan Korupsi (hal. 47) a. Membentuk KPK b. Membentuk peradilan kasus korupsi c. Mengeluarkan peraturan perundang-perundangan UU no. 3 tahun 1971 tentang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) UU no. 28 tahun 1999 tehtang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN UU no. 31 tahun 1999 tentang pemberantasan Tipikor UU no. 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang PP no. 63 tahun 2005 tentang manajemen sistem SDM KPK Infrastruktur & Suprastruktur Politik (hal. 121-129) a. Infrastruktur Politik (lembaga politik tingkat bawah/lembaga politik yang ada dalam masyarakat) Partai Politik Kelompok terorganisir yang anggotanya mempunyai orientasi, nilai, dan cita-cita yang sama. Bertujuan memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dengan cara konstitusional. Organisasi Kemasyarakatan Perkumpulan yang dibentuk sekelompok orang dengan tujuan tertentu yang umumnya memenuhi kebutuhan di bidang sosial, budaya, kemasyarakatan Kelompok Kepentingan Sekelompok orang yang memiliki kesamaan sifat, sikap, kepercayaan dan/atau tujuan untuk melindungi dan memperjuangkan kepentingan kelompok tersebut. Media massa Arti sempit: Media cetak Arti sempit: Semua media komunikasi b. Suprastruktur Politik (lembaga politik tingkat atas/lembaga politik yang dibentuk negara untuk menjalankan fungsi kenegaraan) MPR BPK DPR MA DPD MK Presiden & Wapres KY Dampak Penyelenggaraan Pemerintahan yang Tidak Transparan (hal. 82) a. Rendahnya/tidak adanya kepercayaan warga negara kepada pemerintah b. Rendahnya partisipasi warga terhadap kebijakan pemerintah

3.

4.

c. d. e. 5.

Sikap apatis warga negara dalam mengambil inisiatif/peran mengenai kebijakan publik Jika warga negara apatis + rezim penguasa sangat kuat + lemahnya fungsi legislative, KKN mendarah daging Krisis moral dan akhlak (berdampak pada ketidakadilan, pelanggaran hukum & HAM)

Asas Umum Penyelenggaran Pemerintahan Asas kepastian hukum (principle of legal security/rects zekerheid beinsed) Asas keseimbangan Asas kesamaan Asas larangan kesewenang-wenangan Asas larangan penyalahgunaan wewenang (detoumement de pouvoir) Asas bertindak cermat Asas perlakuan yang jujur Asas meniadakan akibat suatu keputusan yang batal Asas penyelenggaraan kepentingan umum Faktor Penyebab Terjadinya Pemerintahan Tidak Transparan (hal. 81-82) a. Pengaruh kekuasaan Penguasa ingin mempertahankan kekuasaannya, peralihan kekuasaan yang berujung konflik, pemerintah mengabaikan demokratisasi, pemerintahan yang sentralistis, penyalahgunaan kekuasaan b. Moralitas Terabaikannya nilai agama dan nilai luhur budaya c. Sosial-ekonomi Konflik sosial, KKN d. Politik & Hukum Sistem yang otoriter, pelaksanaan hukum yang tidak adil Misi Pers menurut UU no. 40 tahun 1999 a. Ikut mencerdaskan masyarakat b. Menegakkan keadilan

6.

7.

c.

Memberantas kebatilan

8.

4 Fungsi Pers menurut Kusnan Hidayat a. Fungsi Pendidik: Membantu masyarakat meningkatkan budayanya b. Fungsi Penghubung: Sarana lalu lintas hubungan antar manusia c. Fungsi Pembentuk Pendapat Umum: Ruang memberikan pandangan/pikiran kepada pembaca d. Fungsi Kontrol: Melakukan bimbingan dan pengawasan terhadap masyarakat tentang tingkah laku. Peranan Pers menurut UU no. 40 tahun 1999 a. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui b. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum dan HAM, menghormati kebhinekaan c. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat d. Melakukan pengawasan terkait kepentingan umum e. Memperjuangkan keadilan

9.

10. Pelaksanaan Pers a. Masa Jepang Propaganda Asia Timur Raya Harian yang muncul: Asia Raya (Jakarta), Sinar Baru (Semarang), Suara Asia (Surabaya), Tjahaya (Bandung) Keuntungan insan pers: pengalaman bertambah, penggunaan Bahasa Indonesia makin sering dan luas, pengajaran untuk berpikir kritis b. Orde Lama Pembredelan kantor berita PIA, surat kabar Republik, Pedoman, Berita Indonesia, Sin Po oleh penguasa perang Jakarta Pidato Maladi pada HUT RI ke-14 yang membatasi kebebasan pers Pers dikontrol oleh Kementrian Penerangan (E.C. Smith) c. Reformasi Dikeluarkan UU no. 39 (HAM) & 40 (Pers) tahun 1999 Kebebasan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara (pasal 4) dan tidak ada penyesoran/pembredelan (pasal 4 ayat 2) Adanya hak tolak agar wartawan dapat melindungi sumber informasi 11. Tugas dan Wewenang a. Dewan Keamanan (DK) Tugas: Menjaga perdamaian dan kedamaian antarnegara Wewenang: Menentukan hal/masalah yang dianggap mengganggu/mengancam perdamaian atau tindakan agresif, melakukan tindakan segera guna menjaga ketertiban-keamanan dunia b. Dewan Perwalian Tugas: Mendorong dan membantu mengusahakan kemajuan penduduk daerah perwalian untuk mencapai kemerdekaan Fungsi: Mengusahakan kemajuan penduduk untuk mencapai kemerdekaan, memberikan dorongan untuk menghormati HAM, melaporkan hasil pengawasan kepada sidang umum PBB. c. Mahkamah Internasional (MI) Memeriksa perselisihan/sengketa antara negara anggota PBB yang diserahkan kepada MI Memberi pendapat pada Majelis Umum (MU)tentang penyelesaian sengketa Menganjurkan DK PBB untuk bertindak pada yang mengabaikan keputusan MI Memberi nasihat tentang persoalan hukum pada MU dan DK. 12. Dampak Penyalahgunaan Kebebasan Pers Cenderung berorientasi pada aspek komersial. Misal: demi mengejar rating, media elektronik harus menayangkan acara bersifat sensasional dengan kandungan pendidikan yang rendah. 13. Perbedaan Demokrasi Liberal Hukum Agama Kebebasan bertindak selama tidak melanggar hukum Negara tidak mencapai urusan agama Membuka persaingan sekuatKomunis Keadaan kaum ada batasan tertentu Cenderung atheis Pancasila Menganut aturan sesuai UUD 1945 Masalah agama hak pribadi (diatur dalam Pasal 29 UUD 1945) Melibatkan semua golongan

Ekonomi

Sentralis/penguasaan

kuatnya Ketatanegaraan Pemegang Kekuasaan Tertinggi Mementingkan hak pribadi Golongan bangsawan

oleh negara Politik berdasarkan kekuatan diktator Partai Berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila Pemerintah

14. Sikap positif terhadap Pancasila a. Sila 1 Toleransi antar umat beragama Tidak memaksakan suatu agama Melaksanakan ibadah sesuai agama masing-masing Membina kerjasama dan saling tolong menolong b. Sila 2 Menolong/member bantuan Sikap tenggang rasa Memperlakukan manusia sesuai harkat martabat c. Sila 3 Mencintai tanah air dan bangga terhadap bangsa Mengembangkan persatuan atas dasar bhinneka tunggal ika

d. Sila 4 Sila 5

Rela berkorban demi bangsa Memajukan pergaulan demi persatuan-kesatuan Mengakui setiap warga negara mempunyai hak/kewajiban Mengutamakan musyawarah mufakat Menghargai pendapat orang Mengembangkan sikap gotong royong Bekerja keras dalam memecahkan masalah pribadi, masyarakat, negara Tidak melakukan perbuatan yang merugikan umum

e.

15. Asas Hukum Internasional Asas territorial: negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di wilayahnya (di luar itu berlaku hukum internasional) Asas kebangsaan: dimanapun warga negara itu berada, ia tetap mendapat perlakuan hukum sesuai ketentuan negara asal Asas kepentingan umum: negara dapat menyesuaikan diri dengan dengan keadaan dan peristiwa yang berkaitan dengan kepentingan umum 16. Subjek dan Sumber Hukum Internasional a. Subjek hukum internasional Negara Orang perseorangan Takhta Suci (Vatikan) Pemberontak dan pihak dalam sengketa Palang Merah Internasional Organisasi Internasional b. Sumber hukum internasional (Piagam Mahkamah Internasional Pasal 38) Perjanjian internasional (traktat) Kebiasaan-kebiasaan internasional Asas-asas umum hukum Keputusan-keputusan hakim dan ajaran-ajaran ahli hukum internasional

Pendapat ahli hukum terkemuka 17. Pengaruh Globalisasi dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara a. Ekonomi: Nampak dalam aspek produksi, pembiayaan, tenaga kerja, jaringan informasi, perdagangan. Agenda yang akan datang: WTO, APEC, AFTA b. Ideologi: Negara-negara maju mengusung gaya ideologi Kapitalis dan Liberalis Negara Amerika dan Eropa Barat terus menancapkan pengaruhnya Tingkat ketergantungan telah mengikat secara politik c. Politik: menimbulkan banyak kepentingan yang tidak lagi bisa dipenuhi, kecuali melalui peran kekuatan global (suprastate). d. Sosial-Budaya: Disorientasi, dislokasi, atau krisis sosial-budaya di kalangan masyarakat e. Hankam: industri-industri pertahanan yang menghasilkan alat peralatan Hankam serta jasa pemeliharaannya. f. TIK: Akses informasi semakin mudah dan cepat sehingga dapat mencapai tempat lain tanpa memandang jarak dan batas negara. Negara tidak dapat sepenuhnya lagi mengatur arus informasi dan komunikasi baik yang positif (kondusif) maupun negatif (desdruktif). 18. Dampak Globalisasi a. Positif Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia dalam berinteraksi Dalam transportasi, dapat meningkatkan efisiensi. Mendukung nasionalisme Peningkatan mobilitas sosial dan pengukuhan kelas menengah. Komunikasi yang lebih mudah dan juga murah. b. Negatif Masuknya nilai budaya luar yang tidak sesuai. Eksploitasi alam dan sumber daya lain yang besar. Berkembangnya nilai-nilai konsumerisme dan individual. Terjadi dehumanisasi. Timbulnya dominansi negara-negara maju. Erosi terhadap nilai-nilai tradisi. Timbul gejala-gejala materialisme, kendornya moralitas, dsb. Pembangunan yang tidak seimbang. Masyarakat kurang kreatif dan hedonistik. Merebaknya kebiasaan meniru hasil-hasil iptek. 19. Faktor Timbulnya Sengketa Internasional a. Segi Politis (pembelahan dua blok) b. Wilayah Teritorial c. Pengembangan Senjata Nuklir/Biologis 20. Substansi Konstitusi a. Tujuan negara,

d. e.

Permasalahan terorisme Ketidakpuasan Terhadap Rezim yang Berkuasa

b.

Lembaga negara,

c. d. e. f.

Pembagian kekuasaan, Hak asasi manusia, Sistem pemerintahan, Hubungan pusat dan daerah,

g. h. i.

Prosedur penyelesaian pertikaian, Pengawasan penjabat negara perubahan konstitusi

21. Fenomena Korupsi Indonesia Munculnya oknum pemimpin yang lebih mengedepankan kepentingan-kepentingan pribadi daripada kepentingan umum Pada sebagian oknum pemimpin politik, partisipan dan kelompoknya, berlomba-lomba untuk mencapai obyek politik dalam bentuk keuntungan materiil Terjadilah erosi loyalitas kepada bangsa dan negara 22. Perbedaan Perwakilan Diplomatik dan Konsuler No 1. Korps Diplomatik Memelihara kepentingan negara-nya dengan melakukan hubungan dengan pejabat-pejabat Tingkat Pusat. Berhak mengadakan hubungan yang bersifat politik. Satu negara hanya mempunyai satu perwakilan diplomatik saja dalam satu negara penerima. Mempunyai hak ekstrateritorial (tidak tunduk pada pelaksanaan kekuasan Peradilan). Korps Konsuler Memelihara kepentingan nega-ranya dengan melaksanakan hubungan dgn pejabatpejabat tingkat daerah (setempat) Berhak mengadakan hubungan yang bersifat non politik. Satu negara dapat mempunyai lebih dari satu perwakilan konsuler. Tidak mempunyai hak ekstrate-ritorial (tunduk pada pelaksa-naan kekuasaan peradilan).

2.

3.

4.

23. Fungsi Perwakilan Diplomatik (Kongres Wina 1961) Mewakili negara pengirim di negara penerima. Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara penerima di dalam batasbatas yang diijinkan oleh hukum internasional Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima. Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara penerima, sesuai dengan undang-undang dan melaporkan kepada pemerintah negara pengirim. Memelihara hubungan persahabatan kedua negara. 24. Faktor Internal-Eksternal Pentingnya HI a. Faktor internal: kekhawatiran terancam kelangsungan hidupnya. b. Faktor eksternal: Suatu negara tidak dapat berdiri sendiri. Untuk membangun komunikasi lintas bangsa dan negara. Mewujudkan tatanan dunia baru yang damai dan sejahtera.

25. Pengertian Budaya Politik menurut ahli a. Gabriel A. Almond & Sidney Verba: Terdapatnya satu perangkat yang meliputi seluruh nilai-nilai politik yang terdapat di seluruh bangsa. b. Rusadi Sumintapura: Pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik yang dihayati oleh para anggota suatu sistem politik. c. Sidney Verba: Suatu sistem kepercayaan empirik, simbol-simbol ekspresif dan nilai-nilai yang menegaskan suatu situasi dimana tindakan politik dilakukan. d. Alan R. Ball: Suatu susunan yang terdiri dari sikap, kepercayaan, emosi dan nilai-nilai masyarakat yang berhubungan dengan sistem politik dan isu-isu politik. e. Austin Ranney: Seperangkat pandangan-pandangan tentang politik dan pemerin-tahan yang dipegang secara bersama-sama; sebuah pola orientasi-orientasi terhadap objek-objek politik. f. Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr.: Berisikan sikap, keyakinan, nilai dan keterampilan yang berlaku bagi seluruh populasi, juga kecenderungan dan pola-pola khusus yang terdapat pada bagianbagian tertentu dari populasi.

Anda mungkin juga menyukai