Anda di halaman 1dari 2

PETUNJUK OPERASIONAL PENGGUNAAN MOTOR SAMPAH

Maksud Penggunaan Motor Sampah adalah untuk melaksanakan kegiatan pengumpulan sampah dengan pola door to door (langsung) dari setiap rumah yang kemudian akan diangkut ke Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) di lokasi yang telah ditentukan. Tujuannya adalah untuk menciptakan dan memelihara kebersihan lingkungan di lokasi pelayanan pengumpulan sampah serta meningkatkan kesehatan masyarakat dari akibat buruk sampah. Petunjuk Operasional Penggunaan Motor Sampah: 1. Motor sampah dikelola oleh suatu Kelompok Swadaya Masyarakat (SKM) dengan struktur yang terdiri dari Ketua, Bendahara, Seksi Operasional, Seksi Perawatan, Seksi Pemungutan Iuran dan anggota; 2. Pelayanan pengumpulan sampah harus dilakukan secara adil terhadap semua masyarakat di lokasi pelayanan; 3. Pengumpulan sampah dilakukan untuk sampah skala Rumah tangga yang terdiri dari sampah organik (basah) dan sampah anorganik (kering); 4. Pengumpulan sampah tidak ditujukan untuk jenis sampah bervolume besar seperti: potongan pohon, sisa bahan bangunan, pasir dan batu-batuan, lemari bekas, perangkat kursi dan meja, lemari es, alat-alat berat dan lain-lain; 5. Jadwal pengumpulan adalah di saat tidak mengganggu aktivitas masyarakat dan disesuaikan dengan jadwal pengangkutan TPS ke TPA oleh Dinas Kebersihan: sebelum jam 7.00 pagi atau sesudah jam 17.00 sore; 6. Masyarakat yang dilayani harus memisahkan antara sampah basah dan sampah kering, sampah basah dikumpulkan pada plastik warna hitam dan sampah kering pada plastik warna putih; 7. Pengumpulan sampah basah dilakukan setiap hari, sedangkan sampah kering dapat dilakukan setiap 2-3 hari sekali; 8. Bak motor sampah harus dibersihkan dari residu sampah dengan air bersih setelah melakukan kegiatan pengumpulan setiap hari; 9. Pada saat tidak beroperasi, motor sampah harus diletakkan di tempat yang aman dan terlindung dari sinar matahari dan hujan; 10. Melakukan service motor secara berkala setiap 3 bulan sekali ke dealer; 11. Penetapan besaran iuran berdasarkan kesepakatan bersama antara Lurah, Ketua Jemaat, Ketua RT/RW dan KSM sebagai pengelola motor sampah; 12. Besaran iuran yang ditetapkan terhadap setiap rumah disesuaikan dengan klasifikasi type rumah dan dilakukan sebulan sekali; 13. Besaran iuran perlu memperhatikan biaya operasional, biaya perawatan dan biaya tenaga kerja; 14. Penarikan dan pengelolaan iuran dari masyarakat dilakukan oleh KSM pengguna motor sampah; 15. Melakukan pencatatan jumlah ritasi (pengangkutan) dan jenis sampah yang dikumpul setiap hari dan dilaporkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Biak Numfor melalui Badan Lingkungan Hidup setiap bulannya.

STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT

PELINDUNG
KEPALA BLH, KEPALA DISTRIK, KETUA KLASIS

PEMBINA
LURAH DAN KETUA JEMAAT

KETUA KSM

SEKSI OPERASIONAL

SEKSI PERAWATAN

SEKSI PEM. IURAN

ANGGOTA

ANGGOTA

ANGGOTA

Anda mungkin juga menyukai