Anda di halaman 1dari 49

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

ENURUT rencana pada Selasa, 13 Februari 2007 nanti, para pemimpin Muslim dari seluruh dunia akan bertemu di Bali untuk membicarakan dukungan pemimpin dan ummat Islam seluruh dunia dalam menempatkan manusia sebagai titik sentral pembangunan. Pertemuan ini digagas untuk memanfaatkan momentum dunia yang telah sepakat untuk menggerakkan pembangunan manusia dalam kerangka Millenium Development Goals (MDGs) yang secara eksplisit mempunyai tujuan untuk mengentaskan kemiskinan, melalui peningkatan keluarga kurang mampu terhadap akses di bidang kesehatan, pendidikan dan kesempatan usaha yang bisa memberi nilai tambah untuk membangun keluarga yang sejahtera. Pertemuan yang akan dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla

470

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

tersebut diharapkan tidak saja dihadiri oleh para pemimpin Islam dari seluruh dunia, tetapi kalangan PBB malah menjadi sponsor utamanya. Kepala BKKBN Pusat, dr. Sugiri Syarief, MPA., yang baru saja berkunjung ke markas besar UNFPA PBB bahkan mendapat jaminan bahwa Deputi UNFPA, Dr. Sultan Azis, secara pribadi akan hadir dan memberikan sambutan pembukaan bersama dengan Wakil Presiden RI. Kehormatan yang diberikan kepada Indonesia tidak terlepas dari keberhasilan kita di masa lalu menggalang kerjasama dengan para alim ulama menyukseskan program KB dan pembangunan di pedesaan. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi contoh untuk mengembangkan jejaring yang luas di kalangan masyarakat agar pembangunan manusia bisa berjalan lancar sebagai gerakan masyarakat

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

471

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

yang gegap gempita. Manusia sungguh-sungguh ditempatkan sebagai titik sentral pembangunan. Manusia bukan saja sebagai obyek pembangunan, tetapi juga mendapat pemberdayaan sebagai subyek yang dengan penuh dedikasi memberikan segalanya untuk membangun manusia yang sejahtera, lahir dan batin, dunia dan akherat. Seperti ajaran Islam, dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam, (QS Al Anbiyaa : ayat 107). Selanjutnya, barang siapa yang tidak mengasihi manusia, Allah tidak akan mengasihinya,(HR. At Tirmidzi). Selain mendapat sambutan pembukaan dari Wakil Presiden RI, dan pidato kunci dari Direktur Asia Pacific, UNFPA, Dr. Sultan Azis, para peserta yang berjumlah lebih dari 20 negara ini memperoleh gambaran mutakhir tentang kualitas penduduk duniaya di negara-negara yang mayoritas masyarakatnya beragama Islam dari para ahli yang berasal dari negara-negara Islam serta pakar-pakar yang selama ini selalu bergelut dengan masalah pembangunan manusia di dunia. Indonesia memperoleh kehormatan untuk menggambarkan bagaimana peranan para ulama dalam pembangunan, terutama di bidang kesehatan, pendidikan dan kewirausahaan yang dikaitkan dengan upaya peningkatan mutu manusia. Secara khusus akan digambarkan pula upaya terobosan menjadikan Masjid, yang merupakan pusat berkumpulnya ummat Islam, sebagai pusat pemberdayaan ummat secara paripurna. Pengalaman Posyandu yang berhasil di masa lalu dan pernah menjadi acuan negara-negara berkembang lain, dewasa ini oleh Yayasan Damandiri bersama tujuh yayasan lain yang dipimpin oleh Bapak HM Soeharto, sedang dikembangkan menjadi pusat pemberdayaan umat. Kegiatan ini bukan

472

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

saja berlaku untuk umat Islam yang biasa datang ke Masjid, tetapi juga terhadap semua saja yang bertempat tinggal di sekitar Masjid. Masjid akan menjadi pusat pemberdayaan ummat secara mandiri dimana peranan para alim ulama akan sangat menonjol dan menjadi acuan yang positif. Pengembangan baru ini diharapkan menjadi model yang tidak saja berlaku di Indonesia tetapi bisa menjadi model yang bisa berlaku di banyak negara. Oleh karena itu, berdasarkan niat baik tersebut, mulai Juli 2007, Indonesia menawarkan diri mengundang para pemimpin dunia untuk bersama-sama merancang program itu dalam diskusi dan peninjauan lapangan di seluruh Indonesia. Undangan serupa akan dilakukan tiga kali dalam tahun ini dan diharapkan dapat diteruskan lagi tahun yang akan datang dengan kesertaan yang lebih luas. Rancangan pengembangan program dengan titik sentral manusia tersebut dirancang dalam upaya pemberdayaan dengan pengembangan Pos-pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) pada tingkat pedesaan, sehingga gerakan yang mungkin saja berawal sebagai titik-titik hujan gerimis, apabila telah mendapatkan dukungan masyarakat yang luas bisa berkembang menjadi hujan pemberdayaan yang gegap gempita dan menghasilkan keluarga dan ummat manusia yang penuh iman dan taqwa serta mempunyai kualitas yang dapat dibanggakan.

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

473

Meningkatkan Dukungan Tokoh Agama Terhadap Kesehatan Reproduksi dan KB

Reportase Majalah Gemari Edisi 75/VIII/2007 ADA tanggal 12 17 Februari 2007 lalu, Indonesia mendapat kehormatan kembali menjadi tuan rumah Konferensi Internasional Pemimpin Muslim dalam mendukung kependudukan dan pembangunan untuk mencapai Millenium Development Goals (MDGs) atau The International Conference of Moslem Leaders to Support Population and Development to Achieve the MDGs di Inna Grand Bali Beach Hotel, Sanur, Bali. Konferensi yang menghadirkan 90 tokoh agama dari 17 negara ini sebelumnya pernah pula digelar di Aceh dan Yogyakarta. Di sebagian negara dan komunitas muslim, promosi dan sosialisasi masalah kesehatan reproduksi dan reproduksi masih banyak terkendala dan acapkali bersinggungan dengan budaya, nilai dan norma agama yang dianut masyarakat. Oleh karena itu, peran tokoh agama sangat penting untuk turut menyosialisasikan program Keluarga Berencana (KB).

474

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

Keberhasilan KB banyak dipengaruhi oleh sikap dan pandangan masyarakat yang terbentuk dan dipengaruhi ajaran dan nilai agamanya, kata Menteri Negara Agama RI Maftuh Basyuni saat membuka Konferensi Pemimpin Muslim Internasional pada 13 Februari 2007 di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur Bali. Oleh karena itu, tujuan diadakannya Konferensi Pemimpin Muslim Internasional ini adalah untuk meningkatkan kesadaran, komitmen, dan dukungan tokoh agama terhadap kesehatan reproduksi dan KB, kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan, mengkaji pandangan dan pemikiran Islam tentang kependudukan, jender, kesehatan reproduksi/KB, dan kemiskinan. Hadir dalam Konferensi yang dilaksanakan oleh BKKBN bekerja sana dengan Sekretariat Tetap International Conference Islamic Scholar (ICIS NU),

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

475

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

dan Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA) ini, 90 tokoh agama dari 17 negara, seperti Indonesia, Banglades, China, Mesir, India, Iran, Jordania, Malaysia, Maroko, Nigeria, Pakistan, Filipina, Suriah, Tanzania, Thailand, Tunisia dan Turki. Dari hasil pertemuan itu, masing-masing negara mengakui bahwa tanpa adanya program KB laju pertumbuhan penduduk cukup tinggi. Namun masalah pengendalian penduduk bukanlah satu-satunya hal penting dalam program KB, justru kualitas hidup masyarakat yang perlu digarisbawahi. Utamakan Kualitas Hidup Pembangunan yang baik harus seimbang antara keadaan ekonomi dan populasi. Untuk berinvestasi lebih, maka kesejahteraan harus menjadi fokus, cetus Lijuan Wang Program Officer China Family Planning Association seraya menambahkan, jumlah penduduk yang besar adalah tantangan yang sama untuk Indonesia dan China. Di Cina, kata Wang, untuk jumlah anak yang lebih dari yang ditetapkan harus membayar social welfare fee yang besarnya untuk tiap provinsi berbeda. Namun penekanan program KB hanya terbatas etnis mayoritas yaitu etnis Han. Sedangkan yang minoritas seperti umat Islam tidak dibatasi. Apalagi mereka kebanyakan tinggal di daerah terisolir secara geografis. Kini populasi China berjumlah 1,3 miliar, 91 % di antaranya adalah etnis Han. Sementara itu di Iran, KB lebih difokuskan pada kualitas hidup masyarakat. Hal ini telah ditetapkan sejak 1988, saat Imam Khomaini masih berkuasa. Pendekatan kesehatan membuat perencanaan keluarga lebih berkelanjutan, kata Deputi Penelitian Riset dan teknologi Kementerian Kesehatan dan

476

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

Pendidikan Medis Iran Hossein Malek Afzali Menurut Malek, Program KB berbasis kesehatan ini berhasil dijalankan karena dipengaruhi beberapa factor antara lain kuatnya komitmen pemerintah, peran pemuka agama dan meningkatnya melek huruf perempuan Iran. Kini, ada sekitar 10 juta orang di Iran telah ber-KB. Kalau tidak ada perencanaan keluarga, jumlah kita mencapai 90 juta, kata Malek. Program KB di Indonesia dinilai Malek berhasil dengan pertumbuhan penduduk Indonesia 1,35 persen. Sementara di Iran dalam waktu 20 tahun bisa menurunkan menjadi 1,2 persen. Indonesia masih fokus pada kuantitas. kalau lebih pada kualitas mungkin hasilnya lebih mengena di masyarakat, kritik Malek. Kepala Badan Koardinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr Sugiri Syarief, MPA, mengakui ada kecenderungan yang kuat bahwa AKI dan TFR yang tinggi banyak terjadi pada sebagian besar masyarakat muslim. Hal tersebut diduga terkendala oleh beberapa penyebab, antara lain masih kuatnya kepercayaan di kalangan masyarakat muslim bahwa setiap makhluk yang diciptakan Tuhan selalu diberi rezeki. Oleh karena itu, tidak perlu khawatir memiliki anak banyak. RW

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

477

DUNIA INTERNASIONAL SAMBUT BAIK PEMBANGUNAN MANUSIA

AKIL-wakil Pemimpin Islam dari 17 negara serta cendekiawan Muslim dari seluruh propinsi yang bertemu pada Konperensi Islam Internasional untuk pembangunan manusia dalam menyukseskan Millinnium Development Goals (MDGs) menyambut baik gagasan menjadikan Masjid sebagai pusat pemberdayaan keluarga. Gagasan tersebut sebenarnya bukan baru. Nabi Muhammad saw pada zamannya telah dengan sengaja menjadikan masjid sebagai pusat pemberdayaan umat. Revitalisasi yang diajukan oleh Indonesia dalam konferensi di Bali itu langsung mendapat dukungan dari utusan Syria, Bangladesh, Malaysia, Pakistan, Cina, dan banyak utusan Indonesia lainnya. Gagasan yang sudah dimulai di lapangan itu bukti awalnya telah

478

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

diresmikan Menteri Agama RI, M. Maftuh Basyuni, pada Minggu, 11 Februari 2007 di Pemalang, Jawa Tengah. Peresmian Posdaya Masjid merupakan revitalisasi segar yang sangat dibutuhkan pada masa sekarang. Tuduhan bahwa ummat Islam seakan-akan kelompok masyarakat yang ganas, akan luntur manakala kegiatan umatnya ternyata sangat manusiawi dengan menjadikan masjid sebagai pusat pemberdayaan yang berinduk pada pengembangan keluarga secara paripurna. Menteri Agama RI yang juga meresmikan pertemuan internasional di Bali itu sependapat bahwa gagasan serta peresmian masjid sebagai pusat pemberdayaan keluarga tersebut merupakan gagasan yang sangat relevan dan akan mendapat dukungan yang kuat dari departemen yang dipimpinnya. Menteri berjanji untuk menugasi pejabat-pejabat teras memberikan dukungan fasilitasi yang diperlukan. Gagasan revitalisasi masjid untuk pemberdayaan umat itu disampaikan sebagai salah satu masukan untuk konferensi. Segera setelah gagasan itu disampaikan dengan spontan mendapat dukungan dari utusan-utusan yang hadir. Untuk mematangkan gagasan tersebut Yayasan Damandiri bekerja sama dengan BKKBN dan Menteri Agama akan mengundang peserta dari internasional dan nasional mematangkan dan menampung masukan untuk pengembangan dan peninjauan pengalaman awal dari usaha ini pada Juli, September dan Nopember tahun 2007. Menanggapi ajakan ini secara spontan peserta dari Bangladesh, Syria, Pakistan, Turki dan lembaga internasional IPPF menyatakan kesediaannya untuk mengirim peserta pada acara tersebut. Acara pertemuan yang akan digelar pada bulan-bulan itu akan merupakan

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

479

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

pertemuan kerja, bukan saja membahas konsep, tetapi melihat bagaimana pelaksanaannya di lapangan. Para peserta pertemuan akan mengikuti semacam pelatihan lapangan bersama dengan penduduk dan keluarga sekitar masjid yang mulai mempraktekkan pemberdayaan keluarganya dengan sistem baru ini. Hasil dari pertemuan merupakan kesepakatan untuk mengembangkan kegiatan ini sebagai gerakan masyarakat yang program, penyediaan tenaga pelaksana, keuangan dan monitoringnya akan dirumuskan dan dilaksanakan oleh masyarakat sendiri. Kegiatan tersebut menjadi suatu kegiatan kemasyarakatan yang luas dan menjadi milik masyarakat. Karena itu kemajuan dan keberlangsungannya tergantung kepada dinamika masyarakat luas yang ikut serta

480

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

menggerakkan masyarakat. Para peserta dari Bangladesh, yang dimasa lalu mengikuti gerakan KB Indonesia dan berhasil menggerakkan masyarakatnya ikut KB sangat antusias dan berjanji untuk ikut serta dalam gerakan baru ini. Mereka bermaksud mengirim sebanyak-banyaknya peserta ke Indonesia untuk ikut serta menjadi pelopor di negaranya. Dengan sasaran MDGs mereka berharap bahwa ummat Islam di sekitar masjid akan segera menikmati kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia sehingga akan dengan lebih tekun melaksanakan ibadah agamanya. Peserta dari Turki yang kegiatan program KBnya sudah sangat maju bermaksud pula memperluas cakrawala program dengan menjadikan masjid sebagai pusat pemberdayaan ummat dan keluarga Islam di sekitar masjid. Karena itu mereka juga ingin bergabung ikut membangun dan memperluas cakrawala pengembangan keluarga dengan pemberdayaan yang paripurna di sekitar masjid. Pemimpin Islam dari Pakistan yang selama ini menekuni KB sangat antusias melihat perubahan struktur penduduk yang segera memerlukan pemberdayaan. Prof. Karim secara eksplisit menyatakan bahwa menjadikan masjid sebagai instrumen pemberdayaan keluarga untuk mencapai cita-cita MDGs merupakan ide gemilang dan akan segera disebar luaskan di Pakistan. Dia berjanji untuk mengirim peserta pada kegiatan yang akan diselenggarakan di Indonesia pada bulan Juli, September atau bulan Nopember yang akan datang. Para peserta yang dikirim tersebut diharapkan akan menjadi kader dan pemimpin perluasan program ini di Pakistan. Di kalangan nasional Ketua Umum PB NU, KH Hasyim Muzadi

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

481

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

menyambut baik gagasan tersebut karena sejalan dengan gagasan yang sedang disiapkan di kalangan NU sendiri. Diharapkan Yayasan Damandiri bersama BKKBN dan instansi lain dapat menggalang kerjasama dengan PB NU untuk memperluas gagasan tersebut ke seluruh Indonesia agar pemberdayaan ummat dapat segera dilakukan dengan jaringan yang luas. Melihat antusiasme yang timbul tersebut para pelaksana lainnya harus bekerja keras agar dukungan tehnis yang sementara ini disiapkan untuk sekitar 50 sampai 100 masjid dapat segera dirampungkan dan dapat disebar luaskan untuk jaringan yang lebih luas. Dukungan internasional juga mulai muncul dari lembaga internasional IPPF yang selama ini getol membantu negara berkembang melakukan berbagai upaya dalam rangka pemberdayaan umat. Kegiatan Posdaya sebagai fasilisator pemberdayaan dalam bidang agama, KB dan kesehatan serta pengembangan ekonomi keluarga sungguh sangat tepat untuk mempercepat upaya pengentasan kemiskinan yang sedang menjadi aspirasi dan cita-cita ummat di seluruh dunia. Semoga.

482

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

Semua Petugas KB Harus Simatupang

Reportase Majalah Gemari Edisi 74/VIII/2007 UMLAH penduduk dunia saat ini diperkirakan mencapai 7 milyar lebih. Program Keluarga Berencana (KB) pun menjadi semakin penting dan memiliki nilai strategis. Semua pemimpin bangsa, termasuk yang dilakukan para pemimpin muslim dunia dari 17 negara Asia Pasifik pada Konferensi Internasional Pemimpin Muslim untuk Mendukung Program Kependudukan dan Pembangunan, di Denpasar, Bali, 13-15 Pebruari 2007. Keberhasilan program KB banyak dipengaruhi sikap dan pandangan hidup masyarakat yang terbentuk dan dipengaruhi ajaran dan nilai agama, kata Menteri Agama (Menag) Maftuh Basyuni, saat membuka acara tersebut. Dalam menggerakan program KB, kata Menag, sejak awal Indonesia sudah melibatkan ulama, dan tokoh-tokoh Islam, serta tokoh agama lainnya. Konferensi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, komitmen, dan dukungan tokoh

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

483

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

agama pada kesehatan reproduksi, kesetaraan jender, dan pemberdayaan perempuan. Selain, juga mengindentifikasi peran dan keterkaitan tokoh agama dengan pemerintah, pengambil kebijakan publik, serta komunitas muslim nasional dan global. Ledakan jumlah penduduk mau tak mau membuat sejumlah negara menerapkan program keluarga berencana (KB), tak terkecuali Indonesia. Adalah negara Iran, meski sempat belajar KB ke Indonesia, tetapi Iran melontarkan

484

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

kritik halusnya akan KB di Indonesia. Iran menilai program KB Indonesia masih fokus pada kuantitas. Kalau lebih pada kualitas, maka hasilnya mungkin jauh lebih mengena hati masyarakat, ujar Hossein Malek Afzali, Deputi Penelitian Riset dan Tehnologi Kementrian Kesehatan dan Pendidikan Medis Iran, disela-sela acara konferensi internasional, di Denpasar, Bali ini. Namun bukan berarti Deputi Penelitian Riset dan Teknologi Kementrian Kesehatan dan Pendidikan Medis Iran ini menilai bahwa KB di Indonesia tidak berhasil, tetapi sebaliknya. KB di Indonesia itu berhasil. Buktinya angka pertumbuhan penduduknya 1,35 persen. Kami dalam kurun waktu 20 tahun, angka pertumbuhan penduduknya 1,2 persen, ujarnya. Profesor dari Universitas Teheran, Iran, ini menjelaskan, KB di negaranya memfokuskan pada kualitas hidup masyarakat. Hal ini telah diterapkan sejak 1988 lalu, saat Imam Khomaini masih berkuasa. Pendekatan kesehatan akan membuat perencanaan keluarga lebih berkelanjutan. Negara Iran, katanya, tidak menghalangi pertambahan penduduk. Namun dengan perhatian serius pada masalah kesehatan, dengan sendirinya angka kelahiran juga menurun. Di negerinya, perempuan yang hamil lebih dianjurkan pada usia 18-35 tahun. Ini lebih pada masalah kesehatan. Saat ini sekitar 10 juta orang Iran telah KB, kalau tidak ada perencanaan keluarga mungkin jumlah penduduknya bisa mencapai 90 juta orang, beber Hossein Malek Afzali. Ia menambahkan, program KB berbasis kesehatan berhasil dijalankan di Iran, karena dipengaruhi beberapa faktor, antara lain, kuatnya komitmen

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

485

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

pemerintah, peran pemuka agama dan meningkatknya melek huruf kaum perempuan di Iran. Keberhasilan program KB di Indonesia juga diakui Direktur UNFPA Asia Pasifik Sultan Azis. Meski demikian kualitas SDM menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. Jumlah penduduk muda Indonesia merupakan salah satu yang terbesar. Jadi kualitasnya harus ditingkatkan karena Indonesia harus bersaing dengan Korea dan Jepang, kata Sultan Azis. Sementara Menteri Negara Kependudukan dan Kepala BKKBN era Kabinet Presiden Soeharto, Prof Dr Haryono Suyono yang juga hadir di acara Konferensi tersebut menilai, masjid bukanlah sekadar tempat untuk menjalankan ibadah saja, tetapi sosialisasi program KB pun bisa dilakukan di situ. Paling tidak sekitar 50 hingga 100 masjid bisa menjadi pos pemberdayaan keluarga (Posdaya), katanya. Menurutnya, masjid bisa menjadi tempat strategis untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Sebab pengembangan ekonomi dan pendidikan bisa dilaksanakan di masjid. Jadi, masayarakat sekitar masjid bisa bekumpul di masjid untuk mendapatkan pelatihan dan sebagainya, ujar Haryono Suyono, seraya menambahkan, ke depan, tempat ibadah lain seperti gereja, kuil, vihara, pura juga akan dijadikan sentra pengembangan keluarga. Bila isu program KB tidak segempar beberapa waktu lalu, tambah dia, karena terdominasi oleh isu politik reformasi dan desentralisasi. Tapi Presiden yang sekarang, Presiden SBY sudah mulai menaruh perhatian kembali pada program KB, tandas Haryono Suyono. Agar program KB kembali semarak, Ketua Yayasan Damandiri ini

486

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

memberi masukan supaya semua petugas KB termasuk pemerintah harus siap dengan panggilan siang malam alias simatupang. Penggalakan kembali progam KB tidak bisa sepenuhnya hanya dibebankan kepada BKKBN. Jadi kalau ada stake holder yang mau terlibat mari kita bersama-sama. Selain itu man power di tingkat kabupaten/kota harus tetap dikejar dan diberdayakan, papar Menko Kesra dan Taskin era Presiden BJ Habibie ini. HAR

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

487

MENGAJAK SELURUH KELUARGA BER-KB

KHIR tahun 2006 lalu Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan kekawatirannya tentang laju pertumbuhan penduduk yang sangat mengkawatirkan. Sinyalemen itu bukan basa basi. Kekawatiran itu didasarkan data dan kenyataan yang terjadi dalam masyarakat. Untuk menyelesaikannya diperlukan strategi yang jitu dan tindakan nyata yang dilaksanakan dengan sungguhsungguh. Hari ini BKKBN mengadakan Rapat Kerja Nasional untuk tahun 2007. Rapat Kerja ini dimaksudkan untuk menyiapkan langkah-langkah strategis menjawab tantangan yang disinyalir Presiden dan muncul hampir serentak di berbagai negara berkembang dalam awal abad ini. Untuk menyiapkan strategi baru menghadapi tantangan yang multi komplek itu, sejak beberapa waktu lalu dr. Sugiri Syarief, MPA, yang baru

488

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

saja dipercaya mengembalikan citra dan kinerja Program KB Nasional, melakukan Safari berjunjung ke berbagai daerah, bertemu dengan pimpinan lembaga-lembaga yang pernah bekerja sama melayani KB dengan berhasil, serta menemui para alim ulama berbagai agama, untuk menyerap aspirasi dan mencatat kekurangan yang ada agar secara gotong royong dan berkelanjutan bisa digerakkan kembali organisasi dan kemampuan masyarakat yang pernah menggoncangkan dunia dengan gerakan KB yang sangat berhasil. Sejalan dengan upaya tersebut, bersama para ahli, telah digali kembali nilai-nilai luhur yang melahirkan visi dan misi yang menjadi citacita sejati sejak dicanangkannya KB menjadi gerakan nasional. Ternyata cita-cita itu tidak pernah luntur, menurut UU nomor 10 tahun 1992, keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera. Seluruh anggota keluarga mempunyai tanggung jawab dan peran

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

489

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Secara ideal upaya program KB sesungguhnya tidak beda dengan cita-cita yang tertuang dalam Millennium Development Goals (MDGs) yang menempatkan manusia sebagai titik sentral pembangunan. Seluruh anggota keluarga wajib ber-KB dengan pilihan menurut umur dan kebutuhannya. Seluruh anggota keluarga wajib menguasai dan melaksanakan peran masingmasing dalam pembangunan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Untuk melengkapi dukungan bagi upaya baru yang gegap gempita itu, beberapa waktu lalu Kepala BKKBN dr. Sugiri Syarief, MPA, disertai Mantan Menko Kesra, Menteri Kependudukan/Kepala BKKBN, Haryono Suyono, beberapa pejabat Senior BKKBN dan Dr. Watie Johandarwati, MSc dari Bappenas, telah mengadakan perjalanan dinas ke Amerika Sekikat. Biarpun tujuan utama misi itu untuk mengikuti Sidang Board of Director UNFPA-PBB, tetapi setelah sekian lama tidak ada konsultasi dengan berbagai Lembaga Internasional Kependudukan Dunia yang sebagian berpusat di Washington, diputuskan untuk menggelar Safari ke pusat-pusat Organisasi Kependudukan Dunia itu. Perjalanan setengah nostalgia itu menghasilkan sambutan yang gegap gempita. Pimpinan lembaga-lembaga Kependudukan seperti US AID, World Bank, UNFPA dan lembaga swasta seperti Center for Communication Programs John Hopkins University, yang selama berpuluh tahun bekerjasama erat dengan BKKBN, mengharapkan Indonesia tampil sebagai leader yang kaya innovasi dan pendekatan terobosan yang menempatkan pemberdayaan paripurna bagi generasi muda dan lansia yang membengkak dewasa ini. Penempatan generasi muda sebagai sasaran utama dalam

490

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

pemberdayaan merupakan arahan MDGs yang sangat strategis karena program KB dapat membangun generasi muda sebagai subyek dan sekaligus pasangan muda yang sangat potensial. Generasi tua di Indonesia dan banyak negara berkembang adalah pahlawan KB yang pasti akan sangat bahagia apabila diikut sertakan menjadi pembina gerakan KB dalam lingkungannya. Dengan berbagai langkah innovatif tersebut, sejarah kepemimpinan yang unggul dalam terobosan program KB dimasa lalu bisa muncul kembali dan menempatkan Indonesia sekali lagi sebagai mentor terdepan di jajaran internasional. Di Washington, pimpinan CCP Universitas John Hopkins, Prof. Dr. Jane Betrand, yang pernah bekerjasama membangun kampanye Lingkaran Biru bersama BKKBN sebagai awal dari gerakan KB Mandiri menyatakan siap untuk membantu membangun jaringan kominikasi dengan berbagai Perguruan Tinggi, utamanya untuk meyiapkan tenaga andal yang sanggup membangun SDM berkualitas. Jutaan buku ilmu pengetahuan yang tersedia pada perguruan tinggi itu, sudah disiapkan dalam bentuk CD Rom siap untuk diperbantukan pada Jaringan Perpustakaan yang akan dibangun bersama BKKBN dan Yayasan Damandiri. Jaringan dengan kekayaan materi yang up to date itu siap dijadikan referensi untuk upaya yang luhur itu. CCP John Hopkins yang sedang membantu mengatasi flu burung di Indonesia dan masih ingat peranan Posyandu di masa lalu, menghargai pengembangan Jaringan Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) yang sedang digalakkan. Posdaya bisa menjadi forum komunikasi yang efektif untuk pemberdayaan SDM di masa depan. Di kantor pusat AID di Departemen Luar Negeri rombongan dr.

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

491

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

Sugiri Syarief, MPA mendapat sambutan yang hangat dari para senior pejabat teras yang merasa sangat bangga karena selama ini telah membantu Program KB yang berhasil. Sebagai suatu negara yang dianggap telah lulus ujian, US AID merasa bahwa bantuan yang diperlukan di masa depan bukan lagi dalam bentuk sederhana tetapi bantuan untuk menjamin dukungan informasi dan pengetahuan yang mendalam tentang pengembangan sumber daya manusia, kualitas ketenagaan dan akses terhadap pelayanan yang bermutu. Di kantor pusat Bank Dunia, rombongan diterima oleh Dr. Nursiah Arshad, salah seorang Direktur Bank Dunia yang berasal dari Malaysia, yang dengan penuh simpati menawarkan kerjasama yang luas dari Bank Dunia seperti di masa lalu untuk menjamin cita-cita pembangunan keluarga yang bahagia dan sejahtera bisa berjalan lancar. Secara teknis pertemuan itu ditindak lanjuti oleh Dr. Fadia, pimpinan wilayah Asia Pasifik, yang selama ini sangat akrab dengan persoalan kependudukan di Indonesia, berjanji akan memberi perhatian sungguh-sungguh untuk menanggapi komitmen Presisen SBY dalam menggalakkan kembali program KB di Indonesia. Dukungan dari dalam negeri, para ahli dan alim ulama, serta luar negeri sudah cukup digalang. Hari ini para penanggung jawab berkumpul di Jakarta. Pembangunan SDM dalam kerangka MDGs bisa menjadi acuan yang menarik. Kalau kita mau, seluruh anggota keluarga yang ber-KB bisa menjadi kekuatan untuk mengentaskan kemiskinan dan membangun keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Selamat ber-Rapat Kerja Nasional.

[
492
POSDAYA: ALIANSI BANGUN ANAK BANGSA

KB Kuat, Pertumbuhan Penduduk Menurun dan Kesejahteraan Meningkat

Reportase Majalah Gemari Edisi 74/VIII/2007 AKIL Presiden RI Jusuf Kalla saat membuka secara resmi Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Program Keluarga Berencana Nasional di Kantor Istana Wakil Presiden pada 6 Februari lalu menegaskan, berapa pun jumlah penduduk Indonesia tidak menjadi masalah asalkan mereka bisa hidup sejahtera. Untuk mencapai kesejahteraan itu, perlu adanya perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang fokus dan kuat, didukung oleh organisasi yang kuat pula. Ada bangsa yang jumlah penduduknya besar, akan tetapi rakyatnya sejahtera, yaitu Cina. Sebaliknya, ada juga bangsa yang penduduknya kecil tetap sejahtera, seperti Singapura. Tentu, Indonesia yang penduduknya sekitar 200 juta bisa sejahtera dan maju, jelas Wapres. Kalla kemudian mencontohkan, Cina sempat berpikir akan menurunkan jumlah penduduknya dengan membatasi tingkat kelahiran penduduk, tetapi

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

493

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

program itu tak jadi dilaksanakan. Belakangan mereka berpikir bahwa jumlah penduduk yang besar adalah justru aset dan modal besar Cina, jelas Kalla. Menurut Kalla, cara yang tepat mengatasi semua itu adalah dengan program KB dimana masing-masing keluarga membuat rencana untuk mencapai kesejahteraan. Jadi, tidak melulu bicara angka-angka. Laporannya memang dalam angka-angka, tetapi angka-angka itu tujuannya apa? Manusia Indonesia harus sejahtera dengan angka-angka yang dilaporkan itu. Bukan angka-angka itu yang menjadi tujuannya, tegasnya. Pelaksanaan Rakernas Program KB Nasional yang selanjutnya diteruskan di Auditorium Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ini mengusung tema Keluarga Berencana kuat, pertumbuhan penduduk menurun dan kesejahteraan meningkat. Tema ini bertujuan meningkatkan komitmen bersama dalam pencapaian sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Program KB Nasional. Rapat Kerja Program Keluarga Berencana Nasional tahun 2007 ini sangat strategis dalam upaya membangun komitmen yang lebih mantap menggalakkan kembali pelaksanaan Program KB Nasional, kata Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Keluarga (Menkokesra) Aburizal Bakrie, usai membuka Raker Program KB Nasional di auditorium BKKBN Pusat, Jakarta. Menurut Aburizal, sasaran perbaikan kesejahteraan rakyat mustahil dapat dicapai bila besarnya jumlah penduduk terus menjadi kendala. Oleh karena itu, diperlukan terobosan-terobosan baru untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Terutama melalui pelaksanaan program keluarga berencana. Saat ini merupakan masa yang tepat untuk menjadikan penduduk sebagai

494

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

sumber potensi bangsa. Proporsi penduduk muda Indonesia sedang dalam masa peningkatan. Ini berarti kita berada dalam masa transisi demografi yang menghasilkan demografic devindenc, yaitu penurunan tingkat ketergantungan penduduk, jelas Aburizal. Pada masa trasisi demografi ini, kata Aburizal, penduduk Indonesia usia produktif akan meningkat hingga tahun 2020 mendatang. Kelompok ini akan menjadi sumber akumulasi tabungan domestik yang dapat digunakan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia. Setelah priode tersebut berakhir, kita akan memasuki dekade dimana proporsi penduduk golongan tua meningkat. Ini berarti kita harus mempersiapkan system jaminan sosial secara dini, jelasnya. Usaha mempersiapkan sistem jaminan sosial nasional, ungkap Aburizal, jangan sampai pula menghilangkan kesempatan untuk mengeksploitasi demografic devident. Karena, penduduk usia produktif hanya akan dapat direalisasi potensinya jika kesemptan kerja tercipta khususnya di sektor formal. Sektor formal hanya berkembang jika iklim investasi , ketenagakerjaan tergolong kondusif.

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

495

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

Menurut Menkokesra, untuk mendukung upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia, pemerintah telah mempersiapkan berbagai program khusus. Pertama, program penanggulangan kemiskinan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNM). Tahun 2007, PNM akan dikembangkan pada 2.891 kecamatan dan tahun 2008 pada 3.800 kecamatan. Kedua, akses pendidikan khususnya bagi penduduk miskin harus ditingkatkan dengan mendorong Biaya Operasional Sekolah (BOS) dan biaya paket A, B dan C serta program Keluarga Harapan (BLT Bersyarat). Ketiga, penduduk miskin yang jauh rumahnya dari puskesmas harus mendapat akses kesehatan yang mudah. Desa Siaga dan Posyandu harus dapat dikembangkan menjadi pusat pelayanan yang komperhensif termasuk menangkal terjadinya penularan flu burung maupun kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana alam. Untuk memenuhi tiga poin itu, setiap pemerintah daerah dengan dukungan pemerintah pusat harus secara jelas mempunya perencanaan kependudukan serta berbagai peraturan daerah sebagai pendukungnya. Setiap desa sebaiknya diperkuat dengan bidan desa dan tenaga-tenaga penyuluh kependudukan dan KB, tandas Aburizal. Sementara itu, Kepala BKKBN dr Sugiri Syarief mengatakan pihaknya akan terus meningkatkan program KB di daerah-daerah. Masalah otonomi daerah bukan lagi kendala, karena ada dukungan dari pusat, pembentukan badan-badan atau dinas KB di daerah akan disesuaikan dengan aturan yang ada, jelasnya. RW

[
496
POSDAYA: ALIANSI BANGUN ANAK BANGSA

MEMBANGUN ALIANSI MENJEMPUT BOLA

ALAM Dialog Metro TV di Jakarta beberapa waktu lalu, Kepala BKKBN yang baru, dr. Sugiri Syarief, MPA, menyatakan bahwa lembaga yang dipimpinnya akan segera membenahi visi dan misinya disesuaikan dengan tuntutan dan suasana masyarakat masa kini. Dalam membantu pemberdayaan dan memberikan kepada masyarakat lembaga-lembaga pedesaan seperti Posyandu dan lainnya akan dibantu untuk disegarkan. Bahkan kalau perlu dikembangkan menjadi Pos Pemberdayaan Keluarga agar bisa melayani pemberdayaan keluarga untuk makin mampu mengembangkan delapan fungsi keluarga yang menjadi tanggung jawab setiap keluarga. Kalau banyak kalangan mengeluh tentang kelemahan disentralisasi, Kepala BKKBN, dr. Sugiri Syarief, MPA., belajar dari pengalaman Kepala

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

497

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

BKKBN sebelumnya, menyatakan bahwa segera akan dilakukan berbagai upaya untuk mengembangkan aliansi dengan Bupati dan Walikota dari seluruh Indonesia untuk bisa mengembangkan pendekatan yang paling cocok dalam upaya bersama membangun keluarga sejahtera, mengentaskan kemiskinan dengan titik fokus kesertaan KB yang tinggi dan mantap. Mendapat tugas mendampingi dr Sugiri dalam Dialog Metro TV ini, selaku mantan Kepala BKKBN saya ikut menegaskan bahwa biarpun sistem yang berlaku adalah sentralisasi, namun tanggung jawab operasional pelaksanaan gerakan KB nasional sangat berhasil karena di daerah dipimpin langsung oleh Bupati atau Walikota Daerah. Disamping itu seluruh unsur yang ada dalam masyarakat diajak serta dalam suatu kerjasama yang harmonis mengisi pelayanan KB menurut peran, kemampuan dan tugas yang menjadi wewenang masing-masing. Keterpaduan masukan atau input itu membuat setiap keluarga diberikan kesempatan untuk memenuhi kebutuhannya dengan relatif mudah dan dengan perhatian yang tinggi. Kepala BKKBN yang baru dan dimasa lalu pernah memimpin jaringan BKKBN di berbagai propinsi, antara lain di Jawa Timur, berhasil mengetahui secara tepat bahwa gerakan KB tanpa kerjasama yang erat dengan berbagai unsur masyarakat tidak mungkin berhasil. Karena itu disamping membenahi visi dan misi disesuaikan dengan perkembangan jaman, juga akan segera membenahi organisasi agar makin mantap melayani desentralisasi dimana kewenangan menempatkan penduduk sebagai titik sentral pembangunan ada di tangan Bupati dan Walikota. Karena itu dr. Sugiri Syarief merencanakan akan segera mengadakan pertemuan dengan jajarannya, baik pada tingkat pusat dan daerah agar

498

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

segera bisa memberikan bantuan kepada para Bupati dan Walikota dengan jajaran. Konsolidasi itu mendesak agar momentum yang sudah diperintahkan oleh Presiden SBY tidak basi dan hilang ditelan ketidak pastian. Menanggapi sinyalemen bahwa struktur penduduk yang berubah, dan digambarkan oleh Haryono Suyono sebagai pola Candi Borobudur yang berubah menjadi Candi Prambanan, dimana anak-anak dan remaja usia dibawah 15 tahun menurun atau tetap, tetapi penduduk diatas usia 15 tahun membengkak dan subur, dr. Sugiri Syarief secara cepat akan segera mempersiapkan program dan kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi sehingga anak-anak muda yang sebagian sudah menikah atau

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

499

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

akan segera menikah mempertimbangkan matang-matang rancangan masa depannya dengan baik. Dibalik layar dr. Sugiri Syarief menyatakan bahwa anjuran populer Dua Anak Cukup Laki Perempuan Sama Saja, sesuai dengan anjuran Menteri Kesehatan, akan dihidupkan kembali. Anjuran ini tidak perlu ditakutkan sebagai upaya pemaksanaan karena akhirnya yang mengambil keputusan adalah pasangan usia subur sendiri. Anjuran menjadi pemikat menarik karena sesungguhnya anjuran itu berbunyi: Dua anak cukup, laki perempuan sama saja. Pilihan di tangan anda!. Karena pilihan di tangan masing-masing pasangan usia subur dan generasi muda yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, maka Pos pos Pelayanan Terpadu, Posyandu, sesuai dengan anjuran Presiden SBY, akan disegarkan dan dikembangkan. Pos-pos ini akan dikembangkan secara luas dengan mengundang partisipasi masyarakat secara terbuka. Pos-pos ini dikembangkan menjadi Pos Pemberdayaan Keluarga atau Posdaya yang bisa membantu advokasi yang mendalam tentang delapan fungsi keluarga menyangkut fungsi keagamaan, fungsi budaya, fungsi cinta tanah air, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi dan kesehatan, fungsi pendidikan, fungsi ekonomi dan fungsi lingkungan. Kemampuan keluarga menghayati delapan fungsi keluarga memberi kesempatan pembangunan keluarga secara paripurna. Pemahaman setiap keluarga terhadap delapan fungsi yang menjadi tanggung jawabnya itu pasti akan meningkatkan tuntutan dan partisipasi masing-masing dalam mengakses pelayanan yang disedikan pemerintah atau swasta dalam membangun keluarga masing-masing. Akses yang makin tinggi tersebut hampir pasti mengantar setiap keluarga bebas dari kemiskinan. Kebebasan tersebut akan disertai dengan peningkatan kualitas yang memungkinkan pembangunan

500

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

manusia menuju keluarga yang sejahtera. Sugiri yang biasa kerja keras dan cepat diharapkan dapat mempergunakan momentum yang menimbulkan harapan masyarakat banyak tersebut. Sugiri diharapkan tidak segan-segan mengajak semua kekuatan pembangunan untuk bergandeng tangan dengan mengembangkan aliansi yang luas dan berkelanjutan. Pernyataan Menteri Kesehatan yang menyatakan bahwa jaman sudah berubah telah ditanggapi oleh Sugiri dengan langkah yang tepat. Apa yang merah di masa lalu di tingkat pusat bisa langsung merah di daerah pedesaan, artinya segala petunjuk dapat diteruskan dengan baik. Sekarang jajaran BKKBN dan mitra kerjanya harus bekerja keras untuk menjelaskan petunjuk itu dengan contoh-contoh dan bukti nyata pelayanan yang mendukungnya. Sugiri akan segera menyiapkan jajarannya untuk menjadi pendamping Pemda Kabupaten dan Kota di seluruh Indonesia, sehingga yang memang baik untuk dilaksanakan, apalagi sudah dilaksanakan dengan baik oleh suatu daerah, dapat ditularkan ke daerah lainnya. Upaya pemberdayaan masyarakat, utamanya keluarga yang kurang beruntung, bukan menjadi monopoli pemeritah tetapi menjadi cita-cita dan partisipasi yang ikhlas dari seluruh anak bangsa. Sugiri beranggapan, seperti juga saya, bahwa masyarakat mempunyai hak untuk ikut aktif menempatkan manusia sebagai titik sentral pembangunan. Manusia menjadi ukuran keberhasilan pembangunan seperti halnya menjadi cita-cita dari berbagai negara yang sepakat mengembangkan Millenium Development Goals (MDGs). Oleh karena itu, dalam mengembangkan Posyandu atau Posdaya, Sugiri

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

501

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

sependapat bahwa siapapun boleh dan dengan senang hati akan dibantu untuk secara mandiri menolong rakyat banyak, utamanya keluarga kurang mampu bekerja keras mencapai cita-citanya. BKKBN dibawah pimpinan Sugiri Syarief akan meneruskan kebijaksanaan kalau masih diperlukan menolong keluarga kurang mampu atau keluarga miskin dengan pelayanan KB gratis melalui klinikklinik pemerintah atau pelayanan masyarakat yang mudah-mudahan tetap dapat diantarkan ke desa masing-masing melalui pelayanan yang menjemput bola. Disamping itu diharapkan pula kerjasama dengan berbagai media masa seperti TVRI dan TV swasta lainnya, radio, surat kabar dan majalah, seperti di masa lalu, dapat disegarkan sehingga keluarga usia diatas 15 tahun yang jumlahnya melipat dua kali sampai tigakali lipat dibandingkan di masa tahun 1970-an dapat ditolong dengan informasi yang jelas dimana dan dengan cara apa mereka bisa ber-KB dan memusatkan dirinya untuk mengantar anak-anaknya dengan pemberdayaan paripurna sehingga tumbuh kembang dengan ketaqwaan yang tinggi terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mempunyai kesehatan yang prima, bisa dikirim ke sekolah setinggi-tingginya, siap memasuki pasar kerja dan ikut serta memelihara kelestarian lingkungan untuk masa depan kehidupan yang berkelanjutan. Masyarakat sekarang lebih modern, urban dan pasangannya mempunyai isteri yang jauh lebih terpelajar dibandingkan pasangan di tahun 1970-an atau tahun 1980-an. Mereka memerlukan informasi dan edukasi yang lebih canggih agar dapat menerima KB dengan lebih mantap dan sesuai dengan pilihannya yang demokratis. Karena itu

502

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

diperlukan dua jaringan yang saling mengisi. Pertama, jaringan informasi dan edukasi yang gencar dengan pendekatan yang makin pribadi sehingga memberi kekuatan kesadaran yang tinggi dan menghasilkan kesertaan yang bermutu dan sanggup bertahan secara lestari. Kedua, diperlukan jaringan pelayanan kontrasepsi yang luas tetapi tidak gratis agar mereka yang mulai sadar dan yakin dengan mudah bisa memperoleh pelayanan yang bermutu serta tidak harus antri sejak pagi di Puskesmas untuk memperoleh pelayanan kontrasepsi gratis tetapi harus dibayar dengan antrian panjang yang memakan waktu lama. Kelompok peserta KB seperti ini makin bersifat mandiri yang harus dipelihara dengan tekun karena akan menjadi bagian terbesar dari jumlah Akseptor masa depan. Semoga pak Sugiri siap menjemput bola.

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

503

MEMBANGUN GURU PEMBANGUNAN PRO RAKYAT

ERTEMUAN antara Pimpinan Yayasan Damandiri dengan sejumlah mahasiswa dan Civitas Akademisi Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang di Malang yang dilangsungkan bebera waktu yang lalu. Dalam pertemuan yang disertai diskusi santai tentang situasi dewasa ini dan pembangunan bangsa, dibahas bahwa dewasa ini banyak hal telah berubah. Perubahan itu terjadi antara lain karena tekanan globalisasi dan pasar atau karena kekurangan contoh yang baik di kalangan masyarakat luas. Salah satu yang berubah adalah lembaga pendidikan guru yang dimasa lalu bernaung dalam IKIP Malang yang begitu marak, terkenal dan sangat berguna, sekarang berubah atau berkembang menjadi Universitas Negeri Malang. Perubahan itu menyebabkan penyesuaian atau bahkan pembaharuan visi, misi dan kegiatan yang mengundang langkah-

504

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

langkah tindak lanjut yang tidak mudah. Beberapa kalangan beranggapan bahwa perubahan itu umumnya perlu dilakukan secara total, yaitu dengan memunculkan lembaga baru dengan visi dan misi baru. Beberapa kalangan lain lebih menghargai perubahan bertahap biarpun terkesan lamban. Kalau yang diikuti pola pertama ditakutkan banyak yang tertinggal dan tidak bisa mengikuti arus yang mendadak berubah. Perubahan yang bertahap memberi harapan bahwa lebih banyak yang bisa mengikuti arus melalui penyesuaian yang berlangsung tanpa kejutan yang berarti. Apabila yang dianut perubahan bertahap, maka IKIP dengan perangkatnya akan bisa dikembangkan dengan visi dan misi luhur yang dewasa ini sangat dibutuhkan oleh bangsa untuk waktu yang relatif lama. Kebutuhan itu adalah guru pembangunan yang mampu dan bisa membantu pemberdayaan masyarakat melalui bimbingan dalam wadah dan bentuk yang makin menarik. Kebutuhan akan guru pembangunan muncul karena bangsa ini berubah karena penguruh globalisasi, tekanan pasar, contoh kepemimpinan baik yang langka dalam suasana rakyat yang makin tinggi pengetahuan dan kemampuannya. Perubahan itu juga terjadi secara demografis karena keberhasilan program KB yang berdampak penduduk tumbuh makin pelahan, makin muda, makin bersifat urban dan berusia panjang. Anak-anak dibawah usia 15 tahun mengecil jumlah dan proporsinya. Sebaliknya, penduduk dewasa dan lansia melipat dengan kecepatan tinggi. Kemiskinan dalam bidang pendidikan, kesehatan dan kemampuan wirausaha belum beranjak sesuai tuntutan aspirasi modern yang melambung tinggi karena pengaruh keterbukaan dan merambahnya tehnologi komunikasi global

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

505

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

yang sangat menderu. Anak-anak yang dijaman kuno belajar secara diam-diam kepada orang tuanya, atau nyantrik kepada orang yang dituakan, dewasa ini belajar secara terbuka melalui internet atau pergaulan bebas yang tidak ada batasnya. Situasi ini ditanggapi dengan kecepatan yang tinggi di negara maju, tetapi tidak di negara berkembang, termasuk di Indonesia. Anak-anak di negara maju diberi kesempatan mengakses internet, bahkan mengisi internet dengan gagasan-gagasan brilian. Anak-anak di negara kita dibatasi geraknya dan dipaksa mengikuti pelajaran dengan sistem lama. Bahkan ada Bupati yang mendapat acungan jempol karena melarang anak-anak usia sekolah menonton TV pada jam-jam belajar. Hanya sedikit yang mencari alternatif lain dengan bekerja keras mengembangkan acara TV yang lebih menarik dan mendidik. Tidak ada upaya dari pemerintah untuk menyediakan dana agar acara TV itu, bentuknya apa saja, menarik dan mendidik. Acara menarik yang menghibur, kalau dikemas sebagai sajian pendidikan, akan mampu memberikan pelajaran menarik bagi anak dan remaja yang ingin maju. Ironinya, remaja mungkin juga mahasiswa, umumnya diundang ke acara TV sebagai figuran yang mungkin saja nilai substansi pendidikannya rendah. Oleh karena itu ada baiknya Universitas Negeri Malang yang muncul dari IKIP, atau juga lembaga serupa di seluruh Indonesia, mungkin juga perguruan tinggi lain, mulai mengembangkan diri dalam dunia yang hampir tanpa batas dewasa ini dengan menyajikan inovasi berupa pengembangan sarjananya menjadi guru pembangunan bangsa yang pro rakyat. Pengembangan lembaga dan sarjana pro rakyat ini harus

506

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

bisa dilakukan dengan mempergunakan media yang tidak terbatas, bukan saja di kelas atau di ruang kuliah tertutup, tetapi menjemput anak muda dan remaja dimana saja mereka suka. Sehingga, apabila gagasan ini dapat diterima, tidak perlu anak dan remaja dilarang menonton TV, karena acara TV akan dikemas menjadi bahan pendidikan dan pelatihan terbuka yang menarik dan mempunyai rating yang tinggi. Guru-guru pembangunan tersebut mengajar dan menguji anak didik yang jumlahnya banyak, luas dan setia dengan bahan pelajaran atau bahan kuliah yang dikemas dengan menarik. Anak-anak dan remaja menikmati bahan-bahan pelajaran yang dikemas menarik, mudah dimengerti, berguna dan menghibur. Bahkan pengikutnya meluber, termasuk orang tua yang sudah tidak lagi pelajar atau mahasiswa. Bahan-bahan itu bisa menjadi referensi bacaan baru yang tidak lagi dianggap barang haram yang tidak boleh ditonton. Dengan demikian cakupan anak sekolah menjadi tinggi dan bangsa ini bertambah maju karena mengikuti pendidikan dalam sekolah tanpa dinding. Peran lain yang bisa dilakukan guru pembangunan bangsa adalah terjun langsung kepada masyarakat melalui pengembangan forumforum silaturahmi masyarakat sebagai forum pendidikan yang menarik. Forum-forum itu bisa berupa forum pemerintah dalam kedinasan, dengan menjadikannya sebagai forum pendidikan dan pelatihan yang dikemas dengan menarik. Bahan-bahan pembangunan seperti pengertian tentang MDGs, atau program-program pembangunan yang gencar dirancang oleh pemerintah, dijadikan bahan bahasan dan rancangan daerah untuk segera dilaksanakan. Forum terbuka bisa juga dikembangkan di kalangan rakyat seperti

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

507

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

forum Posdaya yang sedang dikembangkan oleh Yayasan Damandiri atau forum pertemuan RT dan RW yang dengan kemasan sederhana bisa dijadikan forum pendidikan yang secara teratur dikunjungi oleh pejabat daerah sebagai forum informasi dan edukasi sehingga partisipasi rakyat makin marak dan rakyat makin bijaksana dalam mengembangkan demokrasi dengan pilihan yang bermutu. Melalui gagasan tersebut IKIP dalam bentuk Universitas Negeri yang baru justru bisa menjadi pelopor dari lembaga pengembangan guru pembangunan yang pro rakyat karena mendidik birokrat dan rakyat banyak untuk memahami perubahan pendekatan pembangunan yang monopolistik menjadi pendekatan pembangunan pro rakyat sebagai pengejawantahan pemenuhan aspirasi dan kebutuhan rakyat dalam mengentaskan diri dari lembah kemiskinan, hidup sehat, cerdas dan setiap orang mempunyai pekerjaan yang menjamin kehidupan demokratis dengan pilihan yang jitu.

508

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

GERAKAN NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

ALAM suasana reformasi dewasa ini pemerintah tidak boleh menggunakan kata-kata pembinaan. Kata-kata itu diganti dengan istilah baru yang lebih keren yaitu pemberdayaan. Gerakan pembinaan atau pemberdayaan telah dilaksanakan sejak zaman orde baru yang umumnya memperoleh sambutan dan hasil kegiatan operasional pembangunan yang gegap gempita di pedesaan. Dalam bidang kesehatan, melalui pembinaan masyarakat oleh para dokter, bidan dan petugas paramedis yang tidak kenal lelah telah berhasil digalang kesiapan masyarakat untuk ikut menurunkan tingkat kematian ibu hamil dan melahirkan, mengatasi kurang gizi dan mendeteksi secara dini berbagai penyakit menular. Dalam bidang KB, gerakan pemberdayaan menghasilkan partisipasi masyarakat yang luas dan tumbuhnya kelompok-kelompok akseptor KB yang kemudian menjadi

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

509

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

kelompok ekonomi pedesaan yang disebut kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS). Dalam bidang pertanian, banyak petani merindukan gerakan Bimbingan Masyarakat (Bimas) yang pengembangannya dibantu oleh penyuluh pertanian lapangan (PPL). Hasilnya mengagetkan dunia karena Indonesia bisa swasembada beras, bahkan membantu negara lain. Dan masih banyak lagi program-program lain yang dengan dukungan petugas lapangan yang bekerja keras berhasil merangsang partisipasi masyarakat yang luas dan dinamis. Kerja keras aparat pemerintah pada tingkat pedesaan dan rakyat banyak itu menghasilkan partisipasi yang tinggi dan produkproduk yang mendapat penghargaan dunia secara luas.

510

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

Pada masa reformasi rakyat di tingkat pedesaan merindukan pemberdayaan yang membimbing. Bukan pemberdayaan yang membiarkan masyarakat berkembang sendiri. Banyak kelompok rakyat di pedesaan masih rendah tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilannya. Rakyat petani yang di masa lalu bisa memenuhi kebutuhannya dari hasil sawah dan ladangnya, karena jumlah penduduk dan keluarga yang makin membengkak tidak lagi bisa mengandalkan dari bidang pertanian dan sawah ladang yang terasa makin sempit. Untuk berpindah atau minimal mengadakan usaha berselang seling antara bidang pertanian dan industri pengolahan hasil pertanian, petani itu memerlukan bimbingan atau pemberdayaan yang lebih telaten. Pemberdayaan yang dibutuhkan bukan saja pelatihan dan kunjungan, yang biasa disebut laku, tetapi lebih dari itu. Pemberdayaan dewasa ini mencakup kebijakan dan komitmen dari para pemimpin berupa kebijakan yang memihak. Misalnya, tidak memberi ijin atas pembukaan mall yang menjual barang jadi kualitas baik dan harga murah sampai ke desa-desa. Kebijakan yang memihak adalah menjadikan produk-produk yang bisa dibuat rakyat pedesaan laku jual dan menguntungkan petani. Penjualan barang-barang import dengan harga murah akan mematikan produksi dalam negari. Sehingga dengan pendampingan cukup berarti, ajakan pemerintah ini telah memberi contoh mencintai dan mempergunakan produk dalam negeri. Dalam kondisi sekarang, dimana pemerintah bertekad mengentaskan penduduk dari lembah kemiskinan dengan kerja keras, khusunya membangun sumber daya manusia berkualitas, perlu segera dikembangkan gerakan pemberdayaan secara besar-besaran. Gerakan ini bisa dilakukan dengan memadukan program-program dalam bidang

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

511

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

kesehatan, pendidikan, pertanian, koperasi dan usaha kecil yang pro rakyat. Gerakan ini harus dilakukan dengan kompak dan mantap. Kalau perlu kebijakan itu diikuti dengan pendampingan oleh seluruh aparat di tingkat kabupaten/kota dan pedesaan dengan tujuan merangsang partisipasi masyarakat yang luas. Pengembangan Pos-pos Pemberdayaan Keluarga atau Posdaya di pedesaan bisa menjadi awal dibangkitkannya partisipasi masyarakat yang luas. Pada tingkat awal, seperti terjadi di beberapa kabupaten yang dikembangkan bersama Yayasan Damandiri, aparat pemerintah daerah berperan dan berfungsi sebagai pendamping. Setelah masyarakat mulai bergerak dan makin mampu, aparat pemerintah mengubah peran dan fungsinya dengan menjadikan aparatnya sebagai fasilitator yang mendukung dan melengkapi kegiatan yang belum bisa dilaksanakan oleh masyarakat. Anak-anak SMA serta anak-anak usia SMA, yang lebih dari 50 persen belum sekolah dan kebingungan mencari kerja di desanya, ditempatkan sebagai prioritas pemberdayaan yang utama. Anak-anak SMA dan anak-anak usia SMA tersebut dilatih memahami life skills. Target utamanya adalah anak usia SMA dari keluarga kurang mampu, agar bisa menyongsong atau menciptakan lapangan kerja baru di desanya. Anak-anak muda tersebut dilatih dengan tekun dan diberi kesempatan praktek pada usaha kecil, menengah dan besar yang ada di daerahnya. Dengan persiapan yang matang, anak-anak muda itu disalurkan pada usaha dalam negeri maupun ke luar negeri. Perusahaan atau badan usaha yang bersedia menampung tenaga kerja yang telah dilatih diberi

512

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

kemudahan dengan kredit dengan bunga bersubsidi yang dana subsidinya disediakan oleh pemerintah. Mereka yang dipersiapkan dan mau bekerja ke luar negeri dilindungi selama bekerja dan dibantu mengurus ijin dan surat-surat lain yang diperlukannya. Bantuan itu bukan saja dalam kemudahan, tetapi juga kredit lunak, asuransi dan dipertanggung jawabkan kepada Duta Besar yang ada di negara mereka bekerja. Kedutaan harus menganggap pekerja kita diluar negeri sebagai bagian penting untuk memecahkan kesulitan bangsa. Gerakan besar pemberdayaan masyarakat itu diharapkan menghasilkan budaya dan kekuatan yang mendorong perubahan atau pembaharuan mindset bangsa yang cinta pada hidup sehat, belajar dan berlatih dengan serius serta sungguh-sungguh agar siap serta sanggup bekerja keras untuk masa depan yang sejahtera. Gerakan tersebut melahirkan budaya baru malu tidak belajar, malu tidak bekerja, dan malu kalau hidupnya bergantung pada belas kasihan keluarga lainnya. Budaya malu itu diharapkan mendorong makin maraknya kegiatan di pedesaan yang isinya adalah pelatihan dan kegiatan berlomba menghasilkan manusia cerdas yang bekerja keras. Gerakan ini bukan demonstrasi menuntut kenaikan gaji dan fasilitas lainnya, tetapi mengangkat keunggulan produk dengan kualitas prima yang digemari rakyat banyak. Budaya baru itu menghasilkan pengusaha, karena memperoleh untung besar gara-gara karyawannya bekerja keras tanpa mangkir, memberikan kepada para karyawannya bonus dengan senang hati.

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

513

Membuka Mata Masyarakat Tentang Revitalisasi Posyandu

Reportase Majalah Gemari Edisi 73/VIII/2007 ALI sebagai salah satu objek wisata terkenal di dunia tak luput dari rentannya jumlah angka kemiskinan. Tiap tahun, sekitar 13 persen dari 800.000 kepala keluarga yang masuk kategori pra sejahtera. Kehadiran Posdaya di dua kabupaten percontohan di Bali diharapkan bisa membuka mata masyarakat kita tentang arti revitalisasi Posyandu sesungguhnya. Revitalisasi Posyandu seperti yang didengungkan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono bukan sekadar memberi pelayanan kepada masyarakat, tetapi bagaimana memberdayakan keluarga seluruhnya. Ajakan mengembangkan Posyandu menjadi Posdaya yang merupakan ide dari sesepuh Program Keluarga Berencana, Prof Haryono Suyono ini mendapat sambutan baik dari Gubernur Bali, Dewa Beratha. Dalam sambutannya di depan sejumlah peserta Lokakarya Perumusan

514

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

Pedoman Upaya Pengentasan Kemiskinan berbasis Banjar Tingkat Provinsi di Denpasar, Bali ini, Gubernur mengatakan perlunya memberikan perhatian yang tinggi dan serius untuk dapat meningkatkan kualitas hidup keluarga-keluarga pra sejahtera melalui berbagai program dan kegiatan. Karena, sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas akan melahirkan manusia yang kreatif, inovatif, dinamis dan memiliki etos kerja yang tinggi. Masyarakat Bali telah dikenal sebagai SDM yang memiliki etos kerja tinggi untuk maju dan mandiri. Bahkan dalam indek pembangunan manusia (IPM) tahun 2002, provinsi Bali berada dalam urutan ke-9 di Indonesia. Selain itu, penduduk Bali yang menjadi migran di daerah umumnya berhasil memperbaiki kehidupan dan diterima baik oleh penduduk local.

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

515

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

Marilah KB Sistem banjar yang pernah mengantarkan pelaksanaan program KB begitu tersohor di tingkat nasional maupun manca negara, bisa digerakkan dan direvitalisasi kembali. Hendaknya Banjar dapat direvitalisasi sebagai tumpuan pembangunan dari berbagai program dan kegiatan, imbaunya. Jalur Posdaya Banjar di Bali setingkat dengan RW atau dusun, memiliki bentuk kerjasama local untuk kegiatan keagamaan, kesenian dan keterampilan hidup berbasis budaya sangat menonjol. Peran Banjar yang berada di tingkat bawah ini, bila dibarengi dengan Posdaya akan mempercepat proses pemberdayaan masyarakat. Menurut Prof Dr H Haryono Suyono Wakil Ketua I Yayasan Damandiri yang menjadi Keynot Speak dalam acara lokakarya ini, adanya Posdaya di tiap Banjar bisa menggerakkan lembaga-lembaga pelayanan yang bermacam-macam. Bagaima membuat keluarga berani ke sekolah, berani ke klinik, berani ngomong sama advokatornya. Jadi kita sekarang berada di posisi ini, menjadi advokator, pendidik dan menjadi kekuatan pemberdayaan di Banjar ini. Pemicu semangat Posdaya, tambah Prof Haryono intinya digerakkan oleh PKK, kemudian diteruskan oleh Banjar hingga Kepala Desa. Ada dua jalur yang akan kita ambil dalam menggerakkan Posdaya. Pertama, jalur pemerintah kita dekati Gubernur, dinas koperasi, BKKBN dan dinas-dinas lain termasuk camat, kepala desa, PKK, lembaga sosial seperti BK3S dan lain-lain. Jalur kedua melalui perguruan tinggi dan sekolah menengah atas. Dalam kiprah selanjutnya, ungkap Prof Haryono, peran Posdaya bukan

516

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

sekadar memberi pelayanan tetapi juga memberdayakan manusia. Sasaran pemberdayaan lebih difokuskan kepada keluarga terutama yang mempunyai anak usia 0 14 tahun dan 15 35 tahun. Keluarga yang mempunyai anak usia 25 35 tahun secara pelan-pelan kita berdayakan maka rantai kemiskinan akan kita potong, tukasnya. Prioritas kedua, lanjut Prof Haryono adalah prioritas di bidang kesehatan. Sebagai ujung tombak penggerak kesehatan di wilayah-wilayah terpencil, kesejahteraan bidan-bidan desa harus mendapat perhatian. Di kabupatenkabupaten tertentu, bidan-bidan desa bisa membuat tempat praktek. Kalau ingin sekolah dan sebagainya melalui Bank Pembangunan Daerah dan Bank Bukopin, ujar Prof Haryono seraya berseloroh, saya tadi bisikkan kepada Pak Sekda, kalau kita bisa memberikan kredit dengan korting bunga 30% ini kan sudah luar biasa. Prioritas ketiga dalam mengembangkan Posyandu menjadi Posdaya lanjut Prof Haryono adalah dibidang pendidikan. Anak usia sekolah yang belum sekolah didorong untuk sekolah, bahkan semua sekolah didorong untuk menyediakan minimal 20% dari bangkunya untuk anak miskin di desa. Kalau perlu anakanak orang miskin di desa itu dibayari sekolahnya. Di dua Kabupaten di Bali, Yayasan Damandiri akan membantu dua sekolah di tiap kabupaten dengan kegiatan menabung. Sebanyak 60 siswa di tiap sekolah akan diberikan pelajaran menabung dan diasuransikan. Kalau orangtuanya meninggal dunia, maka si anak akan mendapat Rp 5 juta. Jadi kita akan mencontohkan di dua kabupaten di empat sekolah, masing-masing sekolah 60 anak. Gerakan Sadar Menabung (GSM) yang menjadi prioritas ke empat dalam pengembangan Posdaya ini terkait dengan wirausaha-wirausaha di desa mulai dari perorangan maupun kelompok. Selain bantuan dalam bentuk asuransi dan

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

517

MEMBANGUN ALIANSI UNTUK PEMBERDAYAAN

tabungan, bantuan berupa kredit juga diberikan Yayasan Damandiri kepada usaha kecil mikro. Kalau para ibu menjadi wirausaha dan rajin bergerak di Banjar atau Posdaya, kita juga akan mempertimbangkan dengan memberi diskon bunga 30 persen. Ini sekadar pancingan, supaya ada usaha ekonomi untuk penguruspengurus dari ibu-ibu PKK di desa, urainya. Untuk menambah wawasan pengetahuan anak-anak, Yayasan Damandiri juga rencananya akan mendirikan perpustakaan di sekolah-sekolah di Bali. Juga melatih anak-anak dari keluarga kurang mampu agar memiliki keterampilan khusus. Keberadaan Posyandu menjadi Posdaya bukan lagi menjadi milik satu golongan tertentu, tapi sepenuhnya milik masyarakat. Panti asuhan, masjid bisa menjadi basis Posdaya di masyarakat. Karena, Posdaya bukan pelayanan tetapi pemberdayaan orang supaya bisa mengakses pelayanan yang ada disekitarnya sehingga tidak menganggu pemerintah tapi justru mempermudah pemerintah untuk dijemput oleh rakyatnya. Ini ide dari posdaya, jadi bukan mengganti pelayanan pemerintah tapi justru memperkuat pemberian informasi, dalih Prof Haryono. HNUR

[ [

518

POSDAYA:

ALIANSI

BANGUN

ANAK

BANGSA

Anda mungkin juga menyukai