Anda di halaman 1dari 21

Pembimbing : dr. H. Hudaya Sutadinata, Sp P.Sp PD. dr. H. Abdul Wahid Usman, Sp.PD. dr. H. Toton Suryotono, Sp PD.

ANNAS LANTIP ABDULLAH

Latar belakang

Diperkirakan 5,5 juta orang di Amerika mengalami Sirosis hati. Salah satu komplikasi yang terjadi adalah encepalopati hepatik. Pada tahun 2003 40.000 pasien di rawat karena ensepalopati hepatik. Dan meningkat sampai lebih dari 50.000 pasien pada tahun 2004.

Keefektifan rifaximin didokumentasikan dengan baik dalam pengobatan ensefalopati hepatik akut, tapi khasiat untuk pencegahan penyakit ini belum ditetapkan.

Metode
Studi Populasi Kriteria Inklusi Pasien usia minimal 18 tahun. Score Conn 2, berhubungan dengan sirosis hati, 6 bulan sebelum kunjungan. Diperbolehkan (Score Conn 0 atau 1) saat pendaftaran. The Model for End-Stage Liver Disease Scale (MELD) skor 25 atau kurang.

Kriteria Eksklusi Melakukan tranplantasi hati 1 bulan sebelum kunjungan Diketahui adanya perdarahan gastrointestinal karena ensepalopati hati Anemia Kelainan elektrolit Terkena Infeksi (peritonitis)

Studi Design Penelitian dilakukan selama 6 bulan. Dilakukan secara acak. Setelah pasien memenuhi syarat, pada hari 0 diberikan 550mg rifaximine atau plasebo.

Hasil

Studi Pasien 299 pasien di Amerika Serikat (205 pasien), Kanada (14 pasien), dan Rusia (80 pasien) secara acak untuk menerima studi obat di 70 lokasi investigasi. Dimulai pada bulan 5 Desember 2005 dan selesai pada bulan 15 Agustus 2008.

Breakthrough Episodes

31 dari 140 pasien yang diberikan rifaximin menjadi ensepalopati hati. 73 dari 159 pasien yang diberikan placebo menjadi ensepalopati hati. Dari data ini menunjukkan bahwa 4 pasien diberikan dengan rifaximin selama 6 bulan untuk mencegah menjadi ensefalopati hati.

Hospitalizazion

19 dari 140 pasien yang diberikan riaximin (13,6%). 36 dari 159 pasien dalam kelompok plasebo (22,6%). Rasio bahaya untuk risiko rawat inap tersebut adalah 0,50. Mencerminkan pengurangan risiko 50% dengan penggunaan rifaximin.

9 pasien perlu diberikan rifaximin selama 6 bulan untuk mencegah satu rumah sakit menjadi ensefalopati hati.

Diskusi

Pencegahan ensepalopati hati sangat penting pada pasien dengan penyakit hati. Penggunaan rifaximin mengurangi risiko terjadinya ensepalopati hati selama periode 6 bulan pada pasien. Penggunaan rifaximin juga mengurangi resiko rawat inap yang melibatkan ensefalopati hati.

Profil keamanan rifaximin muncul lebih unggul dengan antibiotik sistemik, khususnya untuk pasien dengan penyakit hati.

Kesimpulan

Selama periode 6 bulan, pengobatan dengan rifaximin pada ensefalopati hati lebih efektif daripada plasebo. Rifaximin juga secara signifikan mengurangi resiko rawat inap yang melibatkan ensefalopati hati.

Anda mungkin juga menyukai