Anda di halaman 1dari 17

ACARA 2 CEKAMAN GENANGAN I. PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Peran air yang sangat penting tersebut menimbulkan konsekuensi bahwa langsung atau tidak langsung kekurangan air pada tanaman akan mempengaruhi semua proses metaboliknya sehingga dapat menurunkan pertumbuhan tanaman (Sinaga, 2008). Efek kelebihan air atau banjir yang umum adalah kekurangan oksigen, sedangkan kekurangan air atau kekeringan akan mengakibatkan dehidrasi pada tanaman yang berpengaruh terhadap zona sel turgor yang selanjutnya dapat menghambat pertumbuhan tanaman (Fallah, 2006). Kebutuhan air bagi tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jenis tanaman dalam hubungannya dengan tipe dan perkembangannya, kadar air tanah dan kondisi cuaca. Genangan berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman karena tanaman memerlukan adanya pertukaran gas yang cepat dengan lingkungannya dan adanya ketersediaan air yang memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan evapotranspirasi. Tumbuhan juga menyerap O2 untuk pernafasannya, umumnya diserap melalui daun (stomata). Pada keadaan aerob, tumbuhan melakukan respirasi aerob. Bila dalam keadaan anaerob atau kurang oksigen, jaringan melakukan respirasi secara anaerob. Misal pada akar yang tergenang air. Pada respirasi aerob, terjadi pembakaran (oksidasi) zat gula (glukosa) secara sempurna, sehingga

menghasilkan energi jauh lebih besar (36 ATP) daripada respirasi anaerob (2 ATP saja). Demikian pula respirasi yang terjadi pada jazad renik (mikroorganisma). Sebagian mikroorgaanisma melakukan respirasi aerobik (dengan zat asam), anerobik (tanpa zat asam) atau cara keduanya (aerobik fakultatif) (Suyitno, 2006).

B. Tujuan 1. Mengetahui respon dan perbedaan pertumbuhan tanaman dalam kondisi cekaman kelebihan air. 2. Mengetahui genotipe tanaman yang toleran terhadap cekaman kelebihan air.

II. TINJAUAN PUSTAKA Kekurangan oksigen dalam tanah akibat genangan merupakan faktor pembatas pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Kekurangan oksigen menggeser metabolisme energi dari aerob menjadi anaerob sehingga berpengaruh kurang baik terhadap serapan nutrisi dan air. Akibatnya, tanaman menunjukkan gejala kelayuan walaupun tersedia banyak air (Gielt. 1992). Genangan dapat menurunkan pertukaran gas dalam tanah dan diudara sehingga mengurangi ketersediaan O2 bagi akar dan menghambat pasokan O2 bagi akar dan mikroorganisme. Pada kondisi tergenang, volume pori tanah yang berisi udara kurang dari 10% sehingga menghambat pertumbuhan akar. Oksigen merupakan syarat dalam respirasi tanaman, sehingga pada saat tanaman tergenang dan dalam kondisi anaerob, aktivitas glikolitik akan menghasilkan asam piruvat dari glukosa yang dikonversi menjadi etanol dan karbon dioksida. Dalam kondisi tergenang, tanaman akan mengaktifkan proses fermentasi utama, yaitu etanol, asam laktat, yang akan membentuk alanin dari glutamat dan piruvat (Wartawarga. 2009)

Karbon, oksigen dan hidrogen merupakan bahan baku dalam pembentukan jaringan tubuh tanaman, berada dalam bentuk H2O (air), H2CO3 ( asam karbonat) dan CO2 (gas karbondioksida). Karbon adalah unsur penting sebagai pembangun bahan organik, karena sebagian besar bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik. Unsur Karbon (C), ini diserap tanaman dalam bentuk gas CO2 yang selanjutnya digunakan dalam proses yang sangat penting yaitu fotosintesis. Hidrogen (H) merupakan elemen pokok pembangunan bahan organik dan unsur H ini diserap oleh tanaman dalam bentuk H2O. Sedangkan Oksigen (O) juga terdapat dalam bahan organik sebagai atom dan termasuk pembangun bahan organik, diambil oleh tanaman dalam bentuk gas O2 esensi utama dari unsur (Wartawarga, 2009). Genangan merupakan masalah utama dibanyak daerah pertanian di dunia dan kedelai merupakan tanaman yang peka terhadap genangan (Shimamura et al. 2003). Kondisi tanah yang tergenang (jenuh air) menjadi salah satu penyebab rendahnya produktivitas kedelai di lahan sawah (Adie 1997). Genangan atau kondisi jenuh air disebabkan oleh kandungan lengas tanah yang berada di atas kapasitas lapang. Genangan dapat terjadi pada lahan basah alami maupun lahan basah buatan. Notohadiprawiro (1989) mendeskripsikan lahan basah alami sebagai lahan yang karena drainase yang buruk, bersifat basah sementara atau sepanjang waktu. Keadaan ini terjadi karena iklim basah dan berkaitan dengan kedudukan lahan yang berenergi potensial rendah (daerah berketinggian rendah) atau karena bentuk lahan yang berupa cekungan tambat (retention basin). Lahan basah buatan yakni

lahan yang bentuknya sengaja dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menambat banyak air untuk membuat tanah jenuh air atau mempertahankan genangan air pada permukaan tanah selama waktu tertentu. Genangan berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman karena tanaman memerlukan adanya pertukaran gas yang cepat dengan lingkungannya dan adanya ketersediaan air yang memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan evapotranspirasi. Tanaman yang mampu beradaptasi pada kondisi tergenang dicirikan oleh kemampuan mengatasi stres dengan membentuk aerenkim, meningkatkan gula yang dapat larut, memperbanyak aktivitas glikolitik dan enzim fermentasi serta mekanisme ketahanan antioksidan untuk mengatasi kondisi setelah hipoksia dan anoksia. Mekanisme tolerance tanaman terhadap genangan sangat kompleks sehingga karakter-karakter penciri toleransi terhadap genangan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi bergantung karakter lainnya.

III. METODE PRAKTIKUM 1. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat penyiram, oven, tali raffia, kertas label, amplop kertas, alat tulis, plastik, timbangan analitik, penggaris panjang, dan polibag. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih kedelai dengan 3 varietas yang berbeda yaitu raja basa, tidar, dan mitani, air dan tanah.

2. Rancangan Lapang Rancangan percobaan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan jumlah ulangan sebanyak 3 kali ulangan. 3. Prosedur Kerja Praktikum ini dilakukan pada polybag. Prosedur kerja yang dilaksanakan dalam praktikum adalah 1. Tanah sebagai media tanam disiapkan, dimasukkan dalam polibag yang telah dibuat lubang tanam. Siram dengan air hingga kapasitas lapang. Polibag yang

telah berisi tanah dibagi 2 kelompok. Kelompok pertama sebagai kontrol (G0). Kelompok kedua adalah sebagai perlakuan kekeringan (G1). 2. Benih yang akan ditanam, disiapkan, dipilih yang baik dan bernas. 3. Benih ditanam pada polibag masing-masing 3 tanaman per polibag. 4. Polibag diletakkan sesuai dengan perlakuan yang sudah ditentukan berdasarkan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL). Diulang sebanyak 3 kali. 5. Pemeliharaan dilakukan seperti biasa, dilakukan dengan pemberian air hingga kapasitas lapang pada kontrol. 6. Pemberian perlakuan cekaman genangan dilakukan pada saat tanaman berumur 7 hari dan 21 hari yaitu dengan cara menggenangi tanaman kira-kira batas air 3 cm. 7. Diamati pertumbuhan tanaman hingga akhir praktikum yang meliputi tinggi tanaman, dan panjang akar terpanjang. 8. Tanaman dioven selama 3 hari kemudian diukur bobot kering tanaman, bobot kering tajuk, bobot kering akar dan ratio akar/tajuk. 4. Analisis Data Analisis data pada praktikum acara 2 menggunakan uji F apabila beda nyata diuji lanjut dengan uji BNT (beda nyata terkecil) pada taraf kesalahan 5%.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Terlampir. 2. Pembahasan Genangan berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman karena tanaman memerlukan adanya pertukaran gas yang cepat dengan lingkungannya dan adanya ketersediaan air yang memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan evapotranspirasi. Genangan dapat menurunkan pertukaran gas dalam tanah dan di udara sehingga mengurangi ketersediaan O2 bagi akar dan menghambat pasokan O2 bagi akar dan mikroorganisme (Riche 2004). Pada kondisi tergenang, volume pori tanah yang berisi udara kurang dari 10% sehingga menghambat pertumbuhan akar. Air sangat penting bagi tumbuhan. 30% sampai 90% berat tumbuhan tersusun atas air. Tumbuhan menggunakan air pada proses fotosintesis. Mineralmineral yang diserap oleh akar harus terlarut juga dalam air. Air adalah pelarut terbaik bagi 3 kelompok bahan biologis yang sangat penting bagi tanaman: a. Bahan organik, melalui ikatan hidrogen dengan asam amino (protein), karbohidrat dll, khususnya molekul yang mengandung ikatan hidroksil, amine, maupun gugus fungsional karboksilat b. Ion-ion, unsur hara yang mampu diserap tanaman sebagian besar berupa ion yang terlarut dalam air

c. Gas di atmosfer yang BM-nya kecil seperti O2 dan N2 Sibarani (2010) bengungkapkan bahwa air sangat penting bagi kehidupan tanaman, peranannya a. merupakan 90 95% penyusun tubuh tanaman b. aktivator enzim c. pereaksi dalam reaksi hidrolisis d. sumber h dalam fotosintesis e. penghasil o2 dalam fotosintesis f. pelarut dan pembawa berbagai senyawa g. menjaga p sel yang penting untuk pembelahan, pembesaran, pemanjangan sel, mengatur bukaan stomata, gerakan daun dan bunga (misal epinasti) h. pemacu respirasi i. mengatur keluar masuknya zat terlarut ke dan dari sel j. mendukung tegaknya tanaman, terutama pada tanaman herbaceus k. agensia penyebaran benih tanaman l. mempertahankan suhu tanaman tetap konstan pada saat cahaya penuh. Oksigen adalah suatu zat yang di hasilkan oleh hasil dari fotosintesis tumbuh-tumbuhan yang berbentuk gas. Oksigen ini berperan pada proses

respirasi. Proses respirasi tanaman adalah proses perombakan gula (karbohidrat) hasil fotosintesis dan hasil akhir dari proses respirasi yaitu terbentuknya ATP yang merupakan sumber energi utama bagi tanaman untuk melakukan semua kegiatan seperti absorbsi, transpirasi, transportasi, pembelahan sel, pembungaan maupun fotosintesis. Oksigen digunakan di mitokondria untuk membantu menghasilkan adenosina trifosfat (ATP) selama fosforilasi oksidatif (Wartawarga, 2009). Oksigen merupakan syarat dalam respirasi tanaman, sehingga pada saat tanaman tergenang dan dalam kondisi anaerob, aktivitas glikolitik akan menghasilkan asam piruvat dari glukosa yang dikonversi menjadi etanol dan karbon dioksida (Riche 2004). Namun pendapat lain menyatakan bahwa ketiadaan oksigen bukanlah satu-satunya faktor pembatas, tetapi akumulasi CO2 di daerah perakaran juga berkontribusi terhadap penurunan hasil kedelai pada kondisi tergenang. Hipotesis sementara adalah tanaman yang tidak tergenang memiliki pertumbuhan yang lebih baik. Hasil dari analisis varian adalah sesuai. Mengacu pada pendapat Kozlowski (1984), bahwa pertumbuhan tanaman memerlukan adanya pertukaran gas yang cepat dengan lingkungannya serta adanya ketersediaan air yang memenuhi kebutuhan pertumbuhannya dan

evapotranspirasi. Pengaruh yang satu atau yang lainnya bila berlebih atau mengalami kekurangan menyebabkan terjadinya cekaman dan akibatnya produktivitas tanaman menurun atau bahkan terjadi kematian.

Ketahanan tanaman terhadap genangan dapat berupa penghindaran (avoidance) kekurangan oksigen dari daun ke akar dan kemampuan tanaman untuk melakukan metabolisme, atau dengan kata lain pada kondisi tersebut respirasi berlangsung secara anaerob (Huang dalam Basra dan Basra 1997). Dalam kondisi tergenang, tanaman akan mengaktifkan proses fermentasi utama, yaitu etanol, asam laktat, yang akan membentuk alanin dari glutamat dan piruvat (Dennis et al. 2000). Menurut VanToai et al. (2003), kedelai merespons kondisi genangan dengan mengaktifkan metabolisme atau melakukan pemulihan secara cepat setelah terjadi cekaman genangan diikuti dengan aklimatisasi (penyesuaian diri). Waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan lebih cepat 2 4 hari pada kedelai yang toleran dibandingkan dengan yang peka. Hal ini menunjukkan bahwa proses penyesuaian diri pada genotipe yang toleran lebih cepat dibandingkan dengan yang peka. Tanaman yang mampu beradaptasi pada kondisi tergenang dicirikan oleh kemampuan mengatasi stres dengan membentuk aerenkim, meningkatkan gula yang dapat larut, memperbanyak aktivitas glikolitik dan enzim fermentasi serta mekanisme ketahanan antioksidan untuk mengatasi kondisi setelah hipoksia dan anoksia (Sairam et al. 2008). Menurut Bacanamwo dan Purcell (1999), kedelai beradaptasi terhadap genangan dengan mengalokasikan fotosintesis dengan cara mengembangkan akar adventif dan membentuk aerenkim yang bergantung pada fiksasi N2. Mekanisme toleransi tanaman terhadap genangan sangat kompleks sehingga karakter-karakter penciri toleransi terhadap genangan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi bergantung karakter lainnya.

Enzim yang aktivitasnya meningkat dalam kondisi anaerobik akibat kondisi genangan adalah enzim alkohol dehydrogenase (ADH). ADH berperan dalam respirasi untuk mempertahankan level ATP dalam kondisi anaerobik. Proses ini dilakukan dengan regenerasi NADH melalui pengubahan asam piruvat had glikolisis menjadi acetaldehid yang selanjufnya dengan aktivitas ADH diubah menjadi asam laktat. Proses ini akan menghasilkan NADH yang selanjufnya akan diubah menjadi ATP. Selain ADH, enzim malate dehidrogenase (MDH) yang meningkat aktivitasnya akan berperan dalam mereduksi oksaloasetat menjadi malate dan meregenerasi NAD untuk memelihara kelangsungan glikolisis. Karakter penciri yang akan dijadikan dasar dalam seleksi toleransi memiliki kriteria mempunyai hubungan yang erat baik langsung maupun tidak langsung dengan karakter penciri toleransi yang didasarkan atas daya hasil, yaitu Stress tolerance index (STI) karena daya had tanaman mempakan tujuan yang ingin dicapai dari proses budidaya tanaman. Menurut Komariah dan Nurdiana (2008), aktivitas Alkohol De-hidrogenase, aktivitas Malat Dehidro-genase, rasio pupus akar dan bobot biji per tanaman berkorelasi nyata dengan STI, sehingga dapat dijadikan indikator dalam seleksi toleransi tanaman kedelai terhadap genangan. Kondisi kurang oksigen, seperti saat tanah terlalu basah atau tergenang air, maka jaringan akar atau biji-biji yang terbenam di dalamnya akan mengalami kekurangan oksigen. Dalam keadaan seperti ini maka pada jaringan akan terjadi respirasi anaerobik. Respirasi anaerobik pada tubuhkita akan menghasilkan timbunan asam laktat yang menjadi tanda kelelahan otot. Pada tumbuhan,

respirasi anaerobik akan lebih cenderung menghasilkan ethanol daripada asam laktat. Namun demikian, bahan sisa metabolisme tersebut dapat diubah kembali menjadi glukosa atau dapat dimanfaatkan kembali. Tanah dalam keadaan tergenang, ruang pori tanah semuanya terisi oleh air sehingga pertukaran gas antar akar, tanah, dm atmosfir terhambat yang mengakibatkan tanaman mengalami cekaman. Kekurangan oksigen menggeser metabolisme energi dari aerob menjadi anaerob sehingga berpengaruh kurang baik terhadap serapan nutrisi dan air. Akibatnya, tanaman menunjukkan gejala kelayuan walaupun tersedia banyak air (Sairam et al. 2009). Apabila merujuk pada pendapat Gietl (1992), alkohol dehidrogenase (ADH) merupakan enzim yang berperan mempertahankan level ATP melahi respirasi anaerobik. Respirasi anaerobik merupakan suatu mekanisme yang &la-kukan sel dalam memenuhi kebutuhan ATP pada saat tidak terdapat cukup oksigen. Hasil akhir adalah alkohol atau asam laktat dan CO2 dengan jumlah ATP setara dengan 21 kkal per molekul. Respirasi anaerobik tidak menghasilkan senyawa organic yang dapat menjadi substrat siklus Kreb's sehingga siklus Kreb's tidak dapat berlangsung. Apabila kondisi anaerob berlangsung lama sehingga terjadi kerusakan sel akar karena terdapat penumpukan alkohol atau asam laktat maka kerusakan tersebut akan mengganggu aktivitas metabolisme, sehingga menghambat partumbuhan dan hasil tanaman. Respirasi an aerobik meng-hasilkan jumlah ATP yang lebih rendah

dibandingkan dengan respirasi aerobik. Dengan demikian respirasi anaerobik merupakan upaya pemenuhan ATP dalam jangka pendek. Berdasarkan hasil yang telah didapat dari analisis data pada praktikum acara genangan ini dan variabel yang diamatinya adalah : tinggi tanaman analysis of variance grand total = 22,63444444 anova table = 19,79080261 untuk tinggi tanaman varietas 1= 23,45833333, varietas 2 = 23,77833333 dan varietas 3 = 20,63444444. Bobot akar analysis of variance grand total = 0,178888889, anova table = 0,003151634, berdasarkan perhitungan untuk varietas 1 = 0,195, varietas 2 = 0,15 dan varietas 3 = 0,191666667. Kesimpulannya : v2 berbeda nyata dengan v1 dan v2, tetapi v1 tidak berbeda dengan v3. Bobot kering analysis of variance grand total = 0,779444444, anova table = 0.214499673, berdasarkan perhitungan untuk bobot kering varietas 1 = 0.921666667, varietas 2 = 0,698333333 dan varietas 3 = 0.718333333. Kesimpulannya : v1 berbeda nyata dengan v3 dan v2 , tetapi v2 tidak berbeda dengan v2. Panjang akar analysis of variance grand total = 20,68944444, anova table = 15,46651144, berdasarkan perhitungan untuk bobot akar varietas 1 = 21,11166667, varietas 2 = 21,05 dan varietas 3 = 19,90666667. Kesimpulannya : v3 berbeda nyata dengan v2 dan v1 , tetapi v1 tidak berbeda dengan v2. Bobot basah analysis of variance grand total = 1,511111111, anova table = 0,220633987 berdasarkan perhitungan yaitu varietas 1 = 1,638333333, varietas 2 = 1,458333333 dan varietas 3 = 1,436666667.. Kesimpulannya : v1 berbeda nyata dengan v2 dan v3, tetapi v2 tidak berbeda nyata dengan v3. Sedangkan pada blok menunjukkan hasil yang berbeda nyata.

V. SIMPULAN Saran dari praktikum pemuliaan tanaman toleran lingkungan rawan acara cekaman genangan adalah: 1. Variabel tinggi tanaman kedelai menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada varietas. Bobot kering akar tanaman kedelai menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada varietas, sedangkan pada blok menunjukkan hasil yang sangat berbeda nyata. 2. Genangan dapat menurunkan pertukaran gas dalam tanah dan di udara sehingga mengurangi ketersediaan O2 bagi akar dan menghambat pasokan O2 bagi akar dan mikroorganisme, sehingga menghambat pertumbuhan akar.

SARAN Saran dari praktikum pemuliaan tanaman toleran lingkungan rawan acara cekaman genangan adalah:

1. Koordinasi antar asisten harus diperbaiki, jangan sampai ada kesalahpahaman yang merugikan praktikan.

DAFTAR PUSTAKA Fallah, Affan Fajar. 2006. Perspektif Pertanian dalam Lingkungan yang Terkontrol. http://io.ppi jepang.org diakses tanggal 29 Juni 2011. Gietl, C. 1992. Partitioning of Malate Dehydrogenase Isoenzymes Into Glyoxysomes, Mitochondria, and Chloroplasts. Plant Phys. 100: 557-559. Kozlowski, T.T. 1984. Flooding and Plant Growth. Academic Press, Inc., Orlando, FL. Rahmawati, I. 2010. Fungsi Oksigen bagi Tumbuhan. http://itsnainialbanjari.blogspot.com/2010/01/fungsi-oksigen-bagitumbuhan_16.html diakses tanggal 29 Juni 2011. Sibarani. 2010. Peranan Air bagi Tanaman dan Macam-Macam Air dalam Tanah. http://vansaka.blogspot.com/2010/03/peranan-air-bagi-tanaman-danmacam.html diakses tanggal 29 Juni 2011. Sinaga. 2008. Peran Air Bagi Tanaman http://puslit.mercubuana.ac.id/file/8Artikel %20Sinaga.pdf diakses tanggal 29 Juni 2011.

Suyitno. 2006. Respirasi pada Tumbuhan. Uiversitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Wartawarga.2009.OksigenO2.http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/oksigen -o2/ diakses tanggal 29 Juni 2011.

Anda mungkin juga menyukai