Anda di halaman 1dari 20

Dehidrasi Seorang remaja 17 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan setelah berolah raga.

Pada pemeriksaan fisik : tampak lemas, bibir dan lidah kering. Sebelum dibawa kerumah sakit, temannya telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di RS, penderita segera diberikan infus cairan kristaloid (elektrolit). Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan : Kadar Natrium : 130 mEq/l, Kalium : 2,0 mEq/l dan Klorida : 95 mEq/l. Setelah kondisi membaik pasien diperboleh kan pulang dan dianjurkan untuk minum sesuai dengan etika Islam.

Sasaran Belajar
1. Memahami dan Menjelaskan larutan dan cairan 2. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan Tubuh 3. Memahami dan Menjelaskan gangguan keseimbangan cairan tubuh 4. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Elektrolit dalam Tubuh (Natrium Kalium) 5. Memahami dan Menjelaskan Etika Makan dan Minum dalam Islam

LI 1. Memahami larutan dan cairan Larutan (solusi) Merupakan campuran homogen yang terdiri atas dua komponen (zat atau lebih). Komponen yang jumlahnya sedikit dinyatakan sebagai solute (zat terlarut), sedangkan yang jumlahnya lebih banyak dinyatakan sebagai solven (zat pelarut). Baik solute maupun solven dapat berwujud padat, cair, atau gas. Solute dapat berupa atom, ion atau molekul. Sistem semacam ini disebut sistem dispersi. Untuk sistem dispersi, zat yang berfungsi seperti pelarut disebut medium pendispersi, sementara zat yang berperan seperti zat terlarut disebut dengan zat terdispersi (dispersoid). Bila larutan berwujud suatu cairan, maka pelarutnya adalah cairan. Bila pelarutnya air, larutan cukup dinyatakan dengan larutan dan tidak perlu dinyatakan larutan dalam air. Misalnya NaCl yang dilarutkan dalam air cukup dinyatakan sebagai larutan NaCl. Sedangkan untuk larutan dengan pelarut organic, maka pelarutnya harus disebutkan, misalnya larutan lemak dalam alkohol. Struktur kimia air memungkinkan air bertindak sebagai suatu pelarut unik yang efektif, karena pada suatu reaksi akan terbentuk ikatan hydrogen yang terjadi di antara molekulmolekul air. Molekul-molekul air memiliki kutub positif dan negative, sehingga disebut sebagai molekul polar atau dipole. Ikatan pada molekul air menyebabkan atom hydrogen demikian dekatnya. Larutan dengan pelarut air dapat mempunyai solute dengan wujud padat, cair atau gas. Pada larutan yang mengandung kation dan anion akan terjadi proses konduksi aliran listrik. Listrik akan melintasi membran sel dan mempengaruhi aktifitas selular. Molekul anorganik terlarut yang berperan sebagai ion dalam konduksi aliran listrik ini disebut elektrolit. Klasifikasi larutan dan cairan Berdasarkan kepekatan 1. Larutan pekat dan larutan encer. Larutan pekat relatif mempunyai lebih banyak solute daripada solven larutan encer relative lebih srdikit solute daripada solvennya. 2. Larutan berdasarkan daya hantarnya Ada juga larutan yang bersifat elektrolit. Air sebagai pelarut memang bukan konduktor listrik yang baik tapi jika didalam air ditambahkan senyawa ion yang larut seperti NaCl maka larutan ini akan menjadi konduktor listrik atau disebut larutan elektrolit. Larutan elektrolit terdiri dari : Larutan elektrolit kuat yaitu larutan yang semua molekul-molekulnya terurai menjadi ion-ion (terionisasi sempurna) sehingga daya hantarnya pun kuat, contoh : HCl

sedangkan

Larutan elektrolit lemah yaitu larutan yang tidak semua molekul-molekulnya terurai menjadi ion-ion sehingga larutan ini dalam menghantarkan arus listrik sangat lemah. Larutan non elektrolit yaitu larutan yang molekul-molekulnya tidak terionisasi sehingga tidak ada ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik.

3. Larutan menurut kejenuhannya : Larutan jenuh yaitu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan melakukan kesetimbangan dengan solute padatnya

Larutan tidak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh
3

Larutan sangat jenuh yaitu larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuhnya.

Berdasarkan daya hantar listrik 1. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, dibedakan : Elektrolit Kuat Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ionion (alpha = 1) a. Asam-asam kuat, seperti : HCL, HClO3, H2SO4, HNO3 dan lain-lain. b. Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain. a. Garam garam yang mudah larut, seperti : NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain Elektrolit Lemah Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan harga derajat ionisasi sebesar: 0 < alpha < 1 a. Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain b. Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain c. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain

2. Larutan non elektrolitadalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak berion). Tergolong ke dalam jenis ini misalnya: a. Larutan urea b. Larutan sukrosa c. Larutan glukosa d. Larutan alkohol, dsb Berdasarkan kemampuan menyerap Larutan idealyaitu larutan yang memenuhi Hukum Roult. Pada larutan ideal tidak terjadi penyerapan atau pelepasan kalor pada saat pencampuran larutan Larutan tak ideal yaitu larutan yang tidak memenuhi hukum Roult. Larutan tak ideal ini dapat dibagi dua yaitu: a. Larutan yang mengalami pelepasan kalor pada saat pencampuran sehingga merupakan larutan yang mengalami penyimpangan positif dari hukum Roult b. Larutan yang mengalami penyerapan kalor pada saat pencampuran yang menghasilkan penyimpangan negatif dari hukum Roult.

Berdasarkan wujud / fasanya Solvent Fasa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Cair Cair Cair Padat Padat Padat Gas Gas Gas Contoh Air Aseton Air Pd Cd Au O2 Udara O2 Solut Fasa Cair Gas Padat Gas Cair Padat Gas Cair Padat Contoh Alkohol Asetilen Garam H2 Hg Ag He Minyak wangi naftalen Spiritus Zat untuk las Larutan garam Gas oven Amalgam gigi Sinsin Gas untuk menyelam Spray Kamfer Larutan

Jenis Larutan Ada banyak jenis larutan disekitar kita. Tapi disini hanya akan dibahas beberapa larutan yang mungkin sering kita temui setiap hari. Larutan zat padat dalam cairan Pada jenis larutan ini gaya tarik antara solute lebih dominan daripada larutan antara cairan dengan cairan. Dalam suatu zat padat, molekul-molekul atau ion-ionnya tersusun dengan baik dan gaya tariknya maksimum. Agar terbentuk suatu larutan, gaya tarik antar partikel solut dan solven harus baik. Seperti proses larutnya gula dalam air. Gula yang mempunyai banyak gugusan OH dalam struktur molekulnya akan mudah larut dalam air karena akan membentuk ikatan hydrogen dengan air sehingga gula dengan mudah dapat ditarik dari kristalnya masuk ke solven. Hal ini menunjukkan solute dari molekul polar akan lebih mudah larut dalam solven polar juga. Tapi molekul-molekul polar tidak dapat larut dalam pelarut non polar. Hal ini karena gaya tarik antar molekul-molekul polar sangat kuat sehingga tidak bisa tertarik oleh solven non polar. Larutan cairan dalam cairan Pada pembentukkan larutan cairan, dua macam zat dapat saling bercampur/melarutkan jika keduanya mempunyai gaya tarik antara molekulnya sama. Proses terbentuknya suatu cairan larut dalam cairan lainnya yaitu diperlukan tambahan energy untuk memisahkan masing-masing molekul dari solute dan solvennya. Setelah solute dan solven yang molekul-molekulnya dalam keadaan terpisah disatukan, energy akan kembali dilepaskan karena adanya gaya tarik antara molekul solute dan solven.setelah energy dilepaskan maka solute dan solven akan bersatu memebentuk larutan.

Terjadinya larutan yang dapat bercampur juga sangat dipengaruhi oleh suhu dan ukuran partikel. Disini kita ambil contoh pelarutnya adalah air. Semakin panas pelarut maka solutnya pun semakin cepat larut. Hal ini karena molekul-molekul pada solven bergerak lebih cepat maka akan bertumbukan dengan molekul-molekul solute. Sedangkan pada ukuran partikel, semakain besar dan padat sebuah partikel maka akan sulit untuk larut. Hal ini karena molekul-molekul pada partikel tersebut sangat kuat sehingga sulit untuk solven untuk menarik molekul partikel tersebut. Konsentrasi larutan Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagaiencer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi). Kelarutan Suatu zat dapat larut dalam pelarut tertentu, tetapi jumlahnya selalu terbatas. Batas ini disebut kelarutan. Jadi definisinya:Kelarutan adalah jumlah zat terlarut yang dapat larut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu sampai membentuk larutan jenuh. Larutan jenuh Larutan yang telah mengandung zat terlarut dalam jumlah maksimal, sehingga tidak dapat ditambahkan lagi zat terlarut Pada keadaan jenuh telah terjadi kesetimbangan antara solut yang larut dan tak larut atau kecepatan pelarutan sama dengan kecepatan pengendapan Larutan tak jenuh

Larutan yang mengandung jumlah solut lebih sedikit (encer) daripada larutan jenuhnya. Larutan lewat jenuh Larutan yang mengandung solut lebih banyak (pekat) daripada yang ada dalam larutan jenuhnya pada suhu yang sama Konsentrasi larutan Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Pengenceran Dalam pekerjaan di laboratorium,biasanya kita menggunakan larutan yang lebih rendah konsentrasinya dengan cara menambah pelarutnya, misalnya laboratorium kimia membeli larutan senyawa kimia dalam air yang konsentrasinya sangat pekat, cara ini adalah cara yang paling ekonomis. Biasanya larutan yang dibeli adalah larutan pekat, sehingga larutan ini harus diencerkan. Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat(konsentrasi tiggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jadi membuat konsentrasi larutan tersebut menjadi lebih rendah. Hal yang paling penting untuk pengamanan pada saat pengenceran, jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilkepaskan, terutama pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman maka
6

asam sulfat yang ditambahkan ke dalanm air, tidak boleh sebaliknya. Jika air yang ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan akan begitu besar dan menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik dan akan merusak kulit. Cairan Macam-macam cairan a. Cairan Intrasel : Cairan yang terdapat didalam sel tubuh manusia.Volumenya lebih kurang 33% berat badan (60% air tubuh total). Kandungan air intrasel lebih banyak dibanding ekstrasel. Contoh : kalium sebagai kation utama, fosfat sebagai anion b. Cairan Ekstrasel : Cairan yang terdapat diluar sel tubuh. Cairan ekstrasel terdiri : Cairan intersisium atau cairan antar-sel, yang berada diantara sel-sel. Cairan intravaskuler, yang berada dalam pembuluh darah yang merupakan bagian air dari plasma darah. Cairan transeluler, yang berada dalam rongga-rongga khusus, misalnya cairan otak (likuor serebrospinal), bola mata, sendi. Cairan ekstrasel berperan sebagai: - Pengantar semua keperluan sel (nutrient,oksigen,berbagai ion, dan regulator hormon) - Pengangkut C , sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel. Contoh : Na sebagai kation, klorida sebagai anion fungsi larutan dan cairan Fungsi Larutan : Secara umum larutan berfungsi untuk membentuk suatu zat baru antara solut(zat yang dilarutkan) dan solvent(zat pelarut) Fungsi Cairan : a. b. Mengatur suhu tubuh Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik. Melancarkan peredaran darah Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung. Membuang racun dan sisa makanan Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh.Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan pernafasan. Kulit Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit.Kecukupan air dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.
7

c.

d.

e.

f.

g.

h.

Pencernaan Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar. Pernafasan Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca. Sendi dan otot Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan kelelahan. Pemulihan penyakit Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.

LI 2. MM Keseimbangan Cairan Tubuh Keseimbangan air adalah kondisi dimana jumlah air yang masuk ke dalam tubuh seimbang dengan jumlah air yang keluar. Keseimbangan elektrolit adalah suatau kondisi dimana jumlah masing-masing elektrolit yang masuk ke dalam tubuh setara dengan jumlah masing-masing elektrolit yang keluar. Pengaturan keseimbangan cairan tubuh adalah usaha untuk mempertahankan jumlah volume cairan yang terdapat dalam kompartemen ekstrasel dan intrasel selalu dalam keadaan tetap. Hal ini dipengaruhi oleh : Dalam tubuh kita terdapat sistem otonom untuk mengatur keseimbangan kadar natrium di dalam darah. Jika kadar natrium terlalu tinggi, otak akan mengirimkan sinyal rasa haus dan mendorong kita untuk minum. Selain itu, jika sensor dalam pembuluh darah, ginjal, dan di jantung menemukan adanya peningkatan volume darah, ginjal dirangsang untuk mengeluarkan lebih banyak natrium dan air kencing, sehingga mengurangi volume darah. Hormon aldosteron, sehingga ginjal menahan natrium. Sementara itu, kelenjar hipofisa mengeluarkan hormon antidiuretik, sehingga ginjal menahan air. Air yang diminum atau air ydalam makanan diserap di usus, masuk ke pembuluh darah, beredar ke seluruh tubuh. Di kapilar air difiltrasi ke ruang interstinum, selanjutnya masuk ke dalam sel secara dufusi, dan sebaliknya, dari dalam sel keluar kembali. Dari darah difiltrasi di ginjal dan sebagian kecil dibuang sebagai urin, ke saluran cerna dikeluarkan sebagai liur pencernaan (umumnya diserap kembali), kekulit dan saluran napas keluar sebagai keringat Dipengaruhi oleh : a. Jumlah cairan yang masuk dan keluar tubuh b. Proses difusi melalui membran sel c. Tekanan osmotik yang dihasilkan oleh elektrolit pda kedua kompartemen Faktor-faktor lingkungan dalam yang harus diperhatikan Kadar molekul nutrien yang diperlukan untuk metabolisme, oksigen yang harus selalu dipakai dan diagntikan, karbondioksia yg terus dihasilkan dan harus dikeluarkan dalam jumlah yang sesuai, kadar sisa metabolisme, keasaman (ph), kadar air, garam-garam dan elektrolit lain melalui berbagai hormon seperti ADH, aldosteron, ANP dan rasa haus, tubuh, volume dan tekanan. Keseimbangan cairan, lingkupannya : A. Homeostasis air Jumlah air yang msk&keluar seimbang,keseimbangan cairan dipertahankan dgn mngtur volume&osmolaritas cairan ekstrasel. Bila asupan (in take) banyak, tubuh merespon berupa pengurangan sekresi ADH (antidiuretic hormone) dari hipofsis posterior, yg mengurangi reabsorpsi air di tubulus distal dan duktus kolingentes nefron ginjal dan dikeluarkan sebagai urin. Peningkatan Volume Plasma menimbulkan blokade pada sekresi aldosteron dan diikuti peningkatan pengeluaran urin. Penurunan cairan ekstrasel volume dan tekanan daarh akan berkurang dan timbul rangsangan pada sistem renin-angiotensin sehingga timbul respon berupa pengurangan produksi urin (restriksi pengeluaran cairan), rangsang haus yg disertai dengan mneningkatnya pemasukan cairan yang selanjutnya akan mengkatkan V ekstraseller, keseimbangan cairan dipertahankan dengan mengatur V dan osmolaritas cairan ekstrasel.

B. Homeostasis elektrolit Elektrolit: Senyawa yang di dalam lartan berdisosiasi menjadi ion bermuatan positif atau negatif, penting dalam mengtur keseimbangan cairan dan fungsi sel. Dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Homeostasis Na Pemasukan dan pengeluarn Na 48-144 mEq (1,1-3,3 g) /hari. Di cairan ekstrasel Na berkisar antara 136-142 mEq/L dan di cairan intrasel Na brkisar 10 mEq/L. Konsentrasi jumlah total Na di cairan ekstrasel mencerminkan kseimbngan 2 faktor, yaitu: a. Pemasukan Na melalui epitel mukosa sal.cerna b. Peningkatan konsentrasi Na cairan ekstrasel yg diperoleh dari pemasukan tinggi Na menyebabkan kandungan Na (Na+ content) di cairan ekstrasel meningkat. 2. Homeostasis K (kalium) Kalium berfungsi dalam sintesis protein, kontraksi otot, konduksi syaraf, pengeluaran hormon, transport cairan, perkembangan janin, dll. Kurang lebih 98% cairan intrasel adalah kalium. Untuk menjaga keseimbangan K diperlukan keseimbangan elektromikal yaitu keseimbangan antara kemampuan muatan dalam sel untuk mengikat K & kekuatan kimiawi yg mndorong K keluar sel. Konsentrasi K cairan ekstrasel mncerminkan keseimbangan antara pemasuekan K melalui proses pompa ion di epitel mukosa sal.cerna dengan pengeluaranya melalui urin. Keseimbangan Cairan Tubuh Cairan tubuh menempati +/- 60 % BB tubuh. a. Wanita dewasa muda : 50 - 55% Berat Badan. b. Pria dewasa muda : 55 - 60% Berat Badan. c. Bayi : 75% Berat Badan. d. Usia lanjut : 45% Berat Badan. Air penting untuk berbagai fungsi tubuh dan kadarnya harus tetap dijaga.

Distribusi Cairan Tubuh 1. Cairan intrasel (CIS) : Dua pertiga bagian (67%) dari cairan tubuh berada di dalam sel. 2. Cairan Ekstrasel (CES) : Sepertiganya (33%) berada di luar sel. a. Cairan intravaskuler atau plasma darah yang meliputi 20% CES atau 15% dari total berat badan. b. Cairan intersisial yang mencapai 80% CES atau 5% dari total berat badan c. Cairan transel, namun volumenya diabaikan karena kecil, yaitu cairan sendi, cairan otak, cairan perikard, liur pencernaan, dll. Membran sel memisahkan cairan intrasel dengan cairan intersisial, sedangkan dinding kapiler memisahkan cairan intersisial dengan plasma. Keseimbangan Cairan Tubuh
10

Asupan (intake) cairan harus seimbang dgn keluaran (out put) cairan. 1. Sumber asupan cairan. a. Makanan dan minuman. b. proses metabolisme (karbohidrat). 2. Sumber keluaran cairan. a. Penguapan melalui paru (pernapasan). b. Penguapan melalui kulit. c. Feces. d. Produksi urin.

Pengaturan keseimbangan air : 1. Asupan air meningkat jika produksi urine banyak dan encer. 2. Produksi urine sediki dan kental jika banyak kehilangan cairan

Pengaturan Reabsorpsi Air & Elektrolit : Pengaturan utama melibatkan hormon-hormon : a. Antidiuretic hormone (ADH) : mencegah peningkatan kehilangan air pada urine b. Aldostero ne : mengatur ion Natrium pada cairan extracellur.

11

LI 3. Memahami dan Menjelaskan gangguan keseimbangan cairan tubuh

Kelebihan dan kehilangan cairan, pada keadaan normal konsentrasi Na (130 mEq/l) jika terjadihiponatremia akan menyebabkan tubuh overhidrasi dan sebalikanya jika terjadi hypernatremia akan menyebabkan dehidrasi. Gangguan volume Hipovolemia Suatu keadaan dengan volume cairan tubuh berkurang menyebabkan hipoperfusi jaringan. Hipovolemia dapat terjadi pada dua keadaan yaitu: o Deplesi volume Keadaan dimana ECF berkurang, kekurangan air dan natrium terjadi dalam jumlah yang sebanding, misalnya melalui saluran cerna seperti muntah dan diare pendarahan melalui pipa naso-gastrik ginjal (penggunaan diuretik, diuresis osmotik, salt wasting nephropathy, hipoaldosteronisme) kulit saluran nafas (insensible water losses, keringat, luka bakar) sekuestrasi cairan (obstruksi usus, trauma, fraktur, pankreatitis akut) o Dehidrasi Keadaan dimana volume air berkurang tanpa disertai berkurangnya elektrolit (natrium) atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium di ECF, mengakibatkan peningkatkan natrium dalam ECF sehingga ICF masuk ke ECF (volume ICF berkurang). 40% cairan hilang dari ECF dan 60% dari ICF. Dehidrasi dapat terjadi akibat keluarnya air melalui keringat, penguapan kulit, saluran cerna, diabetes insipidus sentral atau nefrogenik (mengeluarkan urine melebihi 3 L per hari), diuresis osmotik, kejang hebat, melakukan latihan berat, dan pemberian cairan natrium hipertonik berlebihan. Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh total, diklasifikasikan sebagai berikut : Hipertonik Hilangnya air lebih banyak dari natrium, ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mmol/liter) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter). Isotonik

12

Hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama, ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (270-285 mosmol/liter). Hipotonik Hilangnya natrium lebih banyak daripada air, ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270 mosmol/liter.

Klasifikasi Dehidrasi Berdasarkan klasifikasi dehidrasi WHO, maka dehidrasi dibagi tiga menjadi dehidrasi ringan, sedang, atau berat. 1. Dehidrasi Ringan Tidak ada keluhan atau gejala yang mencolok. Tandanya anak terlihat agak lesu, haus, dan agak rewel. 2. Dehidrasi Sedang

Gelisah, cengeng Kehausan Mata cekung Kulit keriput, misalnya kita cubit kulit dinding perut, kulit tidak segera kembali ke posisi semula.

3. Dehidrasi berat Berak cair terus-menerus Muntah terus-menerus Kesadaran menurun, lemas luar biasa dan terus mengantuk Tidak bisa minum, tidak mau makan Mata cekung, bibir kering dan biru Cubitan kulit baru kembali setelah lebih dari 2 detik Tidak kencing 6 jam atau lebih/frekuensi buang air kecil berkurang/kurang dari 6 popok/hari. Kadang-kadang dengan kejang dan panas tinggi

Hal-hal yang menyebabkan dehidrasi Dehidari terjadi bila kehilangan cairan sangat besar sementara pemasukan cairan sangat kurang. Beberapa kondisi yang seringa menyebabkan dehidrasi antara lain : Diare. Diare merupakan keadaan yang paling sering menyebabkan kehilangan cairan dalam jumlah besar. Di seluruh dunia, 4 juta anak anak mati setiap tahun karena dehidrasi akibat diare. Muntah. Muntah sering menyebabkan dehidrasi karena sangat sulit untuk menggantikan cairan yang keluar dengan cara minum. Berkeringat. Tubuh kehilangan banyak cairan saat berkeringat. Kondisi lingkungan yang panas akan menyebabkan tubuh berusaha mengatur suhu tubuh dengan

13

mengeluarkan keringat. Bila keadaan ini berlangsung lama sementara pemasukan cairan kurang maka tubuh dapat jatuh ke dalam kondisi dehidrasi. Diabetes.Peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes atau kencing manis akan menyebabkan banyak gula dan air yang dikeluarkan melalui kencing sehingga penderita diabetes akan mengeluh kebelakang untuk pipis. Luka Bakar. Penderita luka bakar dapat mengalami dehidrasi akibat keluarnya cairan berlebihan pada pada kulit yang rusak oleh luka bakar. Kesulitan minum. Orang yang mengalami kesulitan minum oleh karena suatu sebab rentan untuk jatuh ke kondisi dehidrasi. Bagaimana mengobati dehidrasi? Prinsip utama pengobatan dehidrasi adalah penggantian cairan. Penggantian cairan ini dapat berupa banyak minum, bila minum gagal maka dilakukan pemasukan cairan melalui infus. Tapi yang utama disini adalah penggantian cairan sedapat mungkin dari minuman. Keputusan menggunakan cairan infus sangat terggantung dari kondisi pasien berdasarkan pemeriksaan dokter. Keberhasilan penanganan dehidrasi dapat dilihat dari produksi kencing. Penggunaan obat obatan diperlukan untuk mengobati penyakit penyakit yang merupakan penyebab dari dehidrasi seperti diare, muntah dan lain lain. Cara pencegahan dehidrasi Dehidrasi dapat dicegah dengan melakukan beberapa upaya berikut :

Lingkungan. Dehidrasi yang disebabkan oleh faktor lingkungan sangat mungkin untuk dilakukan pencegahan. Jika memungkinkan, aturlah jadual kegiatan atau aktifitas fisik yang sesuai dengan kondisi lingkungan. Jangan melakukan aktifitas berlebihan pada siang hari. Olahraga. Orang yang berolah raga pada kondisi cuaca yang panas harus minum lebih banyak cairan. Umur. Umur muda dan tua sama beresikonya untuk mengalami dehidrasi.

Dehidrasi bukan kondisi yang tidak dapat dicegah namun bila terjadi dan tertangani dengan baik maka kondisi yang tidak diinginkan bisa dihindari.

14

LI 4. Memahami dan Menjelaskan Gangguan Keseimbangan Elektrolit dalam Tubuh (Natrium Kalium) C. Gangguan status Natrium Natrium merupakan kation dominan pada cairan ekstrasel. Lebih dari 90% tekanan osmotik dicairan ekstrasel ditentukan oleh garam yang mengandung natrium, khususnya dalam bentuk natrium klorida (NaCl) dan natrium bikarbonat (NaHCO3) sehingga perubahan tekanan osmotik pada cairan ekstrasel mengambarkan perubahan konsentrasi natrium. Pemasukan dan pengeluaran natrium perhari mencapai 48-144 mEq. Dicairan ekstrasel konsentrasi natrium berkisar antara 136-142 mEq/L, Sedangkan dicairan intrasel berkisar 10 mEq/L. Gangguan status natrium dibagi 3 yaitu : 1. Hiponatremia Suatu keadaan dimana kurangnya kadar natrium dibawah 135 mEq/L. Hiponatremia dibagi menjadi 2 yaitu : Hiponatremia akut adalah kejadian hiponatremia yang berlangsung cepat yaitu kurang dari 48 jam.pada keadaan ini akan terjadi gejala yang berat seperti penurunan kesadaran dan kejang. Hal ini terjadi akibat edema sel otak,karena air dari ekstrasel masuk ke intrasel yang osmolalitasnya lebih tinggi, kelompok ini disebut juga sebagai hiponatremia simptomatik dan hiponatremia berat. Hiponattemia kronik adalah kejadian hiponatremia yang berlangsung lambat yaitu lebih dari 48 jam, pada keadaan ini tidak terjadi gejala yang berat seperti penurunan kesadaran atau kejang ( ada proses adaptasi ), gejala yang timbul hanya ringan seperti lemas atau mengantuk. Pada keadaan ini tidak ada urgensi melakukan koreksi konsentrasi natrium , terapi dilakukan dalam beberapa hari dengan memberikan larutan garam isotonik.kelompok ini disebut juga sebagai hiponatremia asimptomatik. 2. Isonatremia Isonatremia adalah kadar natrium 135-145 mEq/L.suatu keadaan patologis yang tidak menyebabkan gangguan pada kadar natrium di dalam plasma (osmolalitas plasma tetap berada dalam keadaan normal).keadaan seperti ini dapat dijumpai pada : 1. Turunnya kadar natrium tubuh total diikuti oleh berkurangnya air tubuh total dalam jumlah seimbang.Terjadi karena pemberian diuretik jangka panjang (kronik) atau pada beberapa kondisi seperti muntah,diare,pendarahan,dan third space esquestration. 2. Kondisi normal (steady state) 3. Peningkatan natrium tubuh total diimbangi oleh peningkatan air tubuh total.Terjadi pada pemberian natrium isotonik berlebihan (hipervolemia) 3. Hipernatremia Hipernatremia adalah kadar natrium lebih dari 145 mEq/L.suatu keadaan dengan defisit cairan relatif.Hipernatremia juga dijumpai pada kasus dehidrasi dengan gangguan rasa haus (misal pada kondisi kesadaran terganggu/gangguan mental).Hipernatremia terjadi bila: Adanya defisit cairan tubuh akibat ekskresi air melebihi ekskresi natrium atau asupan air berkurang

15

Penambahan natrium yang melebihi jumlah cairan dalam tubuh,misalnya koreksi bikarbonat berlebihan pada asidosis metabolik. Masuknya air tanpa elektrolit ke dalam sel.misalnya pada latihan olahraga berat asam laktat pada sel meningkat sehingga osmolalitas sel juga meningkat dan air dari ekstrasel akan masuk ke intrasel.biasanya kadar natrium akan kembali normal dalam waktu 5-15 menit setelah istrirahat. D. Gangguan Kalium Kadar normal Kalium plasma berkisar antara 3,5-5 mEq/L. Bila kadar kalium kurang dari 3,5 mEq/L disebut sebagai hipokalemia dan kadar kalium lebih dari 5 mEq/L disebut sebagai hiperkalemia. Kedua keadaan ini dapat menyebabkan kelainan fatal listrik jantung yang disebut aritmia. Kekurangan ion kalium ini menyebabkan frekuensi denyut jantung melambat. Hipokalemia Penyebab Hipokalemia : 1. Asupan kalium kurang Kalium yang masuk ke dalam tubuh dalam keadaan fungsi ginjal yang normal, akan di ekskresikan melalui ginjal. Makin tinggi asupan kalium, makin tinggi ekskresi melalui ginjal, demikian sebaliknya bila asupan kalium rendah. Asupan kalium normal berkisar antara 40-120 mEq per hari. Dalam keadaan normal ekskresi kalium melalui ginjal dapat minimal sampai 5mEq per hari untuk mempertahankan kadar kalium normal dalam darah, sejalan dengan rendahnya asupan kalium. 2. Pengeluaran kalium berlebihan Pengeluaran kalium yang berlebihan terjadi melalui saluran cerna, ginjal atau keringat. Kalium banyak keluar melalui ginjal. Akibat muntah atau pemakaian selang naso-gastrik, terjadi alkalosis metabolik sehingga banyak bikarbonat yang difiltrasi di glomerulus yang akan mengikat kalium di tubulus distal (duktus koligentes) yang juga dibantu dengan adanya hiperaldosteron sekunder dari hipovolemia yang timbul akibat muntah. Kalium dalam saluran cerna bawah jumlahnya lebih banyak (20-50 mEq/L). 3. Kalium masuk ke dalam sel Kalium masuk ke dalam sel dapat terjadi pada alkalosis ekstrasel, pemberian insulin, peningkatan aktifitas beta-adrenergik (pemakaian 2-agonis), paralisis periodik hipokalemik, hipotermia. Pada kasus hipokalemia kronik, penurunan ion kalium serum 1 mEq sebanding dengan defisit 200 mEq. Dianjurkan untuk mempertahankan konsentrasi ion kalium serum <4.0 mEq/L.

16

LI 5. Memahami dan Menjelaskan Etika Makan dan Minum dalam Islam Orang Muslim melihat makanan dan minuman itu sebagai sarana, dan bukan tujuan. Ia makan dan minum untuk menjaga kesehatan badannya karena dengan badan yang sehat, ia bisa beribadah kepada Allah Taala dengan maksimal. Itulah ibadah yang menyebabkannya memperoleh kemuliaan, dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Ia tidak makan minum karena makanan dan minuman, serta syahwat keduanya saja. Oleh karena itu, jika ia tidak lapar ia tidak makan, dan jika ia tidak kehausan maka ia tidak minum. Rasulullah saw. bersabda, Kami adalah kaum yang tidak makan kecuali kami lapar, dan jika kami makan maka kami tidak sampai kekenyangan. Jenis-jenis air 1. 2. 3. 4. Air Mutlat Air Musyammas Air Mustamal Air Mutanajis : Air yang suci dan mensucikan : Air yang dijemur dibawah matahari : Air yang sudah dipakai/bekas : Air yang sudah bercampur dengan benda najis

Etika Sebelum Makan Atau Minum 1. Makanan dan minumannya halal, bersih dari kotoran-kotoran haram, dan syubhat, karena Allah Taala berfirman, Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepada kalian. (Al-Baqarah:172). Minuman yang halal adalah minuman yang tidak memabukkan.Minuman yang memabukkan (khamr)dapat diartikan sebagai minuman yang menyebabkan seseorang kehilangnya akalnya. Hukum bagi peminum khamr adalah hukum Had, yakni hukuman 80 kali cambuk. Sedangkan, yang dimaksud dengan rizki yang baik ialah halal yang tidak ada kotoran di dalamnya. 2. Meniatkan makanan dan minumannya untuk menguatkan ibadah kepada Allah Taala, agar diberi pahala karena apa yang kita makan, dan kita minum. Sesuatu yang mubah jika diniatkan dengan baik, maka berubah statusnya menjadi ketaatan dan seorang Muslim diberi pahala karenanya. 3. Mencuci kedua tangan sebelum makan jika keduanya kotor, atau seseorang tidak dapat memastikan kebersihan keduanya. 4. Duduk dengan tawadlu dengan duduk berlutut, atau duduk di atas kedua tumit, atau menegakkan kaki kanan dan duduk di atas kaki kiri, seperti duduknya Rasulullah saw. karena Rasulullah saw. bersabda, Aku tidak makan dalam keadaan bersandar, karena aku seorang budak yang makan seperti makannya budak, dan aku duduk seperti duduknya budak. (Diriwayatkan AlBukhari). 5. Menerima makanan yang ada, dan tidak mencacatnya, jika kita tertarik kepada makanan atau minuman yang disediakan maka makanlah dan minumlah, dan jika kita tidak tertarik
17

kepada makanan atau minuman yang disediakan maka tidak usah memakannya, karena Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw. tidak pernah sekali pun mencacat makanan, jika beliau tertarik kepadanya maka beliau memakannya, dan jika beliau tidak tertarik kepadanya maka beliau meninggalkannya. (Diriwayatkan Abu Daud). 6. Tidak makan dan minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak. Di dalam hadits Hudzaifah dinyatakan di antaranya bahwa Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda: dan janganlah kamu minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak, dan jangan pula kamu makan dengan piring yang terbuat darinya, karena keduanya untuk mereka (orang kafir) di dunia dan untuk kita di akhirat kelak. (Muttafaqalaih). Etika Ketika Makan Atau Minum 1. Hendaknya memulai makanan dan minuman dengan membaca Bismillah dan diakhiri dengan Alhamdulillah. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: Apabila seorang diantara kamu makan, hendaklah menyebut nama Allah Subhanahu wa Taala dan jika lupa menyebut nama Allah Subhanahu wa Taala pada awalnya maka hendaknya mengatakan : Bismillahi awwalihi wa akhirihi. (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh AlAlbani). Adapun meng-akhirinya dengan Hamdalah, karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: Sesungguhnya Allah sangat meridhai seorang hamba yang apabila telah makan suatu makanan ia memuji-Nya dan apabila minum minuman ia pun memuji-Nya. (HR. Muslim). 2. Tidak meniup makanan atau minuman yang masih panas, makanlah atau minumlah ketika telah dingin, tidak bernafas di air ketika minum, dan bernafas di luar air hingga tiga kali, karena dalil-dalil berikut: Hadits Anas bin Malik ra berkata, Rasulullah saw. bernafas di luar tempat minum hingga tiga kali. (Muttafaq Alaih). Hadits Abu Said Al-Khudri ra, bahwa Rasulullah saw. melarang bernafas di minuman. (Diriwayatkan At-Tirmidzi yang men-shahih-kannya). Hadits lbnu Abbas ra bahwa Rasulullah saw. melarang bernafas di dalam minuman, atau meniup di dalamnya. (Diriwayatkan At-Tirmidzi yang men-shahih-kannya). 3. Hendaknya makan dan minum dengan tangan kanan dan dimulai dari yang ada di depan kita. Rasulllah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda Kepada Umar bin Salamah: Wahai anak, sebutlah nama Allah dan makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah apa yang di depanmu. (Muttafaqalaih). 4. Tidak berlebih-lebihan di dalam makan dan minum. Karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: Tiada tempat yang yang lebih buruk yang dipenuhi oleh seseorang daripada perutnya, cukuplah bagi seseorang beberapa suap saja untuk menegakkan tulang punggungnya; jikapun terpaksa, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minu-mannya dan sepertiga lagi untuk bernafas. (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani).

18

5. Tidak memulai makan, atau minum, sedang di ruang pertemuannya terdapat orang yang lebih berhak memulainya, karena usia atau karena kelebihan kedudukannya, karena hal tersebut melanggar etika, dan menyebabkan pelakunya dicap rakus. Salah seorang penyair berkata, Jika tangan-tangan dijulurkan kepada perbekalan, Maka aku tidak buru-buru mendahului mereka, sebab orang yang paling rakus ialah orang yang paling buru-buru terhadap makanan. 6. Jangan sekali-kali melakukan perbuatan yang orang lain bisa merasa jijik, seperti mengirapkan tangan di bejana, atau kamu mendekatkan kepala kepada tempat makanan di saat makan, atau berbicara dengan nada-nada yang mengandung makna kotor dan menjijik-kan. 7. Jangan minum langsung dari bibir bejana, berdasarkan hadits Ibnu Abbas beliau berkata, Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang minum dari bibir bejana wadah air. (HR. Al Bukhari) 8. Disunnatkan minum sambil duduk, kecuali jika udzur, karena di dalam hadits Anas disebutkan Bahwa sesungguhnya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang minum sambil berdiri. (HR. Muslim). 9. Membaca doa setelah makan dan minum.

Minum dengan posisi duduk, dalam penelitian ilmu kedokteran diketahui ternyata minum dalam keadaan berdiri bisa mengakibatkan beberapa penyakit diantaranya ginjal dan diabetes karena air yang diminum tidak singgah ke ginjal. Itu menunjukkan seperti halnya hukum islam yang melarang bagi kita untuk minum atau makan dengan keadaan berdiri.

19

Daftar Pustaka
Ganong WF, (2007),Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, 21th ed, ab. M. Djauhari Widjajakusumah, Jakarta,EGC. Behrman RE, Kliegmen EM, Jenson HB, (1999), Nelson Textbook of Pediatrics 16th ed, Saunders, Philadelpia. Kee JL, Paulanka BJ (2000), Handbook of Fluid, Electrolyte and Acid Base Imbalance, Canada : Delma, Thomson Learning. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S(2009), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam 5th ed, InternaPublishing, Jakarta. Darwis D (2008), Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam-Basa 2nd ed, FKUI, Jakarta UPK-PKB Bagian Fisiologi UNSOED. (2010). Keseimbangan Cairan. UNSOED. Jakarta Blog Doctor. (2009). Dehidrasi. Aniwidyaningsih, Wahyu, dll. 2008. Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam-Basa. Jakarta: UPK-PKB Medicastore. (2009). Diagnosa Diare dan Klasifikasi Dehidrasi. http://medicastore.com/diare/diagnosa_diare.htm Ngiten.(2010). Tanda Tubuh Dehidrasi atau Kekurangan Cairan. http://www.ngiten.co.cc/tanda-tubuh-dehidrasi-atau-kekurangan-cairan.html http://catatankimia.com/catatan/category/btm http://www.scribd.com/doc/49142740/larutan-dan-cairan http://berbagi-sehat.com/article/11676/keseimbangan-cairan-tubuh-dan-asambasa.html http://www.blogdokter.net/2009/06/20/dehidrasi/

20

Anda mungkin juga menyukai