Anda di halaman 1dari 12

TUGAS TUJUH PENYAKIT IMUNISASI DASAR Beserta Disentri Basiler, Kolera dan Diare akibat Intoleransi Laktosa

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Anak

Disusun oleh : Siti Aisah 01.207.5563 Pembimbing : Prof. DR. dr. Harsoyo N, Sp.A(K)

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2013

1. Tuberkulosis Paru

Gambar 1. Pasien TB Paru

Gambar 3. Bakteri Mikobacterium tuberculosa

Keterangan Bakteri TBC : Pengecatan Ziehl-Neelsen Bentuk batang lurus atau sedikit melengkung Ukuran 3 m X 0,3m Tidak membentuk spora Cepat mati bila terkena sinar matahari Tahan asam Dapat beredar di dalam tubuh dalam bentuk dormain dalam waktu yang lama

Gambar 2. Skrofuloderma pasca limfadenitis TB

Gejala yang Khas : 1. Panas tidak begitu tinggi lebih dari 2 minggu 2. Batuk lebih dari 3 minggu , bisa berdahak dan berdarah 3. Nafsu makan menurun 4. Berat badan turun / kurus 5. Pembesaran kelenjar limfe leher pecah ulkus (skrofuloderma : skin bridge) 6. Ada riwayat keluarga yang batuk lama menderita TBC paru dan BTA + Penatalaksanaan : 1. Menjaga asupan nutrisi (tinggi kalori tinggi protein) 2. Antibiotik : Rimfapicin, Isoniazid dan Pirazinamid (2 bulan) dilanjutkan Rimfapicin dan Isoniazid (selama 4 bulan)

3. Curcuma untuk hepatoprotektor dan penambah nafsu makan 4. Vitamin B komplek 5. Jauhkan dari keluarga yang menderita TBC paru diobati / dijauhkan

2. Hepatitis B

Gambar 1. Pasien Hepatitis B

Gambar 2. Virus Hepatitis B


Keterangan Virus Hep.B Ukuran 42 nm DNA virus

Gejala yang khas : 1. Malaise 2. Mual-muntah (sering) 3. Nyeri perut kanan atas 4. Air seni berwarna merah seperti teh 5. Ikterik 6. Hepatomegali dan splenomegali

Penatalaksanaan : 1. Istirahat / tirah baring 2. Obat anti muntah 3. Obat untuk menghilangkan nyeri perut (ranitidin / omeprazol / simetidin) 4. Hepatoprotektor 5. Menjaga asupan cairan dan nutrisi

3. Poliomyelitis

Keterangan virus polio


RNA Virus Termasuk enterovirus golongan Picornaviridae Ukuran 27 mikron Tahan terhadap asam

Gambar 1. Pasien poliomyelitis

Gambar 2. Virus Polio

Gejala yang khas : 1. Flu like syndrome 2. Sakit pada otot 3. Nyeri dan kaku otot belakang leher, tubuh dan tungkai hipertonus, tanda Tripod, dan Head drop. (poliomielitis non-paralitik) 4. Kelemahan / kelumpuhan otot akut tersering otot besar tubuh tungkai bawah. Sifat paralisis asimetris. Tidak terdapat gangguan sensibilitas. (poliomielitis paralitik) Penatalaksanaan : 1. Tirah baring 2. Pemberian imun (immunoglobulin) 3. Analgetik untuk penghilang rasa sakit 4. Antipiretik untuk menurunkan panas 5. Menjaga fungsi pernafasan, bila perlu diberi oksigen, fisioterapi atau alat bantu pernafasan 6. Pencegahan : Jangan memasuki daerah epidemi. Dalam daerah epidemi jangan melakukan stres yang berat seperti tonsilektomi, suntikan, dan sebagainya. Tidak boleh terlalu lelah. Imunisasi aktif

4. Campak (Measles, Morbili, rubeola)

Gambar 2. Virus Campak

Keterangan virus campak : RNA virus Termasuk golongan paramyxovirus Berbentuk bulat dan tepi kasar, diameter 140 nm Tidak hidup lama di luar tubuh manusia

Gambar 1. Pasien Campak

Gejala yang khas : 1. Demam tinggi, malaise, batuk, fotofobia, konjungtivitis, koriza, dan diare. 2. Bercak koplik di mukosa bucal warna putih kelabu sebesar ujung jarum dan dikelilingi eritema. 3. Timbul ruam makula-papula mulai dari belakang telinga kemudian menyebar ke seluruh tubuh disertai peningkatan suhu kemudian hiperpigmentasi dan mengelupas. Penatalaksanaan : 1. Menjaga asupan cairan dan nutrisi yang cukup 2. Antipiretik , antitusif, antikejang (bila kejang) 3. Rawat rumah sakit bila kondisi memburuk / ada penyulit 4. Pencegahan : Imunisasi aktif dan pasif.

5. Difteri
Keterangan Corynebacterium diptheriae Gram positif dengan methylen blue atau toluidin blue Ukuran 1,2-6,4 X 0,3-1,1 Bentuk yg khas : klub shape / seperti barbell Susunan seperti rantai berjejer

Gambar 1. Pasien difteri Gejala yang khas :

Gambar 2. Bakteri Corynebacterium diphtheria

1. Demam tidak terlalu tinggi, nyeri tenggorok, terdapat pseudomembran pada mukosa orofaring, nafas bau. 2. Pembengkakan kelenjar regional sehingga tampak seperti leher sapi (bull neck). 3. Dapat terjadi suara serak atau stridor jika mengenai laring. Penatalaksanaan : Umum : 1. Tirah baring / istirahat dan diisolasi 2-3 minggu 2. Asupan cairan dan nutrisi 3. Jaga jalan nafas Khusus : 1. ADS (anti diphtheria Serum) 2. Antibiotik (penisilin prokain / Eritromisin) 3. Kortikosteroid / antiinflamasi

7. Pertusis
Keterangan Bakteri Bordetella pertussis : Gram negative Kuman kecil, ukuran panjang 0,5-1 mikrometer, diameter 0,2-0,3 mikrometer Bentuk ovoid Tidak bergerak Tidak berspora

Gambar 2. Bakteri Bordetella pertussis Gambar 1. Pasien pertusis Gejala yang khas : 1. Flu like syndrome 2. Batuk berulang 5-10 kali dan pada akhir batuk terdapat bunyi melengking tinggi (whoop) 3. Setelah batuk sering muntah 4. Selama batuk, muka merah , lidah terjulur, distensi vena leher, bisa sampai terjadi subconjunctiva bleeding dan ruptur alveoli (hoemoptoe). 5. Batuk mudah bangkit pada keadaan stress emosional dan aktivitas fisik 6. Setelah whoop dan muntah berhenti , batuk tetap menetap dan berulang-ulang lebih dari 100 hari

Penatalaksanaan : 1. Antibiotik 3-4 hari (ampisilin / eritromisin) 2. Hindari faktor pencetus 3. Oksigen bila sesak 4. Hisap lendir pada bayi untuk mencegah aspirasi 5. Salbutamol / betamasol untuk melebarkan saluran nafas dan mencegah obstruksi saluran nafas

7. Tetanus

Keterangan Clostridium Tetani : Bentuk drum stick / pentol korek api Anaerob Bentuk spora bila diluar tubuh manusia

Gambar 2. Bakteri Clostridium tetani Gambar 1. Pasien tetanus Gejala yang khas : 1. Trismus (sulit membuka rahang). 2. Kaku kuduk hingga kaku yang menjalar ke seluruh tubuh, kedua tangan menekuk dan mengepal (boxer hand), kedua kaki ekstensi tegang, dan tubuh kaku melengkung seperti busur tanah (opistotonus). 3. Risus sardonikus karena spasme otot muka (alis tertarik ke bawah), sudut mulut tertarik ke luar dan ke bawah, bibir tertekan kuat pada gigi. 4. Ketegangan otot dinding perut. 5. Kejang tonik. 6. Pada neonatus mulut terlihat mencucu seperti mulut ikan (karper mond), mudah sekali dan sering kejang disertai sianosis. Penatalaksanaan : 1. ATS 20.000 U/hari selama 2 hari IM 2. Antikonvulsan dan penenang 3. Penisilin prokain 50.000 U/kgbb/hari 4. Diet cukup kalori dan protein 5. Isolasi untuk menghindari rangsangan 6. Oksigen bila perlu 7. Pencegahan : suntik TT 3 x selama kehamilan

8. Disentri Basiler

Gambar 2. Bakteri Shigella Gambar 1. Pasien dengan disentri basiler Gejala yang khas : 1. Diare akut, ada lendir dan darah 2. Panas tinggi 3. Berak kecil, banyak, tidak berbentuk, dan tidak bau 4. Tenesmus Penatalaksanaan : 1. Rehidrasi pada anak secara intravena 2. Berikan diet makanan yang bergizi

Keterangan Shigella : Bakteri gram negatif Bentuk batang Ukuran 0,5-0,7 m x 2-3 m Tidak mempunyai flagel, tidak motil Tidak berspora

3. Berikan preparat sulfa golongan sulfonamid ( sulfadiazin, gantrisin 100 200 mg/kgbb/hari) 4. Antibiotik kloramfenikol 50 100 mg/kgbb/hari peroral dibagi 3 dosis, 5. Tetrasiklin 30 50 mg/kgbb/hari peroral dibagi 4 dosis 6. Neomisin 50 100 mg/kgbb/hari peroral dibagi 4 dosis

9. Kolera

Keterangan Vibrio cholerae: Bakteri gram negatif Berbentuk basil Bersifat motil Terdapat antiflagel O dan H

Gambar 1. Pasien dengan kolera

Gambar 2 Vibrio cholerae

Gejala Diare akut cair berwarna putih seperti air cucian beras (rise water stool) tanpa disertai rasa mulas / tenesmus
1. 2. 3. 4. 5. Rehidrasi Zinc selama 10 hari berturut turut ASI atau makanan tetap diteruskan Antibiotik selektif Nasihat kepada orangtua

Demam Muntah hebat Dehidrasi

Penatalaksanaan

Rehidrasi : sesuai derajat dehidrasi Tanpa dehidrasi New Oralit 5-10 ml/kgbb setiap diare Atau berdasarkan umur : umur < 1th : 50-100 ml/kgbb umur 1-5 th : 100-200 ml/kgbb umur >5 th : semaunya Dehidrasi ringan-sedang New Oralit 75 mm/kgbb dalam 4 jam I Rehidrasi parenteral jika muntah hebat (ringer laktat / KaEN 3B / NaCl ) Barat badan 3-10 kg : 200 ml/kgbb/hari Berat badan 10-15 kg : 175 ml/kgbb/hari Berat badan >15 kg : 135 ml/kgbb/hari

Dehidrasi berat Usia < 1 tahun 30ml/kgbb dalam 1 jam I 70ml/kgbb dalam 5 jam berikutnya Usia > 1 tahun 30ml/kgbb dalam jam I 70 ml/kgbb dalam 2 jam berikutnya Zinc Usia < 6 bln 10mg Usia > 6 bln 20 mg Selama 10-14 hari Antibiotik Tetrasiklin 50 mg/kgbb/hari (3 hari) atau Kloramfenikol 50-100 mg/kgbb/hari selama 5 hari atau Doksisiklin 4 mg/kgbb.hari selama 3 hari

10. Diare Akibat Intoleransi Laktosa

Gambar 1 Pasien dengan intoleransi laktosa Gambar 2 gugus laktosa

Gejala Diare akut Cair, menyemprot, banyak gas (berbusa), bau asam Tenesmus (rewel ketika berak)
1. 2. 3. 4. 5. Rehidrasi Zinc selama 10 hari berturut turut Dukungan nutrisi Antibiotik selektif Nasihat kepada orangtua

Muntah, Kembung Dehidrasi Kemerahan pada perianal dan sekitarnya

Penatalaksanaan

Rehidrasi : sesuai derajat dehidrasi Tanpa dehidrasi New Oralit 5-10 ml/kgbb setiap diare Atau berdasarkan umur : umur < 1th : 50-100 ml/kgbb umur 1-5 th : 100-200 ml/kgbb umur >5 th : semaunya Dehidrasi ringan-sedang New Oralit 75 mm/kgbb dalam 4 jam I Rehidrasi parenteral jika muntah hebat (ringer laktat / KaEN 3B / NaCl ) Barat badan 3-10 kg : 200 ml/kgbb/hari Berat badan 10-15 kg : 175 ml/kgbb/hari Berat badan >15 kg : 135 ml/kgbb/hari

Dehidrasi berat Usia < 1 tahun 30ml/kgbb dalam 1 jam I 70ml/kgbb dalam 5 jam berikutnya Usia > 1 tahun 30ml/kgbb dalam jam I 70 ml/kgbb dalam 2 jam berikutnya Zinc Usia < 6 bln 10mg Usia > 6 bln 20 mg Selama 10-14 hari Dukungan nutrisi Asi tetap diteruskan Susu rendah laktosa atau bebas laktosa Tidak memerlukan antibiotik

Anda mungkin juga menyukai