Anda di halaman 1dari 7

6.

2 DASAR TEORI Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berhargauntuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barangrusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi

berkelebihanatau ditolak atau buangan (Astriani, 2009) atau Sampah merupakan semuamaterial yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dankegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga dantempat perdagangan dikenal dengan limbah municipal yang tidak berbahaya (non hazardous). Sampah adalah bagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal darikegiatan yang dilakukan manusia (termasuk kegiatan industri, tetapi bukanyang biologis (Febry, 2009). Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua, yaitu 1. Sampah Organik Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewanyang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atauyang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampahrumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampahorganik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun. 2. Sampah Anorganik Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui sepertimineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan initidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnyahanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini padatingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dankaleng (Astriani, 2009).

Berdasarkan sumbernya jenis-jenis sampah terdiri dari : 1. Sampah alam Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui prosesdaur ulangalami, seperti halnyadaun-daunkering dihutanyang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadimasalah, pemukiman. 2. Sampah manusia Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasadigunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin.Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapatdigunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkanvirus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusiaadalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan carahidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembanganteori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dandipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air. 3. Sampah konsumsi Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ketempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipundemikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecildibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri. 4. Sampah Nuklir Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yangmenghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkunganhidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan di tempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktifitas tempat-tempatyang dituju biasanya bekas tambang misalnya daun-daun kering di lingkungan

garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan) (Rahman, 2009). 5. Sampah industri dan sampah pertambangan Pengelolaan pemrosesan, sampah adalah pengumpulan, pengangkutan,

pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material

sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau

keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat cair, gas, atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat. Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaandengan daerah pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan dengandaerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman daninstitusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanyaditangani oleh perusahaan pengolah sampah. Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal, diantaranya tipe zat sampah, tanah

ygdigunakan untuk mengolah dan ketersediaan area, Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan yaitu mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis atau mengolah sampah agar menjadi material yang tidak

membahayakan bagi lingkungan hidup. Adapun manfaat pengelolaan sampah antara lain : 1. Penghematan sumber daya alam 2. Penghematan energi 3. Penghematan lahan TPA 4. Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman) (Anonim, 2012).

Adapun teknik-teknik pemrosesan dan pengolahan sampah yang secara luas diterapkan di lapangan, khususnya di negara industri antara lain adalah: a. Pemilahan sampah, baik secara manual maupun secara mekanis berdasarkan jenisnya. b. Pemadatan sampah (baling) c. Pemotongan sampah d. Pengomposan sampah baik dengan cara konvensional maupun

denganrekayas Pemrosesan sampah sebagai sumber gas. e. Pembakaran dalam Insenerator, dengan pilihan pemanfaatan enersi panas. (Damanhuri, 2009)

6.3 METEDOLOGI 6.3.1 Alat Dan Bahan A. Alat Alat-alat yang digunakan meliputi gelas beaker, neraca analitik, timbangan, cawan petri, penjepit cawan petri, ember, dan oven. B. Bahan Bahan yang digunakan meliputi sampel sampah organik dan sampel sampah anorganik.

6.3.2 Cara Kerja A. Komposisi sampah 1. Menimbang berat awal sampel sampah yang akan diukur komposisinya sebanyak 1 kg. 2. Memilah-milah berdasarkan komponennya (misalnya plastik, organik, logam, dan sebagainya). 3. Menimbang beratnya setiap komponen hasil pemilahan 4. Menghitung persentase berat tersebut terhadap berat total. B. Densitas sampah 1. Mengambil sejumlah sampel sampah sebanyak dari suatulokasi yang sudah ditentukan 2. Menimbang berat kosong gelas bekker volume 600 ml. 3. Mengaduk sampah dan memasukkan sampah kedalam gelas bekker tanpa pemadatan hingga memenuhi wadah. 4. Memadatkan sampah dalam gelas bekker dan mengukur

volumenya (dalam satuan liter) 5. Menimbang berat sampah 6. Menghitung besarnya densitas sampah (dalam satuan kg). C. Penentuan kadar air sampah 1. Mencampur kembali sampah dari penentuan komposisi. 2. Membagi sampah menjadi 4 bagian dan mengambil masingmasing 1 sekop dari tiap bagian.

3. Mencampurkan bagian yang terpisah dan mengambil kira-kira 500 gr. 4. Menimbang cawab petri kosong yang sudah di oven. 5. Memasukkan sampel sampah dan menimbang berat sampel sampah. 6. Memasukkan cawan tersebut dalam oven selama 15 menit. 7. Mengeluarkan cawan dan membiarkan agak dingin. 8. Menimbang berat sampel yang sudah di oven beserta cawan petri. 9. Menghitung kadar air sampah. D. Penentuan kadar volatil (tingkat penguapan) sampah 1. Menggerus sampel sampah kering hasil penetapan kadar air. 2. Menimbang cawan yang sudah dipanaskan. 3. Menimbang kembali cawan setelah sampel digerus. 4. Menghitung kadar volatil sampah.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009.Pengertian Sampah. http;//www.wikepedia.com Diakses pada tanggal 2 Desember 2012 Astriani. 2009.Pengertian Sampah http;//www astriani.blogspot.com/ Diakses pada tanggal 2 Desember 2012 Damanhuri, Prof. 2009. Pengolahan Sampah (Bagian 1) http;//www.tsabitahblogspot.wordpress.com/ Diakses pada tanggal 2 Desember 2012 Febry, M. 2009.Analisis Buangan Padat. http;//www.andulucygroub.blogspot.com/ Diakses pada tanggal 2 Desember 2012 Rahman, A. 2009. Pengertian Sampah. http;//www.kebersihan lingkungan.co.id/ Diakses pada tanggal 2 Desember 2012

Anda mungkin juga menyukai