Anda di halaman 1dari 13

Asma bronkial adalah penyakit obstruksi jalan nafas, yang dapat pulih dan intermiten yang ditandai oleh

penyempitan jalan nafas, mengakibatkan dispnea, batuk, mengi (Suddart dan brunner, 2000). Menutut Smeltzer, 2002 menjelaskan asma bronkial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu

Infeksi virus saluran napas : Influenza.


Pemanjangan terhadap alergen tungau, debu rumah, bulu binatang. Pemajan terhadap iritan asap rokok, minyak wangi. Olah raga yang berlebihan Stres atau ekspresi emosional : takut, marah, frustasi. Obat-obat aspirin, anti inflamasi non steroid. Lingkungan kerja : uap zat kimia. Pengawet makanan : sulfit. Faktor lingkungan : perubahan suhu dalam lingkungan mis: udara dingin Faktor keturunan

Sesak napas Retraksi dada Batuk berdahak. Mengi atau wheezing. Napas cuping hidung. Pernapasan cepat dan dangkal Ekspirasi lebih panjang dari inspirasi

Nama : Ny.S Usia, Jenis Kelamin : 43 tahun (Perempuan) Tanggal Masuk : 17 April 2013 Diagnosa Masuk : Asma Bronkial Keluhan Utama : klien mengatakan sesak, lemas, insomnia, batuk, tidak nafsu makan Riwayat Perjalanan Penyakit : Sebelum di bawa ke RS klien saat bangun tidur pada malam hari jam 21.00 mengalami sesak, tidak bisa tidur, sebelumnya klien pada tanggal 13 Maret 2013 juga mengalami hal yang sama dan dilakukan tindakan nebulizer setelah tindakan tersebut karena tidak ada ruangan klien dianjurkan pulang. Klien menderita penyakit asma sejak usia 18 tahun namun 2 bulan terakhir sering kambuh.

terdapat sputum pada jalan napas, suara napas mengi


RR: 29 x/mnt, irama: tidak teratur, ekspirasi lebih panjang dari pada inspirasi terdapat penggunaan otot bantu pernapasan, ada tarikan dinding dada, terdapat nafas cuping hidung N: 83x/mnt, pulsasi lemah, TD: 110/70 mmHg, S:37,5 C, akral dingin, capillary refill 3 dtk, sianosis (-)

Kesadaran composmentis, GCS: E4M6V5, pupil isokor, ukuran 2mm/2mm, reflek terhadap cahaya +/+

dilakukan pemeriksaan darah HHTL dan AGD, terpasang nebulizer, penggunaan oksigen 3 liter

Kepala : Rambut tidak rontok, warna rambut hitam, Wajah : oval, Mata : pupil isokor, ukuran 2mm/2mm, reflek terhadap cahaya +/+, konjungtiva ananemis, sklera anikterik Telinga : pendengaran baik, serum (-) Hidung : secret (-), mukosa tidak hyperemesis, terdapat penggunaan cuping hidung Mulut : lidah kotor (-) , mulut kering (-)

Leher : bentuk simetris, tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran KGB Dada : bentuk simetris, terdapat penggunaan otot bantu pernapasan, ada tarikan dinding dada, terdapat BJ I/II, taktil fremitus sama, mengi (+), whezzing (-), ronchi (-) Abdomen : bentuk simetris, nyeri tekan (-), timpani, bising usus normal Genitaliaurinari : jenis kelamin perempuan Ekstermitas : akral dingin, capillary refill 3 detik, udeme (-), turgor kulit elastis

Asma terbukti menurunkan kualitas hidup penderitanya. Dalam salah satu laporan di Journal of Allergy and Clinical Immunologytahun 2003 dinyatakan bahwa dari 3.207 kasus yang diteliti, 4451% mengalami batuk malam dalam sebulan terakhir. Bahkan 28,3% penderita mengaku terganggu tidurnya paling tidak sekali dalam seminggu. Penderita yang mengaku mengalami keterbatasan dalam berekreasi atau olahraga sebanyak 52,7%, aktivitas sosial 38%, aktivitas fisik 44,1%, cara hidup 37,1%, pemilihan karier 37,9%, dan pekerjaan rumah tangga 32,6%. Absen dari sekolah maupun pekerjaan dalam 12 bulan terakhir dialami oleh 36,5% anak dan 26,5% orang dewasa. Selain itu, total biaya pengobatan untuk asma di USA sekitar 10 milyar dollar per tahun dengan pengeluaran terbesar untuk ruang emergensi dan perawatan di rumah sakit. Oleh karena itu, terapi efektif untuk penderita asma berat sangat dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai