Anda di halaman 1dari 8

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam industri minyak dan gas bumi dikenal suatu teknologi yang disebut waterflood. Waterflood adalah salah satu metode yang dikembangkan untuk mengoptimalkan pengangkatan minyak dan gas bumi dari dalam bumi (reservoir) pada lapangan-lapangan yang telah berproduksi dengan

menginjeksikan air bertekanan tinggi ke dalam bumi (reservoir). Metode ini merupakan salah satu teknik peningkatan perolehan minyak (Enhanced Oil Recovery) secara tersier. Dalam proses waterflood, air bertekanan tinggi diinjeksikan secara terus menerus ke reservoir melalui sumur-sumur injeksi dalam suatu formasi tertentu sehingga menyebabkab minyak di reservoir akan lebih mudah bergerak ke sumur-sumur produksi, yang selanjutnya akan diangkat oleh pompa submersible. Dalam sistem waterflood ini menggunakan pompa-pompa injeksi air yang dapat menghasikan tekanan keluaran yang tinggi yaitu diantara 700 sampai dengan 900 psi (setara dengan 49,21 kg/cm2 sampai 63,27 kg/cm2). Untuk mendapatkan tekanan air yang tinggi maka pompa yang digunakan adalah jenis pompa sentrifugal multi stage (tingkat). Definisi multi stage disini adalah pompa sentrifugal dengan jumlah impeller lebih dari satu. Sistem waterflood yang digunakan dalam penelitian ini adalah pompa centrifugal 4 (empat) tingkat. Pompa-pompa sentrifugal ini akan

Gambar 1.1 Pompa sentrifugal empat stage pada lapangan minyak ringan (Foto diperoleh dari waterflood daerah X di Sumatera).

dijalankan secara kontinyu. Untuk menjamin kehandalan dan keselamatan pompa maka diperlukan suatu sistem pelindung atau proteksi yang dapat melindungi pompa dari kerusakan jika terjadi kondisi abnormal. Kondisi abnormal yang dapat terjadi pada pompa diantaranya kelebihan beban, temperatur bearing yang tinggi melebihi ambang batas, tekanan yang terlalu tinggi, pipa yang tersumbat, vibrasi pompa dan sebagainya. Untuk itu, pompa dilengkapi oleh beberapa alat sensor untuk mendeteksi dan memonitor kondisi operasi dan abnormal. Sensor yang terpasang adalah sensor temperatur winding motor, sensor temperature bearing pompa dan motor, sensor pergeseran shaft pompa dan motor, dan sensor deteksi jumlah putaran per menit (rotation per minutes). Saat ini salah satu lapangan minyak waterflood diwilayah sumatera menggunakan beberapa unit pompa centrifugal 4 stage. Beberapa waktu yang lalu terjadi pergeseran pada pondasi pompa seperti pada Gambar 1.3 dan 1.4. Pergeseran pondasi pompa ini menyebabkan vibrasi dan pergeseran pada shaft dan kopling. Hal ini terdeteksi oleh sensor pergeseran shaft dan akhirnya pompa trip atau stop oleh sensor ini. Tetapi setelah dilakukan pengecekan pada pompa, ternyata pergeseran pondasi pompa ini mengakibatkan kerusakan pada kopling pompa dan motor. Pompa tidak bisa digunakan lagi dan harus dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Perbaikan ini dilakukan dalam waktu 3 sampai 4 bulan dan memerlukan biaya cukup besar. Kerusakan ini juga mengurangi volume air

Gambar 1.2 Pompa-pompa sentrifugal empat stage pada waterflood lapangan minyak ringan (Foto diperoleh dari waterflood daerah X di Sumatera).

Arah pergerakan pondasi

Gambar 1.3 Pergeseran pondasi ke arah sisi motor

Pergeseran pondasi secara horizontal (4 cm)

Gambar 1.4 Besarnya pergeseran pondasi secara horizontal (4 cm dari posisi awal) yang diinjeksikan ke sumur-sumur injeksi. Dan pada akhirnya mengurangi jumlah produksi. Dari kejadian ini, dapat dilihat bahwa sistem vibrasi yang terpasang tidak dapat melindungi pompa dan motor secara optimal. Pergeseran pondasi dan pompa tidak akan terjadi secara mendadak, hal ini akan memerlukan waktu. Sistem vibrasi yang terpasang tidak dapat mengetahui lebih awal jenis atau model kondisi abnormal yang akan terjadi pada pompa dan motor. Dengan mengetahui lebih awal jenis kondisi abnormal pada pompa maka akan membantu dalam

menentukan jenis tindakan pencegahan untuk melindungi pompa dan motor dari kerusakan yang lebih parah. Dari sisi produksi, teknologi waterflood ini adalah salah satu teknologi yang akan diterapkan dalam waktu sepuluh tahun ke depan untuk meningkatkan produksi minyak. Berikut ini adalah perbandingan antara jumlah volume air yang diinjeksikan dengan jumlah minyak yang dihasilkan.
Persentasi Perbandingan Volume Injeksi Air dan Produksi Minyak

120

100

80

Volume Injeksi Air Volume Produksi Minyak

% (persen)

60

40

20

0 Jan-09 Jan-10 Jan-11 Jan-12 Jan-13 Jan-14 Jan-15 Jan-16 Jan-17 Jan-18 Jan-19 Jan-20 Jan-21

Gambar 1.5 Persentasi perbandingan antara jumlah air yang diinjeksikan dengan produksi minyak yang dihasilkan. Dari grapik di atas dapat dilihat bahwa ada target volume injeksi air yang harus dipenuhi. Jika target ini gagal untuk dipenuhi, maka produksi minyak akan menurun tidak sesuai dengan yang diperkirakan. Jika satu pompa rusak maka akan mengurangi jumlah air injeksi dan target volume injeksi tidak tercapai. Pada akhirnya akan mengurangi target produksi minyak. Hal-hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian ini. Diharapkan dari hasil penelitian ini penulis dapat menemukan suatu sistem tertentu untuk mendeteksi vibrasi atau getaran pada pompa sehingga dapat melindungi pompa dari kerusakan yang lebih parah. Jika sistem ini ditemukan, maka banyak hal yang dapat dilindungi pada pompa dan motor diantaranya meningkatan kehandalan pompa dan motor, menjaga volume injeksi air yang pada akhirnya dapat menjaga produksi minyak, meningkatkan lifetime pompa dan motor, dan menurunkan biaya pemeliharaan.

1.2

Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini

adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana mengetahui sumber-sumber vibrasi pada pompa sentrifugal empat stage? 2. Bagaimana mengetahui pola spektrum vibrasi pada kondisi fault (normal) dan unfault (abnormal) pada pompa sentrifugal empat stage? 3. Bagaimana menganalisa sistem proteksi spektrum vibrasi pada pompa sentrifugal empat stage dengan menggunakan FFT dan neural network? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Membuat prototipe pompa sentrifugal untuk melihat pola spektrum vibrasi pada kondisi unfault (normal) dan fault (abnormal). 2. Dapat mengetahui kondisi-kondisi yang menjadi sumber vibrasi pompa sentrifugal empat stage. 3. Dapat menganalisa spektrum vibrasi pada sistem proteksi vibrasi yang dapat meningkatkan kehandalan dan keselamatan pada pompa sentrifugal empat stage. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Dapat meningkatan kehandalan pompa dan motor. 2. Dapat memperpenjang lifetime pompa dan motor. 3. Dapat menurunkan biaya pemeliharaan. 4. Dapat menjaga produksi minyak. 5. Menjadi referensi pada desain pompa sentrifugal multi stage. 1.5 Pengaman Proteksi Vibrasi saat ini

Sensor vibrasi yang digunakan saat ini adalah sensor vibrasi non-contact atau yang sering disebut proximitor. Prinsip kerja proximitor sama dengan proximity switch yaitu untuk mendeteksi keberadaan benda di sekitar sensor tanpa kontak langsung dengan benda yang dideteksi. Sensor-sensor proximitor ini ditempatkan di dekat shaft pompa dan motor. Fungsi dari sensor ini adalah untuk mendeteksi pergeseran shaft pompa dan motor. Jika pergeseran shaft pompa dan motor melebihi dari nilai tertentu maka pompa akan mati atau stop. Hal ini untuk melindungi pompa dari kerusakan yang lebih parah. Saat ini digunakan 8 sensor proximitor dengan perincian 4 sensor pada pompa dan 4 sensor lagi pada motor. Jika digambarkan seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 1.6 Gambar pompa dan motor Dari gambar 1.6 dapat dilihat bahwa ada 4 titik pengukuran yaitu: Titik 1 disebut NDE pompa. NDE adalah singkatan dari Non Drive-End, yaitu posisi pada pompa yang berseberangan dengan kopling. Kopling adalah titik sambungan antara pompa dan motor. Titik 2 disebut DE pompa. DE adalah singkatan dari Drive-End, yaitu posisi pada pompa yang berdekatan dengan kopling. Tititk 3 disebut DE Motor, yaitu titik pengukuran pada motor yang berdekatan dengan kopling. Titik 4 disebut NDE Motor, yaitu titik pengukuran pada motor yang berseberangan dengan kopling.

Pada masing-masing titik pengukuran ada 2 sensor proximitor yang disebut dengan posisi x dan y. Hal ini dapat dilihat seperti gambar berikut ini.

Gambar 1.7 Posisi sensor proximitor Beberapa waktu yang lalu terjadi pergeseran pondasi pompa secara horizontal. Pergerakan pondasi menuju ke arah motor. Saat terjadi pergeseran, pompa dan motor akan bergerak menjauhi pipa pada masukan dan keluaran pompa. Hal ini meyebabkan terjadi pipe stress (tarikan pipa pada pompa). Pipe stress ini menyebabkan vibrasi pada shaft pompa dan akhirnya pompa stop/berhenti secara otomatis karena sistem proteksinya bekerja. Tetapi setelah dilakukan pemeriksaan, pompa tidak dapat dijalankan kembali karena kopling pompa rusak dan tidak dapat digunakan lagi. Dari kejadian ini dapat dilihat bahwa sistem vibrasi tidak bekerja secara optimal untuk melindungi pompa dan motor.

(halaman ini sengaja dikosongkan)

Anda mungkin juga menyukai