Anda di halaman 1dari 31

PENGERTIAN AKHLAK, ETIKA, dan MORAL

KARAKTERISTIK AKHLAK dan ETIKA ISLAM FAKTOR PEMBENTUK AKHLAK MANUSIA AKTUALISASI AKHLAK DALAM KEHIDUPAN

QS. Al Qalam ayat 4 dan Hadits Nabi Muhammad SAW

Ibnu Miskawaih, Al Ghazali dan Ahmad Amin

QS. Al Qalam ayat 4 dan Hadits Nabi Muhammad SAW

Kata Akhlak mengandung segi-segi persesuaian dengan Khalqun (ciptaan) serta erat hubungannya dengan khaliq dan makhluq. Setiap perbuatan dan perilaku makhluq (manusia), baik secara individu maupun interaksi sosial tidak bisa terlepas dari pengawasan khaliq (Tuhan).

Ibnu Miskawaih, Al Ghazali dan Ahmad Amin

Ibnu Miskawaih Akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbanagan pikiran terlebih dahulu. Al Ghazali Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang darinya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan pikiran. Ahmad Amin Akhlak adalah ilmu yang menjelaskan baik buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh sebagian manusia kepada yang lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.

QS. Al Qalam ayat 4 dan Hadits Nabi Muhammad SAW

Ibnu Miskawaih, Al Ghazali dan Ahmad Amin

Akhlak secara substansial adalah sifat hati (kondisi hati)-bisa baik bisa buruk-yang tercermin dalam perilaku. Jika sifat hatinya baik maka yang muncul adalah akhlaq yang baik (al-akhlaq al-karimah) dan jika sifat hatinya busuk maka yang keluar dalam perilakunya adlah akhlak yang buruk (alakhlaq al-mazmumah)

Etika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu. Etika lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau filsafat, karena itu yang menjadi stansar baik dan buruk adalah akal manusia (Rahmat Djatnika, 1992:26)

Moral adalah perilaku yang sesuai dengan ukuran-ukuran tindakan yang oleh umum diterima meliputi kesatuan sosial atau lingkungan tertentu.

KARAKTERISTIK AKHLAK dan ETIKA ISLAM

Moral yang beralasan dan dapat dipahami Moral Universal Kesesuaian dengan Fitrah Memperhatikan realita Moral Positif Komprehensifitas Tawazun

Moral yang beralasan dan dapat dipahami

Sesungguhnya Islam selalu bersandar pada penilaian yang logis dan argumentasi yang dapat diterima oleh akal yang lurus dan naluri yang sehat, yaitu dengan menjelaskan kebaikan dibalik apa yang diperintahkannya dan kerusakan dari terjadinya apa yang dilarangnya. Disebutkan dalam QS. Al-Ankabut ayat 45


Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Moral Universal

yaitu larangan bagi suatu ras manusia berlaku juga bagi ras lain bahkan umat Islam dan umat lain sama dihadapan moral Islam yang universal. Dalam QS. Al-Maidah ayat 8 Allah SWT menyebutkan :


Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Kesesuaian dengan Fitrah


Islam datang membawa apa yang sesuai dengan fitrah dan tabiat manusia serta menyempurnakannya, mengakui eksistensi manusia sebagaimana yang telah diciptaan Allah SWT. Islam memperbolehkan manusia menikmati hal-hal yang bersifat duniawi tetapi melarang hal-hal yang najis / perbuatan maksiat. Firman Allah QS. Al A,raf ayat 32 :


Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat". Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.

Memperhatikan realita

Moral Islam merupakan akhlak realistik, tidak melarang manusia yang hidup di awang-awang idealisme, tetapi memerintahkan manusia yang memeiliki keinginan, nafsu, juga memiliki kecenderungan kesenangan duniawi sebagaimana mereka memiliki jiwa kerinduan kepada Allah SWT. Al-Quran tidak membebankan manusia mencintai musuh-musuhnya tetapi memerintahkan untuk berlaku adil terhadap musuh-musuhnya , supaya rasa permusuhan tidak mendorong adanya perlakuan pelanggaran terhadap musuhmusuh mereka.

Moral Positif

Moral Islam menganjurkan untuk menggalang kekutan, perjuangan, dan meneruskan amal usaha dengan keyakinan dan cita-cita, dan melawan kemalasan dan pesimis. Islam menolak sikap pasif dalam menghadapi masalah sosial, politik, agama, bahkan islam memngajarkan kepada muslim untuk merubah suatu kemungkaran dengan tangannya, jika tidak mampu dengan lisannnya, jika ia tidak mampu dengan hatinya.

Komprehensifitas

Sebagian orang menggambarkan bahwa moral dalam agama hanya sebatas ibadah-ibadah, tetapi Islam menggambarkan konsep moral yang mencakup hubungan manusia dengan alam secara global dan detail dan untuk itu moral Islam meletakkan apa yang dikehendaki manusia dari adab susila yang tinggi dan ajaran yang luhur.

Tawazun

Tawazun (keseimbangan) menggabungkan sesuatu dengan penuh keserasian dan keharmonisan, tanpa sikap berlebihan maupun pengurangan. Contohnya adalah keseimbangan antara hak tubuh dan roh, keseimbangan dalam mengejar dunia dan akhirat. Firman Allah dalam QS. Al-baqarah ayat 201


Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".

Mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang lebih baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk Menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, baik buruknya perbuatan, didasarkan kepada ajaran Allah SWT Bersifat universal dan komprehensif, dapat diterima dan dijadikan pedoman oleh seluruh umat manusia di segala waktu dan tempat.

Mengatur dan mengarahkan fitrah manusia ke jenjang akhlak yang luhur dan meluruskan perbuatan manusia

FAKTOR PEMBENTUK AKHLAK MANUSIA

Sifat-sifat bawaan atau yang dibawa sejak lahir

Pengaruh dari luar diri manusia karena adanya suatu aksi dan interaksi

Naluri adalah sifat yang menimbulkan perbuatan yang menyampaikan pada tujuan dengan terpikir dahulu ke arah tujuan itu tanpa didahului latihan perbuatan itu. Macam naluri menurut ahli-ahli psikologi antara lain : 1. Naluri makan 2. Naluri berjodoh 3. Naluri Keibu-bapakan 4. Naluri berjuang 5. Naluri ber-Tuhan 6. Dll. Dalam hal ini Islam mengajarkan agar naluri tidak dirusak dengan menganiaya diri sendiri, tetapi disalurkan secara wajar sesuai dengan tuntunan hidayat Ilahi

Salah satu faktor pembentuk adalah keturunan . Dalam hal ini keturunan warisan yang berupa fisik dan mental manusia yang berasal dari orang tua kita dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Manusia yang berasal dari satu keturunan di mana-mana membawa turunan dari pokok-pokoknya beberapa sifat dan pembawaan yang bersamaan, seperti fisik dan sifat 2. Sifat-sifat kemanusiaan yang umum menurunkan sifat-sifat khas kemanusiaan kepada keturunannya, maka kita dapati pula adanya rumpun, suku, bangsa sebagai asal manusia tadi. 3. Dari keluarga, disini terdapat warisan khas berupa karakter kepada anaknya dan keturunannya.

Merupakan salah satu faktor untuk berbuat sungguh-sungguh. Kemauan keras (azam) juga menghayati kehidupan orang-orang besar bahkan nabi dan rasul juga Firman Allah dalam QS. AL-AHQAF ayat 35


Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik

Kehendak ini menentukan baik buruknya sesuatu perbuatan, dari kehendak itulah menjelma niat yang baik dan yang buruk, sehingga perbuatan atau tingkah laku menjadi baik dan buruk karenanya

Tetapi kehendak juga mempunyai penyakit atau pengganggu: a. Kelemahan kehendak b. Kehendak yang kuat tapi salah arah
Untuk itu harus diobati dengan: a. melatih jiwa melakukan perbuatan yang berat serta bertahap b. Jangan membiarkan stiap kehendak yang baik itu hilang tanpa dilasanakan c. Mawas diri dan mempertimbangkan terlebih dahulu Pendorong kehendak menurut Al-quran yaitu : a. TANDZIR (Peringatan berupa neraka atau siksaan akan ditimpakan kepada orang-orang yang berbuat jahat) b. TABSYIR (Berita gembira bahwa surga atau kebahagiaan yang abadi dijanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal shaleh)

DLAMIR (Suara batin) berfungsi : 1. Sebagai Isyarat artinya Memperingatkan bahayanya perbuatan buruk dan berusaha mencegahnya. 2. Mendorong manusia melakukan perbuatan yang lebih baik (kwajiban) sehingga jika seseorang berhasil melaksanakan suatu kewajiban dari suara batinnya, maka akan merasa gembira dan puas, dan menemukan suatu kemuliaan

Kebiasaan merupakan perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga mudah dikerjakan. Hendaknya kita mengulangi segala perbuatan yang baik dan jangan mengulangi perbuatan yang jelek yanag mengakibatkan rusaknya diri sendiri, maka dari itu untuk membangun kebiasaan yang baik dalam pribadi kita, diperlukan latihan terus menerus dengan penuh kesadaran. Untuk merubah kebiasaan jelek, ahli-ahli akhlaq mengajarkan teori sebagai berikut : 1. Niat yang sungguh-sungguh untuk berubah 2. Pengertian dan kesadaran akan perlunya meninggalkan kebiasaan buruk 3. Tetap pada pendirin untuk berubah 4. Mengisis kekosongan dengan kebiasaan yang baik 5. Mencari waktu yang tepat untuk melaksanakan niat itu 6. Memelihara kekuatan penolak kebiasaan buruk dalam jiwa

LINGKUNGAN ALAM Alam yang melingkungi manusia merupakan faktor yang mempengaruhi dan menentukan tingkah laku umat, dan ikut dalam mencetak akhlak manusia-manusia yang ada didalamnya

LINGKUNGAN PERGAULAN Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya, akhlak sangat berpengaruh terhadap terbentunya tingkah laku manusia dalam pergaulannya

AKTUALISASI AKHLAK DALAM KEHIDUPAN

Akhlak yang baik adalah akumulasi dari aqidah dan syariat yang bersatu secara utuh dalam diri seseorang

Beribadah kepada Allah, melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat allah dalam segala kondisi Berdoa kepada Allah, memohon apa saja kepada Allah Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah

Tawaduk (rendah hati) kepada Allah

1. Sabar ( pengendalian nafsu) 2. Syukur (berterima kasih terhadap nikmat Allah) 3. Tawaduk (rendah hati, menghargai sesama)

1. Menyayangi dan mencintai orang tua sebagai wujud terima kasih 2. Bertutur sopan kepada orang tua 3. Mentaati perintah orang tua 4. Mendokan dan meminta ampunan unntuk orang tua Mengembangkan kasih sayang dalam keluarga dalam bentuk komunikasi yang didorong oleh rasa kasih sayang yang tulus sehingga akan melahirkan keterikatan batin dan keterbukaan antar anggota keluarga diantaranya pendidikan moral

1. Memakmurkan alam dengan mengelola SDA nya dan memberikan manfaatnya bagi kesejahteraaan manusia tanpa merugikan alam itu sendiri. 2. Memelihara alam dengan tidak mengeksploitasi SDA hanya untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu dan membiarkan kerusakan alam terjadi tanpa ada timbal balik kepada alam

Akhlak adalah sebagai penentu kemulyaan seseorang bahkan sebuah komunitas bangsa. Kemulyaan dan kehormatan bangsa banyak ditentukan oleh pelaksanaan akhlak di dalamnya. Semakin mulia seseorang semakin baik akhlaknya dan akhlak juga sebagai ukuran kualitas ketakwaan seseorang.

Anda mungkin juga menyukai