Human Relations - Bandung Lautan Macet - Isi (WWW - Alonearea.com)
Human Relations - Bandung Lautan Macet - Isi (WWW - Alonearea.com)
P
ENGANGKUT kota jurusan Margahayu-Ledeng itu seharusnya
menyusuri Jalan RE Martadinata, Bandung. Tiba-tiba, angkot
yang sarat penumpang itu berbelok ke Jalan Lombok dan
melewati jalan lain. Kontan seluruh penumpang protes. Malah
seorang gadis berseragam sekolah memutuskan turun,
membayar ongkos, dan berjalan kaki menuju sekolahnya sambil
bersungut-sungut. "Habis, kalau terus macet banget, Neng. Daripada
menunggu berjam-jam, lebih baik saya lewat jalan lain," kata Ucok,
sopir angkot itu.
UCOK tidak sendirian. Setiap jam pulang sekolah dan jam makan
siang, angkot biru itu nyaris tidak pernah melewati rute yang
seharusnya. "Saya malas kalau harus ngelewatin jalan ini siang-siang.
Macetnya itu lho, kita sampai enggak bisa bergerak," kata sopir
lainnya. Jalan RE Martadinata atau lebih dikenal dengan Jalan Riau,
setiap siang dan akhir pekan memang sangat macet. Betapa tidak,
pada jalan sepanjang sekitar tiga sampai empat kilometer tersebut
terdapat sekolah, kantor, pusat perbelanjaan, serta berbagai toko
pakaian dan sepatu.
Tidak heran jika hampir setiap siang kemacetan di sepanjang
Jalan Riau menggila. Bahkan, di perempatan Jalan Riau dan Jalan Banda
kendaraan tidak bisa jalan sama sekali. Semua kendaraan dari
berbagai arah serentak bergerak maju. Akhirnya, tidak ada yang bisa
bergerak sama sekali dan kendaraan malah berhenti total.
Lampu lalu lintas di perempatan jalan tersebut hanya
menunjukkan warna kuning yang berkedip-kedip. Oleh karena itu, tidak
heran jika semua kendaraan yang melewati jalan tersebut merasa
berhak untuk terus bergerak maju.
Tidak hanya lampu lalu lintas yang selalu berkedip kuning, Jalan
Riau juga tergolong kecil menampung luberan kendaraan. Jalan yang
merupakan akses ke pusat Kota Bandung ini lebarnya mungkin hanya
sekitar sepuluh meter. Cukup dua mobil tanpa ada mobil lain yang
parkir di pinggir jalan.
Masalahnya, dengan banyaknya sekolah, kantor, pusat
perbelanjaan, serta toko pakaian dan sepatu tadi, jalan ini menjadi
sangat padat. Akhirnya, kapasitas tempat parkir yang tersedia tidak
cukup menampung kendaraan. Terpaksa, badan jalan digunakan
sebagai tempat parkir.
JALAN "kecil" yang padat kendaraan itu tidak hanya tampak di
Jalan Riau saja. Hampir setiap ruas jalan di Bandung mengalami
masalah serupa. Jalan yang terlalu sempit dan rusak, jumlah kendaraan
yang terlalu banyak, pengguna jalan yang tidak disiplin, dan
manajemen lalu lintas. Pakar transportasi dari jurusan Perencanaan
Wilayah dan Kota Institut Teknologi Bandung Prof Dr Ir Kusbiantoro
mengatakan, dibandingkan dengan kota-kota besar lain di Indonesia,
Bandung tergolong kota paling macet.
Di Bandung nyaris tidak ada jalan yang berfungsi dengan benar
sebagai jalan utama atau arteri, jalan kolektor, dan jalan lokal. Hampir
Kelompok 1-TI-01
TUGAS HUMAN RELATIONS, ANDRE S., S.T
2 BANDUNG LAUTAN MACET
seluruh ruas jalan memiliki lebar dan fungsi yang sama. Selain itu,
yang sangat membedakan Bandung dengan kota-kota lain adalah
kerusakan jalannya yang sangat parah.
Kerusakan ini tidak hanya terjadi di jalan-jalan kecil, seperti jalan
masuk kompleks perumahan atau perkampungan penduduk, tetapi
juga di jalan utama kota. "Wah, kalau jalan-jalan di Bandung mulus,
kita malahan kaget," kata Rina, seorang mahasiswi. Hampir setiap ruas
jalan di Kota Bandung kondisinya kurang baik. Kerusakannya pun
bervariasi. Kalau tidak berlubang, ya bergelombang, atau rusak parah
sehingga tampak tidak beraspal.
Kusbiantoro sempat mengamati perbedaan kerusakan jalan di
Bandung dengan kota lain, semisal Solo. Di Solo, jalan raya yang
sedikit renjul diperbaiki total dengan cara dijebol, digali sampai dasar,
dan dibuat jaringan baja. Dengan cara ini, jalan yang telah diperbaiki
akan lebih kuat dari sebelumnya. "Di sini (Bandung) saya lihat
tumpukan bukan batu, tetapi campuran tanah yang diaspal. Saya
enggak tahu, mungkin teknologi baru ya, tetapi menurut pendapat
saya, dengan cara ini mungkin hanya tahan beberapa bulan," katanya.
Kepala Dinas Bina Marga Kota Bandung Rusjaf Adimenggala mengaku
bahwa banyak ruas jalan di Bandung yang rusak. Data dari Dinas Bina
Marga menunjukkan, dari 1.130 kilometer jalan di Kota Bandung, 300
kilometer rusak.
"Ya, 300 kilometer yang usia konstruksinya sudah habis, sehingga
harus segera diperbaiki," kata Rusjaf. Dia tidak menampik bahwa di
luar luas jalan rusak yang terdata di Dinas Bina Marga kota Bandung,
kemungkinan masih ada kerusakan di ruas jalan yang lain.
Rusjaf beralasan dengan banyaknya ruas jalan yang usia
konstruksinya sudah habis, banyak jalan yang "tiba-tiba" rusak.
"Seharusnya jalan-jalan ini dilapis ulang, jadi kuat. Banyak jalan di sini
yang seharusnya sudah dilapis lagi pada usia 8-15 tahun, sampai usia
di atas 20 tahun masih dibiarkan. Dengan usia yang semakin tua, tidak
heran kalau jalan tersebut banyak yang rusak," katanya.
Selain itu, penyebab lain dari kerusakan jalan di Kota Bandung
adalah banyaknya pasar yang tumpah hingga ke jalan raya, kurang
baiknya sistem pengairan dan pembuangannya serta terlalu banyak
kendaraan yang masuk ke kota. Air dari sayuran dan limbah pasar
yang setiap hari tertumpah ke jalan, kata Rusjaf, mengandung zat
asam yang dapat merusak aspal jalan. Oleh karena setiap hari ditetesi
dengan air asam tersebut, jalan di sekitar pasar tradisional umumnya
rusak berat. "Mau diganti dengan beton juga sama saja. Kalau diganti
beton, mungkin umur jalan bisa lebih lama. Tapi, kalau setiap hari
ditetesi air yang mengandung asam, ya rusak juga. Ini cuma soal
waktu," katanya.
Selain banyaknya pasar tumpah, soal sistem drainase yang
kurang baik juga dirasakan Rusjaf sebagai penyebab kerusakan jalan.
Air hujan yang turun tidak tertampung di dalam saluran air di dalam
kota. Akibatnya, air meluap sampai ke jalan raya. Tidak hanya
Kelompok 1-TI-01
TUGAS HUMAN RELATIONS, ANDRE S., S.T
3 BANDUNG LAUTAN MACET
Kelompok 1-TI-01
TUGAS HUMAN RELATIONS, ANDRE S., S.T
4 BANDUNG LAUTAN MACET
Kelompok 1-TI-01
TUGAS HUMAN RELATIONS, ANDRE S., S.T
5 BANDUNG LAUTAN MACET
Kelompok 1-TI-01
TUGAS HUMAN RELATIONS, ANDRE S., S.T
6 BANDUNG LAUTAN MACET
yang baru turun dari jalan layang terhambat oleh kendaraan yang
memutar dari arah Jalan Surapati.
Kemacetan sudah terjadi sejak 1,5 jam lalu. Hingga pukul 16.00
WIB, kemacetan masih terjadi. Bagi anda yang akan menuju Jalan
Taman Sari atau Dago, sebaiknya hindari kawasan Gasibu jika tak ingin
terjebak macet.
Kelompok 1-TI-01
TUGAS HUMAN RELATIONS, ANDRE S., S.T
7 BANDUNG LAUTAN MACET
Kelompok 1-TI-01
TUGAS HUMAN RELATIONS, ANDRE S., S.T
8 BANDUNG LAUTAN MACET
Jalannya banyak yang rusak pula. Logis kan ya?jumlah manusia terus
bertambah. Konsekuensi logisnya….jumlah rumah bertambah,
kepadatan bertambah, jumlah kendaraan bertambah, pusat-pusat
kegiatan bertambah, sedangkan luas Bandung ga bertambah lagi,
luas jalan ga nambah banyak (paling fly over doang)
Kelompok 1-TI-01
TUGAS HUMAN RELATIONS, ANDRE S., S.T
9 BANDUNG LAUTAN MACET
Kelompok 1-TI-01
TUGAS HUMAN RELATIONS, ANDRE S., S.T
10 BANDUNG LAUTAN MACET
Kelompok 1-TI-01
TUGAS HUMAN RELATIONS, ANDRE S., S.T
11 BANDUNG LAUTAN MACET
Kelompok 1-TI-01
TUGAS HUMAN RELATIONS, ANDRE S., S.T
12 BANDUNG LAUTAN MACET
Kelompok 1-TI-01
TUGAS HUMAN RELATIONS, ANDRE S., S.T