Anda di halaman 1dari 8

Penggerak elektrik multi kecepatan

By Rafael J. S. Purba April 28, 2013Posted in: Uncategorized Pengerak Elektrik Multi Kecepatan Pendahuluan Dengan kebutuhan akan energi yang terus meningkat, maka perlu adanya peningkatan akan produksi minyak dan gas yang notabene merupakan salah satu sumber energi yang sangat dibutuhkan saat ini.Untuk itu, perlu adanya peningkatan akan sesuatu yang dimana melalui hal itu produksi minyak dan gas dapat meningkat. Misalnya saja dengan peningkatan mutu dan kinerja alat yang digunakan sehingga jumlah minyak dan gas yang diproduksi dapat meningkat.Hal penting yang dapat menjadi perhatian juga adalah bahwa di lapangan kondisi produksi minyak maupun gas dapat berubah-ubah. Sehingga dibutuhkan penggerak yang dapat menyesuaikan kondisi yang berubah-ubah itu. Contoh kasusnya pada kompresor misalnya. Dalam hal ini, kondisi fraksi gas yang memasuki kompressor tidak selalu konstan. Artinya akan berubah-ubah. Kondisi ini akan diatur oleh pompa untuk kompressor itu sendiri. Dengan kata lain untuk mengatur kondisi yang sesuai dengan kebutuhan produksi itu sendiri diperlukan variabel speed driver yang dimana dilakukan manipulasi terhadap kecepatan maupun torsi yang sesuai.Kasus lainnya adalah pada drilling bit pemboran yang akan diatur sesuai kekerasan batuan, dan hal ini mengacu pada variabel speed driver itu sendiri. Dalam hal hal seperti ini diperlukan suatu motor penggerak. Motor penggerak yang umum digunakan antara lain motor AC dan motor DC. Metode motor AC Contoh penggunaan motor AC antara lain : 1. Motor Induksi squirrel-cage 2. Motor Induksi wound rotor 3. Motor sinkron dan motor komutator Manipulasi variabel kecepatan yang diaplikasikan itu diperoleh dengan melakukan pengontrolan pada tegangan pada stator atau pengontrolan arus dan tegangan pada rotor oleh sirkuit koneksi eksternal. Sebelum ditemukannya penyearah, ada beberapa desain spesial dari motor AC yang memberikan performa yang lebih baik dari motor induksi squirrel-cage. Dimana desain motor itu memiliki kontrol kecepatan torsi superior, dan penggunaan energi yang lebih efisien. Hanya saja harganya lebih mahal. Performa yang dimaksudkan mengacu pada akurasi, efisiensi energi, kontrol

kecepatan dan torsi, juga peralatan eksternal seperti ekstra switchgear, pengaturan, instrumentasi dan perlindungan yang dimana akan menambah biaya. Metode Motor DC Penggunaannya pada wound motors.Pada umumnya digunakan ketika dibutuhkan torsi yang tinggi pada kecepatan yang rendah. Motor ini menggunakan sumber tegangan DC, dimana sumber tegangan DC itu diperoleh dari sumber tegangan AC tiga fasa yang disearahkan dengan menggunakan thyristor. Cara kerja thyristor itu sendiri bukan hanya menyearahkan AC dengan menjadi DC tetapi juga dapat mengatur besarnya tegangan dari DC itu sendiri. Untuk wound motor itu sendiri, pengaturan atau kontrol akan variabel speed drivernya sendiri dengan memanipulasi resistor yang dapat diubah ubah besarnya. Sehingga besar tegangan yang ada dapat juga diubah ubah sesuai dengan kebutuhan. Saat tegangan berubah, maka gaya lorentz yang diinduksi juga berubah, sehingga berdampak pada perubahan torsi. Untuk variabel kecepatannya sendiri juga akan berubah seiring dengan perubahan pada besar torsi. Dan hal ini dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan motor DC ini sendiri dapat jga diatur dalam hal perubahan kecepatan. Artinya kecepatannya dapat disesuaikan yaitu mulai dari keadaan diam, perlahan lahan semakin cepat. Hal ini memiliki tujuan yaitu agar peralatan yang dipakai tidak rusak apabila kecepatan yang diaplikasikan langsung pada kecepatan yang diinginkan. Penggunaan di Lapangan Pengaplikasian dari variabel speed drivers ini di lingkingan industri minyak dan gas akan membutuhkan rentang daya yang sangat besar mencapai ribuan kilowatt misalnya saja dalam penmakaian pompa dan kompressor. Dan dalam beberapa kasus pompa dan kompressor ini akan di pasang di zona yang berbahaya. Artinya penggunaannya akan sangat sensitif terhadap kedekatannya dengan zona yang midah terbakar. Dengan kata lain penggunan motor yang memakai slips ring atau komutator akan sangat beresiko karena dapat meicu bunga api, dan hal ini tentu saja sangat berbahaya. Satu-satunya pilihan yang dapat dipakai adalah motor induksi squirrel-cage. Dimana dalam motor ini pengaturan tegangan dan variabel speed lainnya berada di bagian eksternal sirkuit. Artinya pengaturan atau kontrol yang diberlakukan terhadap motor ini berada di tempat yang aman. Sehingga resiko kemunggkinan terjadinya kebakaran kecil. Rig pengeboran akan membutuhkan motor DC dalam rentang 500 hingga 800 kilowatt untuk memutar rotary table, draw-works, mud-pumps, dan penggunaannya adalah semi- submersibel. Artinya perlu penanganan khusus dimana kemungkinan terjadinya ledakan dan kebakaran itu diminimalisir seminimal mungkin. Maka untuk itu digunakanlah sistem safe air yang akan mencegah gas dari reservoar atau gas produksi itu masuk ke dalam motor. Sehingga munculnya bunga api kebakaran atau bahkan ledakan akan diminimalkan ke level yang aman.

Sumber Tenaga Pada industri minyak dan gas , sumber tenaga yang disuply adalah sumber arus dan tegangan AC. Sementara dalam produksi minyak dan gas itu sendiri membutuhkan sumber AC dan DC. Sehingga untuk memperoleh sumber DC dibutuhkan suatu penyearah yaitu Inverter. Misalnya saja Thrysistor.Dalam penggunaan inverter ini sendiri muncul suatu permasalahan, yaitu munculnya tegangan harmonik sebagai dampak dari pembebanan non linear dari penyearah itu sendiri. Akibatnya arus dan tegangan yang disearahkan menjadi lebih kecil dari yang seharusnya. Dan ini berdampak pada kerugian. Keekonomisan Dengan alasan keekonomisan yaitu bahwa memang bisa saja dalam produksi itu digunakan hanya AC saja atau DC saja, tidak perlu adanya penyearahan dengan menggunakan inverter. Namun alat atau motor yang dipakai akan memiliki kompleksitas dan kerumitan yang tinggi sehingga membutuhkan biaya yang lebih besar lagi dalam penggunaan dan perawatannya. Untuk itu metode AC itu sendiri dibagi atas 2 : 1. Metode 1 2. Metode 2

1. Metode 1 Menggunakan motor AC biasa yang mana penggunaannya memakai arus sinusoidal dan tidak akan menimbulkan harmonics. Penggunaannya misalnya pada motor induksi squirrel-cage dan wound rotor, serta variabel speed dari motor komtator AC. 2. Metode 2 Dalam metode ini, akan dibutuhkan suatu penyearah atau inverter yang akan mengubah dari AC ke DC. Artinya power system AC itu sendiri akan mengandung thrysistor. Sehingga konsekuensinya akan terciptanya harmonics.

Metode grup 1 Dalam industri minyak, beberapa motor yang sesuai dengan grup 1 ini antara lain : 1. Motor induksi Wound rotor 2. Motor komutator AC, misalnya Motor Schrage

Motor Double-fed Motor tiga fasa 3. Mesin kombinasi misalnya


Kramer combination Mesin Scherbius

Namun jenis jenis ini sudah kuno seiring dengan sudah dipakainya system dengan kontrol eksternal terhadap variabel speed drivers.

Suply variabel tegangan sederhana Dengan metode ini maka dapat dilakukan kontrol terhadap karakteristik torsi dan kecepatan. Salah satu cara sederhana dalam mengubah kecepatan suatu motor induksi ialah dengan mengubah besar dari tegangan yang diberi pada stator. Hal ini akan menyebabkan perubahan besar torsi akibat perubahan dari tegangan itu sendiri.Hubungan yang muncul adalah bahwa besar torsi akan sebanding dengan besar kuadrat dari tegangan.Kemudian dengan besar tegangan dan torsi yang baru maka akan ada besar kecepatan yang baru pula.

GROUP 2 METHODS Dalam grup ini terdapat beberapa system yang menggunakan daya elektrik untuk menentukan besarnya variable voltase pada frekuensi tertentu. Mayoritas system menggunakan rectifier dan thyristor dalam bentuk konverter dan inverter. Contoh system : 1. Thyristor rectifier untuk variable voltase pada frekuensi konstan 2. Thyristor rectifier inverter untuk variable voltase dan frekuensi Variable Voltage Constant Frequency Supply Rangkaian thyristor ditempatkan secara seri dengan lilitan stator dari motor. Pada setiap fase lilitan sirkuit terdapat thyristor yang terhubung secara paralel tetapi dengan kutub yang berbeda. Hal ini memungkinkan konduksi terkontrol dalam lilitan dan memungkinkan arus mengalir di kedua arah melalui lilitan.

Dampak : pengurangan torka sebanding dengan tegangan rms akibat adanya arus harmonic. Sistem ini hanya dipakai pada mesin berkapasitas rendah (<= 20 kW) karena adanya fenomena arus harmonic. VFVV Supply Rangkaian ini terdiri dari dua bagian utama, tiga fase jembatan yang terhubung thyristor penyearah dan tiga fase jembatan yang terhubung thyristor inverter. Rectifier menghasilkan besar variable tegangan DC dengan cara mengontrol sinyal masuk ke thyristor. Arus dari Rectifier disaring oleh induktansi seri sehingga diperoleh arus DC yang hamper murni saat melewati tiga cabang inverter. Aplikasi variable speed motor DC Pada drilling rig, DC motor dipakai untuk memutar rotary table, draw works, mud pump. Karenan beban kerja perlatan ini tinggi, motor DC yang digunakan harus berkapasitas tinggi (700-800 kW). Motor DC juga digunakan untuk pengereman perlatan dengan mula-mula menyimpan energi dari laju beban (Generator) dan mengubah DC motor menjadi mode inversi dengan thyristor (automated braking). Prinsip dan aplikasi Electrical submersible Pumps (esp) Terdapat beberapa metode pengangkatan buatan untuk meningkatkan flowrate produksi : 1) 2) 3) Gas Lift butuh suplai gas cukup, big space dan equipment Water Flood butuh suplai brine, big space dan equipment Electric Submersible Pumping System (ESP) butuh suplai listrik, small eqp.

Gas lift dan water flood lebih reliable dari ESP namun tak bisa diinstall untuk tiap well karena space dan berat peralatan. Prinsip kerja ESP Electrical Submersible Pump (ESP) adalah sejenis pompa sentrifugal berpenggerak motor listrik yang didesain untuk mampu ditenggelamkan didalam sumber fluida kerja. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kavitasi pada pompa. ESP didesain khusus sesuai kondisi penggunaan. Dalam produksi oil and gas, ESP merupakan metode pengangkatan buatan (artificial lift) untuk meningkatkan flowrate produksi. Komponen dasar ESP antara lain :

Electric Motor Seal / Protector

Pump Gas Separator Feedeer Cable (to Power Supply) Controller

1. Motor ESP Berfungsi memberikan torsi untuk memutar fan atau kipas pada centrifugal pump. Spesifikasi :

Motor two-pole induksi tiga fasa. Induksi tipe Squirrel Cage Power 20-700 kW Tegangan 415-3000V Insulasi diatas class H (epoxy) High grade insulating oil Variable frequency speed control Max depth 5km, max motor length 10 m

2. Protector/ Seal Fungsi Protector :


Meneruskan torsi dari motor Mencegah fluida dalam sumur masuk ke motor Menyeimbangkan tekanan Memberi ruang untuk ekspansi pelumas motor (akibat panas)

3. Pompa sentrifugal Centrifugal pump dalam ESP disusun secara multitahap. Pompa terdiri dari impeller dan diffuser untuk memberikan tekanan pengangkat fluida. Pompa memilki discharge menuju tubing. 4.Gas separator

Jika tekanan reservoir turun hingga dibawah bubble point, gas akan mulai terproduksi. Gas Separator mencegah gas masuk melalui pompa karena dapat merusak pompa.*efisiensi pompa berkurang untuk fluida 2 fasa. 5. Power/feeder cable

Untuk mensuplai daya listrik ke motor. Feeder cable terikat pada tubing. Memiliki breath ability untuk melepas gas terjebak. Material insulasi tahan panas hingga 200o C. Tipe armouring lentur dan halus.

6. Controller Bertipe variable voltage, variable frequency sehingga dapat mengatur laju putaran pada torsi konstan.Biasanya didesain dengan tegangan 2-3 kV, disuplai dari trafo. Keuntungan variable frequency controller:

Soft start Variable torque Variabe pumping capability Sistem freq. up to 75hz give 25% ekstra motor power output

Sistem Kendali motor ac Kebutuhan Industri Migas terhadap variable speed AC motor dikarenakan :

Ketersediaan system inverter daya tinggi secara ekonomis Sistem kendali power elktronika sudah semakin reliable Ketersediaan microcomputer yang lebih efisien dalam system kendali Untuk semakin menghemat daya Penggunaan motor dengan standar yang lebih rendah agar lebih murah

Keuntungan system kendali motor ac

Memungkinkan pembagian beban (load) dan proses antar pompa parallel atau compressor secara akurat. Juga memungkinkan penjadwalan penggunaan motor (untuk maintenance) secara smooth dan cepat.

Pengaktifan motor secara on-line. Namun susah untuk instalasi besar dengan rating >10 MW , solussinya digunakan sistem speed rectifier-inverter/ softstart system .

Anda mungkin juga menyukai