Polymerase DNA
Denaturasi
900 950 C
Annealing
Penempelan primer
500 600 C
Extension
Perpanjangan 720 C
Sequence Heterogenity
Contamination
pemurnian DNA sampel dilakukan secara aseptik untuk mencegah terjadinya kontaminasi yang menyebabkan kesalahan pada amplifikasi DNA target.
Jumping PCR
Kesalahan pada annealing setelah cycle 1 , dapat merugikan karena menghasilkan product yang tidak diinitial sebelumnya (atau tidak diinginkan.
Ukuran dan komposisi primer sangat mempengaruhi temperatur penempelan primer terhadap untaian DNA target.
Enzim Polymerase
Pada umumnya konsentrasi optimum berkisar antara 1,0 2,5 unit enzim setiap volume reaksi 50 miuL
DNA harus bebas dari pengotor seperti protein atau bahanbahan yang tersisa ketika pemurnian. Efisiensi amplifikasi dapat lebih tinggi ketika menggunakan DNA yang sudah dilinearkan dengan enzim restriksi (sambrook et, 1989)
Konsentrasi primer yang melebihi 1,0 miuM dapat menyebabkan terakumulasinya hasil polimerisasi yang nonspesifik. Umumnya konsentrasi 20 pmol sudah cukup untuk amplifikasi PCR. Siklus yang berlebihan akan membuat konsentrasi hasil tidak spesifik sedangkan siklus yang terlalu sedikit akan mengurangi kuantitas hasil.
Konsentrasi dNTP yang menghasilkan keseimbangan optimal yang terdiri atas dATP, dCTP, dGTP, dTTP sebesar 10-20miuL. Konsentrasi yang tidak sama dari keempat komponen tersebut mengakibatkan kesalahan penggabungan nukleotida selama proses polimerisasi.
Materi Pendukung
Materi pendukung berupa larutan penyangga (buffer PCR) seperti, Tris HCL 10-50 mM dengan PH 8,3 - 8,8 (suhu 20 0 C), KCL 10-20 mM (dapat membantu proses annealing), (NH4)2SO4 10mM, gelatin atau albumin serum, ion deterjen 100miug/ml.
Touch-down PCR Untuk meningkatkan spesifikasi pada target, yaitu dengan menurunkan suhu secara bertahap pada annealing. Suhu yang lebih tinggi memberikan spesifikasi yang lebih besar untuk mengikat primer sedangkan suhu yang lebih rendah memungkinkan amplifikasi lebih efisien dari produk awal selama siklus awal.
Nested PCR Menggunakan dua pasang primer untuk mengamplifikasi fragmen. Mekanismenya adalah fase pemanjangan produk pertama dari PCR dijalankan pada pada proses PCR kedua dimana pasangan primer kedua (nested primer) akan mengenali sekuens DNA spesifik yang berada didalam fragmen produk PCR pertama dan memulai amplifikasi bagian diantara kedua primer tersebut..
Hard copies
Inverse PCR
Modifikasi ini digunakan untuk mengamplifikasi daerah yang belum diketahui sekuensnya yang terletak tepat diatas atau dibawah daerah yang sudah diketahui sekuensnya.
Assymmetric PCR
Menguatkan satu untai DNA dalam template DNA beruntai ganda. Teknik ini digunakan dalam sequencing dan hibridisasi probing amplifikasi hanya saru dari dua untai komplementer yang diperlukan.
Mutagenesis
untuk mengintroduksi mutasi pada sekuens DNA yang telah diketahui.
Aplikasi PCR
DNA Sequencing
Diagnostic
DNA Sequencing
Forensic
Daftar pustaka
Sambrook, J; Fritsch and Maniatis, T. 1989. Molecular Cloning: A Laboratory Manual. Second Edition. Cold Spring Harbour : Laboratory Press Howe, Christopher. 2007. Gene Cloning and Manipulation. Second Edition. Cambridge University Press.