Anda di halaman 1dari 24

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Globalisasi adalah suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak nampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata. Akselerasi dalam berbagai aspek kehidupan telah mengubah kehidupan yang berjarak menjadi kehidupan yang bersatu. Implikasi dari kehidupan yang bersatu inilah yang sekarang disebut sebagai globalisasi. Bangsa di sudut manapun di dunia ini, sekarang sudah terhubung ke dalam satu pola kehidupan. Proses globalisasi melibatkan individu-individu, kelompok-kelompok, dan negara-negara yang saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain. Globalisasi juga dapat dikatakan sebagai keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batasbatas suatu negara menjadi semakin sempit. Terkait dengan proses globalisasi, globalisasi ini juga memiliki dampak yang luas terhadap masyarakat internasional. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional tentunya juga tidak akan terlepas dari pengaruh globalisasi. Dampak positif dari globalisasi di antaranya: kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia dalam berinteraksi dan mempercepat manusia untuk berhubungan dengan manusia lain, mendukung nasionalisme dalam menggalakkan proses integrasi antara lain dengan mendobrak etnosentrik, peningkatan mobilitas sosial dan pengukuhan kelas menengah, komunikasi yang lebih mudah dan juga murah, serta peluang yang lebih luas bagi manusia berbagai etnik, bangsa, budaya dan agama untuk berinteraksi. Sedangkan dampak negatif dari globalisasi antara lain: masuknya nilai budaya luar, eksploitasi alam dan sumber daya lain, berkembangnya nilai-nilai konsumerisme dan individual, timbulnya dominansi negara-negara maju, timbul gejala-gejala materialisme, kendornya moralitas, dan sebagainya. Secara umum, proses globalisasi digolongkan menjadi tiga dimensi, yaitu dimensi globalisasi ekonomi, politik, sosial budaya, dan teknologi dan ilmiah.

Globalisasi di bidang ekonomi berawal pada abad ke-21 yang nampak dalam aspek-aspek produksi, pembiayaan, tenaga kerja, jaringan informasi dan perdagangan. Sehingga globalisasi ini berhubungan dengan timbulnya pasar-pasar keuangan dunia, zona perdagangan bebas, pertukaran global barang dan jasa, dan pertumbuhan yang cepat korporat-korporat transnasional. Dimensi ekonomi globalisasi mengacu kepada makin menyatunya unit-unit ekonomi di dunia ke dalam satu unit ekonomi dunia. Globalisasi ekonomi digambarkankan sebagai masa ketika pasar bebas terjadi. Globalisasi ekonomi juga dapat dikatakan sebagai kehidupan ekonomi global yang bersifat terbuka dan tidak mengenal batas-batas teritorial, atau kewilayahan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Di sini dunia dianggap sebagai suatu kesatuan yang semua daerah dapat terjangkau dengan cepat dan mudah. Sisi perdagangan dan investaris menuju ke arah liberalisasi kapitalisme sehingga semua orang bebas untuk berusaha di mana saja dan kapan saja di dunia ini. Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, di mana negara-negara di seluruh dunia menjadi suatu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal barang dan jasa. Globalisasi politik adalah tentang cara bahwa negara bangsa sedang digantikan oleh organisasi-organisasi internasional (misal PBB, Uni Eropa) dan munculnya politik global. Globalisasi sosial budaya merupakan dimensi menarik yang terjadi dalam globalisasi. Di mana masyarakat dunia menyata sebagai suatu masyarakat global. Kewarganegaraan tidak lagi mengikat, semangat kebersamaan tidak lagi dapat dikotak-kotakkan hanya berdasarkan wilayah negara, tetapi lebih jauh ada kebersamaan yang tercipta secara global dengan ikatan hal yang bersifat lebih universal. Globalisasi di bidang teknologi dan ilmiah menggambarkan perkembangan percepatan inovasi teknologi dan ilmiah, dimensi ini terutama meliputi bidang komunikasi, yang mendukung ke kuatan globalisasi. Komunikasi memudahkan pertukaran percepatan produksi, dan memungkinkan berbagi ide, jasa, dan barang. Jaringan komunikasi global yang menawarkan penggunannya beberapa informasi pilihan. Pada setiap saat, hanya dibutuhkan sepersekian detik untuk menyampaikan pesan di seluruh dunia atau untuk mengakses informasi. 2

Respon bangsa Indonesia sendiri terhadap globalisasi itu adalah sebagai peluang dan tantangan. Peluang berarti setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk memanfaatkan situasi ini dalam menghidupi kehidupannya dengan baik. Globalisasi dapat pula dipandang sebagai suatu tantangan. Dalam konteks globalisasi sebagai tantangan merupakan cara pandang yang optimistis, di mana memandang globalisasi sebagai suatu yang menantang. Dalam era globalisasi ini, negara-negara banyak mendapat tantangan. Sesuatu yang menantang mengandung makna bahwa sesuatu tersebut harus disikapi dan dihadapi dengan barbagai upaya dan strategi. Dalam makalah ini, kami akan memfokuskan bahasan mengenai dimensi globalisasi ekonomi dan melihat globalisasi sebagai suatu tantangan. Jadi, dengan adanya berbagai tantangan dalam era globalisasi ini, Indonesia harus memperhatikan bagaimana tingkat ketahanan ekonomi dalam menghadapi era globalisasi serta memperkuat daya saing daerah-daerah di Indonesia agar mampu bersaing di era globalisasi. Jika Indonesia mampu meningkatkan ketahanan ekonomi maka Indonesia akan menjadi negara yang lebih baik lagi dengan adanya era globalisasi ini. 1.2 Tujuan 1. Memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia. 2. Mengetahui apa saja tantangan perekonomian yang di hadapi Indonesia di era globalisasi. 3. Memahami cara mengatasi (menyikapi) tantangan perekonomian era globalisasi. 4. Mengetahui dampak globalisasi ekonomi terhadap perekonomian nasional. 5. Mengetahui keberhasilan Indonesia dalam mengahadapi tantangan globalisasi ekonomi. 1.3 Rumusan Masalah 1. Apakah bentuk-bentuk globalisasi ekonomi? 2. Apa saja tantangan yang dihadapi perekonomian nasional di era globalisasi ekonomi? 3. Bagaimana cara menyikapi atau menghadapi tantangan di era globalisasi ekonomi dan sejauh mana perekonomian nasional berhasil dalam menghadapi tantangan tersebut? 3

4. Apakah dampak dari globalisasi ekonomi terhadap perekonomian nasional?

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Bentuk-Bentuk Globalisasi Ekonomi Ada lima bentuk Globalisasi Ekonomi, antara lain: 1. GLOBALISASI PRODUKSI, di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif . 2. GLOBALISASI PEMBIAYAAN, di mana perusahaan global mempunyaiakses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi di semuanegara di dunia. Contoh : P.T. Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon; atau P.T. Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telahmemanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (Build-OperateTransfer) bersama mitrausaha dari manca negara 3. GLOBALISASI TENAGA KERJA, di mana perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh diperoleh dari negara berkembang. 4. GLOBALISASI JARINGAN INFORMASI. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV, radio, media cetak. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh, KFC, celana jeans Levis, dan hamburger. 5. GLOBALISASI PERDAGANGAN. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan non tarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin ketat dan adil.

2.2 Tantangan Perekonomian Nasional Di Era Globalisasi Globalisasi ekonomi merupakan suatu keadaan ekonomi global di mana kegiatan perekonomian bersifat terbuka tanpa adanya batas-batas teritorial, maupun kewilayahan antardaerah satu dengan daerah yang lain. Globalisasi dapat pula dikatakan sebagai tantangan. Dalam konteks globalisasi sebagai tantangan merupakan cara pandang yang optimis, di mana memandang globalisasi sebagai sesuatu yang menantang. Sesuatu yang menantang mengandung makna bahwa sesuatu tersebut harus disikapi dan dihadapi dengan berbagai upaya dan strategi. Di era globalisasi ini, proses perekonomian nasional tidak luput dari beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh negara Indonesia. Tantangan berarti setiap orang diberi kesempatan untuk berkompetisi dan menunjukkan kemampuannya.

Pada prinsipnya, setiap perubahan dalam semua aspek kehidupan, termasuk perubahan dalam pengertian proses globalisasi ekonomi dunia (termasuk di dalamnya liberalisasi perdagangan) yang sedang berlangsung saat ini dan akan terus berlangsung dalam kecepatan yang semakin tinggi, akan muncul tantangan dan ancaman. Jika tantangan bisa dihadapi dengan baik, maka tantangan tersebut berubah menjadi peluang. Sebaliknya jika tantangan tersebut tidak bisa dihadapi dengan baik, maka akan muncul ancaman.
Tantangan yang dihadapi antara lain : 1. Persaingan di perdagangan atau pasar bebas Perdagangan bebas biasanya didukung dengan kuat oleh sebagian besar negara yang berekonomi kuat, walaupun mereka kadang-kadang melakukan proteksi selektif untuk industri-industri yang penting secara strategis seperti proteksi tarif untuk agrikultur oleh Amerika Serikat dan Eropa. Belanda dan Inggris Raya keduanya mendukung penuh perdagangan bebas di mana mereka secara ekonomis dominan, sekarang Amerika Serikat, Inggris, Australia dan Jepang merupakan pendukung terbesarnya. Bagaimanapun, banyak negara lain (seperti India, Rusia, dan Tiongkok) menjadi pendukung perdagangan bebas karena telah menjadi kuat secara ekonomi. Perdagangan atau pasar bebas dapat dikatakan sebagai tantangan. Tantangan yang terkandung pada pasar bebas adalah bagaimana kita dapat memanfaatkan sebaik6

baiknya setiap peluang untuk mengembangkan industri dan menghasilkan produkproduk yang dapat bersaing dan diserap pasar internasional. Salah satu faktor yang menentukan dalam daya saing suatu produk adalah mutu produk. Mutu merupakan bagian isu kritis yang menantang dalam persaingan global. Tantangan lainnya dalam menghadapi pasar dan persaingan bebas adalah bagaimana menciptakan sektor pertanian dan industri yang efisien, efektif, dinamis dan berkelanjutan, penyebarluasan teknologi dan inovasi yang terkait dengan sistem produksi, packaging, serta pemasaran. Walau bagaimanapun suatu negara tidak dapat menghindari dari adanya pasar bebas, hal ini karena didorong oleh beberapa faktor di antaranya sebagai berikut : a. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi. b. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri c. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan Negara d. Adanya perbedaan kemampuanpenhuasaan IPTEK dalam mengelola sumber daya ekonomi. 2. Pemenuhan perubahan selera konsumen Perubahan selera pembeli di dalam maupun di luar negeri antara lain akibat peningkatan pendapatan. Dengan adanya globalisasi, tentunya banyak faktor yang akan timbul berkaitan dengan selera konsumen dalam pemenuhan kebutuhan. Dalam hal ini mampukah pengusaha nasional mengikuti atau menyesuikan diri terhadap perubahan tersebut dengan laju yang lebih cepat dari pesaing lainnya. 3. Kesiapan pengusaha nasional mengikuti perubahan teknologi Kemajuan teknologi, misalnya teknologi nano dalam bidang kimia, fisika, elektronika, bioteknologi, medis, mechanical engineering, dan penemuan materialmaterial baru dalam skala/ukuran nano (1 nano meter = 1/1.000.000.000 meter atau 1/50.000 tebal rambut) yang dapat digunakan untuk produksi sebagai hasil dari kemajuan/penemuan teknologi nano tersebut seperti bahan baku-bahan baku sintetik dari hasil manipulasi dari interaction antar atom atau molekul, atau akibat perubahan struktur molekul dengan komposisi penggabungan atom yang berbeda yang 7

menimbulkan sifat/fungsi/manfaat yang berbeda. Misalnya, bahan tekstil yang tahan bocor dan tahan kotor (ultra thin molecular coating), logam tahan gores dan abrasi, atau saringan yang dibuat dengan molekul zeolite yang memiliki lubang-lubang dan saluran-saluran dalam ukuran nano yang sangat berguna bagi petroleum refinery dan oxygen separation dari udara. Lalu tantangan yang akan dihadapi adalah siapkah pengusaha nasional mengikuti perubahan terknologi dan penemuan material-material baru tersebut dalam bentuk inovasi produk atau proses produksi atau melakukan inventif (memunculkan produk yang betul-betul baru). Globalisasi menuntut Indonesia untuk mengikuti laju perubahan terknologi serta penguasaannya sehingga indonesia dapat menghasilkan inovasi produk dan proses produksi. Menurut World Economic Forum Global Competitifeness Report Indonesia berada di rangking 77 untuk pemanfaatan teknologi terbaru, di belakang Malaysia, Thailand, dan Philipina. 4. Kemampuan memenuhi peraturan perdagangan internasional Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah pemerintah suatu negara dengan negara lain Perekonomian globalisasi menuntut Negara untuk melakukan hubungan kerjasama dengan Negara lain (ekspor-impor), tentunya dalam hubungan kerjasama internasional ini banyak terdapat peraturan-peraturan yang mengatur berjalannya perekonomian internasional. Misalnya peraturan-peraturan yang baru muncul dalam konteks WHO, ASEAN (AFTA), atau APEC ( Asia Pacific Economic Cooperation) yang sebenarnya merupakan suatu bentuk proteksi atau rintangan-rintangan baru non tarif. Contohnya persyaratan yang semakin ketat dalam ekspor yang dikaitkan dengan peraturan standarisasi internasional, keselamatan konsumen, HAM (termasuk hak buruh), keselamatan kerja, pelestarian lingkungan, kebijakan anti-dumping, peraturanperaturan yang berkaitan dengan anti-terorisme, dan lain-lain. Sehingga tantangannya adalah mampukah pengusaha nasional memenuhi semua persyaratan tersebut.

5. Kemampuan menarik investor asing Liberalisasi pasar uang dunia yang mengakibatkan bebasnya arus modal antarnegara ikut andil memengaruhi arus investasi neto ke Indonesia. Jika daya saing investasi Indonesia bersifat rendah (suasana investasi di Indonesia kurang kondusif dari pada negara-negara lainnya), arus modal ke Indonesia akan menurun. Bahkan, modal investasi domestik pun akan pergi dari Indonesia sehingga mengakibatkan saldo neraca modal dalam neraca pembayaran Indonesia akan negatif. Arus penanaman modal asing sejak krisis moneter 1998 cenderung berkurang dibanding negara-negara tetangga. Bahkan untuk tingkat kelompok ASEAN, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang paling tidak diminati untuk penanaman modal asing. Alasannya karena keadaan perubahan yang sudah tidak menarik lagi bagi para investor asing, masalah keamanan, kepastian hukum, dan kurangnya intensif (intensif fiskal untuk investasi-investasi baru). Jadi tantangannya adalah bagaimana cara mengurangi masalah-masalah tersebut sehingga Indonesia mampu menarik investor asing lebih banyak lagi. 6. Kemampuan tenaga kerja nasional bersaing dengan tenaga kerja ahli luar negeri Adanya globalisasi menyebabkan menjamunya tenaga kerja ahli yang berasal dari luar negeri. Jika kualitas sumber daya manusia di Indonesia tidak cepat di tingkatkan, mungkin saja di masa yang akan datang pasar tenaga kerja atau peluang kesempatan bekerja di Indonesia akan dikuasai oleh tenaga kerja asing. Hal ini tentunya akan menimbulkan masalah baru bagi perekonomian nasional, misalnya menciptakan pengangguran, meningkatkan kemiskinan, atau menurunkan pendapatan per kapita domestik. 7. Kemampuan pengusaha nasional bersaing dengan pesaing baru dalam segala front Munculnya pesaing baru baik di pasar dalam negeri maupun di pasar ekspor antara lain akibat penerapan liberalisasi perdagangan. Sehingga tantangan yang akan dihadapi adalah mampukah pengusaha nasional bersaing dengan pesaing lain. Seperti telah dikatakan di atas, jika tantangan-tantangan tersebut tidak dapat dihadapi dengan baik karena tidak ada kesiapan, maka tantangan-tantangan tersebut akan berubah menjadi ancaman, yakni pangsa pasar di dalam maupun di luar negeri 9

menurun atau bahkan tergeser sepenuhnya dari pasar. Satu contoh yang konkrit: sejak beberapa tahun belakangan ini, produk-produk dari Cina semakin menguasai pasar Indonesia, dan ini menjadi ancaman serius bagi produk-produk yang sama buatan pengusaha nasional 2.3 Cara Menyikapi Tantangan Perekonomian Nasional di Era Globalisasi dan Sejauh Mana Keberhasilan Indonesia dalam Menghadapi Tantangan Tersebut Globalisasi di bidang ekonomi telah mendorong munculnya perdagangan bebas lintas negara. Perdagangan bebas adalah suatu situasi di mana arus lalu-lintas barang, jasa, dan manusia dari dan ke suatu negara di dunia ini tidak mengalami hambatan yang berarti. Seperti yang telah disebutkan di atas, tantangan yang terbentuk dengan adanya globalisasi ekonomi adalah terbentuknya perdagangan atau pasar bebas. Tantangan yang terkandung dalam pasar bebas adalah bagaimana perekonomian nasional bisa menghasilkan produk yang dapat bersaing di pasar internasional dan mengembangkan industri Guna menghadapi tantangan tersebut, maka sumber daya manusia yang berkualitas (masyarakat dan kalangan dunia usaha yang kreatif dan inovatif) sangat diperlukan untuk dapat memainkan peran sebagai pelaku aktif yang dapat bersaing atau bahkan keluar sebagai pemenang dalam persaingan global. Sumber daya manusia yang berkualitas juga sudah menjadi tuntutan dan keharusan untuk dapat menghadapi persaingan yang sangat ketat dalam memperebutkan lapangan pekerjaan yang semakin sempit. Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, mampu bersaing dengan semua bangsa di dunia, maka semua komponen masyarakat terutama dunia pendidikan dituntut perannya untuk meningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Selain itu, juga harus dibentuk mindset mendorong budaya kerja keras, inovatif, kreatif, dan berjiwa wirausaha. Selain itu salah satu cara untuk meningkatkan daya saing produk adalah dengan meningkatkan mutu produk. Perekonomian nasional diharapkan mampu menghasilkan produk yang berkualitas Indonesia meluluskan 800.000 sarjana setiap tahun. Ke-7 terbesar di dunia setelah China, India, USA, Rusia, Jepang, dan Brasil. Namun saat ini hanya 1 dari 4 anak Indonesia yang berkesempatan masuk ke perguruan tinggi. Tantangan kedua dalam pasar bebas adalah bagaimana menciptakan sektor pertanian dan industri yang efisien, efektif, dinamis dan berkelanjutan, 10

penyebarluasan teknologi dan inovasi yang terkait dengan sistem produksi, packaging, serta pemasaran. Indonesia dengan segala kelebihan sumber daya alam dan manusianya, berpeluang untuk menjawab tantangan global. Dikarenakan beberapa hal berikut : a) Indonesia sebagai salah satu penyedia hasil pertanian dan hayati terbesar di dunia, hal ini dapat diwujudkan dengan cara : a. Meningkatkan produktivitas pertanian, baik dalam proses pembenihan, menanaman, dan pangan. b. Industrialisasi proses pasca-panen untuk menghasilkan produk bernilai tambah. c. Penanaman biotechnology untuk menghasilkan bibit ungggul maupun obat-obatan. b) Indonesia sebagai penyedia energi alternatif dan sumber daya alam bernilai tambah, sehingga dalam menjawab tantangan tersebut dapat diwujudkan dengan : a. Penerapan teknologi muktahir dalam proses eksplorasi dan ekstraksi sumber daya alam, serta pada industri serta pada industri pengolahan hilir untuk menghasilkan produk bernilai tambah. b. Mengembangkan sumber energi alternatif: Geothermal, bio-fuel, matahari, angin, dan hidrogen. c) Indonesia sebagai salah satu pusat industri manufaktur terbesar di dunia dapat melakukan langkah berikut : a. Meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan untuk menghasilkan tenaga kerja berdaya saing global. b. Memfasilitasi penerapan teknologi manufaktur terkini di berbagai sektor untuk meningkatkan kapasitas, kualitas dan efisiensi. Hal-hal tersebut semakin menguatkan kita bahwa negara Indonesia sebenarnya mampu menghadapi tantangan-tantangan globalisasi. Untuk menjawab tantangan mampukah pengusaha nasional mengikuti atau menyesuaikan diri terhadap perubahan selera konsumen baik di dalam maupun luar negeri dengan laju yang lebih cepat dari pesaing lainnya adalah dengan membuat produk baru, menyediakan pelayanan yang lebih baik, menyempurnakan atau memodifikasi produk yang sudah ada, merubah sistem distribusi yang lebih efisien atau sistem promosi yang lebih efektif dan agresif, dan sebagainya. 11

Kemampuan atau penguasaan teknologi dapat diartikan sebagai kemampuan dalam memanfaatkan teknologi secara efisien. Sedangkan kemampuan teknologi industri adalah penguasaan ketrampilan, pengetahuan teknik, dan kemampuan organisatoris yang diperlukan agar teknologi industri dapat berfungsi dengan baik. Guna menjawab tantangan siapkah pengusaha nasional mengikuti perubahan teknologi diperlukan kemampuan organisatoris agar teknologi industri dapat berfungsi dengan baik. Kemampuan teknologi industri dibedakan dalam enam kategori, yaitu: a. Investment Capabilities, terdiri atas: Kemampuan dalam kegiatan penyebaran informasi yang proaktif mengenai potensi investasi di Indonesia. Kemampuan dalam kegiatan pra-investasi, seperti studi kelayakan, maupun evaluasi temuan-temuan dari studi ini. Kemampuan dalam pelaksanaan proyek, seperti identifikasi sumber pemasok teknologi, negosiasi pembelian teknologi, desain pabrik, dan start-up production. b. Production Capabilities, meliputi pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan dalam mengoperasikan suatu instalasi (pabrik), termasuk pengelolaan produksi, rekayasa produksi, quality control, dan kegiatan perbaikan dan pemeliharaan. c. Minor Change Capabilities, meliputi rekayasa adaptif dan penyesuaian organisatoris yang perlu dilakukan untuk perbaikan inkremental secara berkesinambungan, baik dalam desain dan kinerja produk maupun teknologi proses produksi. d. Marketing Capabilities, yaitu pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk mengumpulkan informasi yang memadai mengenai pola permintaan, trend permintaan, termasuk marketing investigation dan jasa purna jual yang efektif dan efisien. e. Linkage Capabilities, yang terdiri atas: Intra-firm, yakni keterkaitan antar bagian dalam satu industri; Inter-firm, yakni keterkaitan antara industri hulu dan hilir; Keterkaitan antara industri dan institusi pendidikan maupun lembaga-lembaga litbang teknologi. 12

f. Major Change Capabilities, yang mengacu pada kemampuan industri untuk melakukan invensi, inovasi, maupun terobosan-terobosan besar dalam sektor produksi yang kompetitif. Guna menjawab tantangan mampukah indonesia menarik investor asing, keikutsertaan Indonesia dalam event internasional amat penting, khususnya dalam upaya untuk mempromosikan Indonesia agar semakin dikenal luas. Dalam kesempatan itulah, Indonesia bisa meyakinkan dunia bahwa berinvestasi di Indonesia memiliki keunggulan-keunggulan tertentu yang tidak diperoleh di negara-negara lain. Dengan populasi penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia jelas merupakan lahan yang amat potensial untuk dijadikan tempat usaha. Apalagi, mereka percaya kondisi di Indonesia semakin kondusif. Iklim investasi di tanah air sangat bersahabat dengan kegiatan bisnis dan para investor dijamin akan merasakan kenyamanan khusus dalam berinvestasi. Untuk mendorong lebih lanjut peningkatan investasi penanaman modal di Indonesia, perlu diciptakan iklim investasi dan usaha yang lebih menarik. Singkat kata, iklim investasi yang positif dapat ditingkatkan melalui upaya-upaya berkesinambungan yang dilakukan oleh para birokrat dan para pelaku ekonomi di lokalitas-lokalitas tempat investasi dalam hal-hal berikut ini:

Memberikan kepastian hukum atas peraturan-peraturan pada tingkat pusat dan daerah serta menghasilkan produk hukum yang berkaitan dengan kegiatan penanaman modal sehingga tidak memberatkan beban tambahan pada biaya produksi usaha.

Memelihara keamanan dari potensi gangguan kriminalitas oleh oknum masyarakat terhadap aset-aset berharga perusahaan, terhadap jalur distribusi barang dan gudang serta pada tempat-tempat penyimpanan barang jadi maupun setengah jadi.

Memberikan kemudahan yang paling mendasar atas pelayanan yang ditujukan pada para investor, meliputi perijinan investasi, imigrasi, kepabeanan, perpajakan dan pertahanan wilayah.

Memberikan secara selektif rangkaian paket insentif investasi yang bersaing.

13

Menjaga kondisi iklim ketenagakerjaan yang menunjang kegiatan usaha secara berkelanjutan. Guna menjawab tantangan apakah tenaga kerja nasional mampu bersaing

dengan tenaga

ahli luar negeri adalah dengan meningkatkan kualitas SDM.

Sehubungan dengan hal tersebut peningkatan kualitas SDM dilakukan melalui 3 jalur utama, pendidikan, pelatihan, dan pengembangan karir di tempat kerja. Jalur pendidikan merupakan tulang punggung pengembangan SDM yang dimulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Sementara itu, jalur pelatihan dan pengembangan karir ditempat kerja merupakan jalur suplemen dan komplemen terhadap pendidikan. Arah pembangunan SDM di Indonesia ditujukan pada pengembangan kualitas SDM secara komprehensif meliputi aspek kepribadian dan sikap mental, penguasaan ilmu dan teknologi, serta profesionalisme dan kompetensi yang kesemuanya dijiwai oleh nilai-nilai religious sesuai dengan agamanya. Dengan kata lain, pengembangan SDM di Indonesia meliputi pengembangan kecerdasan akal (IQ), kecerdasan social (EQ), dan kecerdasan spritiual (SQ). Seperti yang kita ketahui perdagangan internasional kian menerapkan peraturan yang ketat terhadap ekspor salah satunya mengenai peraturan standardisasi internasional atau biasa kita sebut ISO. Menerapkan system manajemen mutu ISO adalah menyusun dan menerapkan berbagai aturan proses-proses dan sumberdaya yang diperlukan untuk menjamin dihasilkan produk dan pelayanan bermutu. Untuk memenuhi persyaratan ISO dibutuhkan komitmen dan kemauan dari pihak manajemen. Komitmen meruopakan syarat utama karena penerapan mutu ISO menyangkut banyak pengaturan dan pengaturan tak akan efektif bila pihak manajemen sendiri tidak menghendakinya. Di samping itu juga dibutuhkan sumberdaya dan pihak manajemen yang bisa memutuskan untuk menyediakannya. Keberhasilan Indonesia dalam menghadapi globalisasi ditentukan oleh tingkat daya saingnya. Dalam hal ekspor, Selama ini Indonesia sangat mengandalkan faktorfaktor keunggulan komparatif dalam sebagai penentu utama daya saingnya, terutama daya saing harga, seperti upah buruh murah dan SDA berlimpah sehingga murah biaya pengadaannya. Namun, dalam era perdagangan bebas nanti teknologi, knowhow dan keahlian khusus, yang merupakan tiga faktor keunggulan kompetitif semakin dominan dalam penentuan daya saing. Selain itu, dengan tuntutan masyarakat dunia 14

yang semakin kompleks menyangkut masalah-masalah lingkungan hidup, kelestarian alam bersama isinya, kesehatan, keamanan, dan hak asasi manusia (HAM) membuat faktor-faktor keunggulan komparatif semakin tidak penting dibandingkan faktorfaktor keunggulan kompetitif. Perubahan faktor-faktor penentu daya saing tersebut membuat produk-produk ekspor tradisional Indonesia semakin terancam di pasar regional maupun global. Ancaman ini semakin nyata dengan munculnya negara-negara pesaing baru yang memiliki baik faktor-faktor keunggulan komparatif maupun faktor-faktor keunggulan kompetitif seperti Cina dan Vietnam di pasar Asia dan negara-negara Eropa Timur di pasar Uni Eropa (UE). Di pasar Asia, dalam 5 tahun belakang ini barang-barang buatan Cina mulai dari tekstil dan produk-produknya (TPT) sampai dengan motor semakin membanjiri pasar di negara-negara Asia, termasuk Indonesia Demikian juga, Vietnam sudah mulai menandingi Indonesia dalam ekspor beberapa komoditas traditional seperti kopi dan tekstil. Tekstil dan pakaian jadi (TPT) merupakan salah satu produk ekspor unggulan atau produk ekspor tradisional Indonesia selama ini. Banyak negara pesaing Indonesia termasuk dari ASEAN seperti Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura. Selain itu, negara pesaing Indonesia lainnya untuk produk ini yang sangat agresif dalam ekspor adalah Cina, yang daya saing TPT-nya lebih baik dibandingkan buatan Indonesia Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Potensi pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi juga terhadap sektor pertanian keseluruhan. Jumlah barang impor beredar di Indonesia menunjukkan peningkatan angka yang cukup signifikan sejak tahun 2000 hingga 2009. Selain itu, pada tahun 2010, 75% dari produk yang beredar di Indonesia adalah produk impor yang 50%-nya berasal dari China. Hal ini megindikasikan bahwa kita masih mengandalkan produk luar negeri untuk memenuhi kebutuhan domestik. Kemudian, berdasarkan data Bank Indonesia sejak tahun 2001 hingga 2008 terjadi peningkatan dalam kinerja sektor perdagangan. Namun kinerja sektor industri pengolahan mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kinerja dasawarsa sebelumnya. Dapat disimpulkan, 15

perdagangan yang tidak diiringi industri pengolahan menunjukkan kecenderungan untuk menjual produk yang berasal dari luar negeri, kongruen dengan data sebelumnya. Kondisi ini menandakan bahwa kita masih mengalami keterbatasan dalam sektor perindustrian. Untuk keberhasilan penanaman investasi asing di indonesia kita harus bangga bahwa saat ini tingkat kepercayaan investor asing terhadap iklim dunia usaha di Indonesia semakin meningkat saja. Keunggulan Indonesia yang jadi alasan investor masuk ke dalam negeri ialah fundamental perekonomian kita. Dari segi persaingan internasional hasil survei "World Economic Forum 2010" menunjukkan kualitas tenaga kerja Indonesia berada pada peringkat 54 dari 133 negara yang disurvei. Dibanding dengan negara tetangga seperti Singapura yang menempati peringkat ketiga, Malaysia ke-24, Brunei Darussalam ke-32 dan Thailand ke-36, sehingga kondisi ketenagakerjaan di Indonesia sangat parah. Secara umum, penggunaan teknologi industri di Indonesia selama ini masih kurang memadai, disebabkan kurangnya kesadaran akan pentingnya suatu investasi dalam usaha memperoleh informasi tentang teknologi yang mereka perlukan, maupun dalam usaha untuk mengembangkan teknologi. Akibatnya penggunaan teknologi yang telah diimpor atau dibeli dari luar negeri menjadi kurang efisien dengan tingkat produktivitas yang rendah. Sebagian besar atau sekitar 75% keluaran industri manufaktur Indonesia, menurut standar internasional masih diklasifikasikan sebagai industri dengan kandungan teknologi rendah. Sementara keluaran industri dengan kandungan teknologi sedang dan tinggi masing-masing 20% dan 5% dari keluaran total. Demikian pula dengan kemampuan teknologi perusahaan di Indonesia yang pada umumnya masih relatif rendah dan terbatas pada kemampuan produksi (production capabilities), yaitu kemampuan untuk menjalankan suatu instalasi (pabrik) dengan lancar. Beberapa perusahaan swasta nasional telah berhasil mengembangkan kemampuan investasi (investment capabilities) dan kemampuan untuk mengadakan perubahan kecil (minor change capabilities) atau inkremental dalam proses produksi atau produk yang mereka hasilkan. Walaupun demikian, perusahaan swasta nasional, khususnya yang tanpa penyertaan modal asing, pada umumnya belum atau kurang berhasil mengembangkan kemampuan teknologi yang diperlukan untuk tahap-tahap industrialisasi yang lebih maju, seperti kemampuan kaitan (linkage capabilities), kemampuan pemasaran (marketing capabilities), 16

khususnya di pasaran ekspor, dan kemampuan mengadakan perubahan besar atau radikal (major change capabilities) dalam proses produksi atau produk yang dihasilkan. 2.4 Dampak Globalisasi Ekonomi Terhadap Perekonomian Nasional Globalisasi merupakan hal yang sangat mengerikan jika bisa merubah semua tatanan kehidupan dengan meninggalkan nilai-nilai luhur bangsa. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional tidak akan terlepas dari pengaruh globalisasi. Namun, dari perubahan itu justru globalisasi juga memiliki dampak dan manfaat yang positif bagi bangsa indonesia.Oleh karena itu, bangsa indonesia harus memiliki filter untuk menangkal dampak negatif dari globalisasi. Dampak dari globalisasi ekonomi terhadap perekonomian suatu negara bisa positif atau negatif, tergantung pada kesiapan negara tersebut dalam menghadapi peluang-peluang maupun tantangan-tantangan yang muncul dari proses tersebut. Secara umum ada empat hal yang terpengaruh akibat dampak globalisasi ekonomi, yaitu: 1. Ekspor Dampak positifnya adalah ekspor atau pangsa pasar dunia dari suatu negara meningkat; sedangkan efek negatifnya adalah kebalikannya: suatu negara kehilangan pangsa pasar dunianya yang selanjutnya berdampak negatif terhadap volume produksi dalam negeri dan pertumbuhan produk domestiik bruto (PDB) serta meningkatkan jumlah pengangguran dan tingkat kemiskinan. Dalam beberapa tahun belakangan ini ada kecenderungan bahwa peringkat Indonesia di pasar dunia untuk sejumlah produk tertentu yang selama ini diunggulkan Indonesia, baik barang-barang manufaktur seperti tekstil, pakaian jadi dan sepatu, maupun pertanian (termasuk perkebunan) seperti kopi, cokelat dan biji-bijian, terus menurun relatif dibandingkan misalnya Cina dan Vietnam. Ini tentu suatu pertanda buruk yang perlu segera ditanggapi serius oleh dunia usaha dan pemerintah Indonesia. Jika tidak, bukan suatu yang mustahil bahwa pada suatu saat di masa depan Indonesia akan tersepak dari pasar dunia untuk produk-produk tersebut. 2. Impor

17

Dampak negatifnya adalah peningkatan impor yang apabila tidak dapat dibendung karena daya saing yang rendah dari produk-produk serupa buatan dalam negeri, maka tidak mustahil pada suatu saat pasar domestik sepenuhnya akan dikuasai oleh produk-produk dari luar negeri. Dalam beberapa tahun belakangan ini ekspansi dari produk-produk Cina ke pasar domestik Indonesia, mulai dari kunci inggris, jam tangan tiruan hingga sepeda motor, semakin besar. Ekspansi dari barang-barang Cina tersebut tidak hanya ke pertokoan-pertokoan moderen tetapi juga sudah masuk ke pasar-pasar rakyat dipingir jalan. 3. Investasi Liberalisasi pasar uang dunia yang membuat bebasnya arus modal antarnegara juga sangat berpengaruh terhadap arus investasi neto ke Indonesia. Jika daya saing investasi Indonesia rendah, dalam arti iklim berinvestasi di dalam negeri tidak kondusif dibandingkan di negara-negara lain, maka bukan saja arus modal ke dalam negeri akan berkurang tetapi juga modal investasi domestik akan lari dari Indonesia yang pada aknirnya membuat saldo neraca modal di dalam neraca pembayaran Indonesia negatif. Pada gilirannya, kurangnya investasi juga berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan produksi dalam negeri dan ekspor. Seperti telah di bahas sebelumnya, sejak krisis ekonomi 1997/98, arus PMA ke Indonesia relatif berkurang dibandingkan ke negara-negara tetangga; bahkan di dalam kelompok ASEAN, Indonesia menjadi negara yang paling tidak menarik untuk PMA karena berbagai hal, mulai dari kondisi perburuan yang tidak lagi menarik investor asing, masalah keamanan dan kepastian hukum, hingga kurangnya insentif, terutama insentif fiskal bagi investasi-investasi baru. Sebaliknya, Vietnam, sebagai suatu contoh, menjadi sangat menarik bagi investor asing karena tidak hanya tenaga kerjanya sangat disiplin dan murah, juga pemerintah Vietnam memberikan tax holiday bagi investasi-investasi baru. 4. Tenaga kerja Dampak negatifnya adalah membanjirnya tenaga ahli dari luar di Indonesia, dan kalau kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia tidak segera ditingkatkan untuk dapat menyaingi kualitas SDM dari negara-negara lain, tidak mustahil pada suatu ketika pasar tenaga kerja atau peluang kesempatan kerja di dalam negeri sepenuhnya dikuasai oleh orang asing. Sementara itu, tenaga kerja Indonesia (TKI) 18

semakin kalah bersaing dengan tenaga kerja dari negara-negara lain di luar negeri. Juga tidak mustahil pada suatu ketika TKI tidak lagi diterima di Malaysia, Singapura atau Taiwan dan digantikan oleh tenaga kerja dari negara-negara lain seperti Filipina, India dan Vietnam yang memiliki keahlian lebih tinggi dan tingkat kedisiplinan serta etos kerja yang lebih baik dibandingkan TKI. Keempat jenis dampak tersebut secara bersamaan akan menciptakan suatu efek yang sangat besar dari globalisasi ekonomi dunia terhadap perekonomian dan kehidupan sosial di setiap negara yang ikut berpartisipasi di dalam prosesnya, termasuk Indonesia. Dampak positif secara umum globalisasi di bidang ekonomi adalah terjadinya perdagangan internasional, dibentuknya kerjasama regional, bilateral, maupun multilateral. Berdirinya organisasi World Bank, World Trade Organization, AsianFree Trade Area dan lain-lain. Dampak positif Globalisasi Ekonomi secara khusus antara lain :

Produksi global dapat ditingkatkan Pandangan ini sesuai dengan teori Keuntungan Komparatif dari David

Ricardo. Melalui spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan dengan lebih efesien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang meningkat, yang selanjutnya dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.

Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai

negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.

Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri Perdagangan luar negeri yang lebih bebas memungkinkan setiap negara

memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar dalam negeri.

19

Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh

negara-negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang.

Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya bukan saja

dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui investasi yang dilakukan oleh perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik ini seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar saham. Dana dari luar negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang dibutuhkan tersebut. Dampak negatif Globalisasi Ekonomi, yaitu :

Menghambat pertumbuhan sektor industri Salah satu efek dari globalisasi adalah perkembangan sistem perdagangan luar

negeri yang lebih bebas. Perkembangan ini menyebabkan negara-negara berkembang tidak dapat lagi menggunakan tarif yang tingi untuk memberikan proteksi kepada industri yang baru berkembang (infant industry). Dengan demikian, perdagangan luar negeri yang lebih bebas menimbulkan hambatan kepada negara berkembang untuk memajukan sektor industri domestik yang lebih cepat. Selain itu, ketergantungan kepada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional semakin meningkat.

Memperburuk neraca pembayaran Globalisasi cenderung menaikkan barang-barang impor. Sebaliknya, apabila

suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak berkembang. Keadaan ini dapat memperburuk kondisi neraca pembayaran. Efek buruk lain dari globaliassi terhadap neraca pembayaran adalah pembayaran neto pendapatan faktor produksi dari luar negeri cenderung mengalami defisit. Investasi asing yang bertambah banyak 20

menyebabkan aliran pembayaran keuntungan (pendapatan) investasi ke luar negeri semakin meningkat. Tidak berkembangnya ekspor dapat berakibat buruk terhadap neraca pembayaran.

Sektor keuangan semakin tidak stabil Salah satu efek penting dari globalisasi adalah pengaliran investasi ( modal)

portofolio yang semakin besar. Investasi ini terutama meliputi partisipasi dana luar negeri ke pasar saham. Ketika pasar saham sedang meningkat, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah bak dan nilai uang akan bertambah baik. Sebaliknya, ketika harga-harga saham di pasar saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi bertambah buruk dan nilai mata uang domestik merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan.

Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka

dalam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi semakin tidak adil dan masalah sosial-ekonomi masyarakat semakin bertambah buruk.

21

BAB III KESIMPULAN


Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, di mana negara-negara di seluruh dunia menjadi suatu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal barang dan jasa. Bentuk-bentuk globalisasi ekonomi di antaranya adalah globalisasi produksi, globalisasi pembiayaan, globalisasi tenaga kerja, globalisasi jaringan informasi, dan globalisasi perdagangan. Globalisasi dapat pula dipandang sebagai suatu tantangan. Dalam konteks globalisasi sebagai tantangan merupakan cara pandang yang optimistis, di mana memandang globalisasi sebagai suatu yang menantang. Dalam era globalisasi ini, negara-negara banyak mendapat tantangan. Sesuatu yang menantang mengandung makna bahwa sesuatu tersebut harus disikapi dan dihadapi dengan barbagai upaya dan strategi. Tantangan yang dihadapi perekonomian nasional antara lain : Persaingan di perdagangan atau pasar bebas berupa bagaimana kita dapat

memanfaatkan sebaik-baiknya setiap peluang untuk mengembangkan industri dan menghasilkan produk-produk yang dapat bersaing dan diserap pasar internasional dan bagaimana menciptakan sektor pertanian dan industri yang efektif dan efisien. Mampukah pengusaha nasional mengikuti atau menyesuikan diri terhadap perubahan selera konsumen dengan laju yang lebih cepat dari pesaing lainnya. Kesiapan pengusaha nasional mengikuti perubahan terknologi dan penemuan material-material baru tersebut dalam bentuk inovasi produk atau proses produksi atau melakukan inventif (memunculkan produk yang betul-betul baru). Kemampuan pengusaha nasional memenuhi semua persyaratan perdagangan internasional. Kemampuan Indonesia memperbanyak arus investasi asing di dalam negeri. 22

Kemampuan tenaga kerja Indonesia bersaing dengan tenaga ahli luar negeri. Kemampuan pengusaha nasional bersaing dengan pesaing baru dalam segala front.

Guna menghadapi tantangan tersebut, maka sumber daya manusia yang berkualitas (masyarakat dan kalangan dunia usaha yang kreatif dan inovatif) sangat diperlukan untuk dapat memainkan peran sebagai pelaku aktif yang dapat bersaing atau bahkan keluar sebagai pemenang dalam persaingan global.Semua komponen masyarakat terutama dunia pendidikan di tuntut perannya untuk meningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Selain itu mutu produk yang dihasilkan oleh industri-industri nasional diharapkan dapat lebih baik agar dapat bersaing di pasar internasional, produktivitas sector pertanian dan industri juga seharusnya dapat ditingkatkan termasuk penggunaan teknologi dalam proses produksi. Indonesia juga dituntut untuk mampu menciptakan iklim investasi yang kondusif guna menarik lebih banyak investor asing. Adapun dampak positif dari adanya globalisasi terhadap perekonomian nasional antara lain: Produksi global dapat ditingkatkan Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu negara Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi

Adapun dampak negatifnya adalah Menghambat pertumbuhan sector industry Memperburuk neraca pembayaran Sector keuangan semakin tidak stabil Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang

23

DAFTAR PUSTAKA
Friedman, Thomas L. (2002), Memahami Globalisasi. Lexus dan Pohon Zaitun , Bandung : Penerbit ITB. Halwani, R. Hendra (2002), Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi, Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia. Tambunan, Tulus (2004), Globalisasi dan Perdagangan Internasional, Jakarta: Ghalia Indonesia. http://www.lampungpost.com/surat-pembaca/3186-strategi-khusus-menarikinvestor.html (dibuka pada tanggal 28 April 2012) http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi (dibuka pada tanggal 28 April 2012) http://ppkn.uad.ac.id/wp-content/uploads/4-Global-Citizen.pdf tanggal 28 April 2012) (dibuka pada

24

Anda mungkin juga menyukai