Anda di halaman 1dari 9

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap orang, karena hanya dengan pendidikan orang akan memperoleh ilmu pengetahuan yang sangat diperlukan dalam kehidupannya. Tanpa pendidikan seseorang akan sulit untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat yang ada di sekitarnya dan kemungkinan besar tidak dapat menghadapi permasalahanpermasalahan hidup yang semakin beragam. Ilmu pengetahuan yang diperoleh dari proses pendidikan itu merupakan bekal penting bagi setiap orang untuk menjalankan kepentingan. Dalam al-Quran surat alMujadilah ayat 11 Allah SWT, menjelaskan:

Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. berdirilah, dan apabila dikatakan: akan

"Berdirilahkamu", Maka

niscaya

Allah

meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang- orang

yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dari ayat diatas dapat diketahui bahwa dalam menjalankan kehidupan yang penuh dengan permasalahan yang beraneka ragam ini orang membutuhkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang dimiliki dapat dijadikan sebagai kunci bagi permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Selain sebagai bekal dalam

menjalankan kehidupan didunia ilmu pengetahuan juga dapat mengantarkan seseorang untuk mencapai kebahagiaan hidup di akhirat. Dan ilmu pengetahuan itu hanya dapat diperoleh dengan melalui proses belajar. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, ketrampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan aspek-aspek lain yang ada pada individu. Dengan belajar seseorang diharapkan dapat bertambah pengetahuan dan ketrampilannya, sehingga dapat dimanfaatkan dalam kehidupannya. Belajar sebagai proses, maka dalam pelaksanaannya membutuhkan adanya suatu tempat yang dapat menampung proses belajar tersebut. Dalam hal ini sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal merupakan salah satu wadah yang cukup strategis bagi kegiatan belajar, karena pelaksanaan proses belajar mengajar yang ada di sekolah telah di atur dan direncanakan dengan sebaik-

baiknya. Proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik jika ditunjang dengan adanya tenaga pendidik yang profesional yakni guru yang mampu mengajar dengan baik dan terampil, dapat menggunakan metode mengajar yang tepat dan menguasai mata pelajaran yang akan disampaikan. Keberhasilan suatu pendidikan lebih banyak dipengaruhi oleh tenaga kependidikan terutama guru, bahkan komponen lainnya termasuk kepala sekolah, pemilik, orang tua dan lingkungan serta semua pihak yang ikut berperan mempelancar proses geraknya guru dalam mencapai tujuan pendidikan. Maka dari itu peranan disini sangat mempenagruhi terhadap tinggi rendahnya aktifitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar, bahkan tugas guru bukan hanya memberi ilmu saja tetapi juga sebagai perencana, pembimbing, evaluator serta motivator bagi siswa. Guru agama adalah seseorang yang mengajar dan mendidik agama Islam dengan membimbing, menuntun, memberi tauladan dan membantu mengantarkan anak didiknya ke arah kedewasaan jasmani dan rohani. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan agama yang hendak di capai yaitu membimbing anak agar menjadi seorang muslim yang sejati, beriman, teguh, beramal sholeh dan berakhlak mulia, serta berguna bagi masyarakat, agama dan Negara. Tugas dan peran guru agama tidaklah terbatas dalam masyarakat, bahkan guru agama pada hakikatnya merupakan komponen strategis memiliki peran penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Dalam kehidupan

masyarakat, kehidupan guru harus ingarsa tulada, ing madya mangan karsa, tutwuri handayani yang artinya didepan memberi suru tauladan, ditengah-tengah membangun, dan dibelakang memberi dorongan dan minat. Menurut Slaminto, minat adalah suatu perasaan cenderung lebih atau suka kepada sesuatu hak atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa minat merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap orang dalam melakukan suatu kegiatan, demikian juga dalam kegiatan belajar. SD Negeri Blang Raya merupakan tempat pendidikan di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional dengan jam pelajaran untuk Pendidikan Agama Islam (PAI) hanya 4 jam per minggu. Dengan kenyataan ini guru PAI memiliki tanggung jawab yang besar untuk memperbaiki akhlak anak didiknya. Seorang guru PAI diharapkan mampu memberikan keilmuwannya dan berprilaku yang baik agar dapat dianut atau di contoh oleh anak didiknya. Guru PAI dituntut tidak hanya mengajarkan ilmu-ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih itu yaitu membentuk watak dan pribadi anak didiknya dengan akhlak dan ajaran Islam. Dalam proses belajar mengajar seorang guru harus bisa berupaya untuk meningkatkatkan minat belajar anak didiknya. Di SD Negeri Blang Raya banyak siswa-siswinya kurang berminat dengan mata pelajaran PAI, hal ini disebabkan karena kurangnya upaya guru dalam meningkatkan minat belajar siswa.

Berangkat dari pernyataan diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

tentang upaya guru PAI dalam meningkatkan minat belajar kepada siswasiswinya agar mereka lebih giat lagi belajarnya, sehingga memperoleh hasil belajar yang baik dan sesuai dengan harapan guru dan orang tua. Untuk itulah, maka penulis memberi judul dalam karya tulis ilmiah ini: Upaya Guru Agama Dalam Meningkatkan Minat Belajar Pendidikan Agama Islam di SD

Negeri Blang Raya

B.

Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut : 1. Bagaimana upaya guru agama Islam dalam meningkatkan minat

belajar siswa Pendidikan Agam Islam di SD Negeri Blang Raya ? 2. Bagaimana faktor pengahambat dan pendukung yang dapat meningkatkan minat belajar Pendidikan Agam Islam di SD Negeri Blang Raya ?

C. Penjelasan Istilah. 1. Guru Agama Islam Seseorang yang mengajar dan mendidik agama Islam dengan membimbing, menuntun, memberi tauladan dan membantu mengantarkan

anak didiknya ke arah kedewasaan jasmani dan rohani. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan agama yang hendak di capai yaitu membimbing anak agar menjadi seorang muslim yang sejati, beriman, teguh, beramal sholeh dan berakhlak mulia, serta berguna bagi masyarakat, agama dan Negara.1

2. Minat Menurut Slaminto, minat adalah suatu perasaan cenderung lebih atau suka kepada sesuatu hak atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh. Menurut Abu Ahmadi, minat belajar adalah sikap seseorang termasuk tiga fungsi jiwa (kognisi, konasi, dan emosi) yang tertuju pada sesuatu dan dalam hubungan itu terdapat unsur perasaan yang sangat kuat.2 3. Belajar Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagi hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. 3 D. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penlitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui upaya guru agama dalam meningkatkan minat belajar
1

Zuhairini, Op.Cit., hlm. 45.

Djayadisastra, Yusuf.1889.(Psikologi Perkembangan. Bandung:BPGT),hal.87 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2003), hlm. 2.
3

Pendidikan Agam Islam di SD Negeri Blang Raya. 2. Untuk mengetahui apa saja faktor pengahambat dan pendukung yang dapat meningkatkan minat Pendidikan Agam Islam di SD Negeri Blang Raya.

E. Postulat dan Hipotesis Anggapan dasar dalam suatu penelitian adalah hal yang sangat penting. Postulat adalah anggapan dasar yang dijadikan landasan titik tolak pemikiran tertentu yang diterima kebenarannya dan tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya.4 1. Minat merupakan suatu perasaan yang sederhan yang mengandung unsurunsur perasaan, harapan yang sangat kuat untuk berpikir dan mengubah tingkah laku serta pola pikir dengan cepat yang bersifat parlemen diakibatkan karena kebiasaan dan pengalaman. 2. Lingkungan belajar yang baik, sarana dan pasarana yang memadai dapat meningkakan motivasi siswa dalam belajar. Hipotesis adalah dugaan sementara dalam suatu penyelidikan yang akan di bukti kebenarannya.5 1. Siswa SD Negeri Blang Raya belum mempunyai minat untuk belajar. 2. Upaya yang dilakukan oleh guru Agama Islam dalam meningkatkan
4 5

Winarno Surahcman, Metode Penelitian, (Bandung: Biro Ilmu Pengetahuan,1964),hal 2. Winarno Surahcman, Metode Penelitian, (Bandung: Biro Ilmu Pengetahuan,1964),hal 3

minat siswa masih minim. 3. Guru agama belum mampu merealisasikan upaya-upaya yang

mempengaruhi kurangnya minat siswa dalam belajar.

Akan tetapi pengambilan sampel yang penulis lakukan bersifat random sampling yaitu pengambilan sampel secara acakan. Hal ini dilakukan karena sampel yang dapat diambil dapat mewakili seluruh poplasi, karena mengingat jumlah populasi banyak, maka penulis menetapak jumlah populasi sebanyak 10% saja dari 313 orang siswa 31 siswa kelas V dan 2 orang guru Pendidikan Agama Islam yang menjadi sampel penelitian, sehingga dat yang dikumpukan menjadi akurat. UPAYA GURU AGAMA DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI BLANG RAYA OUTLINE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Penjelasan istilah D. Tujuan Penelitian E. Posulat dan Hipotesis BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan tentang Guru Agama Islam 1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam 2. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam 3. Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam 4. Persyaratan menjadi Guru Pendidikan Agama Islam 5. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Pendidikan Agama Islam B. Pembahasan Tentang Minat 1. Pengertian Minat 2. Macam-macam Minat 3. Bentuk-bentuk Minat

4. Fungsi Minat C. Pembahasan Tentang Belajar 1. Pengertian Belajar 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi belajar 3. Prinsip-prinsi belajar D. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Minat belajar Siswa . BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian. B. Populasi dan Sampel. C. Teknik Pengumpulan Data. D. Teknik Analisa Data. E. Pedoman Penulisan. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa B. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran

Anda mungkin juga menyukai