0
Vm
Vs
-Vm
Vm
VD
VL
0
0
2
2
2
t
t
t
-Vm
VD2,VD3 VD1,VD4
Gambar 2.4 Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan filter
kapasitor
[8]
Besar tegangan rata rata yang dihasilkan penyearah
gelombang penuh setelah dipasang kapasitor menjadi :
m DC
V V =
dimana
LN m
V V . 2 =
maka
LN DC
V V . 2 =
2.2.3 Half Bridge Paralel Resonant Inverter
Salah satu jenis inverter yang digunakan dalam
perancangan inverter adalah topologi inverter setengah
jembatan dengan resonan paralel. Rangkaian ini terdiri dari
dua buah saklar bidireksional S1 dan S2 serta rangkaian
resonan pada beban yang terdiri dari L C R. Setiap saklar
terdiri dari sebuah transistor (MOSFET) dan sebuah dioda
antiparalel. Pada rangkaian ini dioda instrinsik di dalam
MOSFET dapat digunakan sebagai dioda antiparalel. Saklar
ini dapat mengalirkan arus positif maupun negatif pada saat
dipicu. Pada saat transistor (MOSFET) dimatikan maka
hanya akan mengalirkan arus negatif melalui dioda
antiparalel. Transistor dipicu secara bergantian oleh V
GS1
dan
V
GS2
dengan duty ratio 50 %. Transistor tidak boleh dipicu
secara bersamaan agar tidak terjadi hubung singkat pada
rangkaian karena arus akan langsung mengalir dari positif ke
negatif. Berikut adalah rangkaian inverter setengah jembatan
resonan paralel :
(a) (b)
Gambar 2.5 Rangkaian ekuivalen resonan paralel
[3]
Pada rangkaian RLC paralel (resistor, induktor,
kapasitor) besarnya admitansi total adalah :
C
j
Gambar 2.6 Rangkaian ekuivalen resonan paralel
[18]
Admitansi total
C
j L j R Z
total
+ + =
1 1 1 1
=
C j
L
j
R
+
1
|
.
|
\
|
+ =
L
C j
R Z
total
1 1 1
Saat resonansi
L
C
L
C
1
0
1
= =
LC
1
2
=
LC
f
1
2
1
0
=
Daya keluaran Inverter resonan paralel ditunjukkan
oleh persamaan berikut :
cos
2
.
2
.
2
0
m m m
I V R I
P = =
2
0
0
2 2
0
. 1
1
.
2
.
|
|
.
|
\
|
+
=
Q
I V
P
m m
Pada saat f = f
0
, maka nilai akan sama dengan
0
sehingga persamaan diatas menjadi :
cos
2
.
0
m m
I V
P =
, dengan cos = 1
Maka
2
.
0
m m
I V
P =
Watt
III. Perancangan Dan Pembuatan Perangkat Keras
Blok diagram keseluruhan dari inverter frekuensi
tinggi dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 3.1 Blok Diagraminverter secara keseluruhan
3.1 Rangkaian Kontrol Menggunakan IC 4047
Pada penelitian tugas akhir ini, inverter dapat
dioperasikan pada frekuensi 5 kHz 225 kHz. Berdasarkan
persamaan yang ada pada datasheet IC 4047 seperti yang
tertulis dibawah ini :
RC t = 40 , 4
RC
f
=
40 , 4
1
Kapasitor yang digunakan sebesar 1 nF sehingga nilai
resistor yang harrus digunakan adalah
osc T
T
f C
R
=
40 , 4
1
f maksimal 225 kHz ,
O =
=
1010,10
10 . 225 10 40 , 4
1
3 9 T
R
f minimal 5 kHz ,
O =
=
55 , 45454
10 . 5 10 40 , 4
1
3 9 T
R
Kemudian dengan menyesuaikan komponen yang tersedia
dipasaran yaitu :
CT: 1 nF ; RT: 1000 O; V
R
: 50 K
O
Gambar 3.2 Rangkaian Kontrol Pemicuan dengan IC 4047 keseluruhan
3.2 Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh
Rangkaian penyearah gelombang penuh satu fasa tak
terkontrol ini menggunakan dioda bridge KBPC3506 yang
membentuk konfigurasi penyerah gelombang penuh. Dioda
ini mampu bekerja pada tegangan 220 V dan kemampuan
mengalirkan arus hingga 35 A. Hasil tegangan keluaran
dioda ditapis oleh dua buah kapasitor polar 470 uF agar
didapatkan tegangan searah dengan riak yang rendah.
Gambar 3.3 Rangkaian penyearah gelombang penuh satu fasa
3.3 Rangkaian Inverter Resonan Paralel
Gambar 3.4 Rangkaian daya inverter resonan paralel
Langkah dalamperancangan inveter yaitu :
1. Menentukan spesifikasi inverter.
Inverter yang akan dirancang memiliki spesifikasi sebagai
berikut :
Inverter bekerja pada tegangan 220 V / 50 Hz .
Frekuensi resonan 52 kHz, 75 kHz, dan 100 kHz
Daya maksimal inverter 400 W.
2. Menentukan perbandingan Trafo Stepdown
Trafo stepdown rangkaian daya digunakan untuk
menurunkan tegangan dari nilai 155 Volt menjadi
tegangan kerja 30 . Trafo yang digunakan harus dapat
bekerja pada frekuensi tinggi sehingga digunakan trafo inti
ferit. Perbandingan trafo yang direncanakan adalah 1 : 5 ,
agar sesuai dengan tegangan kerja yaitu :
Vs
Vp
Ns
Np
=
30
155
=
Ns
Np
30
155
6
=
Np
31 = Np
lilitan
Dengan perbandingan ini maka diperkirakan kumparan
primer akan menahan tegangan 5 Volt per lilitan, sedangkan
kumparan sekunder akan menahan tegangan 5 Volt per lilit.
3. Menentukan MOSFET yang digunakan
Hal yang perlu diperhatikan antara lain :
Tegangan kerja MOSFET
Tegangan keluaran penyearah gelombang penuh
sebesar 311 Volt DC. Tegangan inilah yang harus
mampu ditahan oleh MOSFET.
Arus Maksimal
Inverter dirancang bekerja dengan daya maksimal 400
W. Maka resistansi beban minimal sebesar :
O = = = 825 , 1
400 . 14 , 3
30 . 8 8
2
2
0
2
2
P
V
R
S
Besarnya arus maksimal yang mengalir pada sisi
sekunder trafo stepdown sebesar :
R
V
Z
V
Z
V
I
S S m
m
cos 4
.
4
= = =
Pada kondisi resonan nilai Z = R maka =1
93 , 20
825 , 1 .
30 . 4 4
= = =
R
V
I
S
m
Ampere
Maka arus yang mengalir di MOSFET dan sisi primer
trafo stepdown yaitu :
05 , 4
31
6
. 93 , 20 . = = =
Np
Ns
I I
m primer
Ampere
Berdasar pada ketentuan diatas maka MOSFET yang
dipilih untuk digunakan dalamperancangan inverter ini
adalah MOSFET SK2611 Toshiba dengan spesifikasi
sebagai berikut :
- Drain source breakdown voltage : 900 Volt
- Gate source breakdown voltage : 30 Volt
- Gate threshold voltage : 4 Volt
- Drain current : 9 Ampere
- Drain source ON resistance R
DS
(ON)
: 1,1
Arus dalam perhitungan hanya digunakan untuk
perancangan karena arus sebenarnya tergantung pada
beban dan bahan yang akan dipanaskan. Arus maksimal
yang mengalir pada perancangan sebesar 4,05 A.
4. Membuat kumparan kerja (work coil)
Dalam perancangan kumparan kerja atau kumparan
pemanas ini harus diperhatikan kapasitas arus yang akan
digunakan . Karena resistansi benda tidak dapat diketahui,
maka digunakan kawat dengan diameter yang cukup besar
agar lebih kuat dilewati arus besar jika tahanan benda
terlalu kecil. Pada tugas akhir ini digunakan kawat
berbentuk pipa tembaga dengan diameter 6 mm. Jumlah
lilitan pada kumparan kerja adalah 7 lilit.
5. Mengukur nilai Induktansi Kumparan
Besar nilai kumparan kerja untuk pemanas yang digunakan
adalah sebesar 2,13 H.
6. Mengukur nilai kapasitor resonan
Pada perancangan tugas akhir ini dilakukan untuk tiga
variasi frekuensi resonan. Nilai kapasitor yang digunakan
adalah 1,19 F; 2,09 F; dan 4,29 F. Sehingga frekuensi
resonan dapat ditentukan sebagai berikut:
LC
f
2
1
0
=
Untuk nilai C = 1,19 F, f =100 kHz, untuk nilai C =2,09
F f =75,4 kHz, untuk nilai C =4,29 F f =52,67 kHz
7. Menentukan tegangan kapasitor resonan
Besarnya tegangan yang harus ditahan oleh kapasitor
ditentukan oleh nilai faktor kualitas rangkaian. Pada
kondisi paling buruk misalkan nilai faktor kualitas
rangkaian adalah 10, maka tegangan maksimal yang harus
dapat ditahan oleh kapasitor adalah sebagai berikut:
L S
m L L CM
Q V
V Q V V
4
(max) (max)
= = = = =
14 , 3
10 . 30 . 4
382,16 V
Kapasitor yang digunakan adalah 104pF / 630 Volt
sehingga dengan nilai ini diharapkan kapasitor dapat lebih
handal.
IV. PENGUJIAN dan ANALISA
Setelah dilakukan perancangan dan pembuatan
perangkat keras maka selanjutnya dilakukan pengujian dan
analisa terhadap masing-masing blok dan sistem secara
keseluruhan.
4.1 Pengujian Bentuk Gelombang Keluaran
Bentuk gelombang keluaran hasil pengukuran pada
output IC 4047 dan keluaran driver trafo pulsa dapat dilihat
pada gambar 4.1
Gambar 4.1 Bentuk gelombang hasil pengujian keluaran IC 4047 dan
driver trafo pulsa
Pengukuran diatas diambil pada skala 10 s/div dan 5
V/ div. Sehingga dapat dihitung besarnya frekuensi dan
tegangan sebagai berikut :
T =1,6 x 10 s/div =16 s,
s
f
16
1
= =62,5 kHz
dengan amplitudo peak to peak =3,2 x 5 V/div =16 Volt.
MOSFET SK2611 memiliki tegangan pemicuan V
GS
maksimal 30 Volt sehingga tegangan keluaran driver dan
trafo pulsa ini sudah cukup aman dan sesuai untuk memicu
MOSFET pada rangkaian daya.
Bentuk gelombang sisi primer dan sekunder trafo
stepdown pada rangkaian inverter dapat dilihat pada gambar
4.2
Gambar 4.2 Gelombang tegangan sisi primer dan sekunder trafo stepdown
Gambar 4.3 Gelombang tegangan induktor dan kapasitor resonan
4.2 Pengujian Pengaturan Frekuensi Terhadap
Perubahan Daya Inverter
Daya yang digunakan oleh inverter resonan dapat diatur
dengan cara merubah frekuensi kerja dari inverter tersebut.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh
frekuensi terhadap daya yang dikonsumsi oleh inverter.
Frekuensi yang digunakan pada pengujian kali ini adalah
100 kHz, 75 kHz, dan 52 khz disesuaikan dengan kapasitor
resonan yang dipasang tanpa merubah nilai induktansi
kumparan pemanas. Suplai tegangan yang digunakan berasal
dari jala jala PLN dengan tegangan 220 Vac, frekuensi 50
Hz. Berdasar pada ketiga hasil pengujian perubahan
frekuensi terhadap perubahan daya inverter maka dapat
dibandingkan melalui grafik perbandingan daya dan
frekuensi untuk tiap frekuensi kerja resonan seperti yang
terlihat pada gambar berikut :
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
440
480
520
20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170
Fr ekuensi (kHz)
D
a
y
a
(
W
a
t
t
)
F =100 kHz
F =75 kHz
F =52 kHz
Gambar 4.4 Grafik perubahan frekuensi terhadap daya
4.3 Pengujian Kenaikan Suhu Panas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
kecepatan kenaikan suhu benda kerja pada beberapa variasi
frekuensi resonan. Pengukuran ini dilakukan menggunakan
Termometer Digital Krisbow dengan suhu ruangan awal 29
0
C. Frekuensi yang digunakan dalampengujian ini yaitu 100
kHz, 75 kHz, dan 52,63 kHz. Tegangan sumber yang
digunakan untuk suplai daya yaitu dari jala jala PLN
dengan tegangan 220 V frekuensi 50 Hz.
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
0
8
8
1
7
6
2
6
4
3
5
2
4
4
0
5
2
8
6
1
6
7
0
4
7
9
2
8
8
0
9
6
8
1
0
5
6
1
1
4
4
1
2
3
2
1
3
2
0
1
4
0
8
1
4
9
6
1
5
8
4
1
6
7
2
1
7
6
0
1
8
4
8
1
9
3
6
2
0
2
4
2
1
1
2
Waktu (deti k)
S
u
h
u
(
C
)
f = 100 kHz
f =75 kHz
f =52 kHz
Gambar 4.5 Grafik pertambahan suhu pada berbagai kondisi f resonan
4.4 Pengujian Perbandingan Daya Masukan dan
Keluaran Inverter
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan
daya atau efisiensi inverter. Daya masukan (P.in) diukur
menggunakan Power Quality Analyzer HIOKI. Untuk daya
keluaran (P.out) dihitung berdasarkan nilai parameter
tegangan dan arus pada sekunder trafo stepdown yang diukur
menggunakan osiloskop.
Berikut adalah hasil pengukuran daya masukan inverter
pada frekuensi kerja 52 kHz dengan menggunakan power
quality analyzer.
(a) (b)
Gambar 4.6 Daya masukan inverter padafrekuensi 52 kHz
Hasil pengukuran daya pada sisi keluaran yang diambil
menggunakan osiloskop dapat dilihat pada gambar berikut :
a. Tegangan keluaran b. Arus keluaran
Gambar 4.7 Daya keluaran inverter pada frekuensi 52 kHz
Dari gambar 4.6 diatas dapat dilihat bahwa tegangan
keluaran berupa sinusoidal dengan skala pengukuran 1 v/div
dan faktor pengali 10 x maka besarnya tegangan maksimum
yang terukur adalah
2
pp
m
V
V =
22
2
10 . 1 . 4 , 4
= =
m
V
Volt
Untuk arus, pengukuran dilakukan dengan memasang
resistor secara seri dengan rangkaian yaitu menggunakan
resistor sebesar 0.055 . Dengan skala pengukuran 2 v/div
dan faktor pengali 1 maka nilai terukur sebenarnya adalah :
R
V
I
PP
m
. 2
=
;
055 , 0 . 2
1 2 2
=
m
I
; 3636 , 36 =
m
I A
Dari hasil pengukuran diatas maka dapat dihitung daya
keluaran inverter dengan persamaan :
cos
2 2
m m
out
I V
P =
cos
2
.
m m
out
I V
P =
, nilai cos =1
Maka
2
.
m m
out
I V
P =
2
36 , 36 22
=
out
P
96 , 399 =
out
P Watt
400 Watt
Dengan daya masukan sebesar 452 Watt dan daya
keluaran sebesar 400 Watt maka dapat dihitung
perbandingan daya masukan dan keluaran inverter sebagai
berikut :
% 100 =
in
out
P
P
; % 100
452
400
= ; % 495 , 88 =
Sehingga pada frekuensi 52 kHz didapat efisiensi
inverter sebesar 88,495 %
Tabel 4.1 Efisiensi inverter resonan
Frek. Resonan P in (Watt) P out (Watt) Efisiensi
52 kHz 452 400 88,495%
75 kHz 251 222 88,44%
100 kHz 151 124,8 82,65%
Dari tabel 4.1 diatas didapatkan efisiensi rata rata
invertersebesar 86,52 %
4.5 Pengujian Extruder
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui hasil
pemanasan pada Extruder yang digunakan untuk melelehkan
plastik. Extruder digerakkan oleh motor DC yang dikopel
langsung ke poros extruder. Hasil dari pengujian ini adalah
pertambahan suhu pada extruder sehingga dapat melelehkan
plastik. Frekuensi inverter yang mencatu kumparan adalah
sebesar 52 kHz karena pada frekuensi ini didapatkan daya
terbesar dan proses pemanasan yang cepat.
Gambar 4.8 proses pelelehan plastik
Gambar 4.9 Hasil pelelehan plastik
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada perancangan,pengujian dan analisa
yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Catu daya inverter halfbridge resonan paralel frekuensi
tinggi yang telah dirancang dan dibuat dapat bekerja pada
tegangan 220 Volt AC/ 50 Hz dengan frekuensi inverter 5
kHz sampai 225 kHz.
2. Penggunaan daya inverter dapat diatur dengan mengatur
besarnnya frekuensi pemicuan inverter. Dari pengujian
didapat daya terbesar yaitu pada saat inverter bekerja
dengan frekuensi 52,67 kHz dengan daya input 452 W
dan daya output 400 W.
3. Frekuensi yang diterapkan pada saat proses pemanasan
extruder sebesar 52 kHz karena pada frekuensi ini didapat
daya terbesar dan kenaikan suhu pada badan extruder
yang lebih cepat.
4. Perbandingan daya input dan daya output inverter terbesar
yaitu pada frekuensi 52 kHz sebesar 88,495 %
5.2 Saran
1. Penelitian ini dapat dikembangkan lagi dengan membuat
sistem kontrol close loop pada rangkian pemicuannya.
2. Jika menginginkan daya yang lebih besar maka dapat
digunakan metode full bridge series resonant inverter .
3. Efisiensi yang lebih tinggi dan pengaturan daya secara
otomatis dan adaptif pada inverter dapat dibuat dengan
sistem phase shifting PWM pada kontrolnya
menggunakan IC UCC 3895.
DAFTAR PUSTAKA
[1.] Balogh Laszlo, Design And Application Guide For
High Speed MOSFET Gate Drive Circuits.
[2.] Callebaut J ean, Power Quality and Utilisation Guide,
www.leonardo-energy.org, 2007
[3.] Dwi Baskara. Rieza, Perancangan Inverter Resonan
Paralel Frekuensi Tinggi Menggunakan IGBT
Sebagai Pemanas Induksi, Universitas Diponegoro,
2012.
[4.] Jung-gi Lee, Sun-kyoung Lim, Kwang-hee Nam,
Dong-ik Choi, Design Method of an Optimal
Induction Heater Capasitance for Maximum Power
Dissipation and Minimum Power Loss Caused by
ESR.
[5.] Kang C.H., Sakamoto H., Harada K, A Half-Bridge
Converter using Series-Resonant Technology and
Saturable Inductor Commutation, Energy Electronic
Laboratory Sojo University, Japan, 2001.
[6.] Kazimierczuk Marian K, Czarkowski Darius,
Resonant Power Converter, J ohn Wiley and Sons,
Inc.
[7.] Kurniawan, Singgih, Sistem Induction Heater Mesin
Extruder Untuk Pengolahan Waste Pada Proses
Reclaim, Laporan Kerja Praktek, Universitas
Diponegoro 2011.
[8.] M. Rashid, Power Electronics Circuit, Device, and
Aplication 2
nd
, Prentice-Hall International Inc, 1988.
[9.] Nugraha. Alberth Z, Agung Warsito, Abdul Syakur,
Perancangan Modul Inverter Frekuensi Tinggi
Sebagai Pemanas Induksi Untuk Aplikasi Pengering
Pakaian, Universitas Diponegoro, 2010.
[10.] Pratama. Pandu Sandi, Agung Warsito, Karnoto,
Perancangan Inverter Resonan Seri Frekuensi Tinggi
Sebagai Suplai Pemanas Induksi Pada Alat Pemanas
Bearing, Universitas Diponegoro, 2010.
[11.] Rudnev Valery, Loveless Don, Cook Raymond,
Handbook of Induction Heating, Marcel Decker, Inc,
New York, 2003.
[12.] Satriansyah , Adam, Rangkaian AC Paralel R-L-C,
(Online),
(http://ntrux.wordpress.com/2011/07/07/rangkaian-ac-
paralel-r-l-c/, diakses 2 Juni 2012 jam14:12 )
[13.] Sippola Mika, Developments for the High Frequency
Power Transformer Design and Implementation .
[14.] Wildi Toldore. Electrical Machine, Driver, and
Power Systems, Prentice-Hall International Inc, 1981.
[15.] Wong Fu Keung, High Frequency Transformer for
Switching Mode Power Supply, School of
Microelectronic Engineering, Faculty of Engineering
and Information Technology, Griffith University,
Brisbane, Australia. 2004.
[16.] Zinn Stanley, Semiatin SL, Coil design and
fabrication: basic design and modifications, Heat
Treating, 1988.
[17.] ------, AN9012 : Induction Heating System Topology
Review, Fairchild semiconductor, 2000.
[18.] -------, Buku Teknik Elektronika , PPPPTK/VEDC
Malang
[19.] --------,CD4047BC Low Power Monostable/Astable
Multivibrator, Fairchild Semiconductor, 1999
[20.] --------, Induction Heating, (Online ),
(http://www.richieburnett.co.uk diakses 20 Maret
2011 jam7:25:37 AM)
[21.] --------, Inverter (electrical),
(http://www.wikipedia.org Wikipedia, the free
encyclopedia: diakses 20 Maret 2011 jam13:51 )
[22.] --------, Series Resonant Induction Heater (Online)
(http://www.blogspot.com/uzzors2k diakses 29 April
2011 jam10:20:13 )
BIODATA
Rezon Arif B. (L2F008082)
Penulis lahir di Semarang, 3 Mei
1990. Menempuh jalur pendidikan
dasar di TK Nurul IslamSemarang,
SD Negeri Purwoyoso 03 Semarang,
SMP N 1 Semarang, dan SMA
Negeri 3 Semarang dan saat ini
sedang menjalani pendidikan S1 di
Teknik Elektro Universitas
Diponegoro Semarang Konsentrasi
Teknik Energi Listrik.
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II
Ir.Agung Warsito, DHET Karnoto, ST, MT.
NIP. 195806171987031002 NIP. 196907091997021001