Pengertian
Tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan, suspensi, atau larutan berminyak yang dimasukkan ke dalam mata atau succus konjungtiva dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir, sekitar kelopak mata dan bola mata yang terluka akibat kecelakaan atau operasi dan disiapkan dengan pertimbangan antara lain tonisitas, pH, kestabilan, kekentalan, dan sterilitas.
isotonis atau tonisitas sama dengan cairan fisiologi tubuh atau dengan 0,9% larutan NaCl 4. Bebas dari partikel-partikel asing dan untuk suspensi mata ukuran partikel yang diisyaratkan 10 m tidak lebih dari 50 partikel/ml, 25 m tidak lebih dari 5 partikel/ml, dan untuk >50 m tidak diizinkan
5. Stabil secara terapetis membutuhkan kemurnian bahan yang tinggi juga bebas dari kontaminan kimia, fisika, dan kontaminan mikroba 6. Buffer dan pH idealnya seperti nilai cairan mata yaitu 7,4 7. Bebas dari efek mengiritasi 8. Dibuat pada kondisi yang aseptis dan melalui cara sterilisasi akhir dengan autoklaf serta pensterilan dengan pemanasan dengan bakterisid atau penyaringan larutan 9. Pengemasan dilakukan pada wadah yang steril, kecil, dan praktis 10. normal harus jernih yang dicapai dengan filtrasi Viskosit
Larutan yang memiliki sedikit zat terlarut memiliki tekanan osmotik lebih rendah disebut hipotonik. Keadaan hipertonik maupun isotonik dapat diterima sebagai suatu sediaan karena keadaan ini memungkinkan osmosis cairan mata keluar sel sehingga sel mengkerut, namun dalam beberapa waktu sel dapat kembali ke keadaan semula. Sebaliknya pada keadaan hipotonik, dapat terjadi LISIS pada sel.
memelihara stabilitas, meliputi ester asam p-hidroksi benzoat, khususnya campuran metil dan propil paraben; golongan merkuri organik meliputi fenil merkuri nitrat, nitromerasol (methapen), dan thimerosal (methiolat); golongan amonium kuarterner seperti benzalkonium klorida, benzhetonium klorida, dan setil piridinium klorida; serta derivat alkohol seperti klorobutanol dan fenil etil alkohol
b. Antioksidan
merupakan
bahan
penstabil
untuk
menurunkan
dekomposisi bahan aktif. Contohnya sodium bisulfit dan metabisulfit c. Pengkhelat, merupakan bahan yang dapat mengikat ion dari logam berat dalam kompleks organik sehingga zat aktif tidak terurai, contohnya Na2EDTA d. Pendapar, untuk mengatur pH larutan mata sehingga sesuai dengan pH larutan lakrimal dan menjaga obat / zat aktif tetap stabil (setiap zat aktif stabil pada pH yang berbeda). Contohnya dapar borat dan dapar fosfat e. Pengisotonis, untuk menjaga agar larutan tetes mata tetap isotonis, contohnya NaCl, KCl, dextrosa f. Pengental, dapat meningkatkan viskositas sediaan sehingga menyebabkan peningkatan kontak yang lebih lama antara obat dan permukaan mata ketika tetes mata digunakan. Contohnya metil selulosa g. Surfaktan, digunakan untuk memperbaiki kejernihan larutan dalam sediaan, contohnya polisorbat 20 dan 80 h. Pembawa, merupakan pelarut yang digunakan pada tetes mata dapat berupa air destilasi murni atau minyak untuk produk obat yang sensitif terhadap kelembaban
kurang mengandung lipid dan kaya akan air. Obat yang berpenetrasi sebagian akan dirubah menjadi bentuk terprotonasi tergantung dari pH dan lingkungan berair pada stroma. Pada saat melewati lapisan lemak endothelium, obat masuk ke dalam cairan humor dimana obat akan berdifusi dengan cepat ke dalam iris dan badan siliar yaitu sisi / tempat dimana obat mempunyai aksi farmakologis.