Anda di halaman 1dari 11

A.

Contoh Sediaan Herbal Teregistrasi

ENKASARI Komposisi Tiap 45 mL mengandung : Ekstrak Piper betle folia 450 mg

Ekstrak Abrus precatorius folia 75 mg Ekstrak Liquiritae radix Menthol 20 mg 10 mg

Indikasi : Profilaksis dan pengobatan skorbut ( sariawan)

Dosis : Dewasa Kumur & minum 3 sdm 3-4 x Sehari Anak- anak kumur & minum 1 sdm 2 x Sehari

KEMASAN/NO. REG : Botol berisi 120 ml/POM TR 071 671 971 Simpan pada suhu kamar (dibawah 30C), terlindung dari cahaya. (kimiafarmaapotek.com) B. Penyakit Sariawan Sariawan atau Stomatitis aftosa merupakan lesi yang ditandai dengan adanya ulser superficial berbentuk bulat atau oval, dikelilingi oleh pinggiran eritaematous, dapat terjadi pada mukosa lidah, bibir, pipi, dasar mulut dan kadang-kadang gusi. Faktor penyebab Stomatitis aftosa dipengaruhi oleh herediter, trauma, infeksi virus dan bakteri, gangguan saluran pencernaan,defisiensi nutrisi ( kekurangan vitamin C) dan Autoimunitas ( Sufiawati et al, 2003)

C. ZAT AKTIF YANG TERKANDUNG 1. Piper betle folia (Daun Sirih )

BUKTI ILMIAH DAN EMPIRIS KANDUNGAN DAUN SIRIH Secara umum daun sirih mengandung minyak atsiri sampai 4,2%, senyawa fenil propanoid, dan tannin. Senyawa ini bersifat antimikroba dan antijamur yang kuat dan dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri antara lain Escherichia coli,Salmonella sp, Staphylococcus aureus, Klebsiella, Pasteurella, dan dapat mematikan Candida albicans . Daun

tanaman sirih dalam pengobatan modern sering dipergunakan sebagai adstrigensia, diuretika dan antiinflamasi, sebagai bahan obat umumnya digunakan dalam bentuk infusa dengan dosis 6% sampai 15%. Metode fraksinasi digunakan untuk mendapatkan senyawa-senyawa flavonoid, tannin yang aktif sebagai antimikroba dari ekstrak etanol menggunakan pelarut polar etilasetat (Reveny, 2011). Berdasarkan hal di atas dilakukan penelitian mengenai nilai kadar hambat minimum (KHM) secara in vitro dengan metode difusi agar. Analisis kandungan kimia dilakukan dengan cara skrining fitokimia dan cara kromatografi lapisan tipis (KLT) menggunakan fase diam plat pra lapis silika gel F 254 dengan fase gerak n-heksan-etilasetat, kloroform-metanol, tolueneetilasetat dan penampak nodaLieberman-Burchat (LB) untuk senyawa terpenoid/steroid, FeCl3 untuk senyawa flavonoid dan tanin (Reveny, 2011) Hasil uji fitokimia daun sirih merah dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel menunjukkan ,adanya golongan senyawa: glikosida, steroid/triterpenoid, flavonoid, tanin, dan antrakuinon pada daun sirih merah. Adanya kandungan senyawa triterpenoid, flavonoid dan tanin menunjukkan bahwa tumbuhan sirih merah (Piper betle Linn.) mempunyai aktivitas sebagai antimikroba, yang mampu melawan beberapa bakteri Gram positif dan negative. Senyawa tanin dan flavonoid mempunyai aktivitas antibakteri untuk melawan Staphylococcus aureus. Hasil uji antimikroba menunjukkan bahwa ekstrak etanol 80%, fraksi nheksan dan fraksi etilasetat dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan jamur Candida albicans (Tabel 2, 3, dan 4), sedangkan fraksi air tidak menunjukkan aktivitas antimikroba (Tabel 5).

Hasil skrining fitokimia daun sirih merah (Piper betle Linn.) diperoleh senyawa glikosida, triterpenoid/steroid, flavonoid, tanin, dan anthrakuinon. Ekstrak etanol mempunyai aktivitas antimikroba lebih kuat daripada fraksi etanol dan fraksi n-heksan, sedang fraksi air tidak aktif. Daya hambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan jamur Candida albicans berturut-turut diperoleh KHM dari ekstrak etanol 80% (2,5%, 2,5%, dan 10%), fraksi n-heksan (20%,15%, dan 10%), sedang fraksi etilasetat (2,5%, 1%, 2,5%). Ekstrak etanol 80% memberikan daya antimikroba tertinggi pada bakteri Escherichia coli dengan KHM 2,5% (14,3mm), fraksi etilasetat pada bakteri Staphylococcus aureus KHM 1% (11,5 mm) dan Candida albicans KHM 2,5% (11.4 mm) (Reveny, 2011). Hasil kromatografi lapis tipis (KLT) terhadap ekstrak etanol 80%, dan fraksi n-heksan dengan fase gerak n-heksanetilasetat diperoleh 2 senyawa terpenoid/steroid dengan penampak noda LB, sedang dengan kloroformmetanol (7:3), dan toluen-etilasetat (6:4) dengan penampak noda FeCl3 diperoleh 4 senyawa fenol (tanin dan flavonoida) (Reveny, 2011).

2. Abrus prectaorius folia ( Daun Saga)

BUKTI ILMIAH DAN EMPIRIS KANDUNGAN DAUN SAGA Tumbuhan saga mengandung flavonoid, bagian antena dari saga mengandung isoflavanquinone dan abruquinone B yang aktif sebagai antitubercular, antiplasmodial dan abruquinone G yang aktif sebagai antiviral dan punya sifat toksisitas. Biji saga mengandung flavonol glukosida, proksimat dan protein yang kaya akan asam amino esensial. Biji saga juga kaya akan senyawa abrin yang dapat menyebabkan apoptosis terhadap kultur sel leukemia. Tanaman lain yang satu genus dengan saga juga telah banyak diteliti seperti Abrus aglutinin

yang dapat digunakan sebagai immunostimulan, potensial sebagai immunomodulator, baik yang masih alami maupun yang sudah terdenaturasi karena panas ( Juniarti et al, 2009). Penelitian terhadap kandungan kimia ekstrak daun saga ( Abrus precatirius, L) dapat dilihat pada Tabel 1. Dari Tabel 1 terlihat bahwa setelah dilakukan uji fitokimia terhadap ketiga ekstrak didapatkan ekstrak n-heksan daun saga mengandung senyawa steroid, ekstrak etil asetat mengandung senyawa flavonoid dan steroid, sedangkan ekstrak metanol mengandung senyawa steroid. Senyawa fenolik dan saponin tidak ditemukan pada ketiga ekstrak daun saga (Abrus precatorius, L). Hal ini dapat dilihat dari tidak terbentuknya busa pada uji saponin dan tidak terbentuknya warna hijau, biru atau ungu dalam pengujian senyawa fenolik. ( Juniarti et al, 2009).

3. Liquiritae Radix ( Akar Manis)

Tanaman

Akar

BUKTI ILMIAH DAN EMPIRIS KANDUNGAN AKAR MANIS Akar Glycyrrhiza glabra Linn mengandung glycyrrhizin, yang merupakan saponin yang 60 kalilebih manis dari gula tebu, fraksi yang kaya flavonoid termasuk liquirtin, isoliquertin liquiritigenin dan rhamnoliquirilin dan lima baru flavonoid-glucoliquiritin apioside,

prenyllicoflavone A, shinflavanone, shinpterocarpin dan 1-methoxyphaseolin diisolasi dari akar kering. Isolasi dan struktur penentuan licopyranocoumarin, licoarylcoumarin, glisoflavone dan baru kumarin-GU-12 juga terisolasi. Empat baru isoprenoid-diganti fenolik konstituen semilicoisoflavone B, 1-methoxyficifolinol, isoangustone A, dan licoriphenone terisolasi dari akar. Sebuah turunan isoflavan baru terprenilasi, kanzonol R juga terisolasi. Kehadiran komponen volatil banyak seperti Pentanol, hexanol, linalool oksida A dan B, tetramethyl pyrazine, terpinen-4-ol, -terpineol, geraniol dan lain-lain di akar dilaporkan. Kehadiran asam propionat, asam benzoat, etil linoleat, metil etil ketine, 2,3-butanadiol, furfuraldehyde, furfuril format, 1-metil-2-formylpyrrole, trimethylpyrazie, maltol dan setiap senyawa lainnya adalah juga terisolasi dari minyak esensial (Jatav et al, 2011). Aktivitas Antibakteri Shirazi M.H. et al. telah mempelajari efek dalam vitro hambat ekstrak G. glabra terhadappertumbuhan Salmonella typhi, S. paratyphi B, Shigella sonnei, S. flexneri dan enterotoksigenik E.coli (ETEC E. coli) yang diselidiki menggunakan baik dan metode difusi.

Salmonella paratyphi B tidak menunjukkan kerentanan terhadap akar manis dengan konsentrasi yang lebih rendah dari 7,5%, namun semua diuji strain bakteri dipamerkan kerentanan terhadap konsentrasi tinggi manis. The antibakteri kegiatan ekstrak alkohol, asetat aseton, etil dan kloroform dari 5 spesies tanaman yang dipelajari oleh Ates D. A. et al. Ekstrak Glycyrrhiza glabra Linn (akar manis) (akar), adalah diuji in vitro terhadap 13 spesies bakteri dan strain dengan metode difusi agar. Ekstrak dari Glycyrrhiza glabra Linn akar menunjukkan aktivitas antibakteri berbagai (7-11 mm/20 pl zona hambatan) terhadap mikroorganisme diuji. Ekstrak alkohol tidak menghambat B. subtilis var. niger, B. brevis, E. faecalis, L. monocytogenes, P. aeruginosaand Y. enterocolitica. Ekstrak etil asetat tidak menghambat B. subtilis atau Y. enterocolitica, dan ekstrak aseton tidak menghambat E. faecalis, L. monocytogenes, P. aeruginosaor Y. enterocolitica. Kloroform ekstrak tidak menunjukkan efek penghambatan terhadap P. aeruginosaor Y. enterocolitica. J. Alonso memiliki Studi glycyrrhizin yang biasa digunakan sebagai transporter dalam produk oral, di mana ia menghambat pertumbuhan beberapa bakteri, serta pembentukan plak gigi. Dalam hal yang aksi antibakteri, studi in vitro telah menunjukkan efek penghambatan untuk air dan licorice etanol ekstrak pada Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes budaya, yang pertama menunjukkan penghambatan terkuat dengan 10-15mm diameter halo. Ini menunjukkan antimikroba aktivitas terhadap kedua bakteri Gram-positif dan Gram-negatif (Jatav et al, 2011).

Aktivitas Antioksidan Ashawat M.S. et al. telah mempelajari aktivitas mengurangi relatif dalam hal aktivitas antioksidan ekstrak ditentukan dengan menggunakan ekstrak individu (15mg) serta kombinasinya dengan sejumlah asam askorbat. Ekstrak dan asam askorbat dilarutkan secara terpisah dalam 1,0 ml deionisasi air dengan buffer fosfat. Campuran diinkubasi pada 50 0C selama 20 menit. yg dapat dibagi bilangan tertentu asam trichloroacetate ditambahkan ke dalam campuran dan centrifused pada 3000 rpm selama 10 menit. Lapisan atas larutan dicampur dengan air suling dan solusi FeCl3 baru disiapkan. Absorbansi diukur pada 700nm dengan membuat alikuot mL ekstrak 500g. Peningkatan absorbansi campuran reaksi menunjukkan peningkatan aktivitas antioksidan melalui mengurangi daya dengan mengacu pada jumlah yang sama asam dengan askorbat standar. Visavadiya N. P. et al. menunjukkan antioksidan milik Glycyrrhiza ekstrak akar Linn glabra menggunakan dalam model in vitro. The dosedependent

ekstrak air dan etanol menunjukkan aktivitas antioksidan terhadap nitrat oksida (konsentrasi yang menyebabkan penghambatan 50% dari radikal oksida nitrat [IC50] = 72 dan 62,1 pg / ml, masing-masing), superoksida (IC50 = 64,2 dan 38,4 mg / ml, masing-masing), hidroksil (IC50 = 81,9 dan 63 mg / ml, masing-masing) radikal. Selanjutnya, kedua ekstrak menunjukkan mengurangi daya yang kuat dan iron-chelating kapasitas. Dalam sistem Fe2 + / askorbat, baik ekstrak ditemukan menghambat Fraksi mitokondria peroksidasi lipid. Dalam tembaga-katalis serum manusia dan low-density lipoprotein oksidasi model, baik ekstrak secara signifikan (P <0,05) diperpanjang fase lag bersama dengan penurunan tingkat oksidasi, diena terkonjugasi, hidroperoksida lipid dan thiobarbituric pembentukan asam reaktif substansi. Jadi, ekstrak etanol G. glabra memiliki cukup aktivitas antioksidan dan efek protektif terhadap sistem oksidatif lipoprotein manusia. Asam Glycyrrhetic digunakan dalam kosmetik sebagai penyembuh luka, anti-inflamasi dan dekongestan (Jatav et al, 2011). . D. EVALUASI Dari ketiga zat aktif yang digunakan yaitu ekstrak daun sirih, ekstrak daun saga dan ekstrak masing-masing memiliki senyawa-senyawa yang memiliki aktivitas antimikroba serta antioksidan tinggi (asam askorbat/Vitamin C) sehingga berkesinambungan dengan efek dari obat enkasari yang berfungsi untuk mencegah dan mengobati penyakit skorbut ( sariawan) . Karena sariawan dapat disebabkan oleh jamur Candida albicans juga defisiensi dari Vitamin C (Asam Askorbat).

Anda mungkin juga menyukai