Anda di halaman 1dari 22

BAB II DASAR TEORI

2.1. Botol Plastik Kelebihan plastik antara lain adalah, bahan tersebut jauh lebih ringan dibandingkan gelas atau logam dan tidak mudah pecah. Plastik juga bisa dibentuk lembaran sehingga dapat dibuat kantong. Sebaliknya, plastik juga bisa dibuat kaku sehingga bisa dibentuk sesuai desain dan ukuran yang diinginkan. Botol plastik kemasan air minum yang terbuat dari polyethylene terephthalate atau PET, didesain hanya untuk sekali pakai ini aman dipakai 1-2 kali saja. Jika ingin memakainya lebih lama, tidak boleh lebih dari seminggu dan harus ditaruh di tempat yang jauh dari sinar matahari. Kebiasaan mencuci ulang dapat membuat lapisan plastik rusak dan zat karsinogen akan masuk ke air minum tersebut. Sementara itu, di masyarakat masih banyak orang yang mempergunakan botol plastik bekas pakai berulang-ulang. Botol plastik bekas minuman mineral atau minuman ringan berukuran satu liter, misalnya, sering digunakan sebagai tempat air minum. Bahkan botol plastik berukuran lebih kecil dan sudah diisi berulangulang sering disimpan di dalam mobil yang rawan terkena panas. Untuk mengetahui jenis plastik yang digunakan mengemas minuman, di bagian bawah botol selalu ada nomor dalam tanda segitiga panah melingkar. Nomor yang tertera biasanya adalah nomor satu sampai tujuh. Nomor-nomor tersebut merupakan jenis plastik yang digunakan membuat wadah. Adapun tanda

panah melingkar merupakan tanda daur ulang. Tetapi, pada kenyataannya tidak semua plastik dapat didaur ulang dan digunakan kembali seperti penggunaan semula. #1. PETE atau PET (polyethylene terephthalate) biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Botol-botol dengan bahan #1 dan #2 direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Simbol untuk #1 PET terlihat seperti gambar 2.1 dibawah ini.

Gambar 2.1. Simbol untuk #1 PETE atau PET Sumber : http://www.mupeng.com/forum/showthread

2.2. Penghancur Botol Sistim dari penghancur botol menggunakan prinsip kerja mesin frais horizontal dimana dalam penerapannya perlu diperhatikan beberapa hal mengenai gaya-gaya yang timbul dan daya poros penggerak. Definisi dari penghancur botol adalah memotong bagian-bagian dari botol dengan pisau pemotong yeng berputar mengiris dengan kedalaman yang ditentukan dan laju pemakanan yang diperhitungkan, maka kedua bagian tersebut akan menjadi terpisah atau terpotong.

2.3. Cara Kerja Mesin Mesin penghancur botol ini saling berkaitan dengan elemen-elemen pendukung yang lain, sehingga dihasilkan suatu mekanisme yang kompak tetapi dengan prinsip yang sederhana. Gerakan yang serempak dari alat penghancur didapatkan dari putaran poros yang digerakan oleh elektro motor dengan gaya yang direncanakan. Secara garis besar cara kerja alat adalah sebagai berikut : Pisau penghancur berputar oleh gaya penggerak dari elektro motor, setelah daya listrik dihidupkan. Botol bekas yang terlebih dahulu dipipihkan (agar bisa masuk) diumpankan, dan pisau penghancur mulai mencabik-cabik hingga menjadi tatal (chip). Tatal (chip) hasil pemotongan jatuh sendiri dicorong pengeluaran dan ditampung di tempat bak yang disediakan.

2.4. Kekerasan Botol Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jenis bahan dari pisau maka perlu diketahui dahulu kekerasan dari dimensi bahan yang akan dipotong yaitu botol plastik bekas kemasan air minum mineral.

2.5. Elemen-elemen Mesin Yang Terkait Dalam Perencanaan Mesin penghancur botol adalah suatu gabungan dari beberapa elemen yang saling mendukung sistim kerja dengan kompak dan menghasilkan sistim operasi kerja yang diharapkan.

2.5.1. Motor Listrik Motor listrik adalah alat / mesin yang dapat mengubah daya listrik menjadi daya mekanik. Apabila pada penghantar yang dialiri listrik dan terletak di antara dua buah kutub magnit (kutub utara dan selatan). Pada penghantar tersebut akan terjadi gaya yang dapat menggerakkan penghantar tersebut. Pada dasarnya konstruksi motor listrik terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian stator, bagian rotor, dan bagian-bagian lain yang diperlukan untuk mengambil / mengeluarkan arus.

Gambar 2.2 Motor Listrik Sumber : http://images.google.co.id/motor+listrik&star

Bagian Stator Stator ialah bagian dari motor listrik yang tidak bergerak (gambar 2.3),

bagian ini terdiri dari rumah dengan kutub magnet yang dibuat dari pelat-pelat yang dipejalkan dengan gulungan penguat magnet berikut tutup rumah.

Gambar 2.3 Bagian Stator Sumber : E. Burnawi Cik Han., 1999 :5

Bagian Rotor Rotor ialah bagian yang bergerak dalam motor listrik (gambar 2.4),

terdiri dari silinder dibuat dari pelat-pelat yang dipejalkan yang diberi saluran sebagai tempat kumparan yang biasa disebut angker / jangkar. Pada angker terpasang kolektor / komutator yang terdiri dari sigmen-sigmen yang berhubungan dengan gulungan angker.

Gambar 2.4 Bagian Rotor Sumber : E. Burnawi Cik Han., 1999 : 6

Bagian Lain-lain Yang dimaksud dengan bagian lain-lain pada gambar 2.5 adalah bagian

yang diperlukan untuk mengambil / mengeluarkan arus dari yang bergerak yang disebut brostel / sikat.

Gambar 2.5 Bagian Lain-lain Sumber : E. Burnawi Cik Han., 1999 : 6

2.5.2. Pisau Pemotong Pahat bermata ganda (multiple cutting tool) pada dasarnya merupakan suatu seri dari pahat bermata tunggal yang dipasang pada suatu pemegang khusus atau merupakan suatu tool tersendiri dengan sejumlah mata potong (cutting edge). Pahat bermata ganda dipakai pada : 1. Mesin perkakas dengan gerak relative linier seperti pada mesin broc dan mesin gergaji. 2. Mesin perkakas dengan gerakan relatife rotasi, seperti mesin gurdi, mesin fres, dan mesin gerinda.

Gambar 2. 6 Nomenklatur Pisau Fres Sumber : Muin Syamsir A., 1989 : 79

Tiap-tiap mata (blade) dari pisau mempunyai sebuah rake angle dan clearance angle. Rake angle adalah sudut antara cutting edge dan radial line (garis dari pusat cutter ke puncak cutting edge). Umumnya rake angle berkisar antara 10o 15o sudut clearance (clearance angle) penting untuk memungkinkan gigi-gigi cutter untuk membersihkan benda kerja dan tidak menyebabkan gesekan yang tak berguna sesudah cutting edge selesai melaksanakan tugasnya.

Pada umumnya primary clearance angle yang dipakai 5o dan untuk secondary clearance angle ditambah 30o. Helix angle praktis dimiliki oleh miling cutter yang modern, yang mengatur gigi-gigi cutter dalam sudut miring ( helical angle). Untuk pemotongan ringan dan kecepatan yang rendah helical angle 15o, tetapi untuk pekerjaan produksi helical angle antara 45o s/d 52o.

Gambar 2. 7 Sudut Utama Fres Datar Sumber : Muin Syamsir A., 1989 : 80

2.5.3. Poros Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama - sama dengan putaran. Disamping meneruskan daya dari sumber tenaga melalui putaran, kadang-kadang poros digunakan untuk menopang beban. Poros dapat diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai berikut :

1. Poros Transmisi Poros ini mendapat beban puntir murni atau puntir lentur. Daya ditransmisikan pada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sprocket rantai dan lain-lain. 2. Spindel Poros transmisi yang relative pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran disebut spindel. Syarat-syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti. 3. Gandar Poros ini yang dipasang diantara roda-roda kereta barang, dimana tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali jika digerakkan oleh penggerak mula dimana akan mengalami beban puntir juga. Untuk merancanakan sebuah poros, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : Kekuatan poros Suatu poros transmisi dapat mengalami bebn puntir atau lentur atau gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros baling-baling kapal atau turbin, dan lain-lain. Kelelahan tumbukan atau pengaruh konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil

(poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur pasak harus diperhatikan. Sebuah poros harus direncanakan cukup kuat untuk menahan beban-beban di atas. Kekakuan poros Meskipun sebuah poros telah memiliki kekuatan yang cukup, tetapi jika lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian pada suatu mesin perkakas. Hal ini dapat berpengaruh pada getaran dan suaranya (misalnya pada turbin dan kotak roda gigi). Kekakuan poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam mesin yang akan menggunakan poros tersebut. Putaran kritis Bila kecepatan putaran suatu mesin dinaikan maka pada suatu harga putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini dinamakan putaran kritis. Hal semacam ini dapat terjadi pada turbin, motor torak, motor listrik yang dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya.jika memungkinkan, maka poros harus direncanakan sedemikian rupa sehingga kerjanya menjadi lebih rendah daripada putaran kritisnya. Korosi Penggunaan poros propeler pada pompa harus menggunakan bahanbahan yang tahan korosi (termasuk plastik), karena akan terjadi kontak langsung dengan fluida yang bersifat korosif. Hal tersebut juga berlaku untuk poros-poros yang terancam kavitasi dan poros pada mesin-mesin yang berhenti lama. Usaha

perlindungan dari korosi dapat pula dilakukan akan tetapi sampai batas-batas tertentu saja. Bahan poros Poros pada mesin umumnya terbuat dari baja batang yang ditarik dingin dan difinis. Meskipun demikian, bahan tersebut kelurusannya agak kurang tetap dan dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang seimbang misalnya jika diberi alur pasak, karena ada tegangan sisa dalam terasnya. Akan tetapi, penarikan dingin juga dapat membuat permukaannya menjadi keras dan kekuatannya bertambah besar. Poros-poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap keausan. Beberapa bahan yang dimaksud antara lain adalah baja khrom, nikel, baja khrom nikel molibdem, dan lain-lain. Sekalipun demikian, pemakaian baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasanya hanya untuk putaran tinggi dan beban berat saja. Hal ini perlu dipertimbangkan dalam pengguanaan baja karbon yang diberi perlakuan panas secara tepat untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan.

2.5.4. Pasak Pasak (Key Pin) adalah salah satu elemen mesin yang dapat dipakai menempatkan barang bagian-bagian mesin seperti roda gila, sprocket, puli, kopling dan lain-lain. Selain itu penggunaannya juga sebagai pengaman posisi,

pengaturan kekuatan putar atau kekuatan luncur dari naf terhadap poros, perletakan kuat dari gandar, untuk sambungan flexible atau bantalan, penghenti pegas, pembatas gaya, pengaman sekrup dan lain-lain. Menurut letaknya pada poros dapat dibedakan antara pasak pelana, pasak rata, pasak benam, dan pasak singgung, yang umumnya berpenampang segi empat. Dalam arah memanjang dapat berbentuk prismatis atau tirus. Pasak benam prismatis ada yang khusus dipakai sebagai pasak luncur. Ada pula pasak tembereng dan pasak jarum. Pasak luncur memungkinkan pergeseran aksial roda gigi, dll, pada porosnya, seperti pada seplain. Yang paling umum dipakai adalah pasak benam yang dapat meneruskan momen yang besar. Pasak benam mempunyai bentuk penampang segi empat di mana terdapat bentuk prismatis dan tirus yang kadang-kadang diberi kepala untuk memudahkan pencabutanya. Untuk momen dengan tumbukan, dapat dipakai pasak singgung.

2.5.5. Bantalan Bantalan (bearings) adalah elemen mesin yang berfungsi untuk menumpu beban dari poros, dan mereduksi adanya gesekan yang ada sehingga dapat mengurangi kerugian daya penggerak. Secara umum bantalan dapat dibedakan atas dua bentuk : Bantalan luncur (journal bearings) Pada bantalan luncur terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantara lapisan pelumas. Bantalan luncur mampu menumpu poros berputaran tinggi

dengan beban besar. Bantalan ini sederhana konstruksinya dan dapat dibuat serta dipasang dengan mudah. Karena gesekannya yang besar pada waktu mulai jalan, bantalan luncur memerlukan momen awal yang besar. Pelumasan pada bantalan ini tidak begitu sederhana. Panas yang timbul dari gesekan yang besar, terutama pada beban besar, memerlukan pendinginan khusus. Sekalipun demikian, karena adanya lapisan pelumas, bantalan ini dapat meredam tumbukan dan getaran sehingga hampir tidak bersuara. Tingkat ketelitian yang diperlukan tidak setinggi bantalan gelinding sehingga dapat lebih murah. Bantalan gelinding (rolling bearings) Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum, dan rol bulat. Bantalan gelinding pada gambar 2.4 umumnya lebih cocok untuk beban kecil dari pada bantalan luncur, tergantung pada bentuk elemen gelindingnya. Putaran pada bantalan ini dibatasi oleh gaya sentrifugal yang timbul pada elemen gelinding tersebut. Keunggulan bantalan ini adalah pada gesekannya yang sangat rendah. Pelumasannya pun sangat sederhana, cukup dengan gemuk, bahkan pada yang memakai sil sendiri tidak perlu pelumasan lagi. Meskipun ketelitianya sangat tinggi, namun karena adanya gerakan elemen gelinding dan sangkar, pada putaran tinggi bantalan ini agak gaduh dibandingkan dengan bantalan luncur.

Gambar 2.8 Tatanan dari Sebuah Bantalan Sumber : J. Shigley, Peren. 1994 : 18

Banyak didapatkan beberapa keuntungan dari bantalan gelinding terhadap bantalan luncur : a) Gesekan mula yang jauh lebih kecil dan pengaruh yang lebih kecil dari jumlah putaran terhadap gesekan. b) Gesekan kerja lebih kecil sehingga penimbulan panas lebih kecil pada pembebanan yang sama. c) Penurunan waktu pemasukan dan pengaruh dari bahan poros. d) Pelumasan terus menerus yang sederhana dan hampir bebas pemeliharaan pada jumlah bahan pelumas yang jauh lebih sedikit. e) Kemampuan dukung yang lebih besar setiap lebar bantalan.

f) Normalisasi dari pengukuran luar, ketelitian (presisi), pembebanan yang diijinkan dan perhitungan dari umur kerja, berhubungan dengan pembuatan yang bermutu tinggi dalam pabrik khusus dan dari sini memberikan keuntungan untuk penggunaan suku cadang.

Gambar 2.9 Macam Bantalan Peluru Sumber : Sularso., 2004 : 129

Bahan yang tepat untuk dipakai sebagai bantalan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Poros tapnya harus mudah meluncur pada bahan bantalan. Ini berarti bahwa koefisien licin dari bahan harus tinggi. 2) Bahwa bantalan harus mampu menerima beban tanpa berubah bentuknya. Maka bantalan harus cukup keras dan kenyal.

3) Panas yang disebabkan oleh gesekan harus dapat disalurkan melalui bantalan, maka bahan bantalan harus mempunyai kemampuan untuk menyerap dan menyalurkan panas tanpa perubahan sifat suhu yang tinggi. 4) Untuk menghindari kemacetan, maka bahan bantalan harus mempunyai koefisien memuai yang kecil.

2.5.6. Puli - Sabuk Puli - Sabuk pada prinsipnya mempunyai prinsip yang sama dengan sprocket rantai. Pemakaian puli-sabuk ini dengan pertimbangan bahwa bila terjadi mekanisme kerja yang tidak diharapkan pada mesin, maka tidak akan mengakibatkan kerusakan pada elemen yang lain mengingat sifat-sifat pilu-sabuk yang dapat slip. Elemen ini fungsinya sama dengan roda gigi, dan digunakan pada konstruksi tertentu pada mesin penghancur ini digunakan untuk mentransmisikan daya dari motor listrik ke poros pisau.

Sabuk V Sabuk-V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapezium,

seperti terlihat pada gambar 2.10 dibawah ini. Tenunan teteron dan semacamnya dipergunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang besar

Gambar 2.10 Ukuran Penampang Sabuk V Sumber : Sularso, 2004 : 164

Sabuk V dibelitkan pada alur puli yang berbentuk V pula. Bagian sabuk yang sedang membelit pada puli ini mengalami lengkungan lebar bagian dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh bentuk baji, yang akan menghasilkan transmisi daya besar pada tegangan yang relative rendah.

2.5.7. Las, Mur Baut dan Sekrup Dalam suatu konstruksi mesin diperlukan sambungan-sambungan, sambungan digunakan untuk menyatukan elemen-elemen mesin yang masih

terpisah dan belum terbentuk satu kesatuan. Selain dari pada itu juga karena kebutuhan rencana kontruksinya : a) Las Definisi las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau paduan logam yang dilakukan dalam keadaan cair atau lumer, Gambar 2.11. Sambungan las merupakan sambungan fixed yang permanent. Keuntungan dari penyambungan dengan las antara lain : Kekuatan sambungan lebih besar dan rapat Bobotnya ringan Tidak menimbulkan kebisingan dan lebih praktis

Gambar 2.11. Metode Pengelasan Sumber : Aris Widyo.N.,2003 : 38

Berdasarkan cara kerjanya, metode pengelasan dibedakan menjadi : Las Tekan ( Pressure welding) adalah cara pengelasan dimana bagian yang akan disambung dipanaskan, kemudian ditekan hingga menjadi satu tanpa bahan tambahan. Las Lebur (Fusion welding) adalah cara pengelasan dimana bagian yang akan disambung dipanaskan sampai mencair dengan pemanas busur listrik atau gas. Pematrian adalah penyambungan dua komponen dengan menggunakan paduan logam lain yang menggunakan titik cair lebih rendah dari komponen yang akan disambung.

b)

Baut Mur dan Sekrup Mur Baut dan Sekrup untuk menyambung bagian elemen mesin satu

dengan yang lainnya dalam satu konstruksi. Sambungan ini dapat dilepas jika salah satu elemennya mengalami rusak atau aus. Menurut pemakaiannya baut dapat dibedakan menjadi : 1) Baut Jepit, dapat berbentuk : a. Baut tembus : Untuk menjepit dua bagian melalui lubang tembus, dimana jepitnya diletakkan pada mur. b. Baut Tap : Untuk menjepit dua bagian, dimana jepitan diletakkan dengan ulir ditapkan pada salah satu bagian. c. Baut Tekan : /Baut tekan merupakan baut tanpa kepala dan berulur pada kedua ujungnya. Untuk dapat menjepit bagian baut ditanam pada salah

satu bagian yang mempunyai lubang bentuk, dan jepitan diletakkan dengan mur.

Gambar 2.12. Baut Penjepit Sumber : Sularso., 2004 : 293 2) Sekrup Mesin Sekrup mesin ini mempunyai diameter sampai 8 mm dan untuk pemakaian khusus tidak ada beban besar. Kepalanya mempunyai alur lurus atau lurus atau silang untuk dapat dikuatkan dengan obeng. Macam-macam sekrup mesin : a. Kepala bulat alur silang. b. Kepala bulat beralur lurus. c. Macam panci. d. Kepala rata alur bersilang. e. Kepala benam lonjong.

Gambar 2.13. Macam-macam Sekrup Sumber : Sularso, 2004 : 294

3) Mur Pada umumnya mur mempunyai bentuk segi enam. Tetapi untuk pemakaian khusus dapat dipakai mur sebagai berikut :

Gambar 2.14. Macam-macam Mur Sumber : Sularso, 2004 : 295

a. Mur bulat b. Mur flens

c. Mur tetap d. Mur mahkota e. Mur kuping

2.5.8. Roda Gila/Roda Daya ( flywheel ) Sebuah roda gila (flywheel) adalah sebuah massa berputar yang digunakan sebagai penyimpan tenaga dalam mesin. Jika kecepatan dari mesin ditambah, tenaga akan tersimpan dalam roda gila, dan jika kecepatan dikurangi, tenaga akan dikeluarkan oleh roda gila. Mengingat tegangan-tegangan dalam pelek dan lengan adalah disebabkan oleh gaya-gaya sentrifugal yang merupakan fungsi dari kecepatan, kecepatan (V) biasanya dibatasi sampai 30 m/det untuk besi tuang dan 40 m/det untuk baja.

Anda mungkin juga menyukai