PENYAKIT ORGANA GENITALIA (EXCL.

: F(X) REPRODUKSI)

DR. Drh. SETYO WIDODO

2013

BETINA:
Kista ovari Neolasia Ovari Aplasia Tanduk Uteri CEH dan Pyometra Prolapsus Uteri Neoplasia Uteri Defek Pengembangan Uteri Vulvovaginitis Hiperplasia & Prolapsus Uteri Neoplasia Vagina Hypospadia Transmissible Veneral Tumor

JANTAN:
Crypthorchid Atrofi senilis Orchitis-Epididymitis Torsio testikuler Neoplasia testikuler (dog) Hypospadia (dog) Frenulum penilis Prolapsus Urethra Paraphymosis Phymosis Priapismus Balanophostitis Transmissible Venereal Tumor Prostatitis-Absces ProstatHipertrofi Prostat Kista Prostat

1. CYSTIC ENDOMETRIAL HYPERPLASIA & PYOMETRA

Definisi: Hormonal disturb. (+ cemaran E. coli) Fase diestrus perub. Endometrium. Terminal Pyometra Fisiologi Reproduksi:
proestrus estrus met(di)estrus anestrus (9-10d) (5-12d) (8 wks) (2-3 Mo)

Predisposisi:
a. b. c. d. e. Sebagai akibat reaksi abnormal dan berlebihan dari endometrium terhadap paparan progesteron secara kronis Di mulai dengan terjadinya induksi progesteron pada betina umur > 6 tahun Adanya ascending infeksi bakteri di uterus Penggunaan estrogen untuk mismating Pada kucing dapat karena estrogen atau progesteron

Patofisiologi
Fase Proestrus + estrus
estrogen kopulasi estrogen met(di)estrus
prolonged prog

bunting (prog ) anestrus (progesteron) cystic, edematous, thickened

exo. Estrogen cegah bunting plasia endometrium

Cegah fertilisasi
fase diestrus estrogen (ekso) CEH + Bakteri

GAMBARAN KLINIS: 1. pyometra tbuka: 2. pyometra ttutup: disch. vagina mukopurulen pbesaran abd. lethargia dehidrasi depresi azotemia anoreksia anoreksia (+/-) poliuria + polidipsia Syok Koma nocturia Sepsis muntah hipotermia uterus teraba

Diagnosis:
1. Anamnesis (lihat next slide) 2. Gambaran Klinis 3. X ray (uterus mbsar, rupture, peritonitis) 4. USG (bunting vs Pyometra) 5. Lab.: anemia, leukositosis netrofili/netropenia-limfopenia/limfopili 6. Cytology

1. Anamnese
a. Betina dewasa atau tua dalam keadaan diestrus b. Betina muda yang mendapat suntikan estrogen (mismating) c. Pemberian megesterol acetate atau progestin d. Kucing betina pseudopregnancy

.
3/4. X Ray dan USG
1. Pada X-Ray akan terlihat bentuk kantong berisi cairan yang lebih besar dari usus dan berada di bagian ventrocaudal abdomen. Untuk piometra terbuka, uterus dapat terlihat normal 2. Pada USG dapat dihitung ukuran uterus, tebal dinding uterus dan cairan di dalamnya

5. Hematologi
a. Netrofilia dengan pergeseran ke kiri (left shift), > 25,000 sel / mikroL, dapat disertai dengan netrofil toksik Jumlah WBC dapat normal atau turun RBC normositik sedang, normokromik dan anemia nonregeneratif (Ht : 25-35%)

b. c.

5. Profil Biokimia
a. b.
c.

BUN naik Hiperproteinemia dengan hiperglobulinemia dan hipoalbuminemia Kadang2 disertai kenaikkan ensim hati
Analisa Urin BJ sangat bervariasi. Dapat terlihat piuria, hematouria atau proteinuria

Diagnosis Banding: 1. 2. 3. 4. Kebuntingan Diabetes mellitus Hiperadrenokortisismus CRF

Prognosis: bagus dengan OP Therapi: 1. Supportif : AB BS Infusi RL 2. Pyometra tbuka Tidak OP (pertimbangan owner dan umur dog): PGF2 prog serviks relaks day 1 : o,1 mg/kgbb day 2 : o,2 mg/kgbb day 3-7: o,25 mg/kgbb 3. 2 gagal OH

Tindakan Ovariohisterektomi
(Beberapa contoh kasus)

2. VULVOVAGINITIS

VULVOVAGINITIS
Definisi:
perad. Mukosa s/d submukosa vagina (s/d vulva) sec. mekanis atau alami (ascendens bakteri flora)

Kausa:
1. Overgrowth flora vagina: E.coli, Staph.spp, Strept.spp, Proteus spp, Pasteurella spp, Corynebac.spp, Bacillus spp., 2. Patogen: Brucella canis, herpes (dog) 3. Juvenile Vvs estrus I, nonspesifik

Pathogenesis:
bentuk-2 abnormalitas cong.: stenosis, hymen pesistentis, hypolasia vulv dan LUTI adl predisp. Vvs

Gambaran Klinis:
1. Vagina disch. : serosanguineus s/d mukopurulen 2. Mukosa: congestif + hiperemia erosif, ulseratif, vesikula 3. Pasif (Jantan) endus + coitus saat di/anestrus 4. Cystitis 5. Umum: anoreksia, depresi, lethargia

Diagnosis:

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Anamnesis Gambaran Klinis Rapid test: Brucella canis Pupukan swab vagina antereor Sitologi: netrofil ++ (makrofag) Vaginoskopi

Diagnosis Banding:
opened pyometra neoplasia Benda asing Defek vagina (developmental)

Prognosis
Jika tidak ada hubungannya dengan tumor (primer) dubius-fausta Ika sekunder dubius

Therapi:
1. AB BS, prefered: Trimethorpim+sulf Amoksilin+clavulenat 15mg/kgbb 2. Vaginal douche: 2.1. Nitrofurazon o,2%, BID 2.2. Sol. Betadine o,5%, BID 2.3. sol. Chlorhexidin o,o5&, BID 3. Juvenile Vvs tanpa T/, hilang sendiri

3. PROSTATITIS
Definisi:
Perad. Parenchym prostat akibat infeksi, sering bkaitan dengan cystic prostatic hyperplasia Kejadian: akut dan kronis. Terminal Absces Prostat (cavitasi)

Kausa:
Mikoplasma sp, E. coli, Proteus sp, Pseudomonas sp, Staph sp, Strept sp, B. canis, Blastomyces dermatiditis

Predisposisi:
Jantan dewasa Infeksi sal. Urin Kondisi septikemia Kongesti sekresi prostat (hiperplasia) Obstruksi duktus ekskretoris Kualitas caiaran sekresi antibakteri sistim Immun sistemik

Pathogenesis:
Akut kronis bdsr: keparahan, lama dan ukuran besar prostat, Predisp sgt berperan

Gambaran Klinis:
Konstipasi/tenesmus Dysuria- pollakisuria nyeri Urin : hematuria pyuria Jalan : kaku, kaki belakang gemetaran punggung arched, abd. Menegang Umum : anoreksia, depresi, demam

Absces :
discharge urethra >> Darah + pur muntah frekuen demam

Diagnosis:
1. Anamnesis 2. Gambaran Klinis akut vs kronis vs abses 3. Radiografi:
1. Pembesaran prostat 2. Detil prostat hilang 3. Mineralisasi intraprostat (kronis)

4. Lab.: CBC Leukositosis Netrofilia

Urinalisis UTI (conformed)

Diagnosis Banding:
Prostatitis akut Hipertrofi prostat Absces Prostat : sim, bsr, longgar, nyeri : asim, flukt, longgar, nyeri : asim, bsr, lembek, nyeri

Therapi:
1. 2. 3. 4. AB BS Feminisasi Laksativum feses keluar Kastrasi

4. ORCHIDO- EPIDIDYMITIS

Definisi:
Kausa:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Peradangan Testis s/d epididymis, dapat akut dan kronis

Brucella canis Blastomyces Coccidioidomycosis Traumatik Virus Distemper (dog) Immune mediated Thyroiditis (Beagle) diabetes mellitus deteriorasi epitel seminiferi Neoplasia (sertoli cell T) Idiophatis : spermatocele, torsio testis, variocele)

Gambaran Klinis:
1. Panas, nyeri, bengkak 2. Testis keras, tunika undulatif edema 3. Menjilat s/d mgigit skrotum/testis dan area perineum 4. Umum: demam, anoreksia, lethargia 5. Gambaran lain: testis besar-keras-panas(-)-nyeri (-) infeksi jamur testis atrofi, fibrotik, irreguler kronis

Diagnosis:
1. 2. 3. 4. 5. Anamnesis Gambaran Klinis Pupukan semen sitologi bedakan: granuloma vs Purulen Lab.: CBC Serologis B canis Fungal test

Prognosis: bagus dengan kastrasi Dubia dengan obat

Therapi: 1. B. canis: Tetrasiklin 10mg/kgbb,PO,TID, 28 d 2. Kastrasi (protokol bedah)

WORK UP DIAGNOSTIC TECHNIQUE

Vaginal cytology:
1. Swab speculum 2. Diff-Quick or new Methylene Blue Staining 3. Seek: Parabasal cell: small, round, big nuclei Intermediate cell: keratinized, big, angular, pycnosis Superficial cell: big, angular, pycnotic nuclei, caryorhexis (nuclei disappeared) Metestrus cell: parabasal cell w/neutrophyl superimposed

Conclusion: anestrus Proestrus Estrus Met(di)estrus

: parabasal, intermediate + netrophyl : parabasal,Inter+super , netro + ery : inter + super (+/-), netro (-), ery (+) : netro , para , super

pause

5. BOVINE MASTITIS

BOVINE MASTITIS merupakan peradangan parenchym kelenjar mammaria, dicirikan oleh perubahan fisik ambing dan perubahan fisik, kimiawi dan cemaran bakteriel didalam air susu serta perubahan patologik didalam jaringan kelenjar

PERUBAHAN AIR SUSU: 1) diskolorasi, 2) gumpalan/clot dan 3) hadir leukosit TERDAPAT 2 MASTITIS: mastitis klinis mastitis subklinis

Kejadian:
perakut, akut, subakut dan kronis

Etiologi:
Major: Bakteri: Streptococcus agalactiae, Str.dysgalactiae, Str.uberis, Str.zooepidemidis, str. faecalis, Str. pyogenes, Staphylococcus aureus, E. coli, Camphylobacter jejuni, Corynebacterium pyogenes, Enterobacter aerogenes, Myobacterium bovis Fungi: Trichosporum spp, Aspergillus fumigatus Yeast: Candida spp, Cryptococcus neoformans Alga: Prototheca trispora Rickettsia: Leptospira hardjo

minor:

Corynebacterium bovis, Staph. Epidermidis; S. aureus

Epidemiologi:
insidensi : 40% morbidity rate (25% infect.rate) ~10% fatality rate Indonesia > 65% MR Transmisi : Teat canal (ascendens) Risk factor : musim : hujan Prevalensi : sering kejadian, infeksi banyak Metode Perah : mesin vs manual kemahiran Hygiene putting Sistim : Housed < pastured Umur : tua >> muda

Patogen risk factor:

Viabilitas bakteri Kemampuan kolonisasi Kepekaan thd antibiotika Keterpaparan musiman

Patogenesis
(KLASIK)
Agen masuk via kanal putting inflamasi lokal (invasi, infeksi, inflamasi) multiplikasi

(KHUSUS)
Hematogen untuk Tb

GAMBARAN KLINIS:
Mastitis Klinis
:

Bengkak, panas, nyeri dan indurasi Sekresi susu abnormal Kwartir sakit : memerah s/d pucat

M. subklinis

kwartir normal sekresi susu normal kualitas sekresi menurun

Diagnosis:
1. Anamnesis:
Predileksi : Umur Laktasi dan kering kandang Calving interval Metoda pemerahan Prevalensi

2. Gambaran Klinis:

Mastitis klinis : jelas M. subklinis : SCC susu dry period : jernih s/d kuning madu

3. 4.

Palpasi kwartir sakit setelah pemerahan Lab: CMT Biakan Bakteri SCC : International < 250.000/ml Indonesia < 500.000/ml (??)

Terapi:
1. Antibiotika: Penisillin 16.500 iu/kgbb,IM OCT 10 mg/kgbb, IM Eritromisina 12,5 mg/kgbb, PO

2. Infusi per teat canal:

2.1. 2.2. 2.3. 2.4. dorong kateter masuk drain semua debris cuci dengan NaCl fis dan drain Ab lokal: Penisillin G, Cloxasilin

3. Supportive:
3.1. Larutan isotonik (+ glukosa)

4. Kontrol:
4.1. definitive etiological diagnosis 4.2. Avoid heavy contamination w/ coliform 4.3. Improve premilking hygiene 4.4. Culture milk samples of cows before parturition 4.5. Postmilking procedure teat dipping 4.6. Vaccination & Prophylactic E. coli J5 Vaccine Bovine Interferon Gamma